PENGEMBANGAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PESERTA DIDIK
KELAS I DI SDN 138 BASOKENG KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh
AINUN MUTMAINNAH NIM: 20800118015
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ainun Mutmainnah
NIM : 20800118015
Tempat/Tanggal. Lahir : Salobundang, 11 April 2000
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah btidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Alamat : Dusun Possi Tanah, Desa Batang, Kec.
Bontotiro, Kabupaten Bulukumba .
Judul : Pengembangan Media Kartu Kata untuk
Memfasilitasi Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I di SD Negeri 138 Basokeng Kabupaten Bulukumba.
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran skripsi ini benar adalah asli karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti karya ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dengan gelar yang diperoleh karenanya batal
dengan saksi hukum yang berlaku.
Samata, 11 Agustus 2022 Penyusun,
Ainun Mutmainnah NIM 20800118015
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh…
Alhamdulillahirabbil‟aalamin, Ucapan syukur yang mendalam penulis panjatkan kepada Allah swt. yang telah menganugerahkan kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengembangan Media Kartu Kata untuk Memfasilitasi Kemampuan Peserta Didik Kelas I di SD Negeri 138 Basokeng Kabupaten Bulukumba.” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah saw. semoga keselamatan selalu tercurahkan kepada beliau dan para pengikutnya hingga akhir zaman, Aamiin. Selama penulisan skripsi ini, segala hambatan dan kekurangan Penulis telah mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Segala hormat Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua Ayahanda tercinta Mudatsir dan Ibunda tercinta Jusmani Akmal yang telah berjuang, mendoakan, mengasuh, mendidik, memberi kasih sayang dan perhatiannya selama ini. Demikian pula, Penulis mengucapkan para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemani dengan candanya dan bantannya selama saya menyusun skripsi ini.
vii
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam- dalamnya, penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag. selaku Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Wahyudin, M.Hum. selaku Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Andi Darussalam, M.Ag. selaku Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Kamaluddin, M.Ag. selaku Wakil Rektor IV UIN Alauddin Makassar atas segala fasilitas yang diberikan selama menimba ilmu di UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. H. A. Marjuni, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, beserta Dr. M. Shabir U., M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. M. Rusdi, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa memberikan dorongan, dan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Usman, S.Ag., M.Pd. dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I. selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan, semangat, dan nasehat kepada penulis untuk penyusun skripsi ini.
4. Dr. Andi Halimah, M.Pd., selaku pembimbing I dan Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. selaku pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini.
viii
5. Dr. Safei, M.Si. selaku penguji l dan Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum. selaku penguji II, yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan mengarahkan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.
6. Para dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama di bangku kuliah.
7. Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan seluruh stafnya yang telah menyediakan fasilitas buku sebagai pedoman bagi penulis untuk penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah khususnya angkatan 2018, anggota Sisterillah, Inatul Hinaya, Fhyra, Uni, Sarvita, Lala, Dilla, Nurfajar Rahayu, Sasa, Qurrata Ayyuning, Ardi, Nurhidayanti, Zalfa, Mukarramah, Uga, Tenri, Dina yang selalu memberi semangat, masukan, dan solusi selama menyusun skripsi ini.
Kepada pihak-pihak lain yang terkait dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas semua kebaikan, perhatian, bantuan materi, jasa dan sebagainya. Akhirnya tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan semuanya hanya milik Allah swt, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan. Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakkaatuh.
Samata, 11 Agustus 2022 Penulis
Ainun Mutmainnah NIM : 20800118015
viii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASYAH ... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ... xii
ABSTRAK ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1-9 A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6
E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 7
F. Kajian Pustaka ... 7
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10-25 A. Media Kartu Kata ... 10
B. Membaca Permulaan ... 13
C. Penelitian dan Pengembangan... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26-41 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 26
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
C. Prosedur Pengembangan Perangkat ... 27
ix
D. Inastrumen Penelitian ... 29 E. Teknik Pengumpulan Data ... 31 F. Teknis Analisis Data ... 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42-72 A. Hasil Penelitian ... 42 B. Pembahasan ... 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73-74 A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA ... 75-78 LAMPIRAN ... 79-118 RIWAYAT HIDUP ... 119
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Validasi Ahli Materi ... 32
Tabel 3.2 Lembar Validasi Ahli Media ... 33
Tabel 3.3 Lembar Validasi Angket Respon Guru ... 34
Tabel 3.4 Kriteria Kevalidan ... 37
Tabel 3.5 Kriteria Kepraktisan ... 39
Tabel 3.6 Kategori Hasil Belajar ... 41
