• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KONSTRUKSI PERKERASAN

3. CEMENT TREATED BASE COURSE

3.6 Metode Pelaksanaan a. Batasan Cuaca

Cement Treated Base tidak boleh dihampar pada waktu hari hujan.

b. Pekerjaan di Pit dan Quarry

Material diperoleh dari borrow pit, quarry yang telah disetujui, material harus diambil untuk ditangani sedemikian rupa sehingga material yang didapat seragam dan sesuai dengan yang diharapkan.

c. Peralatan

1) Semua peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus dalam kondisi baik dan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan dimulai.

2) Penyedia barang dan jasa harus menyediakan air dilokasi dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3) Peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk mencampur material / agregat + semen dan air dengan proporsi sedemikian sehingga dapat dihasilkan cement treated base course dengan gradasi dan konsistensi sesuai persyaratan.

d. Cetakan dan Penghamparan

1) Penghamparan Cement Treated Base dapat dilaksanakan dengan menggunakan cetakan atau dengan menggunakan alat penghamparan tanpa cetakan samping.

2) Bila menggunakan cetakan metal dengan tebal minimum 3 mm, panjang minimum adalah 3 meter dan harus mempunyai ketebalan sama dengan tebal padat base course dan dapat menghasilkan

alignment yang bagus. Cetakan harus

ditempatkan sesuai dengan garis, elevasi dan kemiringan sesuai gambar rencana.

3) Agar ketinggian dan kemiringan sesuai persyaratan dan gambar dapat terpenuhi, lapisan teratas dari cement treated base harus dihampar dengan menggunakan mechanical paver.

4) Lapisan dibawah lapisan teratas dapat dihampar dengan metode mekanis menggunakan power shovel atau peralatan yang sejenis.

5) Bila Penyedia barang dan jasa menggunakan alat penghampar, peralatan dan supply material harus mampu menghampar dan memadatkan dalam ketebalan dan kontur yang memenuhi persyaratan.

6) Persiapan Lapisan Bawah Hamparan (Underlying Course).

a) Sebelum cement treated base dihampar, lapisan dibawahnya harus disiapkan sesuai yang dipersyaratkan.

b) Lapisan bawah ini harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sebelum penghamparan dimulai.

c) Pengecekan ketinggian dan kemiringan hamparan dapat dilakukan dengan grade stakes, steel pins, atau mal (forms) yang ditempatkan berupa lajur lajur sejajar dengan sumbu dari perkerasan ( runway, taxiway, jalan dsb), dalam interval sedemikian sehingga memungkinkan benang-benang dapat direntang diantara stakes, pins, atau mal tersebut

d) Untuk melindungi lapisan bawahnya (underlying course) dan agar drainase berfungsi dengan baik, penghamparan CTB

harus dimulai dari tengah pada perkerasan yang berbentuk punggung (crowned) atau pada bagian tertinggi pada perkerasan yang miring kesatu arah.

e. Pencampuran

1) Cement Treated Base harus dicampur di mixing plant sentral, dapat sistem batching maupun menerus (continuous). Perbandingan agregat dan semen dapat berdasarkan berat ataupun volume.

2) Agregat untuk CTB harus dipisahkan paling tidak dalam dua ukuran dan setiap ukuran harus disimpan terpisah. Satu tempat berisi agregat yang tertinggal diatas saringan No. 4 dan tempat satunya lagi berisi agregat yang lolos saringan No. 4.

3) Dalam semua mesin pengaduk proses air dapat berdasarkan berat atau volume. Peralatan pencampuran ini harus dilengkapi dengan alat pengukur sehingga Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis dapat mencek jumlah air per batch atau debit aliran pada continuous plant. Air tidak boleh dituang sebelum agregat masuk ke dalam mixer.

4) Bagian dalam mixer harus selalu dibersihkan sehingga tidak ada sisi campuran yang mengeras yang tertinggal didalamnya.

5) Apapun plant yang digunakan, semua harus dituangkan sedemikian sehingga dapat terdistribusi merata dalam agregat selama pencampuran (mixing).

6) Pemasukan material kedalam batching plant atau tingkat pemasukan (rate of feed) dalam continous mixer tidak boleh melebihi kapasitas mixing plant.

