• Tidak ada hasil yang ditemukan

ذللَّٱ ذن َ

F. Metode Penelitian

5. Metode Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Pembahasan penelitian ini menggunakan penulisan yang bersifat Deskriptif Analitis. Deskriptif adalah suatu metode yang bermaksud untuk menggambarkan data-data dalam menguji atau menjelaskan sebuah tulisan guna menjawab pertanyaan yang menyangkut dengan pokok masalah. Sedangkan analitis adalah sebuah tahapan guna menguraikan data-data yang terkumpul dan tersusun secara sistematis25. Jadi metode deskriptif analitis adalah sebuah metode pembahasan untuk memaparkan data yang telah tersusun dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut26. Yakni dengan cara

24 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Gaung Persada Press,2009), Cet.1, h.64

25 Winarto, Ilmu Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung : Trasinto, 1978).

H. 10

26 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif. H. 73

19

memaparkan metode yang digunakan oleh Fakhruddȋn ar-Rȃzi dalam menafsirkan ayat-ayat didalam Al-Qur’ȃn yang mengandung format al-Amru ba̒da al-Hazhr (kata perintah setelah larangan) disertai dengan analisis terhadap penafsiran tersebut dengan teori Ushȗl Fiqh yang digunakannya.

Selain metode diskriptif-Analitis, penulis dalam penelitian ini juga menggunakan metode tematik. Pendekatan tamatik dipilih agar menghasilkan data-data yang lengkap dan komprehensif. Seperti yang telah dijelaskan oleh ̒Abdul Hay al-Farmȃwi (w. 2017 M) bahwa tafsȋr tematik dibagi menjadi dua macam, yaitu yang pertama mengkaji sebuah surat, dan yang kedua menghimpun semua ayat yang memiliki kaitan dengan term yang sama27.

Dan disini penulis akan menerapkan bagian yang kedua, yaitu mengumpulkan ayat-ayat yang memiliki format al-Amru ba̒da al- Hazhr, dan menganalisis teori Fakhruddȋn ar-Rȃzi pada kitab tafsir Mafȃtiẖ al-Ghaib.

Dalam penelitian ini, metode penulisan yang penulis terapkan adalah metode penulisan yang terdapat dalam “Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi “ yang diterbitkan oleh Program Pasca Sarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

27 Abdul Hayy al Farmȃwi, Metode Tafsir Maudhu’i dan Cara Penerapannya, Terj.Rosihon Anwar, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2002), Cet.1, h.42-43.

20 G. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini bisa dilakukan secara teratur dan runtut, maka diperlukan adanya rasionalisasi dan sistematika pembahasan.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan membagi ke dalam beberapa bab yang saling berkaitan. Selanjutnya bab-bab tersebut akan dibagi lagi ke dalam beberapa sub bab yang lebih kecil. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, identidikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II berisi Diskursus kaidah tafsir dan penerapannya, yang akan maemuat Pembahasan kaidah tafsir, Definisi Al-Amru, Definisi an-Nahy, Bentuk-bentuk format Al-Amru dan an-Nahy, Kaidah – kaidah tafsir seputar Al-Amru dan an-Nahy, Kaidah tafsir al-Amru ba̒da an-Nahy dan penerapannya dalam syariat Islam.

Bab III berisi Fakhruddȋn al-Rȃzi dan kitab tafsi̒r Mafȃtȋh al- Ghaib, yang akan membahas riwayat hidup Fakhruddin al-Rȃzi dan perjalanan intelektual, metode dan corak kitab Mafȃtih al-Ghaib, serta ayat-ayat didalam Al-Qur’an yang memuat format al-Amru ba̒da al- Hazhr.

Bab IV berisi Analisis Penafsiran Fakhruddȋn al-Rȃzi Terhadap Ayat-Ayat Dengan Format Al-Amru ba̒da Al-Hazhr, yang akan membahas tentang analisis redaksi ayat-ayat dengan format al-Amru ba̒da al-Hazhr pada kitab Mafȃtȋh al-Ghaib dan implikasinya pada istinbath hukum.

Bab V berisi Penutup, kesimpulan dan saran.

202 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Tafsȋr Mafȃtȋh al-Ghaib karya Muhammad bin ‘Umar bin al-Husain al-Rȃzi atau lebih dikenal dengan nama Fakhruddȋn al-Rȃzi dalam kajian Penerapan Kaidah Tafsȋr, maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Fakhruddȋn al-Rȃzi secara konsisten menerapkan kaidah tafsir “ al-Amru ba‘da al-Hazhr Yufȋdu al-Wujȗb”, pada ayat-ayat Al-Qur’ȃn yang mengandung format ini. Metode yang digunakan untuk menjelaskan ayat- ayat tersebut adalah dengan menyebutkan secara langsung bahwa ayat- ayat tersebut termasuk dalam permasalahan kaidah tafsir “ al-Amru ba‘da al-Hazhr , kemudian menyebutkan implikasi dari kata perintahnya.

Namun terkadang beliau juga tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai keberadaan kaidah tersebut pada ayat-ayat tersebut.

2. Metode penerapan kaidah tafsir tersebut terkadang berbeda dengan teori yang beliau yakini. Dimana beliau tidak segan untuk menyelisihi teori yang telah beliau pilih. Hal ini disebabkan karena beliau meyakini bahwa secara bahasa, kaidah tafsir “al-Amru ba‘da al-Hazhr Yufȋdu al-Wujȗb”.

Namun implikasi al-Wujȗb bisa berubah menjadi al-Ibȃhah apabila didapati adanya qarȋnah (faktor-faktor lain) yang dapat memalingkan dari hukum asalnya. Sehingga dari sembilan ayat dalam Al-Qur’ȃn yang mengandung format ini, menurut al-Rȃzi lima ayat diantaranya berimplikasi kepada al-Ibȃhah dan empat ayat lainnya berimplikasi kepada al-Wujȗb. Implikasi dari penafsiran yang dilakukan oleh Fakhruddȋn al-Rȃzi pada teks-teks Al-Qur’ȃn yang memiliki format kaidah ini ternyata mayoritasnya sesuai dengan pendapat-pendapat sarjana

203

muslim pada mazhab asy-Syȃfi‘iyyah. Namun ada juga beberapa pendapatnya yang menyelisihi pendapat dari para sarjana muslim pada madzhab asy-Syȃfi‘iyyah. Hal ini tentunya menunjukkan keluasan ilmu yang dimiliki olehnya, sebagai salah seorang seorang sarjana muslim yang menguasai banyak disiplin keilmuan semasa hidupnya.

Dokumen terkait