BAB IV.............................................................................................................. 24
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Menggunakan Metode CPM (Critical Path Method)
4.2.1.2 Mengidentifikasi Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis pada proyek VTV ini adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan yang apabila terjadi keterlambatan akan mengakibatkan keterlambatan secara keseluruhan. Pada langkah ini didahulukan dengan melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Perhitungan maju dilakukan untuk mengetahui Early Start (ES) dan Early Finish (EF) sedangkan perhitungan mundur untuk mengetahui Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF). Dari kedua perhitungan tersebut dapat diidentifikasi jalur kritis yang dapat digitung float/slack, yang merupakan kelonggaran penyelesaian suatu kegiatan.
Perhitungan Maju (Forward Computation)
Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke terminal event yaitu menghitung saat paling cepat terjadinya event dan saat
Gambar 4.1 Jaringan Kerja Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
1
2
4 5 6 7 8 9 10 11
12 0
3
21
20 19
18 17 16 15 14 13
A
B
C D
E F G H I J K
L
M N O
P Q
R S
T
T C
U
paling cepat dimulainya serta diselesaikan aktivitas-aktivitasnya (TE, ES, dan EF).
Kode
Kegiatan Jenis Pekerjaan Durasi (Hari)
Kegiatan
Sebelumnya ES
EF (ES+Dbesar)
A Design 24 0 24
B CAD/CAM 17 A 24 41
Polymodel
C CAD Slice 10 A 24 34
D CAM Slice 10 B,C 41 51
E Docking 3 D 51 54
F Kentokai 7 E 54 61
Casting
G Pemberian Cat 2 F 61 63
H Moulding 9 G 63 72
I Pouring 15 H 72 87
J Cleaning 10 I 87 97
Machining
K PL 5 J 97 102
L BJN 7 K 102 109
M BN atau BG 7 L 109 116
N KN 10 M 116 126
Tabel 4.4 Perhitungan Maju CPM
Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
Kode
Kegiatan Jenis Pekerjaan Durasi (Hari)
Kegiatan
Sebelumnya ES EF
O KP 6 N 126 132
P RA 6 O 132 138
Q BY 5 P 138 143
Finishing
R Assembly 7 Q 143 150
S Machining 9 R 150 159
T Finishing 10 R,S 159 169
U Try Out 1 4 T 169 173
A
B
C D
E F G H I J K
L
M N O
P Q
R S
T
T
1 2 C
3
4
5 6 7 8 9 10 11 12
13
14 15
16 18 17
19 20
21 22
0 24 24
17 41
10
41 10
51 3 54 7 61 2 63 9 72 15 87 10 97 5 102
7
109
7
10 116 6 126
6 132 5 138
7 143 150
9 159
10
169 1
U 4 173
Gambar 4.2 Network Perhitungan Maju CPM Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
Perhitungan Mundur (Backward Computation)
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya adalah menghitung saat paling lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikan aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF) atau dimaksudkan mengetahui waktu dan tanggal paling akhir proyek untuk dapat dimulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Berikut perhitungan mundur pelaksanaan proyek :
Kode
Kegiatan Jenis Pekerjaan Durasi (Hari)
Kegiatan Sebelumnya
LS (LF- Dkecil)
LF
A Design 24 0 24
B CAD/CAM 17 A 24 41
Polymodel
C CAD Slice 10 A 24 41
D CAM Slice 10 B,C 41 51
E Docking 3 D 51 54
F Kentokai 7 E 54 61
Casting
G Pemberian Cat 2 F 61 63
H Moulding 9 G 63 72
I Pouring 15 H 72 87
J Cleaning 10 I 87 97
Machining
K PL 5 J 97 102
L BJN 7 K 102 109
M BN atau BG 7 L 109 116
N KN 10 M 116 126
O KP 6 N 126 132
P RA 6 O 132 138
Q BY 5 P 138 143
Finishing
R Assembly 7 Q 143 150
S Machining 9 R 150 159
T Finishing 10 R,S 159 169
U Try Out 1 4 T 169 173
Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018 Tabel 4.5 Perhitungan Mundur CPM
Setelah didapatkan hasil perhitungan maju dan perhitungan mundur CPM, selanjutnya adalah menghitung free float dan total float untuk dapat memukan jalur-jalur yang merupakan jalur kritis. Yang merupakan jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek, yang apabila jika mengalami keterlambatan akan mengakibatkan keterlambatan secara keseluruhan proyek. Perhitungan free
Float dan total float adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Network Perhitungan Mundur CPM Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
A
B
C D
E F G H I J K
L
M N O
P Q
R S
T
T
1 2 C
3
4
5 6 7 8 9 10 11 12
13
15 14 16
17 18
19 20
21 22
0 24 24
17 41
10
41 10
51 3 54 7 61 2 63 9 72 15 87 10 97 5 102
7
109
7
10 116 6 126
6 132 5 138
7 143 150 9
159
10
169 1
U 4 173
Kode
Kegiatan Jenis Pekerjaan Durasi (Hari)
Kegiatan
Sebelumnya ES EF LS LF FF (EF-ES-D)
TF (LF-ES-D)
A Design 24 0 24 0 24 0 0
B CAD/CAM 17 A 24 41 24 41 0 0
Polymodel
C CAD Slice 10 A 24 34 24 41 0 7
D CAM Slice 10 B,C 41 51 41 51 0 0
E Docking 3 D 51 54 51 54 0 0
F Kentokai 7 E 54 61 54 61 0 0
Casting
G Pemberian Cat 2 F 61 63 61 63 0 0
H Moulding 9 G 63 72 63 72 0 0
I Pouring 15 H 72 87 72 87 0 0
J Cleaning 10 I 87 97 87 97 0 0
Machining
K PL 5 J 97 102 97 102 0 0
L BJN 7 K 102 109 102 109 0 0
M BN atau BG 7 L 109 116 109 116 0 0
N KN 10 M 116 126 116 126 0 0
O KP 6 N 126 132 126 132 0 0
P RA 6 O 132 138 132 138 0 0
Q BY 5 P 138 143 138 143 0 0
Finishing
R Assembly 7 Q 143 150 143 150 0 0
S Machining 9 R 150 159 150 159 0 0
T Finishing 10 R,S 150 160 150 160 0 0
U Try Out 1 4 T 160 164 160 164 0 0
Dari tabel diatas didapatkan bahwa jalur-jalur kritis yaitu kegiatan yang mempunyai nilai free float dan total float sama dengan 0. Peranan total float dan free float dalam penjadwalan aktivitas yang tidak kritis mengikuti dua aturan umum, yaitu :
1. Jika total float sama dengan free float, maka aktivitas-aktivitas yang tidak kritis dapat dijadwalkan dimana saja, diantara ES dan LF nya masing-masing.
