• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis Data

Dalam dokumen NIM : 105731133116 - Admin Digital Library (Halaman 38-77)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan salah satu tahap pelaksanaan kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan juga pengolahan data, Menurut Sugiyono (2014), yang mengatakan bahwa kegiatan dalam menganalisis data Kualitatif yang interaktif pada setiap proses penelitian hingga selesai.

Aktivitas yang ada dalam analisis data sebagai berikut :

1. Data yang dikumpulkan berarti Peneliti akan melakukan pencatatan data dengan cara Objektif tanpa dilebihkan sesuai hasil dari Observasi dan Wawancara yang dilakukan di Lapangan.

2. Data yang di reduksi berarti peneliti dapat memilih dan memilah hal inti sesuai Fokus yang diteliti. reduksi data adalah bentuk penyederhanaan, membuang atau memilah data yang tidak perlu dan diakhir simpulan nantinya dapat ditarik atau diverifikasi.

3. Penyajian data, yang berarti informasi-informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti secara sistematis dan terjadinya kesimpulan yang ditarik dan mengambil keputusan.

4. Mengambil kesimpulan atau Verifikasi, yang berarti data yang telah tersaji diakhir akan dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. verifikasi dilakukan seperti Keputusan yang berdasar dari reduksi data, dan juga penyajian data.

Dari beberapa tahap diatas memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya. Semua data yang di dapat dari Lapangan telah rampung memakai teknik pengumpulan data seperti di atas, peneliti melanjutkan proses analisis data memakai Pendekatan interpretatif. pendekatan interpretatif adalah teknik interpretasi arti dari data yang dikumpulkan dengan merekam sebanyak mungkin mengenai Objek yang pada saat itu diteliti agar dapat mendapatkan secara umum gambarannya tentang keadaan menyeluruh.

Dapat dilihat dari beberapa langkah analisis dengan cara data yang dikumpulkan dan diperlukan melalui Pengamatan, Wawancara bersama narasumber, dilengkapi dokumen yang tersedia. Selanjutnya peneliti menganalisis beberapa data tersebut. Adapun Analisis ini dilaksanakan dengan proses Klarifikasi, kemudian dilanjutkan dengan wawancara yang data-datanya telah diperoleh dan ditelaah dan dikuatkan dengan alasan yang Logis, Relevan, agar tidak melenceng dari referensi yang dijadikan acuan.

Menelaah data, yang dilakukan lagi seperti melakukan Reduksi Data dengan cara melakukan abstraksi. Abastraksi berarti Usaha dalam pembuatan Rangkuman inti, serta beberapa Pernyataan yang dijaga agar masih berada di dalamnya sesuai konteks.

Selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyusun satuan. Dimana satuan ini dimasukkan ke dalam prosedur selanjutnya. Hal ini dilakukan sambil membuat Koding. Prosedur akhir dari proses Analisa ini melakukan pengecekan data, kemudian masuk ke langkah Penafsiran Data untuk mengelolah Data dengan hasil sementara yang menjadikan Teori subtansif memakai metode tertentu.

Penelitian yang digunakan adalah Teknik Analisis deskriptif Kualitatif yaitu bagaimana peneliti menggambarkan kondisi yang ada dilapangan dengan data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan narasumber atau dengan melakukan pengamatan mengenai masalah yang diteliti dengan melihat apakah penerapan SAP Berbasis Akrual di pemerintahan Kab.

Enrekang sudah sesuai berdasarkan standar pada PP No. 17 tahun 2010.

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Nama dan Sejarah singkat Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Enrekang.

