• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci”.61

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan data seteliti mungkin tentang keadaan yang sedang terjadi. Tujuannya adalah untuk mempertegas hipotesis-hipotesis agar dapat membantu dalam menjelaskan data, keadaan dan gejala-gejala yang signifikan mengenai penelitian ini.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan “data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi”.62 Pada penelitian ini yang menjadi sumber adalah Direktur PT BPRS Aman Syariah sekampung Bapak Sugiyanto S.E, Legal Officer Ibu Ayu Anastavia,dan Account Officer bagian Pembiayaan PT BPRS Aman Syariah Sekampung Ibu Eka Wulandari.

61 Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi Dan Tesis, (Yogyakarta: Suaka Media, 2015), 8

62 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, (Jakarta: PT Grasindo, 2005), 168

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan “struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan telah dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.63 Sumber data sekunder dapat diperoleh dari literatur- literatur bacaan yang relevan, serta dokumentasi dari sumber-sumber yang terkait dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Setelah ditemukan sumber data yang akan digunakan kemudian dilakukan pengumpulan data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti.64 Pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan berbagai metode berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan “proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan dapat bersifat fakta, sikap, pendapat, keinginan, dan pengalaman”.65 Teknik wawancara yang peneliti gunakan ialah wawancara bebas terpimpin.”Wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara secara terpimpin, artinya meskipun dilaksanakan secara bebas namun arahnya jelas meskipun luwes atau

63 Ibid.

64 Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas Dan Studi Kasus, (Jawa Barat: CV. Jejak, 2017), 30

65 Eko Budiarto dan Dewi Anggraeni, Pengantar Epidemiologi Edisi 2, (Jakarta: EGC, 2003), 45

fleksibel”.66 Keluwesan yang dimaksud adalah keterampilan pewawancara dalam memanipulasi kondisi orang yang diwawancarai yang terlalu formal.

Wawancara yang dimaksud disini adalah terkait dengan pengumpulan data yang akurat untuk keperluan proses pemecah masalah tertentu. Metode ini digunakan agar penulis dapat memecahkan berbagai pertanyaan yang muncul mengenai Analisis Manajemen Risiko Sebelum Terjadinya Akad Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Aman Syariah Sekampung yakni Bapak Sugiyanto S.E selaku Direktur Kantor PT BPRS Aman Syariah Sekampung Kabupaten Lampung Timur ,Ibu Ayu Anastavia selaku Legal Officer PT BPRS Aman Syariah Kabupaten Lampung Timur, dan Ibu Eka Wuilandari selaku Account Officer PT BPRS Aman Syariah Kabupaten Lampung Timur.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data yakni seperti dokumen-dokumen maupun foto-foto kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.67 Metode dokumentasi untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitian yaitu Analisis Manajemen Risiko Sebelum Terjadinya Akad Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Aman Syariah Sekampung.

66 Budiharto, (Metodologi Penelitian Kesehatan: dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi), (Jakarta: EGC, 2008), 90

67 Maskur, Manajemen Humas Pendidikan Islam: Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Deepublish, 2015), 77

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum ke lapangan, selama di lapangan, dan setelah pengumpulan data selesai. Analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.68

Dalam mengarahkan data penelitian, penelitian ini menggunakan cara berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan kongkrit kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan kongkrit tersebut di tarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.

Berdasarkan keterangan di atas maka dalam menganalisa data, peneliti menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut di analisa dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang Analisis Kelayakan Pembiayaan Sebelum Terjadinya Akad Murabahah (Studi Kasus di PT BPRS Aman Syariah Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur)”.

68 I Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan Dan Keagamaan, (Bali: Nilacakra, 2018), 144

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT BPRS Aman Syariah Lampung

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia didorong oleh 4 (empat) alasan utama yaitu: pertama adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syariah, khususnya bebas riba sesuai dengan fatwa MUI . Dan kedua adanya keunggulan system operasional dan produk perbankan syariah yang antara lain mengutamakan pentingnya moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Ketiga adanya Pengawasan dan Pembinaan dari Bank Indonesia sehingga kelangsungan Perbankan Syariah tetap terjaga. Keempat adanya Lembaga Penjamin Simpanan.