2. Jika free float lebih kecil dari total float, maka saat dimulainya aktivitas yang tidak kritis dapat diundur terhadap saat tercepat dimulainya aktivitas tersebut. Lamanya pengunduran waktu tidak Tabel 4.6 Perhitungan free float dan total float CPM
Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
boleh lebih besar dari free float, sehingga penjadwalan dari aktivitas-aktivitas berikutnya tidak terganggu.
Kegiatan yang mempunyai jalur kritis dapat dilihat pada tabel berikut :
Kode Kegiata
n
Duras i (Hari)
Kegiatan Sebelumny
a
Waktu Awal
Waktu
Akhir FF
(EF-ES- D)
TF (LF-ES- ES EF LS LF D)
A 24 0 24 0 24 0 0
B 17 A 24 41 24 41 0 0
C 10 A 24 34 24 41 0 7
D 10 B,C 41 51 41 51 0 0
F 7 E 54 61 54 61 0 0
G 2 F 61 63 61 63 0 0
H 9 G 63 72 63 72 0 0
I 15 H 72 87 72 87 0 0
J 10 I 87 97 87 97 0 0
K 5 J 97 102 97 102 0 0
M 7 L 109 116 109 116 0 0
N 10 M 116 126 116 126 0 0
O 6 N 126 132 126 132 0 0
P 6 O 132 138 132 138 0 0
Q 5 P 138 143 138 143 0 0
R 7 Q 143 150 143 150 0 0
S 9 R 150 159 150 159 0 0
T 10 R,S 150 160 150 160 0 0
U 4 T 160 164 160 164 0 0
Tabel 4.7 Perhitungan network diagram CPM
Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
Dari tabel tersebut, sebagai tanda bahwa kegiatan proyek merupakan lintasan kritis, maka kegiatan yang bercetak berwarna merah merupakan jalur kritis yang akan dijelaskan dalam network lintasan kritis, yaitu sebagai berikut :
Pada nework diatas diperoleh hasil durasi pekerjaan proyek dengan menggunakan CPM adalah sebanyak 164 hari dan jalur kritis terletak pada lintasan A,B,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T, dan U.
Gambar 4.4 Network diagram jalur kritis CPM Sumber : PT. TMMIN, tahun 2018
A
B
C D
E F G H I J K
L
M N O
P Q
R S
T
T
1 2 C
3
4
5 6 7 8 9 10 11 12
13
14 15
16 17
18 19
20
21 22
0 24 24
17 41
10
41 10
51 3 54 7 61 2 63 9 72 15 87 10 97 5 102
7
109
7
10 116 6 126
6 132 5 138
7 143 150
9 159
10
160 1
U 4 164
0 24
41 41
51 54
159
164
160
150 143 138 132
61 63 72 87
126 116
109 97 102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Jaringan kerja dan network diagram proyek VTV dapat dilihat pada BAB IV.
2. Kegiatan yang dianggap kritis pada proyek VTV di divisi Dies and Jig Manufacturing ini adalah kegiatan A (Design), B (CAD/CAM), D (CAM Slice), E (Docking), F (Kentokai), G (Pemberian Cat), H (Moulding), I (Pouring), J (Cleaning), K (PL), L (BJN), M (BN/BG)), N (KN), O (KP), P (RA), Q (BY), R (Assembly), S (Machining), T (Finishing), dan U (Try Out). Kegiatan yang dianggap aman atau tidak kritis hanya terdapat pada kegiatan C (CAD Slice).
3. Penyelesaian proyek dengan menggunakan metode penjadwalan CPM adalah sebesar 164 hari. Sedangkan tanpa menggunakan metode tersebut waktu penyelesaian proyek memakan waktu 228 hari.
5.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya menggunakan network planning dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method) untuk memprioritaskan kegiatan apa yang dianggap mempunyai tingkat fatal dalam pengerjaannya.
2. Perencanaan awal dalam membuat master schedule harus lebih matang agar mempermudah saat implementasi jadwal pengerjaan proyek.
3. Dengan menggunakan metode CPM, perusahaan dapat mengelola penjadwalan yang lebih baik. Memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dianggap kritis jika adanya delay, dan kegiatan-kegiatan yang dapat diundur pelaksanaannya sehingga tercipta waktu pelaksanaan proyek yang
lebih efisien. Jadi dengan menggunakan metode CPM, perusahaan dapat menghemat waktu sebanyak 64 hari dan dapat terjadi efisiensi waktu dengan menggunakannetwork planning.