Badan Pengelola Keuangan Daerah merupakan suatu satuan kerja perangkat daerah pemerintah Kab. Enrekang yang merupakan satuan kerja pengelola keuangan daerah, badan pengelola keuangan daerah ini terletak di kabupaten Enrekang yang terletak di wilayah propinsi Sulawesi Selatan yang letaknya 235 km sebelah Utara ibu kota propinsi. Kabupaten Enrekang sendiri berbatasan dengan Kabupaten Luwu di sebelah Timur, Kabupaten Pinrang di sebelah Barat, Kabupaten Sidrap sebelah Selatan dan Kabupaten Tana Toraja di sebelah Utara. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang yang sebelumnya berasal dari bagian keuangan sekretariat daerah, berhubung dengan bertambah kompleks nya tugas bagi pengelola keuangan daerah sehingga menjadi titik awal dibentuknya Organisasi Perangkat Daerah yang mana fokus kerjanya melayani dan mengelola keuangan daerah dengan nama yang baru yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) sebagaimana telah ditetapkan dalam Perda Kab. Enrekang No.03 tahun 2004 berisi mengenai pembentukan, susunan organisasi, dan tata kerja lembaga teknis daerah Kab. Enrekang, dan dijelaskan pula dalam putusan

bupati enrekang No.20 tahun 2005 mengenai tugas pokok, fungsi jabatan pada badan pengelola keuangan daerah Kab. Enrekang.

PP No. 41 tahun 2007 mengenai pedoman organisasi perangkat daerah yang telah diterbitkan pemerintah pada tahun 2008.

Dengan terbitkannya peraturan tersebut sehingga kembali dilakukan perubahan terhadap Organisasi Perangkat Daerah di Kab. Enrekang, sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berganti kembali namanya menjadi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) seperti yang ada dalam Perda Kab. Enrekang No.5 tahun 2008 mengenai pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Dinas daerah Kab. Enrekang yang juga termasuk dalam peraturan daerah ini termasuk Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) dan Bagian Aset Sekretariat Daerah menjadi salah satu bagian dari struktur dan organisasi dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Enrekang, Sebagaimana telah diatur dalam peraturan bupati enrekang No. 21 Tahun 2009 mengenai tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja dinas pengelola keuangan dan asset daerah kab. enrekang.

PP No.18 Tahun 2016 kembali diterbitkan oleh Pemerintah pada Tahun 2016 mengenai perangkat daerah dengan ditetapkannya perda Kab. Enrekang no. 11 tahun 2016 mengenai dibentuknya susunan perangkat daerah Kab. enrekang. Dengan diberlakukannya peraturan itu, maka dilakukan kembali perubahan Organisasi Perangkat Daerah di Kab. enrekang seperti dinas pengelola keuangan dan aset daerah yang menjadi badan pengelola keuangan

daerah. Dilihat dari berubahnya dinas pengelola keuangan dan aset daerah yang diperluas Tiga Organisasi Perangkat Daerah diantaranya badan pengelola keuangan daerah (BPKD), badan pendapatan daerah (BAPENDA), terkhusus di bidang aset menjadikan bagian sekretariat daerah.

Gambar 2.1

Struktur Organisasi BPKD

1. S u s u n a n

s e r

2. Beberapa tugas BPKD seperti : 1. Ketua bpkd

Kepala badan merupakan pimpinan Badan termasuk di dalamnya anggaran, bendahara, verifikasi, dan akuntansi. Di samping itu ketua bpkd juga memiliki beberapa tugasnya seperti :

a. Kepala Badan bersedia memberi arahan sekretariat, kabid secara tertulis ataupun lisan, agar kedepannya tugas bisa terselesaikan sesuai dengan aturan UU berlaku.

b. Mengatur aktivitas sekretariat, kabid kawasan badan pengelola keuangan daerah agar seperti dan ketentuan yang berlaku.

c. Menerima naskah dalam bentuk nota, persuratan Undangan, Disposisi dan absen beserta surat yang lain..

d. Mengkoordinir beserta sekretariat Daerah beserta lainnya yang berkaitan.

e. Membuat rencana strategis di bidang pengelolaan Keuangan Daerah.

f. Membuat renana kerja yang baik sesuai saran dan masukan dari sekretariat dan Bidang Lingkup BPKD.

g. Mengatur susunan perancangan apbd

h. Menjalankan fungsi bendahara umum daerah (bud).

i. Mempersiapkan kebijakan dan pelaksanaan APBD.

