• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Metode Analisis Data

29

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Dalam melakukan pengolahan data menjadi informasi dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan Microsoft Word. Pada metode ini alat pengujian yang dipakai adalah dengan menggunakan analisis Z-Score model Altman.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menganalisis datanya :

1. Melakukan penghitungan terhadap rasio-rasio keuangan Altman Z- Score pada laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.

Rasio-rasio keuangan metode Altman Z-score adalah sebagai berikut : a. X1 = Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset.

b. X2 = Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset.

c. X3 = Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aset.

d. X4 = Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas.

e. X5 = Rasio Penjualan terhadap Total Aset.

2. Setelah menghitung rasio-rasio yang dibutuhkan, maka selanjutnya menghitung nilai Z-Score pada perusahaan yang dijadikan objek penelitian, dengan rumus dari Altman Z-Score sebagai berikut :

Z=0,717X1+0,847X2+3,107X3+0,420X4+0,988X5

3. Setelah menghitung rasio-rasio dan memasukkannya ke dalam rumus persamaan altman Z-Score, maka selanjutnya elakukan klasifikasi

melalui titik cut off dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai Z < 1,23 = Zona “Distress” (Dalam kondisi ini, perusahaan mengalami financial distress dan berpotensi tinggi mengalami kebangkrutan).

b. Jika nilai 1,23 < Z < 2,99 = Zona “Abu-abu” (Dalam kondisi ini, perusahaan mengalami financial distress yang harus ditangani oleh manajemen secara tepat. Terdapat kemungkinan perusahaan bangkrut atau survive dari masa financial distress).

c. Jika nilai Z > 2,99 = Zona “Aman” (Dalam kondisi ini, perusahaan tidak memiliki potensi mengalami kebangkrutan).

31

PT Sunson Textile Manufacturer Tbk yang didirikan pada tahun 1972 dengan nama PT. Sandang Usaha Indonesia Tekstil Industri dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1973. Kantor pusat Sunson terletak di Jl. Ranggamalela No. 27, Bandung dan lokasi utama bisnis terletak di Jl. Raya Rancaekek KM 25, Sumedang, Jawa Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sunson Textile Manufacturer Tbk antara lain : PT. Sunsonindo Textile Investama (40,99%), East Rise Capital Limited (14,50%), Easefull Enterprise Limited (14,04%) dan Sudjono Suriadi (5,92%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SSTM meliputi usaha di bidang industri tekstil terpadu termasuk memproduksi dan menjual benang, kain dan produk tekstil lainnya serta melakukan perdagangan umum.

Pada tahun PT Sunson Testil Manufacture memiliki aset lancar sebesar Rp 389.785.346.285 dan aset tidak lancar sebesar 374.878. 000.649 sehingga keseluruhan total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2014 sebesar Rp 773.663.346.934. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada 2014 adalah sebesar Rp 514.793.507.583. Tahun 2014 total penjualan bersih sebesar Rp 519.854.661.831, dan tahun 2014 PT Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (12.840.297.828).

Total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2015 sebesar Rp 721.884.167.684. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada 2015 adalah sebesar Rp 477.792.694.823. Tahun 2015 total penjualan bersih pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya , penjualan tahun 2015 adalah sebesar Rp 506.180.498.366., dan tahun 2015 PT Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (10.462.177.146).

31

32

total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2016 sebesar Rp 670.963.993.715. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada 2016 adalah sebesar Rp 407.944.491.993. Tahun 2016 total penjualan bersih sebesar Rp 436.691.203.876, dan tahun 2016 PT Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (15.208.057.912).

total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2017 sebesar Rp 605.643.301.307. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada 2017 adalah sebesar Rp 393.177.629.585. Tahun 2017 total penjualan bersih sebesar Rp 343.842.837.211, dan tahun 2017 PT Sunson Textile Manufacture mengalami kerugian sebesar Rp (25.474.738.733).

total aset yang dimiliki oleh PT Sunson Textil Manufacture pada tahun 2018 sebesar Rp 562.174.180.897. Total liabilitas atau kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan pada 2018 adalah sebesar Rp 346.923.856.267. Tahun 2018 total penjualan bersih sebesar Rp 410.244.604.874, dan pada tahun 2018 PT Sunson Textile Manufacture memiliki keuntungan atau laba sebesar Rp 2.784.652.907.

