• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI

sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam menerimanya dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel).

Suprapti dkk ( 2001 : 3 ) membagi potensi diri sebagai berikut :

a. Kemampuan dasar seperti tingkat intelegensia, kemampuan abstraksi, logika, daya tangkap.

b. Sikap kerja seperti ketekunan, ketelitian, tempo kerja, dan daya tahan terhadap stres.

c. Keperibadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmaniah , mental, rohani, emosional, sosial , yang terwujud dalam bentuk tingkah laku.

Zainun ( 1993 ) mengatakan bahwa potensi dapat bersifat positif dan negatif . Potensi positif misalnya kejujuran, ketegasan, kesucian, keimanan, kesetiaan, kerapian, kematangan, kedewasaan, kecerdikan, keramahtamahan, dan lain lain.

Potensi negatif adalah kebalikan dari potensi positif.

Menjadi pertanyaan apakah potensi itu harus sesuai dengan latar belakang pendidikan?. Jawabannya tidak. Saya berikan contoh, dai kondang Agym adalah tamatan D3 elekronika, Bung Karno adalah sarjana sipil dari ITB, sastrawan terkenal urang awak Asrul Sani dan taufiq Ismail adalah tamatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Ada dokter gigi yang menjadi bintang film. Ada beberapa orang Bupati berlatar belakang pendidikan dokter. Presenter televisi Lula Kamal adalah dokter umum. Irfan presenter televisi ternyata alumni IAIN.

Jadi, pengembangan potensi akan sangat tergantung bagaimana seseorang mengenal kemampuannya, lalu mengembangkannya. Pengembangan potensi diri adalah tindakan mengurangi kekurangan dan memperbesar kekuatannya.

TEORI MASLOW

Maslow ( 1954 ) dalam bukunya yang terkenal Motivation and Personality mengatakan bahwa manusia dengan potensinya akan memenuhi kebutuhan hidup yang terdiri atas lima tahapan. Tahapan itu sebagai berikut :

1. Physiological Need

Kebutuhan fisik misalnya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, seks, udara, air.

2. Security Need

Kebutuhan rasa aman misalnya ketenteraman, kepastian, keteraturan, keselamatan kerja , asuransi, perasaan ingin dekat dengan orang kuat.

3. Social Need

Sebagai mahluk sosial membutuhkan bantuan orang lain.

4. Esteem Need

Kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kekuatan, kebebasan, kepintaran seseorang. .

5. Self Actualization

Kemampuan seseorang untuk menunjukkan potensi dirinya . Tetapi tidak semua orang dapat melakukan hal ini. Orang sukses adalah orang yang mampu menunjukkan potensinya.

Sondang P. Siagian ( 1984 : 19 ) mengaplikasi teori Maslow di kantor dengan jelas. Dikatakan bahwa pada tahap pertama manusia membutuhkan kebutuhan fisiologis sandang, papan, pangan. Namun kebutuhan itu tergantung kepada usia, peningkatan kemampuan untuk memenuhinya, serta adanya ” demonstration efect

”.

Pada tahap kedua, rasa aman diwujudkan misalnya keamanan pulang pergi kantor, keamanan barang pribadi di kantor. Dari aspek kejiwaan misalnya tidak ada rasa takut menghadapi atasan, bawahan. Tidak adanya tekanan dalam pekerjaan. Rasa saling percaya sesama rekan kerja, rela menerima kritik , mengeritik bukan untuk menjatuhkan.

Pada tahap ketiga, kebutuhan sosial diwujudkan masuknya kita ke dalam organisasi kemasyarakatan atau organsasi kedinasan di kantor.

Kebutuhan ini dirinci menjadi kebutuhan :

1. Sense of belonging , setiap orang ingin diperlakukan secara wajar 2. Sense of participation, mengikutertakan staf dalam membuat kebijakan 3. Sense of importance, memberikan perasaan setiap orang dipentingkan 4. Sense of achievement , setiap orang perlu bangkit dari kegagalan

Pada tahap keempat, estem need merupakan harga diri. Setiap orang ingin membuktikan keberhasilan dengan menggunakan simbol simbol seperti tinggal di rumah elit, merk kendaraan, merk jam tangan, penggunaan gelar.