7) Waktu mixing dalam continous plant tidak boleh kurang dari 30 detik, kecuali bila dapat dibuktikan bahwa dengan waktu kurang dari 30 detik persyaratan kadar semen dan kuat desak dapat dicapai secara konsisten.

f. Penempatan

1) Penggunaan mixer dengan cara penugasan yang diluncurkan (chute) diijinkan bila dengan cara ini dapat dijamin tidak terjadi segragasi.

2) Pada lapisan bawahnya (underlying course) sudah tidak terdapat alur alur atau bagian bagian yang lunak. Apabila permukaannya kering maka harus dibasahi secukupnya akan tetapi tidak boleh sampai menyebabkan lapisan bawah tersebut menjadi lumpur pada saat campuran akan diletakkan.

3) Truk untuk transport campuran Cement Treated Base ini harus dilengkapi dengan tutup pelindung (protective cover). Kapasitas truk sekurang kurangnya 10 ton.

4) Cement Treated Base harus dihampar diatas underlaying course yang telah disiapkan dengan ketebalan sedemikian sehingga bila dipadatkan permukaannya sesuai dengan ketinggian dan dimensi yang direncanakan.

5) CTB harus dibuat secara berlapis lapis dengan ketebalan sesudah dipadatkan tidak lebih dari 250 mm. Batasan ini dapat diabaikan bila Penyedia barang dan jasa dapat membuktikan dengan tebal lebih dari 250 mm dapat dicapai kepadatannya yang diminta.

6) Bila pembuatan CTB dilaksanakan secara berlapis lapis, maka permukaan lapisan terbawah harus dikasarkan dengan garu agar terjadi ikatan yang kuat dengan lapisan diatasnya. Lapisan kedua dan seterusnya dapat dihampar dan dipadatkan 24 jam sesudah lapisan terbawah. Sebelum meletakkan lapisan berikutnya, lapisan yang akan ditumpangi harus dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat.

7) Tenggang waktu antara mixing dan penghamparan tidak boleh lebih dari 30 menit.

8) Peralatan untuk menghampar material cement treated base harus dapat menghasilkan lapisan cement treated base dengan ketelitian, ketepatan serta keseragaman tebal dan lebar.

g. Pemadatan

1) Segera sesudah dihampar, material cement treated base harus dipadatkan dan tenggang waktu antara penghamparan dan penyelesaian rolling terakhir tidak boleh lebih dari 45 menit agar dapat dicapai kepadatan optimum.

2) Alat pemadat (roller) yang harus tersedia dalam jumlah dan kapasitas yang cukup agar spesifikasi terpenuhi antara lain vibro roller, PTR dan tandem roller.

3) Rute peralatan pemadatan harus direncana secara seksama untuk menghindari terjadinya alur alur akibat jejak roda kendaraan atau traktor.

4) Bilamana perlu, sesudah pemadatan material cement treated base dirapikan (trimmed) dengan motor grader sesuai dengan ketinggian yang tertera dalam gambar.

5) Penyelesaian harus sampai permukaan lapisan sesuai dengan gambar potongan melintang dengan toleransi ± 10 mm diatas atau dibawah permukaan rencana dan bila diuji dengan batang lurus sepanjang 3 meter yang diletakkan sejajar atau tegak lurus terhadap sumbu perkerasan, tidak boleh ada perbedaan tinggi sebesar 6 mm pada setiap titik.

6) Tes kepadatan lapangan harus dilakukan sekurang kurangnya satu kali untuk setiap 1.000 m2 luas cement treated base. Kepadatan yang dipersyaratkan adalah 98 % dari kepadatan laboratorium pada OMC. Kepadatan lapangan ditentukan sesuai ASTM D 1556.

7) Semua peralatan dan kendaraan yang menurut pendapat Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis dapat merusak CTB atau material curing tidak diijinkan melewati base course yang sudah jadi dalam 24 jam pertama dari waktu curing.

8) Tes Ketebalan lapangan harus dilaksanakan sekurang – kurangnya satu kali setiap 250 m 2 lapisan CTB yang dihampar.