j. Menjalankan kendali laksana APBD.

agai berikut :

a. Menyiapkan rancangan rencana strategis Sub Bagian Perencanaan.

b. Menyiapkan rancangan rencana anggaran satua kerja Sub Bagian Perencanaan.

c. Mengatur rancangan rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian serta dokumen penetapan kinerja dengan Sekretaris Dinas, Kepala Sub Bagian Keuangan, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

d. Membuat dan mengatur tugas-tugas di lingkup Sub Bagiannya.

e. Membantu Sekretaris Badan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pegawai di lingkup Sub Bagiannya.

f. Menjalankan rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian.

g. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang- Undangan, Kebijakan Teknis, Pedoman dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang ada kaitannya dengan penyelenggaraan perumusan visi dan misi, rencana anggaran dan rencana anggaran Badan.

h. Mengatur, menghimpun, dan memverifikasi rencana strategis dan rencana anggaran dari masing-masing bidang.

i. Mengumpulkan, mengelola data dan informasi, mencatat permasalahan serta melaksanakan pemecahan masalah

yang berhubungan dengan tugas-tugas perencanaan Badan.

j. Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi instansi vertical dan perangkat daerah lainnya dengan Badan.

k. Mengumpulkan, mengklasifikasi dan menyusun data statistic Perencanaan Badan Pengelola Keuangan Daerah.

l. Membantu Sekretaris dengan tujuan mengumpulkan dan merumuskan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Daerah.

m. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian secara berkala.

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugasnya,

o. Membantu Sekretaris Badan dalam menyusun laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perencanaan.

2. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagin Keuangan yang juga dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, dengan menjalankan tugasnya dalam melaksanakan urusan penata usaha, administrasi keuangan serta merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan.

Kepala Sub Bagian Keuangan yang memiliki bebrapa tugas yang diuraikan sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan merumuskan rancangan rencana strategis Sub Bagian Keuangan.

b. Menyiapkan dan merumuskan rencana kerja anggaran satuan Sub Bagian Keuangan.

c. Mengatur rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian Keuangan dengan Sekretaris Badan, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

d. Mengatur tugas-tugas kerja di lingkup Sub Bagian,

e. Membantu Sekretaris dalam mengerjakan pengelolaan urusan-urusan Keuangan Badan.

f. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan pegawai di lingkup Sub Bagian Keuangan.

g. Menerima dan memproses serta mengumpulkan surat dan dokumen keuangan kegiatan badan.

h. Melaksanakan rencana strategis dan rencana anggaran Sub Bagian Keuangan.

i. Menghimpun dan memverifikasi terhadap dokumen pertanggung jawaban keuangan badan.

j. Melakukan telaah staff kepada pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

k. Membantu Sekretaris dalam rangka mengumpulkan dan merumuskan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Badan Pengelola Keuangan Daerah.

l. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang telah diberikan oleh atasan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

m. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis dan rencana anggaran satuan kerja Sub Bagian Keuangan secara berkala.

n. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan Sub Bagian.

B. Analisis Data

Pemerintah Kabupaten Enrekang dalaam akuntansi keuangan merupakan salah satu dari Akuntansi Sektor Publik dimana pencatatan dan pelaporan dari beberapa Transaksi yang saling terhubung dengan Keuangan Daerah.Keuangan daerah yang dimaksud adalah semua hak dan kewajuban daerah yang diselenggarakan pemerintah daerah dan dapat dinilai dengan uang, seperti segala bentuk kekayaan yang menyangkut hak dan kewajiban daerah tersebut.

Badan Pengelola Keuangan Daerah ( BPKD ) selaku Kantor Pusat di Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang, dan SKPD selaku Kantor Cabang.