4.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Strukturorganisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi ataukegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaianlaporan.Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dalam manajemen organisasi agar suatu organisasi dapatberjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan. Berikut ini adalah struktur organisasi PT Sunson Textile Manufacturer. Tbk :

Keterangan :

1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris PT Sunson Textile Manufacturer memiliki 5 orang anggota yaitu Sundjono Suriadi bertindak selaku komisaris utama. Dan anggota Ny Mariah Suriadi, Bernadi Widjajakusuma, Ali Senitro, dan Sutomo. Tugas dewan komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan.

2. Komite Audit

Komite audit membantu Dewan Komisaris menjalankan fungsi pengawasan atas kegiatan Perseroan yang terkait dengan penelaahan atas informasi keuangan, pengendalian internal, manajemen risiko, efektivitas auditor internal dan eksternal, dan kepatuhan pada peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.

DEWAN KOMISARIS

KOMITE AUDIT

DIREKTUR UTAMA

AKUNTANSI SPINNING

GENERAL MANAGER

INTERNAL AUDIT SEKRETARIS PERUSAHAAN

PEMASARAN WEAVING

KEUANGAN

GUDANG SDM

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

34

3. Direktur Utama

Direkrut Utama dijabat oleh Purnawan Suriadi, tugas dari direktur utama adalah mengkoordinasi dan menjalankan serta memberi kebijakan tertinggi dalam suatu perusahaan.

4. Sekretaris Perusahaan

Sekretaris perusahaan mempunyai tugas pokok untuk menjembatani komunikasi antara perseroan dan masyarakat serta menjaga keterbukaan informasi.

5.Internal Audit

Tugas dari internal audit adalah Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di seluruh bidang kegiatan Perseroan. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan.

6.General Manager

General manager bertugas mengkoordinasikan kegiatan dari satu atau lebih departemen, seperti teknik, operasi atau penjualan, atau divisi utama dari organisasi bisnis dan membantu petugas administrasi kepala dalam merumuskan dan mengelola kebijakan organisasi dengan melakukan tugas berikut secara pribadi atau melalui manajer bawahan

4.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan dari penghitungan rasio-rasio keuangan Altman Z-Score Modifikasi adalah sebagai berikut :

1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset ( X1 )

Rasio ini memiliki rumus penghitungan sebagai berikut : X1=Aset LancarLiabilitas Lancar

Total Aset

Tahun Aset Lancar Liabilitas Lancar Modal Kerja

(aset lancar – liabilitas lancar) 2014 398.785.346.285 332.510.082.788 66.275.263.497

2015 377.319.537.345 331.660.630.809 45.658.906.536 2016 351.706.167.938 277.524.504.441 74.181.663.497 2017 311.547.858.348 182.421.582.456 129.126.275.892 2018 294.172.560.216 131.917.686.499 162.254.873.767

Tabel 4.2 Rasio Modal kerja Terhadap Total Aset

Tahun Modal Kerja Total Aset X1

2014 66.275.263.497 773.663.346.934 0,086

2015 45.658.906.536 721.884.167.684 0,063

2016 74.181.663.497 670.963.993.715 0,111

2017 129.126.275.892 605.643.301.307 0,213

2018 162.254.873.767 562.174.180.897 0,289

Dari data tabel diatas menunjukan nilai rasio modal kerja terhadap aktiva.

a. Pada tahun 2014 rasio X1 sebesar 0,086. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp 66.275.263.497 dengan total aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.

b. Pada tahun 2015 rasio X1 sebesar 0,063. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp 45.658.906.536 dengan total aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.

c. Pada tahun 2016 rasio X1 sebesar 0,111. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp 74.181.663.497 dengan total aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.

d. Pada tahun 2017 rasio X1 sebesar 0,213. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp 129.126.275.892 dengan total aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.

36

e. Pada tahun 2018 rasio X1 sebesar 0,289. Nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari modal kerja sebesar Rp 162.254.873.767 dengan total aktiva sebesar Rp 562.174.180.897.

2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset (X2)

Rasio ini memiliki rumus pernghitungan sebagai berikut : X2=Laba Ditahan

Total Aset

Tabel 4.3 Laba Ditahan terhadap Total Aset

Tahun Laba Ditahan Total Aset X2

2014 (104.480.160.110) 773.663.346.934 (0,135)

2015 (116.870.769.863) 721.884.167.684 (0,162)

2016 (98.322.557.413) 670.963.993.715 (0,147)

2017 (147.111.482.423) 605.643.301.307 (0,243)

2018 (145.999.444.506) 562.174.180.897 (0,260)

Dari table tersebut menunjukan nilai rasio laba ditahan terhadap aktiva.

a. Pada tahun 2014 rasio X2 menunjukan -0,135, dimana nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp - 104.480.160.110 dengan total aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.

b. Pada tahun 2015 rasio X2 menunjukan -0,162, dimana nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -116.870.769.863 dengan total aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.

c. Pada tahun 2016 rasio X2 menunjukan -0,147, dimana nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp - 98.322.557.413 dengan total aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.

d. Pada tahun 2017 rasio X2 menunjukan -0,243, dimana nilai rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -147.111.482.423 dengan total aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.

tersebut merupakan hasil pembagian dari laba ditahan sebesar Rp -145.999.444.506 dengan total aktiva sebesar Rp 562.174.180.897 .