Tabel 4.1 Hasil Validasi Di Lihat Dari Aspek Materi ... 50
Tabel 4.2 Hasil Validasi Di Lihat Dari Aspek Media ... 52
Tabel 4.3 Nama Validator ... 54
Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi ... 55
Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Media ... 55
Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Guru ... 56
Tabel 4.7 Tes Hasil Belajar Peserta Didik ... 58
Tabel 4.8 Hasil Analisis Tes Hasil Belajar ... 59
Tabel 4.9 Frekuensi dan Presentase Hasil Belajar Peserta Didik ... 60
Tabel 4.10 Presentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik ... 60
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A
Lampiran A.1 Analisi Hasil Validasi Media Kertu Kata ... 80 Lampiran B
Lampiran B.1 Hasil Angket Respon Guru ... 85 Lampiran B.2 Hasil Tes Peserta Didik ... 86 Lampiran C
Lampiran C.1 Lembar Validasi Ahli Materi dan Ahli Media Kartu Kata ... 88 Lampiran C.2 Lembar Validasi Angket Respon Guru ... 94 Lampiran C.3 Surat Izin Meneliti ... 100 Lampiran C.4 Surat Izin Telah Meneliti ... 102 Lampiran D
Lampiran D.1 RPP (Rencana Pelaksanaan Peembelajaran ) ... 103 Lampiran D.2 Soal Tes Hasil Belajar Peserta Sidik ... 112 Lampiran D.3 Dokumentasi ... 116
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A. Transliterasi Arab-Latin
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 0.1: Tabel Transliterasi Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
Alif tidak dilambangkantidak dilambangkan
ب
BaB Be
ت
TaT Te
خ
̇̇ es (dengan titik di atas)
ج
JimJ Je
ح
ḥaḥ ha (dengan titik di bawah)
ر
KhaKh ka dan ha
ص
DalD De
ط
̇̇ zet (dengan titik di atas)
ع
RaR Er
ػ
ZaiZ Zet
ؽ
SinS Es
xiii
Hamzah (
ء
) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberiف
SyinSy es dan ye
ص
ṣadṣ es (dengan titik di bawah)
ض
ḍaḍ de (dengan titik di bawah)
ط
ṭaṭ te (dengan titik di bawah)
ظ
ẓaẓ zet (dengan titik di bawah)
ع
„ain„ apostrof terbalik
غ
GainG Ge
ف
FaF Ef
ق
QafQ Qi
ك
KafK Ka
ل
LamL El
و
MimM Em
ٌ
NunN En
ٔ
WauW We
ّـ
Ha H Haء
Hamzah ‟ Apostrofٖ
YaY Ye
xiv
tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‟).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tabel 0.3: Tabel Transliterasi Vokal Rangkap
Contoh:
ََفْيَك َ:
kaifaََل َْْٕ َ:
haulaTanda Nama Huruf Latin Nama
ََا
fatḥah A Aَ ا
Kasrah I Iَ ا
ḍammah U UTanda Nama Huruf Latin Nama
ََْٗى
fatḥah dan ya Ai a dan iََْٕى
fatḥah dan wau Au a dan uxv 3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Tabel 0.4: Tabel Transliterasi Maddah
Contoh:
ََتاَي
َ : māta
َٗي َع
َ :
ramā
ََمْي ل
: qīlaَ ت ْٕ ًَي
َ : yamūt 4. Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭah ada dua, yaitu ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbūṭah diikut oleh kata yang menggunakan kata sandang al-serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha[h].
Contoh:
َ لاَفْطََ ْلْاَ ةَض ْٔ َع
: rauḍahal-aṭfāl Harakat danHuruf Nama Huruf dan
Tanda Nama
َٖ
ﹶ ... َا
ﹶ...
fatḥah dan alif atau ya Ā a dan garis di atasٗى
Kasrah dan ya Ī i dan garis di atasٕ ى
ḍammah dan wau Ū u dan garis di atasxvi
َ ةَه ضاَفْناَ ةَُْي ضًَْنَا
: al-madīnahal-fāḍilahَ ةًَْكذْنَا
: al-ḥikmah5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydīd (َ`َ
ﹼ
), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.Contoh:
ََاَُّت َع
: rabbana>َاَُْيَّجََ
:najjaina>َُّكَذْنَا
: al-haqqََى ع َ
: nu“imaَ ٌّٔ ضَع
: „aduwwunJika huruf َ
ٖ
ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ((ََ ي ى
maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi (ī).Contoh:
ٌَّي هَع
َ : „Alī (bukan„Aliyyatau„Aly)
ٌَّي تَ َغَع
: „Arabī (bukan„Arabiyy atau„Araby) 6. Kata SandangKata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf
َلا
(alif lam ma„arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh:
xvii
َ ؾًَّْشنَا
: al-syamsu (bukan asy-syamsu)َ ةَن َؼْن َّؼنَا
َ : al-zalzalah (bukan az-zalzalah)
َ ةَفَـْهَفْنَا
: al-falsafahَ صَلا ثْنَا
: al-bilādu 7. HamzahAturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
ٌََ ْٔ غ ي
َ : ta‟murūna
َ ع َُّْٕنَا
: al-nau„ٌَءْيَش
: syai‟unَ ت ْغ ي أ
َ : umirtu
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur‟an (dari al-Qur‟a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditrans-literasi secara utuh.
Contoh:
FīẒilālal-Qur‟ān
Al-Sunnah qablal-tadwīn
xviii
Al-„Ibārāt bi„umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣal-sabab 9. Lafẓal-Jalāla (
الله
)Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
َ اللهَ ٍْي ص
dīnullāhَللهَا ت
billāhAdapun ta marbūṭadi akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t].
Contoh:
َ اللهَ ةًَْد َعَْي فَْى ْ
َ hum f ī raḥmatilh 10. Huruf KapitalWalau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Wamā Muḥammadun illā rasūl
Inna awwala baitin wuḍi„alinnās ilallażī biBakkatam ubārakan Syahru Ramaḍān al-lażīunz ila fihal-Qur‟ān
xix Naṣīral-Dīnal-Ṭūsī
Abū Naṣr al-Farābī Al-Gazālī
Al-Munqiżmin al-ḌalāAl-Munqiz
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh:
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. َ= subh}a>nahu> wa ta„a>la>
saw. = s}allalla>hu „alaihi wa sallam a.s. = „alaihi al-sala>m
H = Hijriah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun
QS …/…: 4 َ= QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<l „Imra>n/3: 4 HR = Hadis Riwayat
Untuk karya ilmiah berbahasa Arab, terdapat beberapa singkatan berikut:
Abū al-Walīd Muḥammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al- Walīd Muḥammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walīd Muḥammad Ibnu) Naṣr Ḥāmid Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Naṣr Ḥāmid (bukan:
Zaid,Naṣr Ḥāmid Abū)
xx
ص = ةذفص
َوص = ٌاكئٌَضت
َىعهص = ىهؿ
ََّٔيهعَاللهَٗهص
َط = ةعثط
ٌَص = غشأٌََضت
َزنا = ِغساَٗنا \ اْغسا َٗنا
xxi
ABSTRAK Nama : Ainun Mutmainnah
Nim : 20800118015
Judul : Pengembangan Media Kartu Kata Untuk Memfasilitasi Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik Kelas I Di SDN 138 Basokeng Kab. Bulukumba.
Penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk (1) Menghasilkan produk media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan pada peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif. (2) Menilai kualitas produk media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan pada peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan, yang lebih dikenal dengan istilah Research and Development (R&D), penelitian ini digunakan untuk mendapatkan hasil produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model pengembangan yang digunakan yaitu model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluatioan).
Berdasarkan hasil uji coba terbatas yang dilakukan, tingkat kevalidan media kartu kata diperoleh data hasil validasi ahli materi dengan rata-rata 3,83 berada pada kategori sangat valid, karena 3,5 ≤ V ≤ 4 sehingga materi pada media tersebut dikatakan sangat valid, sedangkan hasil validasi ahli media dengan rata- rata 4,00 berada pada kategori sangat valid, karena 3,5 ≤ V ≤ 4 sehingga media kartu kata dikatakan sangat valid. Tingkat kepraktisan media kartu kata, dikatakan praktis karena media pembelajaran dinilai oleh guru dengan menggunakan angket respon guru dengan rata-rata 3,53 diperoleh dari nilai angket respon guru. Tingkat keefektifan media kartu kata pada materi membaca permulaan dikategorikan efektif, karena 92% peserta didik mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM dengan nilai rata-rata 94,53.
Implikasi dari penelitian ini di lihat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penelitian melihat adanya peningkatan hasil belajar pembelajaran bahasa Indonesia maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: (1) Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini sebaiknya diuji cobakan juga disekolah-sekolah lain agar mendapat pemahaman terkait kurang atau lebihnya media yang dikembangkan. (2) Bagi guru kelas, sebaiknya dapat merancang media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelas sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. (3) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang pengembangan media pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1) yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003(Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3), yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Pendidikan adalah proses untuk mengubah sikap seseorang untuk menjadikan pemikiran menjadi lebih dewasa dengan melakukan pengajaran dan latihan suatu proses perbuatan cara mendidik dengan baik dan benar.2
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.
2 Nurkholes, “Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, Jurnal Pendidikan, 1(1), (2013), h. 26.
2
Landasan agama merupakan landasan yang paling mendasar dari landasan pendidikan, sebab landasan agama merupakan landasan yang diciptakan oleh Allah swt, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam firman Allah swt. dalam surah Al-Mujadilah ayat 11 yang menjelaskan tentang pendidikan yang berbunyi
َ ظَّناَآَُّيَآٰ ي
َ ؼ شَْاََمْي لَاَط ا ََٔ ْْۚى كَنَ هاللَّٰ خَـْفَيَا ْٕ ذَـْفاَفَ ؾ ه جًَْناَٗ فَا ْٕ ذَّـَفَجَْى كَنََمْي لَاَط اَا ْٰٕٓ َُي اٍََْي
َا ْٔ
ًََْعَجَاًَ تَ هاللّٰ ََٔ ٍۗ ث ج َعَصََىْه عْناَإ ج ْٔ اٍََْي ظَّنا ََْْٔۙى كُْ يَا ْٕ َُي اٍََْي ظَّناَ هاللَّٰ عَف ْغَيَا ْٔ ؼ شَْاَف غْي ثَسٌََ ْٕ َ ه
ٌٌَ
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.3
Banyak mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di sekolah, salah satunya adalah pelajaran bahasa Indonesia. Di dalam pelajaran bahasa indonesia kegiatan membaca tentu tak dapat dipisahkan. Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencari atau menggali informasi dari berbagai sumber.
Membaca merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang disimpan dalam bentuk tulisan. Membaca dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan.4
Pada jenjang pendidikan sekolah, kegiatan membaca diajarkan sejak peserta didik masih di kelas rendah. Peserta didik diajarkan dari mulai mengenal huruf sampai mampu membaca kalimat. Kemampuan membaca permulaan lebih
3https://quran-id.com. (diakses pada tanggal 5 juli 2022)
4 Mujito, Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61.
diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Kemampuan melek huruf merupakan suatu kemampuan membaca serta menulis, Maksudnya,anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan siswa untuk mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi- bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut.5 Sebelum melangkah ke tahap membaca selanjutnya maka peserta didik harus bisa mengenal dan memahami lambang huruf serta bunyinya. Tahap ini disebut dengan membaca permulaan.
Menurut St. Y. Slamet, pembelajaran membaca permulaan lebih menitik- beratkan pada aspek-aspek yang bersifat teknis seperti: ketepatan dalam menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran serta kejelasan suara.6
Berdasarkan hasil Observasi di SDN 138 Basokeng yang diperoleh dari wali kelas I atas nama Erna Yuliana Rahman S.Pd. mengenai pembelajaran bahasa Indonesia tentang membaca permulaan dari 13 siswa kelas I, ada 12 siswa yang pintar membaca, 1 siswa yang tidak lancar membaca serta kemampuan membaca siswa masih rendah, masih ada siswa yang belum mampu mengenal huruf, membaca kata dan membaca kalimat sederhana. Guru kelas menyatakan
5Uyu Mu‟awwanah, Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI, (Serang: Media Madani, 2018), h. 17-18.
