• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perkiraan Penyebab Munculnya Interferensi Co-Channel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisa Perkiraan Penyebab Munculnya Interferensi Co-Channel

Setelah memperhatikan data-data mengenai keadaan dari lokasi-lokasi interfensi co-channel yang ada dalam area pelayanan GSM PT. Telkomsel Makassar maka kita sudah dapat membuat analisa penyebab munculnya interferensi co-channel tersebut. Adapun hasil dari pengamatan pada penyebab interferensi co-channel tersebut adalah :

- Pada kanal 51 terjadi interferensi co-channel, karena adanya pengulangan frekuensi pada BTS JL.Sembilan-3 dan BTS Sudiang-3. Dimana jarak jangkauan BTS JL.Sembilan-3 terjadi over coverage pada BTS Sudiang-3 seperti pada gambar 4.17.

Pada kanal 52 terjadi co-channel karena BTS Panakkukang -2 dan BTS Poropo -2, dimana jarak jamgkauan BTS Panakkukang -2 terjadi over coverage pada BTS Paropo-2

Gambar 4.18 Jarak Jangkauan BTS Panakukang-2 dan BTS Palopo-2 - Pada kanal 58 terjadi interferensi Co-channel, karena BTS Antang-3 dan BTS

Perumnas-3, dimana jarak jangkauan BTS Antang-3 terjadi over coverage pada BTS Perumnas-3 seperti pad a gambar 2.19

Gambar 4.19 Jarak Jangkauan BTS Komselindo-1 dan BTS Butung.

E. Upaya Penekanan Interferensi Co-Channel Pada Jaringan GSM PT.

Telkomsel Area Makassar

Setelah kita melihat dan memperkirakan penyebab-penyebab adanya interferensi co-channel pada jaringan GSM PT. Telkomsel area Makassar, maka kita dapat mengadakan analisa untuk menekan permasalahan-permasalahan yang ada tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yang sediakan oleh operator agar kualitas pembicaraan makin baik.

Analisa yang dilakukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan bahwa upaya yang dilakukan harus seefisien mungkin, ekonomis bagi operator (PT.

Telkomsel) dan juga dapat dipakai untuk jangka waktu semaksimal mungkin.

1. Downtilt Antena

Dari gambar-gambar luas cakupan dari BTS-BTS yang bermasalah terjadi over coverage, maka diperlukan perubahan downtilt antena di BTS-BTS yang bermasalah tersebut.Over Coverage seperti demikian menyebabkan terjadinya interferensi co-channel di daerah cakupan BTS-BTS tersebut.

Dengan berubahnya tilting antena maka akan berubah pula luas cakupan masing-masing BTS-BTS tersebut dan begitu pula dengan daerah yang over coverage antara BTS-BTS tersebut semakin kecil. Perubahan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

- PadaTabel 51

BTS Sektor Downtlt Lama Downtilt Baru Up/Down

Mandai 3 0° 1,5° Down

Sudiang 3 0° 0°

L = h/tg(B/2)

- BTS Mandai-3 (h = 35 m . B = 1,5°) L = 35/tg (1,5/2)

= 35/0,013-2692,3m=2,7 km - BTS Sudiang-3 (h = 30 m B - 0°)

L=30/tg(0/2)

Jadi jarak jangkauan kedua BTS dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5.Jarak Jangkauan BTS Mandai-3 dan BTS Sudiang-3 Setelah di Tilting - Pada kanal 52

Jarak jangkauan BTS Panakkukang-2 terjadi over coverage pada BTS Paropo-2 sehingga perlu di-downtilt.

