• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELAKUKAN PENGALAMATAN JARINGAN a. Pengertian IP Address

Dalam dokumen Perencanaan dan Pengalamatan Jaringan (Halaman 44-53)

TOPOLOGI MESH TOPOLOGI BUS

Aktivitas 1 Instruksi Tugas

B. BAHAN BACAAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK SEMESTER 1

4. MELAKUKAN PENGALAMATAN JARINGAN a. Pengertian IP Address

Internet Protocol Address merupakan singkatan dari IP address.

Pengertian IP address adalah suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi.

IP address memiliki dua fungsi, yakni:

• Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan

Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut. dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.

45

• Sebagai alamat lokasi jaringan

Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.

b. Jenis IP Address 1. IPv4

IPv4 adalah versi IP yang sering dipakai untuk mengidentifikasi perangkat pada sebuah jaringan menggunakan alamat. Ini adalah versi pertama IP yang digunakan untuk produksi di ARPANET pada 1983. IPv4 menggunakan skema 32-bit untuk menyimpan alamat sebanyak lebih dari 4 miliar, dan dianggap sebagai IP utama dan dan berpengaruh pada 94% traffic di internet.

➢ Fitur IPv4

- Mendukung protokol tanpa koneksi

- Dapat menciptakan lapisan komunikasi virtual (virtual communication layer) melalui perangkat yang berbeda-beda

- Tidak banyak menggunakan banyak memori, dan alamatnya mudah diingat - Protokol sudah didukung oleh jutaan perangkat

- Dapat menyimpan alamat IP sebanyak lebih dari 4 miliar

➢ Konfigurasi

Jaringan harus dikonfigurasi baik secara manual atau dengan DHCP, selain itu IPv4 juga memiliki beberapa lapisan yang berfungsi untuk menangani pertumbuhan internet yang pesat, yang mana itu membutuhkan lebih banyak usaha dan maintenance.

➢ Kelebihan

- Ukuran paket pada link layer tidak batasannya dan harus dapat menyusun kembali paket yang berukuran sebesar 576 byte

- Rute informasi yang dikelola tidak memerlukan keseluruhan 32-bit, tetapi hanya beberapa bagiannya saa.

➢ Kekurangan

- Harus dikonfigurasi secara manual atau dengan DHCP IPv4 - Dukungan terhadap IPsec hanya bersifat opsional, tidak wajib

- Hanya memiliki kapasitas penyimpanan alamat sebanyak 4 miliar, tetapi nyatanya tidak mencapai 4 miliar karena terdapat beberapa pembatasan.

2. IPv6

IPv6 adalah versi yang lebih baru dari IPv4 yang diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan alamat internet, selain itu juga untuk memperbaiki masalah yang ada pada IPv4. Dikembangkan oleh teknisi internet pada tahun 1994, pengembangan itu kini disebut dengan IPv6. Dengan skema 128-bit, memungkinkan dapat menyimpan alamat IP unik sebanyak 340 undecillion.

• Fitur IPv6

- Menggunakan infrastruktur routing dan addressing secara sistematis - Mendukung quality of services (QoS)

- Merupakan protokol yang sangat ideal apabila digunakan untuk interaksi node - Mampu menyimpan alamat IP hampir tidak terbatas

• Konfigurasi

Berbeda dengan IPv4, IPv6 sudah mendukung fitur konfigurasi secara otomatis

46

• Kelebihan

- Cepat, karena IPv6 tak lagi bergantung kepada Network Address Translation (NAT) sehingga mempercepat proses pengiriman data. Terlebih lagi jika pada perangkat mobile akan dapat lebih cepat karena koneksinya tidak harus melewati NAT.

- Efektif, karena ukuran routing table lebih kecil dibanding IPv4, maka proses routing dapat lebih sistematis dan tentunya efektif.

- Aman, IPv6 sudah dapat menghindari serangan ke ARP (address resolution protocol) yang dapat mengalihkan lalu lintas jaringan kemudian mengalihkannya.

- Hemat Bandwidth, penggunaan bandwidth dapat lebih hemat karena sudah mendukung multicast.

- Konfigurasi yang Mudah, IPv6 sudah mendukung konfigurasi secara otomatis, sehingga dapat lebih memudahkan dan menghemat waktu.

• Kekurangan

- Kompabilitas yang masih rendah, sebagian besar perangkat masih menggunakan IPv4 ketika mengakses internet.

- Membutuhkan pembaruan perangkat yang mendukung IPv6 untuk dapat menggunakan IPv6.

- Transformasi yang lambat, IPv6 memang diperkenalkan secara luas pada tahun 1995, tetapi besaran pengguna di dunia hanya sebesar 35% saja.

c. Format IP Address

Sebenarnya pengalamatan IP address menggunakan bilangan biner. Namun supaya lebih mudah ditulis dan dibaca oleh manusia, maka IP address ditulis dengan bilangan 4 desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik. Format penulisan ini disebut sebagai dotted-decimal notation. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet atau delapan bit alamat IP. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

192.168.1.1

Jika dikonversi menjadi bilangan biner adalah sebagai berikut:

11000000.10101000.1.1

Untuk Menentukan Jumlah Node (Host) Jaringan Berdasarkan Kebutuhan Pengguna maka kita harus menghitung jumlah pc yang terhubung dengan jaringan. Dengan mengetahui PC yang terhubung dengan jaringan, maka kita

bisa menentukan berapa banyak host yang digunakan.