3. Rasio Laba Sebelum bunga dan Pajak terhadap Total Aset (X3) Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :

X3= EBIT Total Aset

Tabel 4.4 Laba Sebelum bunga dan Pajak terhadap Total Aset

Tahun EBIT Total Aset X3

2014 (22.639.453.386) 773.663.346.934 (0,029) 2015 (22.355.081.158) 721.884.167.684 (0,031) 2016 (21.393.443.783) 670.963.993.715 (0,032) 2017 (21.551.113.157) 605.643.301.307 (0,036) 2018 (12.198.354.651) 562.174.180.897 (0,022) Dari table diatas menunjukan nilai rasio EBIT terhadap total aktiva.

a. Pada tahun 2014 rasio X3 sebesar -0,029, rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -22.639.453.386 dengan total aktiva sebesar Rp 773.663.346.934.

b. Pada tahun 2015 rasio X3 sebesar -0,031, rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -22.355.081.158 dengan total aktiva sebesar Rp 721.884.167.684.

c. Pada tahun 2016 rasio X3 sebesar -0,032, rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -21.393.443.783 dengan total aktiva sebesar Rp 670.963.993.715.

d. Pada tahun 2017 rasio X3 sebesar -0,036, rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -21.551.113.157 dengan total aktiva sebesar Rp 605.643.301.307.

38

e. Pada tahun 2018 rasio X3 sebesar -0,022, rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari EBIT sebesar Rp -12.198.354.651 dengan total aktiva sebesar Rp 562.174.180.897.

4. Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas (X4) Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :

X4=nilai pasar saham Total Liabilitas

Tabel 4.5 Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas

Tahun Nilai pasar saham Total Liabilitas X4

2014 120.603.645.643

514.793.507.583 0.234 2015 60.887.277.412

477.792.694.823 0.127 2016 421.527.305.160

407.944.491.993 1.033 2017 444.945.488.780

393.177.629.585 1.132 2018 529.250.949.812

346.923.856.267 1.526 Dari tabel diatas menunjukan nilai rasio nilai pasar modal terhadap total liabilitas.

a. Pada tahun 2014 rasio X4 sebesar 0,234. Rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 120.603.645.643 dengan total liabilitas sebesar Rp 514.793.507.583

b. Pada tahun 2015 rasio X4 sebesar 0,127. Rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 60.887.277.412 dengan total liabilitas sebesar Rp 477.792.694.823

c. Pada tahun 2016 rasio X4 sebesar 1,033. Rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 421.527.305.160 dengan total liabilitas sebesar Rp 407.944.491.993

hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 444.945.488.780 dengan total liabilitas sebesar Rp 393.177.629.585

e. Pada tahun 2018 rasio X4 sebesar 1,526. Rasio tersebut merupakan hasil pembagian dari nilai pasar saham sebesar Rp 529.250.949.812 dengan total liabilitas sebesar Rp 346.923.856.267.

5. Rasio Penjualan terhadap Total Aset(X5)

Rasio ini memiliki rumus perhitungan sebagai berikut :

X5=Penjualan Total Aset

Tabel 4.6 Penjualan terhadap Total Aset

Tahun Penjualan Total Aset X5

2014 519.854.661.831 773.663.346.934 0.672

2015 506.180.498.366 721.884.167.684 0.701

2016 436.691.203.876 670.963.993.715 0.651

2017 343.842.837.211 605.643.301.307 0.568

2018 410.244.604.874 562.174.180.897 0.730

Dari tabel diatas menunjukan rasio penjualan terhadap total aset.

a. Pada tahun 2014 rasio X5 adalah 0,672. rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara total penjualan sebesar Rp 519.854.661.831 dengan total aset sebesar Rp 773.663.346.934.

b. Pada tahun 2015 rasio X5 adalah 0,701. rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara total penjualan sebesar Rp 506.180.498.366 dengan total aset sebesar Rp 721.884.167.684.