Sebelum melakukan penelitian, tepatnya pada Senin 12 Februari 2021 peneliti mengurus surat perijinan penelitian yang bertempat di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM- PTSP) Kabupaten Enrekang untuk membawa surat prijinan yang diberikan oleh Kampus agar diberi izin melaksanakan Penelitian yang bertempat di Pemerintah Kab. Enrekang yang berlokasi di badan pengelola keuangan daerah (BPKD) . Setelahnya peneliti mendapatkan surat Tembusan izin penelitian yang dikeluarkan oleh DPM-PTSP, peneliti diarahkan untuk membawa surat tembusan ke badan kesatuan bangsa dan politik (BAKESBANGPOL) kemudian Surat Tembusan lainnya dibawa peneliti menuju Kantor Bupati Kabupaten Enrekang dan Kantor Kecamatan Kabupaten Enrekang.

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti di lapangan, dengan data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder yang mana

data tersebut merupakan hasil dari wawancara dan data laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Tahun Anggaran 2017. Proses wawancara dilaksanakan di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Enrekang bersama bapak Rahmat Baharuddin sebagai kepala bidang akuntansi di badan Pengelola keuangan daerah (BPKD) Kab. Enrekang.

Peneliti datang langsung ke Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Enrekang pada tanggal 13 Februari 2021 dengan membawa Surat Tembusan dari DPM-PTSP Kabupaten Enrekang dan diarahkan langsung ke bagian Kasubag Umum dan Kepegawaian dan bertemu dengan Bapak Permadi Hasan di ruangan untuk memberi penjelasan Wawancara yang peneliti laksanakan. Selanjutnya peneliti diarahkan ke bagian akuntansi guna melaksanakan proses Wawancara bersama Bapak Rahmat Baharuddin sebagai kepala bidang akuntansi sekaligus informan. Proses Wawancara yang dilaksanakan peneliti dimulai pada tanggal 13 Februari 2021, 17 Februari 2021, dan 25 Febuarii 2021 selama 3 kali proses wawancara pada hari yang berbeda.

Data yang telah dikumpulkan peneliti dengan Bapak Rahmat Baharuddin selaku Kepala Bidang Akuntansi sekaligus informan melalui proses wawancara dengan melihat bahwa pada saat terbitnya sistem akuntansi pemerintahan dengan basis Akrual, BPKD Kabupaten Enrekang telah menerapkan sistem akuntansi pemerintahan dengan basis Akrual pada Tahun 2015 secara serentak di Kabupaten Enrekang sesuai dengan yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan.

Kabupaten Enrekang khususnya di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Sebelum pemerintah menerbitkan SAP dengan basis akrual , mereka menggunakan 5 Komponen di dalam Laporan Keuangan.

Namun diterbitkan dan diterapkan SAP dengan basis akrual Kab.

Enrekang khususnya BPKD telah menggunakan 7 Komponen Laporan Keuangan sesuai dengan aturan yang diterbitkan Pemerintah.

Dengan diberlakukan peraturan pemerintah yang tertuang dalam Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual, dimana Kabupaten Enrekang sendiri khususnya Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) telah mengikuti dan mematuhi aturan yang diberlakukan pemerintah.

Menurut Bapak Rahmat Baharudin yang menjadi alasan utama dalam penerapan basis akrual di BPKD adalah karena adanya perintah Undang-undang tentang PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan suatu amanat dari Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara yang tertuang dalam pasal 32 yang menyatakan bahwa isi dari laporan pertanggungjawaban atas pelaksanan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Terlepas dari alasan utama diterapkannya basis akrual di Kabupaten Enrekang khususnya BPKD yang seharusnya dengan diterapkan SAP dengan basis akrual ini agar nantinya Laporan Keuangan Daerah atau Pusat agar berkualitas, transparansi, dan Informatif.

C. Pembahasan

Hasil dari analisi data yang dilakukan peneliti serta pengamatan di lapangan adalah sebagai berikut ;

Menurut perbandingannya, penerapan standar akuntansi sebelum penerapan basis akrual terlebih dahulu diterapkan standar akuntansi dengan basis kas. Dimana dalam basis kas pendapatan yang diterima belum dicatat meskipun barang / jasa telah diberikan kepada pelanggan, dan baru akan dicatat pada saat pelanggan membayar sejumlah uang / kas kepada pembeli.