6St. Y. Slamet, Dasar-Dsar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar, (Cet. II, Surakarta: UNS Press, 2008), h. 2.
4
bahwa setiap kali belajar membaca guru hanya menuliskan huruf-huruf di papan tulis kemudian menyebutkan bunyi dari huruf-huruf tersebut dan diikuti oleh siswa tanpa ada media atau metode khusus yang digunakan dan juga menggunakan buku paket, akan tetapi bagi siswa yang belum atau tidak tahu sama sekali membaca seharusnya tidak menggunakan buku paket, jika menggunakan buku paket untuk siswa yang baru belajar membaca tidak efektif karena kalimatnya terlalu panjang untuk peserta didik yang masih tahap belajar membaca sehingga kurang memahami dan belum tahu cara membaca perkalimat.
Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah alternatif pembelajaran yang sesuai dengan siswa, serta pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan terus diikuti oleh siswa. Sehingga pembelajaran tersebut terkesan aktif dan tidak hanya guru yang terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi juga siswa.
Komponen dalam perencanaan pembelajaran setidaknya terdiri dari beberapa unsur, salah satu di antaranya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi yang bertujuan mengefektifkan proses belajar mengajar. Maka dari itu saya menggunakan media kartu kata dalam penelitian ini karena dengan menggunakan media yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran tentunya dapat melatih kemampuan membaca permulaan dan cara mudah untuk mengenal huruf, membaca kata, membaca kalimat sederhana, serta membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam upaya mengatasi ketidakmampuan guru dalam merancang media pembelajaran yang kreatif dan bervariatif sehingga siswa tidak aktif di dalam
mengikuti proses pembelajaran maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Media Kartu Kata untuk Memfasilitasi Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik Kelas I SDN 138 Basokeng Kab. Bulukumba.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitan ini, yaitu:
1. Bagaimana proses pengembangan media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif?
2. Bagaimana kualitas pengembangan media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Menghasilkan produk media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan pada peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif.
b. Menilai kualitas produk media kartu kata untuk memfasilitasi kemampuan membaca permulaan pada peserta didik kelas I SDN 138 Basokeng yang valid, praktis, dan efektif.
6
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Produk tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, peserta didik, dan bagi guru kelas.
a. Bagi peneliti, memberikan bahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut terkait tentang media kartu kata.
b. Bagi peserta Didik, dari hasil penelitian ini peserta didik diharapkan lebih aktif dan antusias ketika belajar membaca.
c. Bagi guru, dapat digunakan sebagai informasi atau referensi tambahan dalam menggunakan media pembelajaran.
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Produk yang diharapkan dalam pengembangan ini berupa media kartu kata untuk siswa sekolah dasar kelas I pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan.
2. Media pembelajaran Kartu Kata digunakan untuk melatih kemampuan membaca permulaan dan cara mudah untuk mengenal huruf, membaca kata, membaca kalimat sederhana pada peserta didik kelas I.
3. Dalam penelitian ini, peneliti mendesain kartu yang didalamnya terdapat huruf-huruf abjad, huruf kapital atau huruf besar, dan huruf kecil dari huruf A sampai Z, serta dilengkapi juga dengan gambar-gambar yang menarik.
4. Media kartu kata ini didesain sesuai KI dan KD.
E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan
Pengembangan media kartu kata dikembangkan dengan adanya beberapa asumsi yaitu:
a. Dengan menggunakan media kartu kata dalam proses belajar mengajar akan lebih mudah karena media ini dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta akan lebih aktif, efektif dan mudah dipahami peserta didik.
b. Pengembangan media ini dapat memfasilitasi hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran selesai.
2. Keterbatasan Pengembangan
Dalam pengembangan media kartu kata ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain:
a. Pengembangan media kartu kata ini terbatas pada satu materi yaitu membaca permulaan untuk kelas I.
b. Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini terbatas pada pokok bahasan membaca permulaan.
F. Kajian Pustaka
Penelitian relevan atau penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar kita dalam penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Namun, di dalam penelitian tersebut ada beberapa kajian yang belum terkaji dan penulis akan mengkajinya lebih dalam.
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan:
8
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistia Ellsa dan Laili Etika Rahmawati,
“Pengembangan Media Kartu Kata dalam Pembelajaran bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing” berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain pengembangan media kartu kata sudah sesuai dengan prinsip penyusunan media visual dan sesuai dengan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) atau bahan ajar BIPA Tingkat A1.7
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yustika Alawiyah dan Asri Susetyo Rukmi,
“Pengembangan Media Kartu Baca Berbasis Android Untuk Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar” berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media kartu baca berbasis android untuk keterampilan membaca permulaan siswa kelas 1 sekolah dasar layak guna diimplementasikan.8
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rumidjan, Sumanto dan A.Badawi dengan judul penelitian “Pengembangan Media Kartu Kata Untuk Melatih Keterampilan Membaca Permulaan Pada Peserta Didik Kelas 1” berdasarkan hasil penelitian ini produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil diperoleh data sebagai berikut (1) Kesenangan 100%, (2) Keamanan 100%, (3) Kemudahan 100%. Uji coba kelompok besar diperoleh
7Sulistia Ellsa dan Laili Etika Rahmawati, “Pengembangan Media Kartu kata dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing”. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), Vol. 4 No. 3 (April 2020).