40

c. Pada tahun 2016 rasio X5 adalah 0,651. rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara total penjualan sebesar Rp 436.691.203.876 dengan total aset sebesar Rp 670.963.993.715.

d. Pada tahun 2017 rasio X5 adalah 0,568. rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara total penjualan sebesar Rp 343.842.837.211 dengan total aset sebesar Rp 605.643.301.307.

e. Pada tahun 2018 rasio X5 adalah 0,730. rasio tersebut merupakan hasil pembagian antara total penjualan sebesar Rp 410.244.604.874 dengan total aset sebesar Rp 562.174.180.897.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan data dari perhitungan kelima variabel yang digunakan dalam metode altman z-score maka langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil tersebut kedalam model persamaan altman z-score dengan mengkalikan hasil data di atas dengan nilai konstanta standar masing-masing variabel. Model persamaan dan hasil dari persamaan altman z-score adalah sebagi berikut :

Z=0,717X1+0,847X2+3,107X3+0,420X4+0,988X5

Keterangan :

Z : Hasil perhitungan Z-Score

X1 : Rasio Modal kerja terhadap Total Aset X2 : Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aset X3 : Rasio EBIT terhadap Total Aset

X4 : Rasio Nilai Pasar Saham terhadap Total Liabilitas X5 : Rasio Penjualan terhadap Total Aset

Titik Cut Off Altman Z-score :

a. Jika nilai Z < 1,23 maka perusahaan berada pada zona Distress.

zona abu-abu.

c. Jika nilai Z > 2,9 maka perusahaan berada pada zona aman dan perusahaan terindar dari potensi kebangkrutan

Tabel 4.7 hasil analisis altman Z-score

Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Z-Score Prediksi

2014 0,060 -0,114 -0,090 0,098 0,671 0,624 Distress 2015 0,045 -0,137 -0,096 0,053 0,700 0,565 Distress 2016 0,080 -0,125 -0,099 0,434 0,650 0,939 Distress 2017 0,153 -0,206 -0,112 0,475 0,567 0,877 Distress 2018 0,207 -0,220 -0,068 0,641 0,729 1,288 Grey Area Penjelasn :

a. Pada tahun 2014 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score sebesar 0,624 dan berada pada posisi distress.

b. Pada tahun 2015 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score sebesar 0,565 dan berada pada posisi distress.

c. Pada tahun 2016 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score sebesar 0,939 dan berada pada posisi distress.

d. Pada tahun 2017 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score sebesar 0,877 dan berada pada posisi distress.

e. Pada tahun 2018 PT Sunson Textile Manufacture memiliki nilai z-score sebesar 1,288 dan berada pada posisi Grey Area

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan rasio Altman Z-score yang telah dilakukan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan PT Sunson Textile Manufacture pada tahun 2014-2018, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Dari hasil penelitian dan analisa berdasarkan data laporan keuangan pada tahun penelitian, PT Sunson Textile Manufacturer mengalami zona distress selama 4 tahun berturut-turut yaitu tahun 2014 sampai tahun 2017 dan zona abu-abu pada tahun 2018. Nilai Z-score pada PT Sunson Textile Manufacturer terendah yaitu 0,565 pada tahun 2015 dan tertinggi 1,288 pada tahun 2018. Selama lima tahun dari tahun 2014-2018 nilai Z-score PT Sunson Textile Manufacture mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat beberapa saran yang dapat diberikan peneliti kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri tekstil dan garmen, antar lain sebagai berikut:

1. Bagi pihak perusahaan, dengan adanya analisa kebangkrutan maka perusahaan yang bersangkutan dapat melakukan perbaikan dini dalam mencegah terjadinya kebangkrutan. Hal ini dilakukan gar mewaspadai terjadinya kebangkrutan dengan memperbaiki kebijakan perusahaan sehingga mampu menghindari terjadinya kebangkrutan.

2. Bagi pihak manajemen, harus berusaha memperbaiki kinerja perusahaan agar perusahaan berada dalam posisi tidak bangkrut dengan meningkatkan nilai modal kerja bersih, total aktiva, laba ditahan, laba sebelum bunga dan pajak, harga pasar ekuitas, dan penjualan. Perusahaan juga harus meningkatkan penjualan besih dan mengelola biaya – biaya agar tidak

42

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Bahri, Syaiful . 2016. Pengantar Akuntansi Berdasarkam SAK ETAP dan IFRS.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Darminto, Dwi Prastowo. 2011. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Fadhil. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Diakses Januari 29, 2020, from

Analisis Laporan Keuangan:

http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fitria Wulandari, B. d. 2017. Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Altman (Z-Score) pada Perusahaan Farmasi (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-2015).

Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 2 No 1 : 15-27.

Gamayuni, Rindu Rika. 2011. Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 16 No.2, h. 176- 190.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Ikatan Akuntansi indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No 1 : Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Media.