Menurut pendapat Bapak Rahmat Baharuddin, dibandingkan sistem sebelumnya dalam hal ini sistem akuntansi basis kas dengan sistem akuntansi berbasis akrual , Bapak Rahmat Baharuddin sendiri mengatakan baiknya menggunakan sistem akuntansi dengan basis akrual meskipun dalam proses pencatatannya yang tergolong ribet di bandingkan standar akuntansi pemerintahan yang digunakan sebelumnya. Akan tetapi Basis Akrual ini laporan keuangan menjadi lebih terrstruktur dan lebih akuntabel serta lebih mudah dalam pemberian informasi secara akurat dan detail.Dengan penerapan basis akrual ini juga lebih memudahkan para penggunanya dalam melakukan pengukuran asset, kewajiban, dan ekuitas di dalam siklus akuntansi.

Dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual, Bapak Rahmat Baharuddin juga mengatakan bahwa ada beberapa yang ikut terlibat di dalam pelaksanan penerapan basis akrual di Kabupaten Enrekang, diantaranya semua kalangan dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah), di bagian akuntansi, dan semua instansi di Kabupaten Enrekang. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam perubahan

penerapan akuntansi pemerintahan, pastinya akan sangat memerlukan kerja sama dari berbagai pihak agar kedepannya dapat menghasilkan laporan keuangan yang transparansi dan lebih akuntabel.

Sesuai yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam penerapan basis akrual yang tegolong sedikit lebih rumit dari sebelumnya, tentunya di dalam penerapan basis akrual ini terdapat kendala yang tidak menutup kemungkinan dapat terjadi dan menjadi hambatan di dalam pelaksanaan basis akrual.Seperti yang dikatakan Bapak Rahmat Baharuddin bahwa yang menjadi kendala di dalam pelaksanaan basis akrual adalah aturan yang sewaktu waktu bisa berubah terkait pengelolaan keuangan.Sebagai contoh Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 telah dicabut dan diganti dengan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020.

Sebagaimana yang tertuang dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah beberapa kali diubah, dengan perubahan terakhir yaitu Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan sekarang berganti menjadi Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

Terlepas dari kendala yang sewaktu waktu biisa dihadapi di dalam pelaksanaan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual tentunya dibarengi dengan hasil yang memuaskan atas kerjasama dari berbagai pihak.Dilihat dari hasil penerapan standar akuntansi pemerintahan yang telah optimal dilakukan di BPKD Kabupaten

Enrekang, tentunya sangat berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah.Hal ini sejalan dengan penelitian dari Irwana (2010) tentang “Efektifitas Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan”. Tentunya hal ini menjadi bukti bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan yang efektif, juga akan meningkatkan kualitas dari laporan keuangan. Menurut pengakuan dari Bapak Rahmat Baharuddin yang mengatakan di BPKD Kabupaten Enrekang telah melakukan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual secara optimal.

Berdasarkan penerapan yang dilakukan secara optimal, Kabupaten Enrekang berhasil meraih predikat Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sebanyak 3 kali secara berturut-turut yang tentunya pencapaian ini juga berkat dari dukungan dan kerjasama semua pihak.

Predikat WTP menunjukkan bahwa di dalam pengelolaan keuangan pemerintah Kabupaten Enrekang yang dinilai bersih, professional,transparansi dan akuntabel, dan juga telah menerapkan prinsip-prinsip good governance.

Bertepatan dengan predikat WTP yang diraih Kabupaten Enrekang tahun 2021, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Enrekang Nurjannah Mandeha, Skm. Msi juga merilis proyekperubahan yang dinamai “Darah Mental”. Darah Mental sendiri memiliki arti dan kepanjangan dari Mudah Murah dengan Dokumen Digital.Diharapkan dengan rilisnya proyek perubahan ini enrekang tetap mempertahankan Opini WTP untuk tahun-tahun kedepannya. Di samping

itu, Out Come dari proyek perubahan “Darah Mental” ini, Kabupaten Enrekang lebih Optimis dan percaya diri pengelolan keuangan semakin efektif dan efisien sekaligus dapat mencegah penyebaran covid-19 di masa pandemic pada wilayah kerja OPD.

