BAB II KAJIAN TEORETIK
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena penelitian ini berupaya untuk menggambarkan dan mendeskripsikan masalah yang terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Dalam buku metodologi hukum Islam dijelaskan bahwa penelitian kulaitaif jenis deskriptif adalah Penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat- sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain dalam masyarakat94
Pemilihan pendekatan ini adalah karena objek penelitian ini berupa kegiatan atau tindakan seseorang yang bersifat alami. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan yang mendalam dalam situasi yang wajar (natural setting). Selanjutnya, ciri khusus penelitian kualitatif, yaitu (1) mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah sumber data yang langsung dari penelitiannya, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih mementingkan
94 Faisar Ananda Arfa dan Watni Marpaung, Metodologi Penelitian Hukum Islam, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2018), 16
proses daripada hasil atau produk, (4) analisis data dilakukan secara induktif, dan (5) makna merupakan soal esensial untuk rancangan kualitatif.95
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti mendeskripsikan masalah apa yang diselidiki dengan cara memaparkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya secara ilmiah kaitannya dengan masalah yang diteliti yaitu restorasi pencegahan perkawinan anak di bawah umur di kabupaten lombok tengah terutama dalam implementasi pasal 7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan maqosid Syar’iyah dengan tujuan untuk melindungi keturunan dari zina dan keturunan yang sah termasuk nasab, sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini tidak hanya mengedepan hukum positif (negara) tetapi juga mengedepankan hukum agama, sebab sesuatu selama tidak bertentang dengan hukum agama, maka dapat dijadikan sebagai dasar sehingga tidak terjadi benturan dengan hukum positif. Dan dalam hal perkawinan kedua hukum tersebut selalu mengedepankan pentingnya sehat jasmani dan rohani.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan terhadap pemahaman kasus karena pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya.96 Kehadiran peneliti di dalam latar
95 Bungin, B. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Varian Kontemporer. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 14
96 Moleong, J. Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 54
penelitian kualitatif diperlukan sebagai instrumen kunci penelitian. Dalam memasuki lapangan, peneliti harus bersikap hati-hati, terutama kepada informan kunci agar tercipta suasana yang mendukung keberhasilan pengumpulan data.97
Peneliti kualitatif harus benar-benar menyadari bahwa dirinya sebagai perencana, pelaksana pengumpulan dan penganalisis data sekaligus menjadi pelapor atas hasil dari penelitiannya. Karena itu peneliti harus dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan situasi dan kondisi serta keadaan ditempat penelitian dilakukan. Peneliti juga harus menjaga dan membangun hubungan dengan subjek penelitian, baik itu sebelum, pada saat, maupun setelah memasuki lapangan penelitian sebagai kunci utama dalam keberhasilan pengumpulan data.
Selain itu, hubungan yang baik dapat menjalin kepercayaan dan saling pengertian. Membangun kepercayaan yang tinggi untuk membantu peneliti mendapatkan kelancaran selama proses penelitian, sehingga data dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap sesuai dengan yang diinginkan.
Kesan-kesan yang memperlihatkan sesuatu yang tidak baik atau merugikan informan sebagai sumber data harus dihindari oleh peneliti. Subjek penelitian harus mengetahui kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan secara baik dan terbuka.
Jadi, kehadiran peneliti dilokasi penelitian berperan sebagai instrumen kunci, artinya peneliti adalah segala-galanya dalam penelitian dan
97 Moleong, J. Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif …, 54
akan menjadi penentu dari semua proses penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama penelitian dan mengikuti secara aktif penomena yang terjadi kaitannya dengan restorasi pencegahan perkawinan anak di bawah umur di kabupaten lombok tengah terutama dalam implementasi pasal 7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan.
3. Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Lombok Tengah, yang kemudian dibatasi pada satu Kecamatan yaitu Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari beberapa desa yaitu Labulia, Sukarara, Puyung, Gemel, Barejulat, Bunkate, Nyerot, Batu Tulis, Jelantik, Ubung, Bonjeruk, Perina dan Pringgarata. Namun Peneliti mengambil Desa Ubung, Bonjeruk, Barejulat, Pringgarata dan Bungkate sebagai lokasi penelitian. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah termasuk Kecamatan yang masih banyak terjadi perkawinan anak dibawah umur.
Selain itu, guna mempermudah peneliti dalam mengambil data dimana Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah ini cukup luas, sehingga peneliti membatasi lokasi penelitian yaitu hanya dilakukan di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
4. Sumber Data
Menurut sumbernya data dalam penelitian digolongkan atas data primer dan data skunder. Adapun data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari informen dengan menggunakan alat pengambil data secara langsung (wawancara langsung) dari informen sebagai sumber informasi.