Keempat alasan tersebut berlaku pula di wilayah Kabupaten Lampung Timur, maka beberapa tokoh praktisi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (BMT) di Sekampung bercita-cita mendirikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan nama PT. BPRS Aman Syariah. Di mana BPRS sebagai Community bank yaitu bank yang fokus melayani masyarakat di wilayah cakupannya layanannya, dengan menerapkan strategi bersaing yang memanfaatkan potensi muatan lokal (local content) dengan berbagai dimensi. Maka Pendirian PT.BPRS Aman Syariah dengan dengan potensi

muatan lokal yaitu Permodalan, Penghimpunan Dana, Penyaluran Dana, Pengurus, Pegawai adalah berasal dari masyarakat Lampung Timur khususnya yang berdomisili di Kecamatan Sekampung.

Dengan berlandaskan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan PBI No.11/23/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Bank Pemnbiayaan Rakyat Syariah serta SE BI No. 11/34/DPbS tanggal 23 Desember 2009 perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah maka di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur direncanakan mendirikan PT. BPRS AMAN SYARIAH sebagai community bank.

Dan sesuai dengan PBI No.11/23/PBI/2009 BPRS hanya dapat didirikan dengan izin Bank Indonesia yaitu izin prinsip dan izin usaha.

Untuk izin prinsip salah satunya adanya studi kelayakan menegenai peluang pasar dan potensi ekonomi.

PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur didirikan berdasarkan Rapat Calon Pemegang Saham pada tanggal 17 Maret 2012 oleh 17 orang calon pemegang saham PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur.

Mendapatkan badan hukum PT berdasarkan Akta Pendirian PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur No. 15 tanggal 11 Pebruari 2014 oleh Notaris Abadi Riyantini, Sarjana Hukum dan pengesahan Badan Hukum PT dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham) Nomor: AHU-10.01982.PENDIRIAN-PT.2014 tanggal 13 februari 2014 serta Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-2/PB.1/2014 tentang Pemberian Izin Prinsip Pendirian PT BPRS Aman Syariah pada tanggal 28

Januari 2014 dan Mulai beroperasi pada tanggal 30 Desember 2014 berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-237/PB.131/2014 tentang Pemberian Izin Usaha pada tanggal 30 Desember 2014. Dalam operasionalnya PT.BPRS Aman Syariah Lampung Timur dikelola oleh Direksi dan jajaran karyawan dan diawasi oleh Dewan Komisaris. Hasil pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi dan pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris serta pengawasan secara syariah oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

PT BPRS Aman Syariah merupakan badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) dan BPRS merupakan singakatan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sedangkan Aman Syariah merupakan nama dari badan usaha tersebut. PT BPRS Aman Syariah merupakan badan usaha dalam bidang perbankan syariah yaitu mengenai pembiayaan dan simpanan pola syariah.

Pada saat penulis melakukan penelitian pada PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur Provinsi Lampung pada bulan Mei 2017. Jumlah pengurus PT BPRS Aman Syariah sebanyak 6 (enam) orang dan karyawan sebanyak 20 (dua puluh) orang serta nasabah tabungan sebanyak 1.775 orang, dan nasabah pembiayaan sebanyak 375 orang.69

Perkembangan pembiayaan murabahah di PT BPRS Aman Syariah dilihat dari data 2015-2018.

69 Hasil Wawancara dengan Ibu Bella Valentina (Customer Service) PT BPRS Aman Syariah.

NO PRODUK

BULAN

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jumlah

Nasabah 1 Murabahah

Modal Kerja

25,000,000 274,479,200 354,502,400 340,668,200 1,397,273,900 1,178,330,800 693,713,800 861,539,800 890,577,500 1,346,044,700 2,264,273,200 1,324,743,300 74 2 Murabahah

Investasi

150,000,000 150,000,000 148,742,000 146,145,200 144,805,200 143,436,700 142,039,100 345,611,700 444,154,000 690,599,300 689,176,700 481,546,400 9 3 Murabahah

Konsumsi

209,500,000 328,367,900 523,576,000 636,044,900 2,118,209,700 1,515,205,700 1,071,309,200 1,065,901,100 1,081,812,600 1,589,484,000 2,654,160,500 1,550,778,800 49 JUMLAH 384,500,000 752,847,100 1,026,820,400 1,122,858,300 3,660,288,800 2,836,973,200 1,907,062,100 2,273,052,600 2,416,544,100 3,626,128,000 5,607,610,400 3,357,068,500 132

NO PRODUK

BULAN

Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jumlah

Nasabah 1 Murabahah

Modal Kerja

1,350,755,100 3,083,285,000 3,378,694,400 3,266,013,300 3,301,838,500 3,341,463,400 3,259,437,600 3,207,905,500 3,272,759,400 3,150,155,500 3,034,460,600 2,899,462,700 150 2 Murabahah