Lesmana, Rico dan Rudy Surjanto. 2003. Financial Performance Analyzing.

Jakarta : PT Gramedia

Melanie, Irene. 2007. Analisis z-score dalam memprediksi kebangkrutan : studi empiris pada perusahaan farmasi, food and beverages yang terdaftar di

Metode Altman Z-score Pada PT BRI SYARIAH. Skripsi : UIN Raden Fatah Palembang

Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : 7 Analisis Rasio Keuangan. Cetakan 1. Jakarta : PPM.

Riadi, Muchlisin. 2018. Financial Distress (Kesulitan Keuangan). Diakses 19 Februari 2020. https://www.kajianpustaka.com/2018/10/financial-distress- kesulitan-keuangan.html.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.

Sadeli, H. Lili M. 2002. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Saputri, Y. D. 2019. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Para Ahli dan Tips Membuatnya Selalu Rapi. Diambil kembali dari Liputan6:

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3872420/tujuan-laporan-keuangan- menurut-para-ahli-dan-tips-membuatnya-selalu-rapi#:~:text=Menurut

%20Ikatan%20Akuntan%20Indonesia%20(2009,pemakai%20dalam

%20pengambilan%20keputusan%20ekonomi.

Savitri, Dita Wisnu. 2014. “Analisis Prediktor Kebangkrutan Terbaik dengan Menggunakan Metode Altman, Springate dan Zmijewski pada Perusahaan Delisting dari Bursa Efek Indonesia Tahun 2012.”

Seputar Pengetahuan. 2017. 18 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para

Ahli Terlengkap. Diakses 19 Januari 2020

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-laporan- keuangan-menurut-para-ahli.html.

Shubhan, M. Hadi. 2015. Hukum Kepailitan. Jakarta: Kencana.

Wahyudi, Setyo Tri. 2017. Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan.

Malang: UB Press

Yudha Samodra Harlen, T. D. 2019. Analisis Penggunaan Model Altman (Z- Score) untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan (Studi kasus pada

perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2012-2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 66 No.1 : 79-88.

______, Berita Satu. 2017. Lima Tahun Terakhir Industri Tekstil Terus Menurun.

Jakarta: Berita Satu. Diakses Februari 17, 2020.

https://www.beritasatu.com/industri/428882-lima-tahun-terakhir-industri- tekstil-terus-menurun.html

______, http://www.idx.com

______, http://www.sunson.co.id/laporan.htm

Laporan Keuangan Jumlah (Rp)

Aktiva Lancar 398.785.346.285

Total Aktiva 773.663.346.934

Liabilitas Lancar 332.510.082.788

Total Liabilitas 514.793.507.583

Laba Ditahan (104.480.160.110)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (22.639.453.386)

Nilai Pasar Saham 120.603.645.643

Penjualan 519.854.661.831

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2014

Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2015

Laporan Keuangan Jumlah (Rp)

Aktiva Lancar 377.319.537.345

Total Aktiva 721.884.167.684

Liabilitas Lancar 331.660.630.809

Total Liabilitas 477.792.694.823

Laba Ditahan (116.870.769.863)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (22.355.081.158)

Nilai Pasar Saham 60.887.277.412

Penjualan 506.180.498.366

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2015

Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2016

Laporan Keuangan Jumlah (Rp)

Aktiva Lancar 351.706.167.938

Total Aktiva 670.963.993.715

Liabilitas Lancar 277.524.504.441

Total Liabilitas 407.944.491.993

Laba Ditahan (98.322.557.413)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (21.393.443.783)

Nilai Pasar Saham 421.527.305.160

Penjualan 436.691.993.715

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2016

Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2017

Laporan Keuangan Jumlah (Rp)

Aktiva Lancar 311.547.858.348

Total Aktiva 605.643.301.307

Liabilitas Lancar 182.421.582.456

Total Liabilitas 393.177.629.585

Laba Ditahan (147.111.482.423)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (21.551.113.157)

Nilai Pasar Saham 444.945.488.780

Penjualan 343.842.837.211

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2017

Laporan Keuangan PT Sunson Textile Manufacture Tahun 2018

Laporan Keuangan Jumlah (Rp)

Aktiva Lancar 294.172.560.216

Total Aktiva 562.174.180.897

Liabilitas Lancar 131.917.686.499

Total Liabilitas 346.923.856.267

Laba Ditahan (145.999.444.506)

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) (12.198.354.651)

Nilai Pasar Saham 529.250.949.812

Penjualan 410.244.604.874

Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2018

Dokumen terkait