8Yustika Alawiyah dan Asri Susetyo Rukmi, “Pengembangan Media Kartu Baca Berbasis Android Untuk Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”, JPGSD, Vol. 9 No. 9 (2021).
Data sebagai berikut (1) kesenangan 94%, (2) kesenangan 100%, (3) kemudahan 94%.9
4. Penelitian yang dilakukan oleh Masitah Bahrun, “Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Awal Dengan Menggunakan Kartu Suku Kata Kelas I Sekolah Dasar” Berdasarkan hasil penelitian ini fokus pada model media pembelajaran berupa kartu suku kata dan dalam penelitian ini menggunakan metode pengembangan ADDIE. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran kartu suku kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca awal.10
Dari hasil penelitian di atas, penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan yaitu persamaannya terletak pada penggunaan media kartu kata.
Sedangkan perbedaannya terletak pada desain penelitian dan instrument pengumpulan datanya.
9 Rumidjan, dkk, “Pengembangan Media Kartu Kata Untuk Melatih Keterampilan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SD”, Jurnal pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 26 No. 1 ( Mei 2017).
10Masitah Bahrun, “Pengembangan Media Pembelajaran Mmebaca Awal Dengan Menggunakan Kartu Suku Kata Kelas I Sekolah Dasar”, Jurnal Pendas Mahakam, Vol. 5 No. 2 (Desember 2020).
10 BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Media Kartu Kata
1. Pengertian Media Kartu Kata
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran dapat memberikan variasi yang membuat semakin antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran.1 Kurangnya penggunaan media pada proses pembelajaran mengakibatkan siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas.2
Kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang. Sedangkan kata dalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.3
Salah satu media pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan untuk membaca siswa adalah media kartu huruf. Menurut Ambarini kartu huruf adalah seperangkat huruf dari A-Z yang membentuk untuk mendukung anak paham dan menghafal abjad.4
1 Happy Aprilia Sandy, dkk., “Penggunaan media kartu kata untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas II SD materi dongeng”, Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 1 No. 2, (Mei 2022), h. 30.
2 Kadek Ria Arsini dan Maria Goreti Rini Kristiantari,” Media Kartu Kata dan Kartu Gambar Pada Materu Kosakata Bahasa Indonesia”, Jurnal Ilmiah Penddikan Profesi Guru, Vol. 5 No. 1, (Mei 2022). h. 1.
3 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ( Pusat Bahasa) , Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2012-2021).
4 Dewi Rahmayanti, dkk, “Pengaruh Pemanfaatan Media Kartu huruf Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas II SDN 7 Ampenan”, DENDAGOGIA: Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 1 No. 1 (2021), h. 26.
Kartu kata atau flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk gambar. memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada dan ditempel pada lembaran-lembaran kartu kata.5
2. Tujuan Media Kartu Kata
Tujuan dalam menggunakan kartu kata adalah agar siswa tertarik untuk membaca, karena dalam media kartu kata ini tersedia beberapa warna untuk menarik perhatian siswa. Selain itu media kartu kata ini sesuai dengan pembelajaran membaca permulaan.6
3. Kegunaan Media Kartu Kata
Adapun kegunaan media kartu kata adalah:
1). Dapat membaca pada usia dini
2). Mengembangkan daya ingat otak kanan.
3). Melatih kemampuan konsentrasi.
4). Memperbanyak perbendaharaan kata.7 4. Kelebihan dan Kekurangan Kartu Kata
Adapun kelebihan dan kekurangan media kartu kata yaitu:
a. Kelebihan media kartu kata
Mudah dibawa (praktis), mudah dalam penyajian, mudah dibuat, mudah disimpan, menyenangkan, mudah diingat dan model pembelajaran yang bervariasi
5 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 94.
6 Styoningsih, “Penggunaan Alat Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas 1 SDN Trewung Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan”, Skripsi. (Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2008).
7 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 19.
12
dapat membuat siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran .
b. Kekurangan media kartu
Bentuknya relatif, tidak menarik, hanya berbentuk visual saja, cepat membosankan jika metode pengajarannya kurang menarik, suasana kelas kurang kondusif atau suasana kelas ramai serta tidak ada umpan balik antara guru dan siswa di dalam kelas.8
5. Langkah-langkah Penggunaan Media Kartu Kata Langkah-langkah penggunaan media kartu kata antara lain:
a. Pendidik menyiapkan kartu berisi tentang karu yang berisi kata-kata dalam materi pelajaran tertentu dan diperkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah peserta didik di kelas.
b. Peserta didik diberikan kartu kata.
c. Bagikan kartu kepada masing-masing peserta didik.
d. Setiap peserta didik ditunjuk kemudian berdiri didepan kelas membaca isi dalam kartu kata tersebut.
e. Lakukan koreksi bersama dengan peserta didik.
f. Mintalah kepada peserta didik untuk melakukannya secara berulang sesama temannya.
g. Berikan apresiasi setiap hasil kerja dengan peserta didik.
h. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.9
8 Yasbiati, dkk, “Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Sunda Anak Usia Dini Pada Kelompok B Di TK PGRI Cibeureum”, Jurnal PAUD Agapedia, Vol. 1 No. 1 (Juni 2017), h. 24.
