• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS ............................................................. 10-25

B. Membaca Permulaan

1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

Pengertian yang paling umum dari membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf). Adapun pengertian yang lebih khusus adalah sebagai berikut:

a. Membaca adalah kegiatan decoding print into sound atau aktivitas menguraikan kode-kode cetakan (tulisan) ke dalam bunyi: dengan kata lain membunyikan kode-kode cetakan/tulisan.

b. Membaca merupakan decoding a graphic representative of language into meaning atau aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam arti tertentu.10

Menurut T.A. Susilo, membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah pikir dalam memahami makna yang terkandung dalam rangkaian simbol-simbol dalam bentuk tulisan untuk menangkap sejumlah pesan atau informasi.11 H.G. Tarigan menyatakan bahwa membaca merupakan suatu

proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.12

Menurut M. Yusuf menjelaskan bahwa membaca merupakan aktifitas

9 Nurputri, Kartu Peraga Belajar Membaca (Metode Suku Kata), (Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2010), h. 71.

10 Ade Husnul Mawadah, Strategi Belajar Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Multazam Media Utama, 2011), h. 47-48.

11 T.A. Susilo, Belajar Calistung Itu Asyik, (Yogyakarta: PT. Buku Kita, 2011), h. 11-12.

12 H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Pendekatan Keterampilan Berbahasa, ( Bandung: Angkasa, 2008), h. 7.

14

auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata yang meliputi proses decoding (membaca teknis) dan proses pemahaman.

Membaca teknis adalah proses pemahaman hubungan antara huruf dengan bunyi.

Dengan demikian, mengucapkan bunyi huruf yang dimaksud adalah huruf vokal, huruf konsonan, vokal ganda (diftong), dan konsonan ganda.13

Menurut Suhartono huruf konsonan dalam bahasa Indonesia bunyi huruf vokal terdiri dari huruf a, i, u, e, o, selanjutnya bunyi huruf konsonan dalam bahasa Indonesia tidak semua dikenalkan kepada peserta didik . Hal ini disebabkan karena ada huruf konsonan yang berasal dari bahasa asing. Misalnya konsonan f, q, v, dan z. Konsonan-konsonan yang diperkenalkan untuk anak usia dini adalah konsonan bilabial (p, b, m), dental (t, d, s, n, r, l), palatal (c, j, y), veral (k dan g), dan glottal (h). Selanjutnya bunyi huruf diftong (huruf vokal ganda) yaitu ai, au, oi sedangkan huruf konsonan ganda yaitu kh, ng, ny, dan sy. 14

Membaca pada hakikatnya adalah suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluative, dan 9 kreatif dengan memanfaatkan pengalaman pembaca. 15

Menurut Dalman juga menyatakan bahwa dalam membaca permulaan, anak diperkenakan dengan bentuk huruf abjad dari A/a sampai dengan Z/z.

Huruf-huruf tersebut perlu dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan

13 M. Yusuf, Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional, 2005), h. 134.

14 Suhartono, Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), h. 166-190.

15 Saleh Abbas, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar (Jakarata:

Departemen Pendidikan Nasional, 2006, h. 101.

bunyinya. Setelah anak diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dan melafalkannya, tahap selanjutnya anak diperkenalkan cara membaca suku kata, kata dan kalimat. Dalam hal ini, anak perlu diperkenalkan untuk merangkai huruf- huruf yang telah dilafalkannya agar dapat membentuk suku kata, kata, dan kalimat. Setelah itu, anak juga diperkenalkan dengan kalimat pendek. Setelah anak mampu membaca kalimat pendek, anak perlu dilatih membaca kalimat lengkap yang terdiri atas pola subjek-predikat-objek-dan keterangan.16

Menurut M. Yusuf anak belajar menguasai vokal dan konsonan. Pada tingkat awal, anak belajar bahwa huruf i memberikan suara/i/, huruf a memberikan suara /a/, huruf u memberikan suara /u/, huruf b memberikan suara /beh/, dan huruf n memberikan suara /en/ dan sebagainya. Selanjutnya anak mulai menggabungkan bunyi /b/ dengan /i/ menjadi /bi/, bunyi /n/ dengan /a/ menjadi /na/, dan seterusnya. Baru kemudian anak diajak membaca dengan menggabungkan suku kata menjadi kata, misalnya /bi/ dengan /bi/ menjadi /bibi/.17

Kemampuan membaca permulaan pada anak yang baru masuk pada jenjang sekolah dasar harus dimiliki sebagai dasar untuk mengenal bentuk-bentuk huruf sebagai pondasi awal untuk membaca pada tahap selanjutnya.18

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca

16 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 85-86.

17 M. Yusuf, Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar. (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional, 2005), h. 162.

18 Sukrono Fujiaturrahman dan Haifaturrahmah, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Kata Untuk Siswa Kelas I SD”, Jurnal Elementary, Vol. 2 N0. 2 ( Juni 2019), h. 55.

16

belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca.19

Membaca adalah kunci utama untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan Allah meminta untuk memikirkan akan isi dari kitab bacaannya di dalam Al- Qur‟an, kata membaca juga disini sangat ditekankan agar tidak menjadi orang yang merugi. Dalam firman Allah swt, dalam surah Al-Baqarah ayat 121 yang menjelaskan tentang membaca permulaan yang berbunyi :

َ اَفَ ّٖ تَ ْغ فْكَّيَ ٍَْي ٍَََٔۗ ّٖ تٌََ ْٕ ُ ي ْؤ يَ َكِٕى ٰۤ نٔ اٍَّٖۗ جَٔ َلا جََّكَدَََّْٕٗ هْحَيََة ح كْناَ ى ٓ ُْيَج اٍََْي ظَّنَا

َ ٌَ ْٔ غ ـ شْناَ ى َْ َكِٕى ٰۤ نٔ

Terjemahnya:

Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.20

Surah ini mengajak manusia untuk membaca dengan bacaan yang sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang telah diterangkan, sehingga tidak ada simpang siur antar informasi.