Pembagian Kelas IP Address yaitu IP Address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255.

Karena ada oktet maka jumlah IP Address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255.

IP Address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP Address harus dikelompokan dalam kelas-kelas.

47 5. MEMAHAMI CIDR DAN VLSM

a. CIDR

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan alamat IP diperlakukan secara fleksibel tanpa harus memperhatikan kelas. Selain itu, teknologi ini memungkinkan penghematan penggunaan alamat IP karena batasan-batasan yang ada pada penugasan kelas dihilangkan.

• Peningkatan efisiensi alokasi alamat IP

• Memungkinkan untuk memecah-mecah subnet menjadi bagian yang lebih kecil atau lebih besar

• Memungkinkan untuk memberikan alamat IP yang lebih spesifik untuk setiap jaringan atau perangkat.

Notasi CIDR

CIDR menjelaskan subnetmask dalam bentuk notasi yang diikuti oleh bilangan pecahan (/) dan angka.

Contohnya: 192.168.1.0/24.

Notasi Subnet Mask Jumlah Host

/24 255.255.255.0 256

/25 255.255.255.128 128

/26 255.255.255.192 64

Jika subnet mask pada notasi CIDR semakin tinggi, maka jumlah alamat IP yang tersedia semakin sedikit.

b. VLSM

VLSM atau Variable Length Subnet Mask merupakan sebuah metode dalam penyusunan subnet yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan ukuran subnet yang berbeda- beda dan menyesuaikan pembagian jaringan IP sesuai dengan kebutuhan. Dengan VLSM, pengguna dapat membagi jaringan IP menjadi subnet-subnet yang lebih kecil dan lebih efisien dalam pemanfaatan alamat IP.

VLSM digunakan untuk memaksimalkan penggunaan alamat IP yang tersedia pada jaringan. Dalam hal ini, pembagian subnet dilakukan secara hierarkis dengan menggunakan pengelompokan alamat IP dalam subnet yang lebih kecil, sehingga alamat IP yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efektif.

Contohnya, jika sebuah jaringan memiliki alamat IP 172.16.0.0/16, maka jaringan ini dapat dibagi menjadi beberapa subnet dengan ukuran yang berbeda-beda. Misalnya, sebagian subnet membutuhkan 100 host, sementara subnet lain hanya membutuhkan 30 host. Dalam hal ini, penggunaan VLSM memungkinkan pengguna untuk memilih ukuran subnet yang tepat dan memaksimalkan penggunaan alamat IP yang tersedia.

c. Teknik Pengelompokan Subnet

VLSM (Variable Length Subnet Mask) dan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah teknik pengelompokan subnets yang sering digunakan dalam jaringan komputer. Kedua teknik tersebut memungkinkan penggunaan IP address secara efisien dan optimal dengan cara membagi subnet menjadi beberapa sub-subnet yang lebih kecil.

VLSM adalah teknik yang memungkinkan penggunaan subnet mask yang berbeda dalam sebuah jaringan, tergantung pada kebutuhan dari setiap subnet. Dengan menggunakan

48

VLSM, sebuah subnet besar dapat dibagi menjadi beberapa sub-subnet yang lebih kecil dengan mask yang berbeda-beda.

CIDR adalah teknik pengelompokan subnet yang lebih sederhana dan efisien, karena menggunakan mask yang sama untuk seluruh subnet dalam jaringan. Dalam CIDR, subnet dibagi dengan menggunakan prefix yang menunjukkan jumlah bit di dalam mask subnet.

Dalam keduanya, teknik pengelompokan subnets dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah host yang akan terkoneksi di dalam subnet tersebut untuk mendapatkan jumlah bit subnet mask yang sesuai.

Dalam melakukan pengelompokan subnets, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti kebutuhan bandwidth, packet delay, throughput, dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, teknik pengelompokan subnets yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan jaringan dan jumlah host yang akan terhubung di dalamnya.

Berikut adalah contoh penerapan VLSM dan CIDR dalam pengelompokan subnets:

Network Subnet

Mask Subnets Hosts

192.168.0.0 /26 4 64

192.168.0.64 /27 8 32

192.168.0.128 /28 16 16

192.168.0.144 /29 32 8

Dalam contoh tersebut, terlihat bahwa dengan menggunakan VLSM dan CIDR, sebuah subnet besar dapat dibagi menjadi beberapa sub-subnet dengan ukuran yang berbeda-beda, sehingga penggunaan IP address dapat lebih efisien dan optimal.

d. Perbedaan VLSM dan CIDR

1. VLSM merupakan metode subnetting dimana subnet dapat dibuat dengan ukuran yang berbeda-beda. Dalam penggunaannya, VLSM lebih fleksibel dan dapat menghemat penggunaan alamat IP dibandingkan dengan metode subnetting konvensional.