B. Membaca Permulaan
1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Pengertian yang paling umum dari membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf). Adapun pengertian yang lebih khusus adalah sebagai berikut:
a. Membaca adalah kegiatan decoding print into sound atau aktivitas menguraikan kode-kode cetakan (tulisan) ke dalam bunyi: dengan kata lain membunyikan kode-kode cetakan/tulisan.
b. Membaca merupakan decoding a graphic representative of language into meaning atau aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam arti tertentu.10
Menurut T.A. Susilo, membaca adalah kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah pikir dalam memahami makna yang terkandung dalam rangkaian simbol-simbol dalam bentuk tulisan untuk menangkap sejumlah pesan atau informasi.11 H.G. Tarigan menyatakan bahwa membaca merupakan suatu
proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.12
Menurut M. Yusuf menjelaskan bahwa membaca merupakan aktifitas
9 Nurputri, Kartu Peraga Belajar Membaca (Metode Suku Kata), (Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2010), h. 71.
10 Ade Husnul Mawadah, Strategi Belajar Mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Multazam Media Utama, 2011), h. 47-48.
11 T.A. Susilo, Belajar Calistung Itu Asyik, (Yogyakarta: PT. Buku Kita, 2011), h. 11-12.
12 H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Pendekatan Keterampilan Berbahasa, ( Bandung: Angkasa, 2008), h. 7.
14
auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata yang meliputi proses decoding (membaca teknis) dan proses pemahaman.
Membaca teknis adalah proses pemahaman hubungan antara huruf dengan bunyi.
Dengan demikian, mengucapkan bunyi huruf yang dimaksud adalah huruf vokal, huruf konsonan, vokal ganda (diftong), dan konsonan ganda.13
Menurut Suhartono huruf konsonan dalam bahasa Indonesia bunyi huruf vokal terdiri dari huruf a, i, u, e, o, selanjutnya bunyi huruf konsonan dalam bahasa Indonesia tidak semua dikenalkan kepada peserta didik . Hal ini disebabkan karena ada huruf konsonan yang berasal dari bahasa asing. Misalnya konsonan f, q, v, dan z. Konsonan-konsonan yang diperkenalkan untuk anak usia dini adalah konsonan bilabial (p, b, m), dental (t, d, s, n, r, l), palatal (c, j, y), veral (k dan g), dan glottal (h). Selanjutnya bunyi huruf diftong (huruf vokal ganda) yaitu ai, au, oi sedangkan huruf konsonan ganda yaitu kh, ng, ny, dan sy. 14
Membaca pada hakikatnya adalah suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluative, dan 9 kreatif dengan memanfaatkan pengalaman pembaca. 15
Menurut Dalman juga menyatakan bahwa dalam membaca permulaan, anak diperkenakan dengan bentuk huruf abjad dari A/a sampai dengan Z/z.
Huruf-huruf tersebut perlu dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
13 M. Yusuf, Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional, 2005), h. 134.
14 Suhartono, Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), h. 166-190.
15 Saleh Abbas, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar (Jakarata:
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, h. 101.
bunyinya. Setelah anak diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dan melafalkannya, tahap selanjutnya anak diperkenalkan cara membaca suku kata, kata dan kalimat. Dalam hal ini, anak perlu diperkenalkan untuk merangkai huruf- huruf yang telah dilafalkannya agar dapat membentuk suku kata, kata, dan kalimat. Setelah itu, anak juga diperkenalkan dengan kalimat pendek. Setelah anak mampu membaca kalimat pendek, anak perlu dilatih membaca kalimat lengkap yang terdiri atas pola subjek-predikat-objek-dan keterangan.16
Menurut M. Yusuf anak belajar menguasai vokal dan konsonan. Pada tingkat awal, anak belajar bahwa huruf i memberikan suara/i/, huruf a memberikan suara /a/, huruf u memberikan suara /u/, huruf b memberikan suara /beh/, dan huruf n memberikan suara /en/ dan sebagainya. Selanjutnya anak mulai menggabungkan bunyi /b/ dengan /i/ menjadi /bi/, bunyi /n/ dengan /a/ menjadi /na/, dan seterusnya. Baru kemudian anak diajak membaca dengan menggabungkan suku kata menjadi kata, misalnya /bi/ dengan /bi/ menjadi /bibi/.17
Kemampuan membaca permulaan pada anak yang baru masuk pada jenjang sekolah dasar harus dimiliki sebagai dasar untuk mengenal bentuk-bentuk huruf sebagai pondasi awal untuk membaca pada tahap selanjutnya.18
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca
16 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 85-86.
17 M. Yusuf, Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar. (Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional, 2005), h. 162.
18 Sukrono Fujiaturrahman dan Haifaturrahmah, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Kata Untuk Siswa Kelas I SD”, Jurnal Elementary, Vol. 2 N0. 2 ( Juni 2019), h. 55.
16
belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca.19
Membaca adalah kunci utama untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan Allah meminta untuk memikirkan akan isi dari kitab bacaannya di dalam Al- Qur‟an, kata membaca juga disini sangat ditekankan agar tidak menjadi orang yang merugi. Dalam firman Allah swt, dalam surah Al-Baqarah ayat 121 yang menjelaskan tentang membaca permulaan yang berbunyi :
َ اَفَ ّٖ تَ ْغ فْكَّيَ ٍَْي ٍَََٔۗ ّٖ تٌََ ْٕ ُ ي ْؤ يَ َكِٕى ٰۤ نٔ اٍَّٖۗ جَٔ َلا جََّكَدَََّْٕٗ هْحَيََة ح كْناَ ى ٓ ُْيَج اٍََْي ظَّنَا
َ ٌَ ْٔ غ ـ شْناَ ى َْ َكِٕى ٰۤ نٔ
ࣖ
Terjemahnya:
Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.20
Surah ini mengajak manusia untuk membaca dengan bacaan yang sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang telah diterangkan, sehingga tidak ada simpang siur antar informasi.