Investasi

525,413,500 777,422,200 884,042,700 1,396,570,300 1,535,373,900 1,545,025,200 1,569,935,800 1,734,739,000 1,885,130,700 1,832,901,400 1,815,664,800 1,793,092,900 42 3 Murabahah

Konsumsi

1,576,525,500 3,454,282,200 3,491,548,400 3,370,961,600 3,389,937,500 3,491,528,600 3,424,209,700 3,315,193,500 3,268,989,900 3,144,340,300 3,075,142,000 3,044,218,400 111 JUMLAH 3,452,694,100 7,314,989,400 7,754,285,500 8,033,545,200 8,227,149,900 8,378,017,200 8,253,583,100 8,257,838,000 8,426,880,000 8,127,397,200 7,925,267,400 7,736,774,000

303

NO PRODUK

BULAN

Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jumlah

Nasabah 1 Murabahah

Modal Kerja

3,138,806,300 3,080,714,000 2,994,640,520 2,891,199,703 2,856,701,556 2,619,838,685 2,827,067,322 3,027,779,502 3,258,696,800 3,198,995,606 156 2 Murabahah

Investasi

1,609,294,200 1,563,530,600 1,427,162,823 1,379,894,002 1,325,445,338 1,528,290,830 2,069,834,100 1,686,319,229 1,662,400,977 1,571,773,294 44 3 Murabahah

Konsumsi

2,763,324,400 2,617,044,513 2,533,480,465 2,413,351,250 2,293,951,850 2,192,143,707 2,155,503,388 2,172,473,883 2,174,574,827 2,100,581,275 87 JUMLAH

-

-

7,511,424,900 7,261,289,113 6,955,283,808 6,684,444,955 6,476,098,744 6,340,273,222 7,052,404,810 6,886,572,614 7,095,672,604 6,871,350,175 287

NO PRODUK

BULAN

Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jumlah

Nasabah 1 Murabahah

Modal Kerja

3,549,556,664 3,861,204,315 3,897,691,895 4,077,400,585 4,042,802,318 3,882,431,200 3,806,247,962 3,919,872,973 4,179,336,074 4,165,237,551 4,340,619,685 4,045,446,051 193 2 Murabahah

Investasi

1,496,415,788 1,658,247,902 1,781,080,058 1,837,394,997 2,298,481,463 2,249,802,445 2,652,540,155 2,577,679,753 2,486,843,585 2,390,800,045 2,361,110,696 2,254,606,079 48 3 Murabahah

Konsumsi

2,095,735,866 2,116,394,140 2,020,968,873 1,930,861,931 1,666,895,589 1,600,353,315 1,639,404,961 1,558,259,902 1,497,155,268 1,439,118,206 1,400,637,753 1,698,743,402 65 JUMLAH 7,141,708,318 7,635,846,357 7,699,740,826 7,845,657,513 8,008,179,370 7,732,586,960 8,098,193,078 8,055,812,628 8,163,334,927 7,995,155,802 8,102,368,134 7,998,795,532 306

Tabel 4.1Perkembangan Produk Pembiayaan Murabahah Tahun 2015-2018

Dilihat dari data di atas, pembiayaan murabahah mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke 2016 yaitu dari 132 nasabah bertambah menjadi 303 nasabah. Namun di tahun 2017, nasabah pembiayaan murabahah mengalami penurunan yaitu menjadi 287 nasabah. Ini dikarenakan pada tahun 2017 tidak ada nasabah yang mengajukan pembiayaan pada bulan januaridan februari. Namun pada tahun 2018, nasabah pembiayaan murabahah mengalami peningkatan kembali menjadi 306 nasabah.

Dengan ini berarti produk pembiayaan murabahah di PT BPRS Aman Syariah seiring dengan berjalannya waktu mengalami peningkatan.

Agar produk ini dapat terus berkembang dengan baik, maka dari itu PT BPRS Aman Syariah ni menerapkan manajemen risiko agar dapat meminimalisisr adanya pembiayaan bermasalah.70

2. Visi dan Misi PT BPRS Aman Syariah Lampung a. Visi

Visi PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di wilayah Lampung dan sekitarnya.

b. Misi

70 Sumber data PT BPRS Aman Syariah Sekampung, dikutip pada 02 januari 2020.

52

Pemberian pelayanan jasa Perbankan bagi pengusaha kecil di pedesaan yang mudah, aman, Islami dengan prinsip PT. BPRS Aman Syariah yang sehat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1) Membuka dan memperluas lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

2) Berpartisipasi dalam upaya memberantas para pelepas uang (rentenir).