2. Tujuan Membaca Permulaan

Menurut Slamet, tujuan membaca permulaan adalah sebagai berikut:

1. Memupuk dan mengembangkan kemampuan anak untuk memahami dan mengenalkan cara membaca permulaan dengan benar

19 Eka Teni, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar”, Jurnal Pembelajaran Prospektif, Vol.

4 No. 1 (Februari 2019), h. 17.

20 https://quran-id.com. ( diakses pada tanggal 5 juli 2022).

2. Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa.

3. Memperkenalkan dan melatih anak agar mampu membaca sesuai dengan teknik-teknik tertentu.

4. Melatih keterampilan anak untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar atau ditulisnya dan juga mengingatnya dengan baik.

5. Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks.21

3. Proses Membaca

Proses membaca melibatkan kegiatan fisik dan mental, dalam kegiatan membaca terdapat beberapa aspek yang terkandung. Menurut Prambudi menyatakan bahwa proses membaca meliputi delapan aspek, yaitu:

1. Aspek sensori

Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual symbol-simbol grafis (huruf atau kata) dugunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.

2. Apek Perseptual

Sebagai proses persptual didalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut.

3. Aspek Urutan

21 St. Y. Slamet, Dasar-dasar pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah dasar, (Cet. III, Edisi II, Surakarta: UNS Press, 2017), h. 47.

18

Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

4. Aspek pengalaman

Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan luas dalam mengembangkan kosakata dan konsep yang dihadapi dalam membaca.

5. Aspek berfikir

Anak membuat simpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami bacaan tersebut.

6. Aspek belajar

Aspek kemampuan untuk mengingat apa yang telah terjadi dan menghubungkannya dengan gagasan dan fakta yang baru di pelajari.

7. Aspek asosiasi

Anak mengenal hubungan anatara symbol dengan bunyi bahasa dan makna.

8. Aspek afektif

Kegiatan memusatkan anak, membuktikan kegemaran membaca dan menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.22

4. Teknik Membaca

Untuk mencapai kcepatan membaca yang sesuai dengan kriteria yang ada,

22 Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2 PGKSD”, Skripsi. (Surabaya: Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2006), h. 5-6.

Pembaca harus terlebih dahulu menentukan teknik yang akan digunakan. Dalam pemilihan teknik membaca juga harus disesuaikan dengan tujuan membaca.

Adapun 4 teknik dalam membaca yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Skimming

Skimming merupakan kegiatan yang lebih menyeluruh yang memerlukan penglihatan menyeluruh pada teks dan memerlukan kompetensi yang khusus.

Teknik membaca skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara cepat untuk memperoleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memperoleh gagasan mengenai maksud penulis.23 Skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks dengan cepat guna memperloleh gambaran umum mengenai teks tersebut.24

Menurut Farida Rahim, skimming (membaca layap) ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca.25

2. Teknik Scanning

Keterampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan melakukan latihan-latihan. Harus berlatih memperluas jangkauan pandangan mata kita terhadap kelompok-kelompok dan berpindah dengan cepat.26

23 Kholid Harras, dkk., Membaca 1 (Edisi 1, Jakarta: Universitas Terbuka 2007), h. 3-9.

24 Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi Press, 2007), h. 109.

25 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 61.

26 Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi Press, 2007), h. 107.

20

3. Teknik Selecting

Baca-pilih (selecting) ialah bahwa pembaca memilih bahan bacaan dan dari bagian bacaan yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya.27

4. Teknik skipping

Menurut (Dalman, 2014), baca-lompat (skipping) ialah bahwa pembaca dalam menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lain.28

5. Ciri-ciri Membaca Permulaan

Membaca permulaan memiliki beberapa ciri, antara lain:

a. Prosesnya konstruktif.

b. Harus lancar.

c. Harus dilakukan dengan strategi yang tepat.

d. Memerlukan motivasi.

e. Keterampilan yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.

6. Tahap-tahap Membaca Permulaan

Ai Sabrina dan Idah Faridah Laily menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam membaca permulaan, yaitu:

a. Memberanikan anak membaca.

b. Mendorong anak membaca.

27 Ria Kristia Fatmasari dan Husniyatul Fitriyah, Keterampilan membaca, (Edisi Revisi, Bangkalan: STKIP PGRI), h. 14.

28 Dalman, Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 16.

c. Menjajaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca.

d. Mendemonstrasikan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca.

e. Memberikan contoh baca, menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika diperlukan.29

7. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan

Upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Permainan Bahasa

Permainan bahasa adalah permainan untuk memperoleh kesenangan dan melatih keterampilan bahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).

Guru dapat melakukan simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (falsh card). Kartu seri bisa berupa kartu bergambar, huruf, kata, dan kalimat.

2. Permainan antara kata dan huruf

Permainan kata dan huruf dapat memberikan lingkungan belajar yang santai dan menyenangkan. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan diminta untuk memberikan tanggapan dan keputusan. Di dalam memainkan suatu permainan, siswa dapat melihat beberapa kata berkali-kali, tetapi tidak dengan cara yang membosankan.30

29 Ai Sabrina dan Idah Faridah Laily, “Perbandingan Kemampuan Membaca Permulaan Antar Siswa Kelas I Melalui TK dengan Tidak Melalui TK di MI PGM Kota Cirebon”, Al-Ibtida, Vol. 3 No. 2 (Oktober 2016).

30 Elsa Novitasari, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Kartu Huruf SANDEPAPER”, Skripsi, (Magelang: Fak. Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiayah Magelang, 2017).

22

Dokumen terkait