2. Tujuan Membaca Permulaan
Menurut Slamet, tujuan membaca permulaan adalah sebagai berikut:
1. Memupuk dan mengembangkan kemampuan anak untuk memahami dan mengenalkan cara membaca permulaan dengan benar
19 Eka Teni, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar”, Jurnal Pembelajaran Prospektif, Vol.
4 No. 1 (Februari 2019), h. 17.
20 https://quran-id.com. ( diakses pada tanggal 5 juli 2022).
2. Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah tulisan menjadi bunyi bahasa.
3. Memperkenalkan dan melatih anak agar mampu membaca sesuai dengan teknik-teknik tertentu.
4. Melatih keterampilan anak untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar atau ditulisnya dan juga mengingatnya dengan baik.
5. Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks.21
3. Proses Membaca
Proses membaca melibatkan kegiatan fisik dan mental, dalam kegiatan membaca terdapat beberapa aspek yang terkandung. Menurut Prambudi menyatakan bahwa proses membaca meliputi delapan aspek, yaitu:
1. Aspek sensori
Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual symbol-simbol grafis (huruf atau kata) dugunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.
2. Apek Perseptual
Sebagai proses persptual didalam membaca merupakan proses mengasosiasikan makna dan interpretasi berdasarkan pengalaman tentang stimulus atau lambang, serta respons yang menghubungkan makna dengan stimulus atau lambang tersebut.
3. Aspek Urutan
21 St. Y. Slamet, Dasar-dasar pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di sekolah dasar, (Cet. III, Edisi II, Surakarta: UNS Press, 2017), h. 47.
18
Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
4. Aspek pengalaman
Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan luas dalam mengembangkan kosakata dan konsep yang dihadapi dalam membaca.
5. Aspek berfikir
Anak membuat simpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami bacaan tersebut.
6. Aspek belajar
Aspek kemampuan untuk mengingat apa yang telah terjadi dan menghubungkannya dengan gagasan dan fakta yang baru di pelajari.
7. Aspek asosiasi
Anak mengenal hubungan anatara symbol dengan bunyi bahasa dan makna.
8. Aspek afektif
Kegiatan memusatkan anak, membuktikan kegemaran membaca dan menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.22
4. Teknik Membaca
Untuk mencapai kcepatan membaca yang sesuai dengan kriteria yang ada,
22 Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2 PGKSD”, Skripsi. (Surabaya: Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2006), h. 5-6.
Pembaca harus terlebih dahulu menentukan teknik yang akan digunakan. Dalam pemilihan teknik membaca juga harus disesuaikan dengan tujuan membaca.
Adapun 4 teknik dalam membaca yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Skimming
Skimming merupakan kegiatan yang lebih menyeluruh yang memerlukan penglihatan menyeluruh pada teks dan memerlukan kompetensi yang khusus.
Teknik membaca skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara cepat untuk memperoleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memperoleh gagasan mengenai maksud penulis.23 Skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks dengan cepat guna memperloleh gambaran umum mengenai teks tersebut.24
Menurut Farida Rahim, skimming (membaca layap) ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca.25
2. Teknik Scanning
Keterampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan melakukan latihan-latihan. Harus berlatih memperluas jangkauan pandangan mata kita terhadap kelompok-kelompok dan berpindah dengan cepat.26
23 Kholid Harras, dkk., Membaca 1 (Edisi 1, Jakarta: Universitas Terbuka 2007), h. 3-9.
24 Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi Press, 2007), h. 109.
25 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Edisi 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 61.
26 Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi Press, 2007), h. 107.
20
3. Teknik Selecting
Baca-pilih (selecting) ialah bahwa pembaca memilih bahan bacaan dan dari bagian bacaan yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya.27
4. Teknik skipping
Menurut (Dalman, 2014), baca-lompat (skipping) ialah bahwa pembaca dalam menemukan bagian atau bagian-bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lain.28
5. Ciri-ciri Membaca Permulaan
Membaca permulaan memiliki beberapa ciri, antara lain:
a. Prosesnya konstruktif.
b. Harus lancar.
c. Harus dilakukan dengan strategi yang tepat.
d. Memerlukan motivasi.
e. Keterampilan yang harus dikembangkan secara berkesinambungan.
6. Tahap-tahap Membaca Permulaan
Ai Sabrina dan Idah Faridah Laily menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam membaca permulaan, yaitu:
a. Memberanikan anak membaca.
b. Mendorong anak membaca.
27 Ria Kristia Fatmasari dan Husniyatul Fitriyah, Keterampilan membaca, (Edisi Revisi, Bangkalan: STKIP PGRI), h. 14.
28 Dalman, Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 16.
c. Menjajaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca.
d. Mendemonstrasikan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca.
e. Memberikan contoh baca, menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika diperlukan.29
7. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Permainan Bahasa
Permainan bahasa adalah permainan untuk memperoleh kesenangan dan melatih keterampilan bahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).
Guru dapat melakukan simulasi pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (falsh card). Kartu seri bisa berupa kartu bergambar, huruf, kata, dan kalimat.
2. Permainan antara kata dan huruf
Permainan kata dan huruf dapat memberikan lingkungan belajar yang santai dan menyenangkan. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan diminta untuk memberikan tanggapan dan keputusan. Di dalam memainkan suatu permainan, siswa dapat melihat beberapa kata berkali-kali, tetapi tidak dengan cara yang membosankan.30
29 Ai Sabrina dan Idah Faridah Laily, “Perbandingan Kemampuan Membaca Permulaan Antar Siswa Kelas I Melalui TK dengan Tidak Melalui TK di MI PGM Kota Cirebon”, Al-Ibtida, Vol. 3 No. 2 (Oktober 2016).