3) Terciptanya ukhuwah Islamiyah yang semakin berkualitas baik antara nasabah dengan BPR Syariah sebagai pelaksana amaliah, maupun di antara nasabah BPR Syariah.

4) Mendidik masyarakat untuk selalu memikirkan masa depan dan tidak hanya menguntungkan kepada nasib, namun lebih menekankan kepada usaha.

5) Mengupayakan terlaksananya syariah Islam dalam bermuamalah khususnya di bidang transaksi perbankan.

3. Struktur OrganisasiPT BPRS Aman Syariah

Struktur Organisasi PT BPRS Aman Syariah lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1.

Susunan Organisasi PT BPRS Aman Syariah Kabupaten Lampung Timur Tahun 201971

71 Dokumentasi PT. BPRS Aman Syariah Sekampung, Dikutip pada tanggal 02 Januari 2020.

DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama Hi. Mahfud, S.Ag M.H

Komisaris Hi.Suwitarjo, S.Pd.I

DEWAN DIREKSI Direktur Utama Rafiq Kautsar, S.kom

Direktur Sugiyanto, S.E

DEWAN PENGAWAS SYARIAH Ketua DPS

Agus Wibowo, S.Pd, I M.M Anggota DPS

Hi. Mohamad Taufik Hidayat, M.Si

Internal Audit Dian Puspitasari

Umum 1. Sudibyo 2. Muhsinin 3. Suharyadi 4. Ali Arifin 5. Adi Pranoto Pembiayaan &

Dana 1. Miftahul Fajar 2. Ikhwan Nur

Ayudin

3. Dedi Wahyudi 4. Gesang

5. Rosita Dewi 6. Eka Wulandari 7. Aditya Putra 8. Haris Wijaya 9. Eka

Operasional 1. Firmansyah 2. Bella Valentina 3. Ukhtiya Nur

Aifah

4. Ayu Anastavia 5. Rahmat

6. Nur Helma 7. Maynasuri RUPS

PSP: H. Mahfud, S.Ag M.H PS Lain

Bagan struktur organisasi PT BPRS Aman Syariah di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi tertinggi PT BPRS Aman Syariah adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membawahi Dewan Komisaris H. Mahfud, S.Ag, MH dan H. Suwitarjo, S.Pd.I. Dewan Direksi Tonny Utomo dan Sugiyanto (penulis) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) H. Agus Wibowo, S.Pd.I, M.M dan H. Mohamad Taufik Hidayat, M.Si.Dalam pengelolaannya Dewan Direksi membawahi Bagian Operasional, Bagian Umum dan SDM serta Bagian Marketing Penyaluran dan Pendanaan, selain itu membawahi Internal Audit.

4. Aktivitas Utama Bank Aman Syariah

Bank Aman Syariah sama seperti bank-bank pada umumnya yang memiliki aktifitas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana.

Di mana dari aktifitas penghimpunan dana dan penyaluran dana tersebut akan menghasilkan beberapa produk. Produk penghimpunan dana di BAS terdiri dari tabungan khusus wadiah (takwa), tabungan mudharabah (tambah), dan deposito mudharabah. Sedangkan untuk produk penyaluran dana yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah, al-ijaroh, istishna, salam, multijasa), pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarokah), dan pembiayaan lainnya (qard, rahn).

Pembiayaan-pembiayaan tersebut di dalamnya akan memiliki beberapa variasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masyarakat. Adanya berbagai produk-produk tersebut tujuannya sama

dengan produk yang ada di bank Syariah lainnya, yaitu untuk mensejahterakan masyarakat terutama pengusaha kecil yang ingin mengembangkan usahanya agar lebih maju.

B. Manajemen Risiko Sebelum Akad Pembiayaan Murabahah PT BPRS Aman Syariah Sekampung

Berdasakan penelitian yang dilakukan, agar dapat menerapkan manajemen risiko di perbankan maka perlu diketahui jenis-jenis risiko yang biasa dihadapi oleh perbankan salah satunya adalah risiko kredit atau pembiayaan. Penerapan manajemen risiko pada PT BPRS Aman Syariah Sekampung disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta kemampuan PT BPRS Bank Aman Syariah Sekampung dan unit usaha Syariah.72

Manajemen risiko mempunyai tujuan tunggal yaitu meminimalisir risiko atau mengurang irisiko, yang meliputi beberapa manfaat yaitu: 73

1. Mampu memberikan informasi dan pandangan kepada manajemen tentang semua jenis dan klasifikasi profil risiko, perubahan produk dan pangsa dna lingkungan bisnis.