Adapun informan dalam penelitian ini adalah KUA, kadus, tokoh agama, tokoh masyarakat, orang tua, dan juga pelaku (laki-laki dan wanita) yang kawin di bawah umur.
Data skunder adalah data yang tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data ini berupa dokumen, laporan penting yang telah tersedia kaitannya dengan masalah restorasi pencegahan perkawinan anak di bawah umur di kabupaten lombok tengah terutama dalam implementasi pasal 7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan.
Sumber data lainnya yaitu berupa dokumen penting seperti data jumlah perkawinan anak di bawah umur, profil lokasi penelitian, program/kegiatan pencegahan perkawinan anak dibawah umur dan data penting lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara dalam mengunpukan data yang peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu wawancara bebas dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja kaitannya dengan apa yang diteliti, wawancara
terpimpin dimana pewawancara membawa daftar pertanyaan yang lengkap dan terperinci dan wawancara bebas terpimpin dimana kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.98
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bebas dan bebas terpimpin.
Wawancara bebas ini dilakukan dengan cara bebas menanyakan apa saja terkait masalah yang diteliti, sedangkan wawancara terpimpin ini peneliti melakukan wawancara dengan membawa sejumlah daftar pertanyaan.
Dalam praktik atau aplikasinya peneliti membuat pedoman wawancara sebelum melakukan penelitian di lapnagan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mendapatkan data tentang masalah yang diteliti.
Wawancara dalam penelitian dilapangan dilakukan dengan beberapa informan yaitu: 1) KUA, 2) Kadus, 3) Tokoh agama, 4) Tokoh masyarakat, 5) Orang tua anak yang kawin di bawah umur, 6) Anak atau pelaku yang kawin di bawah umur baik laki-laki maupun wanita, serta pihak terkait lainnya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian melalui wawancara ini yaitu data tentang: 1) praktik pernikahan anak di bawah umur di Kabupaten Lombok tengah, 2) perkawinan anak di bawah umur dan penyelesaiannya di Kabupaten Lombok Tengah.
b. Observasi
98 Nasution, S, Metode Research (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 23
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap penemuan- penemuan mana yang di selidiki.99 Dalam aplikasinya metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan restorasi pencegahan perkawinan anak di bawah umur di kabupaten lombok tengah terutama dalam implementasi pasal 7 Undang-undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis yang merupakan informasi yang diperoleh lewat tulis-tulisan, dokumen-dokumen baik tulisan yang berbentuk foto-foto maupun gambar kegiatan. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi tentang data jumlah perkawinan anak di bawah umur, jumlah penduduk, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, struktur organisasi dan profil lokasi penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Adapun analisis data dilakukan secara logis dan sistematis. Untuk memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan analisis data secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, mulai dari pengumpulan data, penyajian data dan mengambil kesimpulan dan
99 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2016), 123.
verivikasi data.100 Analisis data pada penelitian ini mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono sebagai berikut:
Gambar 1.1. Diagram Komponen Dalam Analisis Data101.
Langkah-langkah atau proses analisis data ini dilakukan dengan langkah yaitu: Pertama, pengumpulan data. Kedua, reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Ketiga, display data yaitu menyajikan dalam bentuk uraian singkat, dengan hubungan antar kategori dan sejenisnya. Keempat, conclusion yang artinya setelah mendapatkan data yang sudah direduksi dan didisplay maka penulis mencoba mengambil kesimpulan dan verifikasi.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan data yang absah, valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Kaitannya dengan keabsahan data ini dijelaskan
100 Moleong. J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif …, 146.
101Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 249.
Display Data
Conclusion /Verifying Reduksi
Data Pengumpulan
Data
bahwa untuk memperoleh keabsahan data dan informasi atau temuan, dapat dilakukan dengan jalan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan refrensi, studi kasus negatif dan pengecekan anggota.102 Dalam aplikasinya, keabsahan data tersebut peneliti lakukan dengan menggunakan 4 cara tersebut yaitu ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, kecukupan referensi dan tringulasi.
8. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri 6 Bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, penelitian yang relevan, kajian teori dan meotde penelitian.
Bab II Membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian dan perkawinan anak di bawah umur masih banyak terjadi di Kabupaten Lombok Tengah
Bab III Membahas tentang faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan anak di bawah umur di Kabupaten Lombok Tengah
Bab IV Membahas tentang solusi yang dilakukan dalam mencegah pernikahan anak di bawah umur di Kabupaten Lombok Tengah Bab V Membahas tentang dampak perkawinan anak di bawah umur terhadap
keharmonisan keluarga di Kabupaten Lombok Tengah
Bab VI Penutup. Dalam bab ini memuat kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan
102 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ..., 327.
dengan hasil penelitian yang akan menjadi pertimbangan lebih lanjut.