Tabel4.3.PerubahanTitltingAntenapadaBTSPanakkukang-2 dan BTS Paropo-2

BTS Sektor Downtilt

Lama

Downtilt Baru

Up/Down

Panakukkang 2 0o 2o Down

Paropo 2 0o 0o -

L =h/tg (B/2)

- BTS Panakkukang -2 (h = 40 m.B = 2°) L = 40/tg(2/2)

= 40/0,17 = 2352,9m = 2,4 km - BTS Paropo-2 (h = 30 m B = 0°)

L = 30/tg (072) L = ~

Jadi jarak jangkauan kedua BTS dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar4.6.Jarak Jangkauan BTS Panakkukang dan BTS Paropo-2Setelah di Tilting

- Padakanal58

BTS Sektor Downtilt Lama

Downtilt Baru Up/Down

Antang 3 0° 2° Down

Perumnas 3 0° 0° -

L - h / tg (B/2)

- BTS Antang-3 (h - 72 m . B = 2°) L = 72/tg(2/2)

= 72/0,017 = 4235,2m= 4,2 km - BTS Perumnas-3 (h = 30 m B = 0°)

L = 30/tg (0/2)

Jadi jarak Jangkauan kedua BTS dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.7.Jarak Jangkauan BTS Antang-3 dan BTS Perumnas-3 Setelah di Tilting

Gambar 4.8 Hasil Perkiraan penyebab daerah interfenci co-channel pada kanal 51,52 dan 58

2. Pengaruh Downtilt. Antena Terhadap Optimalisasi Network

Downtilt Antena dapat diatur oleh operator dalam menentukan cakupan yang diinginkan dalam jaringannya Semakin kecil sudut downtilt antenanya makin semakin besar pula cakupannya Untuk daerah dalam kota yang memiliki banyak BTS untuk kapasitas yang lebih besar, maka jarak antara BTS akan semakin dekat.

Untuk itu downtilt antena harus diatur agar cakupannya tidak berlebihan dan tidak over coverage dengan cakupan sel tetangganya Cakupan yang over coverage berlebihan antara dua BTS akan menyebabkan interferensi antara BTS yang satu dengan BTS yang lain. Untuk itu downtilt sangat berguna untuk menghindari interferensi.Dengan berkurangnya interferensi maka network atau jaringan dapat lebih optimal, seperti meningkatknya kualitas percakapan.

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan bab-bab yang dibahas sebelumnya mengenai penekanan interferensi co-channel pada jaringan GSM PT. Telkomsel Area Makassar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada jaringan GSM PT. Telkomsel area Makassarinterferensi co-channel timbul, karena pengulangan frekuensi pada:

- Pada kanal 51 terjadi interferensi co-channel karena adanya pengulangan frekuensi pada BTS Mandai-3 dan BTS Sudiang-3. Dimana luas cakupan BTS Mandai-3 terjadi over coverage pada BTS Sudiang-3.

- Pada kanal 52 terjadi interferensi co-channel karena adanya pengulangan frekuensi pada BTS Panakkukang-2 dan BTS Paropo-2 .Dimana luas cakupan BTS Panakkukang-2 terjadi Over coverage pada BTS Paropo 2.

- Pada kanal 58 terjadi interferensi co-channel karena adanya pengulangan frekuensi pada BTS Antang-3 dan BTS Perumnas-3 dimana luas cakupan BTS Antang-3 terjadi over coverage pada BTS Perumnas-3.

2. Untuk mengurangi interferensi co-channel pada GSM PT Telkomsel area Makassar karena terjadinya over coverage pada beberapa BTS, maka perlu dilakukannya downtilt pada BTS-BTS yang bermasalah sebagai berikut:

- Pada BTS Panakkukang-2 penambahan sudut downtilt antena sebesar 2°

dari sudut lama sebesar 0° untuk mengurangi jarak cakupan menjadi 2,4 km.

- Pada BTS Antang-3 penambahan sudut downtlt, antena sebesar 2° dari sudut lama sebesar 0° untuk mengurangi jarak cakupan menjadi 4,2 km.

B. Saran

1. Adapun hasil-hasil yang diperoleh berdasarkan teori dan analisa masih perlu pengujian lebih lanjut dari pihak penyelenggara jasa (dalam hal ini PT.

Telkomsel ) karena untuk pelaksanaannya membutuhkan biaya dan tenaga dan seharusnya dapat dipakai untuk jangka waktu yang agak lama.

2. Dalam merancang atau mendesain jaringan sebaiknya penyedia jasa memperhatikan jarak minimum yang diizinkan untuk melakukan pengulangan frekuensi dan tidak mengalokasikan frekuensi yang sama pada sel yang berdampingan agar interferensi co-channel dapat dihindari.

Dokumen terkait