2. CIDR merupakan pengalamatan IP dengan tambahan prefix yang diikuti oleh ‘/’ dan angka yang menunjukkan jumlah bit dari prefix tersebut. Penggunaan prefix memungkinkan pengalamatan IP yang lebih efisien dan penyederhanaan sistem routing.

3. Perbedaan utama antara VLSM dan CIDR terletak pada penggunaan subnet mask.

Pada VLSM, subnet mask yang digunakan untuk tiap subnet bisa berbeda-beda, sedangkan pada CIDR, subnet mask biasanya sama untuk semua subnet.

e. Persamaan VLSM dan CIDR

VLSM dan CIDR memiliki beberapa persamaan utama sebagai berikut:

1. Keduanya merupakan bagian dari teknologi subnetting dalam jaringan yang memungkinkan kita mengalokasikan alamat IP ke lebih banyak host.

2. Kedua teknologi ini lebih efisien dalam penggunaan alamat IP dibandingkan dengan teknologi subnetting yang lebih lama.

3. Baik VLSM dan CIDR dapat digunakan untuk meminimalkan jumlah subnet yang dibangun pada jaringan.

49 f. Kelebihan dan Kekurangan CIDR

CIDR juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, di antaranya adalah:

Kelebihan CIDR adalah:

1. CIDR memungkinkan kita untuk mengalokasikan alamat IP dengan lebih efisien, sehingga mengurangi pemborosan IP address.

2. CIDR memungkinkan kita untuk membagi alamat IP menjadi subnet yang lebih kecil dan lebih efisien digunakan.

3. CIDR memberikan fleksibilitas lebih besar dalam desain jaringan IP dengan menghilangkan aturan kelas tradisional.

Kekurangan CIDR adalah:

1. CIDR membutuhkan perangkat jaringan yang kompatibel untuk menerapkan teknologi ini.

2. CIDR memerlukan manajemen DNS yang hati-hati dan perencanaan yang cermat dalam pengaturan jaringan.

3. Penggunaan CIDR membutuhkan keahlian teknis yang tinggi dan pengalaman yang luas.

g. Kelebihan dan Kekurangan VLSM

VLSM, seperti teknologi lain dalam jaringan, memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing.

Kelebihan VLSM adalah:

1. Meningkatkan penggunaan IP address dan pengurangan pemborosan IP address.

2. Memungkinkan kita untuk mengatur berapa banyak alamat IP yang diperlukan pada subnet yang berbeda, sehingga memungkinkan tampilan fleksibel terhadap jaringan.

3. VLSM memungkinkan kita untuk meminimalkan jumlah subnet yang dibangun pada jaringan.

Kekurangan VLSM adalah:

1. Kompleksitas konfigurasi dan manajemen network yang meningkat.

2. Meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun jaringan.

3. Membutuhkan keahlian teknis yang lebih tinggi dan pengalaman yang lebih luas.

Perbedaan VLSM CIDR

Arti Mirip dengan masking subnetting

Memisahkan alamat internet lebih efisien

Keuntungan Lebih banyak subnet mask Menggunakan lebih sedikit alamat IP Protocol Tidak memilih propokol Menggunakan protocol TCP/IP

50 6. MENGHITUNG SUBNETTING

a. Subnetting

Subnetting adalah proses untuk memecahkan atau membagi sebuat network menjadi beberapa network yang lebih kecil, atau Subnetting merupakan sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien.

Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B dan C yang sudah di atur. Dengan subnetting, maka kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis kebutuhan Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID.

1. Fungsi Subnetting

- Penghematan Alamat IPMengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien. Jika internet terbatasoleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000,atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

- Mengoptimalisasi Unjuk Kerja Jaringan walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semuadevice tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network.

Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address.

2. Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting yaitu sebagai berikut :

- Untuk mengefisienkan pengalamatan jaringan misalnya untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita ingin menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10

= 244 alamat yang tidak terpakai.

- Dapat membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan artikata membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

- Untuk mengatasi masalah perbedaan antara hardware dengan topologi fisik jaringan.

- Untuk membuat lebih efisien alokasi Ip address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan ip adderss.

- Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyak host dalam suatu jaringan.

- Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang di gunakan dalam suatu network.

3. Perhitungan subnetting

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan

51

subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9 255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0 /15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30 SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).

Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host

Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Host

Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

52 C. GLOSARIUM

Topologi Jaringan Topologi Ring Topologi Star Topologi Mesh Topologi Bus Topologi Tree Topologi Hybrid LAN

MAN WAN VLAN CAN SAN

Client-server Peer-to-peer Wireless Wired Wifi Fiber optic UTP Switch Router Access Point IP Address IPv4 IPv6 CIDR VLSM Biner Oktet Prefix Subnetting Host/ Node

Dalam dokumen Perencanaan dan Pengalamatan Jaringan (Halaman 44-53)

Dokumen terkait