Bapak Rahmat Baharuddin juga menyampaikan bahwa di dalam menerapkan SAP dengan basis akrual di BPKD Kab. Enrekang memiliki kesiapan dalam hal SDM maupun sarana prasarana yang menunjang.

Bapak Rahmat Baharuddin juga menambahkan bahwa demi mempertahankan kualitas dan kemampuan dari SDM di lingkup BPKD maka dilakukan konsistensi pelatihan setiap saat di waktu yang telah di tentukan dengan sarana prasarana yang berupa aplikasi SIMDA, Komputer, jaringan internet,perangkat keras maupun perangkat lunak lainnya. Kualitas dan kemampuan SDM sangat berpengaruh terhadap kualitas dari laporan keuangan di BPKD itu sendiri.

Dalam menerapkan standar akuntansi pemerintah SAP dengan basis Akrual itu sendiri dilaksanakan penuh dalam bentuk patuh terhadap aturan yang dikeluarkan pemerintah.Namun demikian, dalam penerapannya di BPKD Kab. Enrekang berjalan dengan baik.

43 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil dari analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan Analisis Deskriptif dalam melakukan evaluasi penerapan SAP dengan basis akrual pada pemerintah daerah Kab. Enrekang, maka pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dilihat dari penerapannya, dalam penerapa SAP dengan basis Akrual di Kabupaten Enrekang dalam penyusunan laporan keuangan dan proses akuntansi lainnya di Pemerintah Daerah khususnya BPKD bahwa Kabupaten Enrakang sudah melakukan penerapan basis akrual sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang penerapan basis akrual. Dapat dilihat dari proses penyusunan laporan keuangan yang sebelumnya 5 komponen setelah penerapan basis akrual menjadi 7 komponen laporan keuangan. Selain itu faktor pendukung dari keberhasilan diterapkannya basis akrual ada pada kemampuan dan kualitas dari SDM beserta sarana prasarana yang menjadi penunjang proses pelaksanaan akuntansi.

A. Saran

Adapun hal-hal yang disarankan oleh peneliti terkait hasil dari penelitianadalah sebagai berikut :

1. Perlunya perekrutan pegawai yang ahli di bidangnya, terkhusus di bidang Akuntansi Daerah dalam pengelolaan bagian Akuntansi agar kedepannya pencatatan dan hasil pelaporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dapat berjalan dengan baik.

2. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kab. Enrekang diharap agar lebih meningkatkan kinerja keuangan dan dapat mengelola pendapatan di berbagai sektor seperti Pendapatan di Sektor Pajak, sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) yang sangat berpotensi dalam hal menunjang peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Albugis, F. 2016. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Binsar.2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Sektor Pemerintahan di Indonesia.Disampaikan pada Kongres XI IAI, Jakarta.

Dessy, 2016.Evaluasi Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat.

Firdausi, D. 2015. Evaluasi Penerapan Peraturan Pemerintah NO. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ( LKPD ) Kab. Nganjuk.

Hidayat, R. 2019. Analisis Efektifitas dan kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kab.Enrekang.

Iffah, A. 2016.Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akrual pada Pemerintahan Pusat (Studi Kasus Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Komite Standar Akuntansi Pemerintah. 2012. Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Salemba Empat.

Maulana, F. 2017. Evaluasi dan Tantangan Pemerintah dalam Menerapkan Akuntansi Berbasis Akrual Sebagai Wujud Pencapaian Good Governance (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengolahan Keuangan dan Aset Daerah.

Pamungkas, B. 2018.Determinan Penerapan Basis Akrual Secara penuh pada Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.

Purnamasari, N. I., Antong, A., Kasran, M. 2020. Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Daerah Berbasis Akrual pada Kantor BPKAD Kabupaten Luwu.

Dalam dokumen NIM : 105731133116 - Admin Digital Library (Halaman 38-77)

Dokumen terkait