2. Mamu menyampaikan isu sentral tentang formulasi kebijakan manajemen risiko dan reviw-nya.

3. Mampu nenghitung dan mengukur besarnya risk exposure.

4. Mampu menetapkan alokasi sumber-sumber dana sekaligus limit risiko dengan lebih tepat.

72 Wawancara dengan Bapak Sugiyanto selaku Direktur PT BPRS Aman Syariah Sekampung.

73 Paul Sutaryono, Manajemen Risiko dan Upaya Mengatasi Pembobolan Bank, dalam Kompas, Jum’at, 23 Mei 2014

5. Mampu menghindari konsentrasi portofolio yang berlebihan.

6. Mampu membuat cadangan yang memadai untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi.

7. Mampu mengundari potensi kerugian yang relative besar.

Menurut bapak Sugiyanto selaku direktur PT BPRS Aman Syariah Sekampung pada wawancara pada hari Kamsi tanggal 02 Januari 2020 bahwa dalam meminimalisir risiko pembiayaan perlu dilakukan pencegahan, dimana pencegahan ini dilakukan oleh Pejabat pembiayaan dan pencegahan oleh Account Officer (AO)74

1. Pencegahan oleh pejabat pembiayaan

a. Penguasaan dan penelitian kembali aspek bisnis nasabah b. Analisis pembiayaan sesuai dengan persyaratan

c. Perhatian lebih detail terhadap gejala dini pembiayaan bermasalah dan segera mengambil langkah enyelamatan

d. Pengawasan dan pembinaan lebih jauh terhadap account officer (marketing) supaya secara cepat dapat diketahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembiayaan- pembiayaan yang dipegang masing-masing AO masuk dalam pembiayaan bermasalah, sehingga tingkat kesehatan AO tetap sehat dan dapat memberi kontribusi positif pada tingkat kesehatan pembiayaan keseluruhan.

74 Wawancara dengan Bapak Sugiyanto selaku Direktur BPRS Aman Syariah Sekampung., 02 Januari 2020.

2. Pencegahan oleh Account Officer (AO) a. Mengikuti prosedur yang telah ditentukan

b. Menghindari sifat subjektif dalam menyalurkan pembiayaan c. Berpegang teguh berdasarkan prinsip dan berdasarkan analisis d. Tidak segan dalam menolak calon debitur

e. Dokumen lengkap sebelum realisasi atau pencairan pembiayaan

f. Memantau perkembangan industri atau hal-hal yang berkaitan dengan usaha calon debitur.

Skema Pembiayaan Pemilikan Barang/Jual Beli (Murabahah), PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur membeli barang yang dibutuhkan nasabah dan kemudian menjualnya dengan harga pokok pembelian ditambah keuntungan harga (harga jual) kepada nasabah tersebut sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Ketentuan:

a. PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur akan membiayai nasabah untuk tujuan pemilikan, dimana nasabah akan membayar dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara mengangsur.

b. Pembiayaan disesuaikan dengan jenis barang yang diminta yang disampaikan kepada pemilik barang (dealer, grosir, dll).

c. Jumlah pembayaran/pengembalian pembiayaan yang harus dibayar nasabah lebih tinggi, dari nilai pembiyaan untuk pembelian barang secara tunai, karena jumlah angsuran sudah termasuk pokok pembelian

ditambah keuntungan (marjin) Bank untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama.

d. Adanya perjanjian pembiayaan yang legal menyangkut harga pokok pembelian, marjin keuntungan, harga jual, jangka waktu, besarnya angsuran.

Tujuan Pembiayaan ini dimaksudkan untuk pembiyaan pemilikan barang misalnya: pemilikan rumah, kendaraan bermotor, inventaris, benda ekonomi lainnya baik baru maupun refinancing.Kadar/tingkat keuntungan/profit marjin untuk PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur dapat dikategorikan untuk setiap jenis barang. Dan besaran angsuran disesuaikan dengan kemampuan nasabah

Contoh:

Tuan A pengusaha Wartel mengajukan permohonan pembiayaan murabahah guna membeli ruko, senilai Rp. 40 juta. Setelah dievaluasikan oleh PT. BPRS Aman Syariah Lampung Timur usahanya layak dan permohonannya disetujui, maka Bank akan membelikan ruko tersebut dan menjual kepada Tuan A sebesar Rp. 48 juta dengan angsuran sebesar Rp. 2 juta selama 24 bulan.