30 Elsa Novitasari, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Kartu Huruf SANDEPAPER”, Skripsi, (Magelang: Fak. Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiayah Magelang, 2017).
22
C. Penelitian dan Pengembangan
1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Penelitian adalah upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan upaya untuk mendapatkan temuan-temuan baru. Pengembangan penelitian dapat berupa pengembangan ilmu yang telah ada sebelumnya. Temuan-temuan baru tersebut dapat berupa pembuktian atau benar-benar menemukan pengetahuan- pengetahuan baru. Jadi, penelitian adalah upaya yang digunakan untuk membuktikan, mengembangkan, dan menemukan.31
Penelitian dapat juga diartikan sebagai suatu upaya sistematis dalam menemukan, menganalisis, dan menafsirkan bukti-bukti empiris untuk memahami gejala atau untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan yang terkait dengan gejala itu.32
Pengembangan adalah sebagai proses untuk memperluas atau memperdalam pengetahuan yang telah ada, misal mengembangkan media pembelajaran yang mampu meningkatkan perhatian siswa. Penelitian pengembangan biasanya digunakan untuk mengembangkan atau membuat suatu produk. Dalam penelitian pengembangan digunakan metode penelitian research and development (R&D).
Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan metode tersebut. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau Research
31 Hanafi, “Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan”, Saintific Islamic: Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 4 No. 2 (Desember 2017), h. 130.
32 Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian, (Cet. II ,Gowa:
Pusaka Almaida, 2020), h. 7-8.
and Development (R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Dari uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.33
2. Model-model Penelitian Pengembangan a. Model ADDIE
Model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) adalah salah satu model desain pembelajaran yang lebih bersifat generik. ADDIE dikembangkan oleh Reiser (2001) dan Molenda (2003). Salah satu fungsi ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ADDIE menggunakan lima tahap pengembangan yaitu :
1. Analysis, berkaitan dengan upaya melakukan needs assesment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
2. Design, mencakup perumusan tujuan penelitian, menyusun tes atau uji, didasarkan pada tujuan pelatihan yang telah dirumuskan di awal.
3. Development, mencakup proses mewujudkan blue-print alias desain yang sudah ditetapkan diawal untuk menjadi kenyataan. Salah satu
33 Hanafi, “Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan”, Saintifik Islamica:
Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 4 No. 2, (Desember 2017), h. 130-131.
24
langkahpenting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
4. Implementation, mencakup langkah nyata untuk menerapkan sistem yang sedang atau sudah kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan dipasang (diinstal) atau diset sedemikian rupa sehingga idealnya harus sesuai dengan peran atau fungsinya agar dapat diimplementasikan
5. Evaluation, mencakup suatu proses untuk melihat apakah model yang sedang atau telah dibangun berhasil, dan sesuai dengan harapan awal atau tidak. 34
b. Model Borg and Gall
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan model Brog and Gall ada 10 yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, ujicoba produk, revisi desain, revisi produk, dan produk masal.35
c. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, dan Semmel & Semmel (1974) adalah model 4-D. Secara singkat komponen model 4-D adalah sebagai berikut:
34 Tatang Ary Gumanti, dkk., Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), h. 282.
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 298.
1. Tahap pendefinisian ( define).
2. Tahap perancangan ( design ).
3. Tahap pengembangan ( develop ).
4. Tahap pendiseminasian ( disseminate).36 d. Model Plomp
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan yang dikembangkan oleh Gustafson dan Plomp yang dikenal dengan model pengembangan Plomp dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penyelidikan/investigasi awal (preliminary investigation).
2. Perancangan (design).
3. Pengembangan (realization/construction).
4. Tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, and revision).
5. Implementasi (implemetation).37
36 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek , (Cet. I: Jakarta:
2017), h. 65.
37 Rahmat Aziz, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Keterampilan Informasi di Kelas XI MAN 1 Sinjai Kab. Sinjai pada Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan”, Skripsi, (Makassar: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2017), h. 49.
26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau disebut dengan istilah Research Development (R&D) Menurut Sugiyono, metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan hasil produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.1
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 138 Basokeng Kabupaten Bulukumba.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik berjumlah 13 orang kelas I SDN 138 Basokeng Kabupaten Bulukumba tahun ajaran 2022-2023.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Media Kartu Kata
1Atika Triana, “Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Contextual Learning Kelas IV SD/MI”. Skripsi, (Lampung: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020), h. 15-16.
C. Prosedur Pengembangan Perangkat
Prosedur Penelitian yang akan digunakan adalah pengembangan ADDIE.
Model penelitian ADDIE ini sederhana dan mudah untuk memproduksi bahan ajar sehingga cocok untuk diterapkan oleh peneliti dalam membuat produk pengembangan media pembelajaran. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian model ADDIE yakni analisis (analysis), desain/perancang (desigen), pengembangan (development), implementasi/eksekusi (implementation), dan evaluasi/ umpan balik (evaluation).2
Langkah-langkah pengembangan model ADDIE:
Gambar 3.1. Langkah-langkah Pengembangan Model ADDIE
2 Khofifa Naila Muna dan Surya Wardhana, “Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Dengan Model ADDIE Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Perkenalan Diri Dan Keluarga Untuk Kelas 1 SD”, Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 5 No. 2 (November 2021), h. 178.
Analisis
Desain
Development
Implementasi
Evaluasi
28
1. Analisis (Analysis)
Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang peserta didik butuhkan dalam pembelajaran berdasarkan masalah yang ditimbulkan.
Pengembangan metode pembelajaran ini diawali oleh adanya masalah dalam model/metode p