Pada tahap ke lima, self actualization adalah kesempatan menggali dan mengembangkan potensi yang terpendam. Tidak banyak orang yang mampu merealisasikan potensinya menjadi kenyataan.

Maslow mengemukakan ciri ciri orang mengaktualisasikan diri sebagai berikut : a. Melihat hidup secara jernih apa adanya , tidak emosional

b. Mampu meramal apa yang akan terjadi dengan jitu c. Rendah hati , sabar

d. Membaktikan dri pada tugas dengan bekerja keras e. Kreatif , produktif , fleksibel, berani , spontan Jenis-Jenis Potensi Diri

Terdapat beberapa jenis potensi diri, diantaranya yaitu:

Potensi Berfikir

Manusia mempunyai potensi berfikir. Seringkali Allah swt menyuruh manusia untuk berfikir, maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi berfikir. Maka, bisa dikatakan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk belajar informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.

Potensi Emosi

Setiap manusia memilki potensi cita rasa yang dengannya manusia bisa memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan.

Potensi Fisik

Adakalanya manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik.

Potensi Sosial

Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan.

Ciri-Ciri Orang Yang Memahami Potensi Dirinya L

Menurut La Rose (Sugiharso dkk, 2009:126-127), ciri-ciri orang berpotensi diantaranya yaitu:

a. Suka belajar dan mau melihat kekurangan dirinya b. Memilki sikap yang luwes

c. Berani melakukan perubahan secara total untuk perbaikan d. Tidak mau menyalahkan orang lain maupun keadaan e. Memilki sikap yang tulus bukan kelicikan

f. Memiliki rasa tanggung jawab g. Menerima kritik saran dari luar

h. Berjiwa optimis dan tidak mudah putus asa.

Cara Mengenali Potensi Diri

Adapun cara yang bisa dilakukan seseorang untuk mengenali dirinya, diataranya yaitu:

1. Kenali aktivitas favorit kalian

2. Cari tahu kepandaian yang kalian miliki 3. Bertanya pada orang lain

4. Kenali potensi pominan yang ada pada diri kalian, misalnya memasak dan lain sebagainya.

5. Jangan takut berbeda dengan orang lain untuk mengembangkan potensi yang kalian miliki selama hal tersebut positif.

6. Menghargai diri sendiri bisa membantu kalian untuk menemukan siapa diri kalian dan jati diri kalian. Potensi diri baru bisa diketahui jika kalian menghargai dan mendengarkan apa yang sebenarnya kalian inginkan atau bisa menghargai diri sendiri.

7. Dengarkan orang lain, dengan mendengar kalian akan tahu bagaimana mengetahui apa potensi diri sendiri, juga kalian bisa melakukan evaluasi diri yang jarang dilakukan diri sendiri tanpa kesadaran tinggi.

Cara Mengembangkan Potensi Diri

Sebelum melakukan pengembangan diri dalam rangka menggunakan dan mengoptimalisasi seluruh kemampuannya untuk mencapai kinerja yang unggul, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seseorang untuk mengetahui, menilai atau mengukur dengan akurat kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya, berikut caranya:

1. Introspeksi diri (pengukuran individual)

Individu meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya, apa yang telah dicapai dan apa yang ia miliki sebagai suatu kelebihan yang bisa mendukung dan apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang menghambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini efektif jika individu bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh-sungguh memperhatikan kata hati.

2. Feedback dari orang lain

Dalam cara ini, seseorang meminta masukan berupa informasi atau data penilaian mengenai dirinya dari orang lain. Masukan berupa umpan balik (feedback) ini meliputi segala sesuatu mengenai sikap dan perilaku seseorang yang tampak, dipersepsi oleh orang lain yang bertemu dan berinteraksi dengannya. Cara ini bertujuan untuk membantu seseorang menelaah dan memperbaiki dirinya.

3. Tes Psikologi

Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu bisa memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir numerikal), potensi kerja (vitalitas, sumber energi kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas emosi, kepekaan perasaan, kemampuan membina relasi sosial) dan potensi kepemimpinan tingkah laku.