Penetapan harga jual Rp. 48 juta telah dilakukan:

a. Tawar menawar harga jual kedua belah pihak antar Tuan A dengan Bank.

b. Harga jual yang disetujui tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan walaupun dalam masa tersebut terjadi devaluasi, inflasi,

maupun perubahan tingkat suku bunga bank di pasar. Keuntungan bagi nasabah yaitu tidak terjadi bunga berbunga atau saldo debet nasabah tidak terus bertambah melainkan tetap jumlahnya.

c. Procesing Fee, agar pemrosesan suatu pembiayaan dapat berbentuk lain, tergantung pada jumlah pembiyaan.

d. Appraisal Fee, agar bank lebih aman dan professional dan proporsional maka analisa/penilaian terhadap benda yang akan dibayar akan digunakan pihak yang independen (dalam hal kendaraan pihak dealer) dan fee appraisal ini dibebankan pada nasabah.

e. Memorandum Pembiayaan, Account officer wajib membuat memorandum pembiayaan yang berisi:

1) Data pemohon 2) Application form 3) Catatan A/O

4) Persetujuan Dewan Pengawas Syariah/Committee/Direksi.75

C. Analisis Manajemen Risiko Sebelum Terjadinya Akad Pembiayaan Murabahah PT BPRS Aman Syariah Sekampung

Berdasarkan data mengenai manajemen risiko, pembiayaan murabahah merupakan salah satu pembiayaan yang dilaksanakan oleh PT BPRS Aman Syariah Sekampung untuk memenuhi keinginan nasabah untuk dibiayai secara keseluruhan oleh BAS dalam kegiatan ekonomi, baik berproduksi maupun berinvestasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Penerapan manajemen risiko sebelum terjadinya akad pembiayaan di PT

75 Dokumentasi PT BPRS Aaman Syariah Sekampung.

BPRS Aman Syariah Sekampung sudah baik, mulai dari meminimalisir sampai dengan penanganan risiko.76

Adapun dalam pembiayaan murabahah di PT BPRS Aman Syariah Sekampung kepada calon nasabah harus melalui prinsip pemberian pembiayaan dengan analisis 5C (character, capacity, capital, colleteral, dan condition) dan analisis 6A yaitu: analisis aspek hukun, analisis aspek pemasaran, analisis aspek teknis, analisis aspek manajemen, analisis aspek keuangan, analisis aspek sosial-ekonomi. Sehingga ini sesuai dengan teori bahwa untuk menganalisis pembiayaan harus memuat analisis 5C dan 6A yang merupakan standar minimal yang lazim digunakan dikalangan perbankan Syariah.77

Analisis pembiayaan dilakukan oleh Bank Aman Syariah untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan analisis prosedur pemberian pembiayaan, Bank Aman Syariah akan memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak (feasible). Bank melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah secara dini kemugkinan terjadinya default oleh nasabah. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi Bank Aman Syariah dalam mengambil keputusan yang tepat. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Bank

76 Wawancara dengan Ibu Ayu Anastavia selaku Legal Oficcer di PT BPRS Aman Syariah Sekampun,g 2 januari 2020.

77 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Perspektif Fiqh (Yogyakarta: Fajar Media Pers), 32-34

Aman Syariah untuk menyakini kelayakan atas permohonan pembiayaan nasabah.78

Pada pasal 29 ayat (3) undang-undang perbankan menentukan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan danannya kepada bank itu, undang-undang perbankan memberkan pedoman yang harus dipatuhi oleh bank dalam rangka pemberian kredit atau pembiayaan. Pedoman tersebut dicantumkan dalam pasal 8 ayat (1).

Sesuai dengan pasal 8 ayat (1) undang-undang perbankan, bank Syariah dalam memberikan pembiayaan wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah untuk mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan perjanjian antara bank dengan shahib Al-mal dan nasabah sebagai mudharib.79 Beberapa prinsip dasar yang dilakukan oleh PT BPRS Aman Syariah Sekampung sebelum memutuskan permohonan pembiayaan yang akan diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan prinsip 5C dan analisis 6A. penerapan prinsip dasar dalam pemberian pembiayaan serta analisis yang mendalam terhadap calon nasabah, perlu dilakukan oleh bank Syariah agar bank tidak salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga

78 Amir Machmud, Bank Syariah (Bandung: Erlangga, 2010), 87-88

79 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), 174- 175

Dokumen terkait