• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan yang bersipat kualitatif deskriptif. Deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang dimiliki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan sobyek atau obyek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain ) serta bukan angka-angka.

Bogan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy. J.Moleong mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Jadi penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang memiliki sipat atau karakteristik bahwa data yang diperoleh dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya.

Adapun alasan-alasan pengguna pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih mudah bila berhadapan dengan kenyataan di lapangan.

b. Penelitian ini terkait dengan fenomena yang terjadi dalam masyarakat, sehingga usaha untuk memahami terhadap pokok bahasa akan lebih mudah jika menggunakan pendekatan kualitatif.

c. Membuat hubungan peneliti responden menjadi lebih-lebih dekat, sehingga nantinya dapat memudahkan penulisan dalam mengakses data.

Dengan demikian pendekatan deskriptif dapat dilakukan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek peneliti berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematika dengan memperhatikan prosedur yang telah ditentukan, sedangkan data adalah keterangan tentang suatu objek penelitian.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka penelitian menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data. Adapun pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.24 Sustrisno Hadi mengemukakan Observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua ini antara yang terpenting adalah proses- proes pengamatan dan ingatan.25

Observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi peran serta, dimana peneliti selain sebagai peneliti, juga terlibat dalam kegiatan subjek penelitian.

Observasi peran serta ini dimaksudkan untuk menjaring data-data yang diperlukan dengan jalan pengamatan langsung sehingga data atau informasi yang didapatkan akan lebih valid.

b. Wawancara

Wawancara dalam penelitian survey dilakukan dilakukan oelh peneliti dengan cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh responden. Penelitian mengajukan pertanyaan kepada responden

24Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi dilengkapi metode R&D (Bandung:

Alfabeta,2013), h. 166.

25Ibid., h. 166.

dengan pedoman wawancara, mendengarkan atas jawaban, mengamati perilaku, dan merekam semua respon dari yang di survey.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberikan tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai.26

1) Pedoman wawancara tersetruktur yaitu cara pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti apa yanga akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen pertanyaan-pertanyaan tertulis.

2) Pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematika dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Adapun dalam penelitian ini yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur dimana, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam hal ini peneliti membuat angket. Angket atau kuesioner merupakan instrumen pokok dalam penelitian ini. Angket ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Adapun responden

26Sugiyono, Metodologi Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2014, h. 224.

yang menjadi sumber data adalah nasabah, Kepala cabang serta para Karyawan. 27

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbetuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan, kebijakan dan dokumen yang berbentu gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.28

Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data tertulis yang dapat memberikan keterangan yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

1) Data kualitatif merupakan jenis data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uriana-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.

2) Data kuantitatif merupakn jenis data yang lebih mudah dimengerti bila dibandingkan data kualitatif. Data biasanya disimpulkan dengan angka-angka serta dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.

27Ibid, h. 229.

28Sugioyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D( Bandung: Alfabeta, 2012). h. 240.

b. Sumber Data

Sumber data adalah subyek darimana diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut dengan informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis atau lisan.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek darimana peneliti mengambil data. Adapun yang menjadi informan adalah para nasabah dan pegawai Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin.

Adapun sumber data ada dua yaitu:

1) Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau pimpinan serta karyawan-karyawan atau pihak yang terkait dengan menggunakan metode wawancara dan observasi di lokasi penelitian.

2) Sumber Data Skunder

Data skunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, Al-qur’an dan Hadist serta data-data resmi dan instansi yng bersangkutan.

4. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatip, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan variasi data tinggi sekali.

Dalam hal ini Bodgan menyatakan bahwa, Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami., dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.29 Jadi analisis data dalam penelitian ini adalah proses pengolahan data-data yang telah terkumpul dan dikerjakan setelah pengumpulan data guna mendapatkan kejelasan makna dari data tersebut.

Dalam menganalisis data tersebut peneliti menggunakan analisis induktif merupakan alat analisis yaitu suatu analisis yang berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan berdasarkan data yang terkumpul.30

5. Validasi Data

Validasi data membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan. Untuk menjamin validasi data digunakan cara-cara sebagai berikut:

29Ibid, h. 224.

30Ibid, h. 245.

a. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

Perpanjangan keikutsertaan menuntut peneliti untuk memepelajari kebudayaan, agar terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang guna mendapatkan data yang lebih valid.31

b. Pengamatan yang terus menerus

Dengan pengamatan yang terus menerus peneliti dapat memperhatikan seuatu yang lebih cermat, terinci dan mendalam. Tidak sedikitpun akan luput dari pengamatannya. Hal ini berarti peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.32

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

33. Peneliti dapat menggunakan triangulasi dengan dua cara:

1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

31Ibid,. h.328.

32Ibid,. h. 330.

33Ibid, h. 241.

2) Membandingkan datadari berbagai teknik pengumpulan data hasil wawancara dengan data hasil dokumentasi.

6. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti dilokasi penelitian berperan sebagai instrument kunci ( key instrumen) atau sebagai instrumen utama. Peneliti yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara. Kehadiran peneliti bukan ditunjukan untuk mempengaruhi subyek peneliti tetapi untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, maka dapat digunakan beberapa metode seperti metode observasi, interview, dokumentasi dan foto-foto.

Kehadiran peneliti di tempat penelitian harus terbuka dan menjelaskan maksud penelitian yang dilakukannya kepada subyek yang diteliti sehingga penulis dapat lebih bebas bertindak untuk mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

1. Kecukupan refrensi

Kecukupan ini untuk membandingkan data yang diperoleh dari bahan catatan kutipan atau sebagainya. Peneliti berusaha untuk menggunakan teknik ini dengan kemampuan peneliti yaitu dengan membandingkan catatan yang satu dengan catatan tentang data yang sama, Semua ini dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data yang dihasilkan.

Kecukupan refrensi peneliti gunakan sebagai landasan teoritis yang cukup kuat untuk merumuskan permasalahan, karena itu peneliti

selalu berpedoman pada kemuktahiran refrensi dengan banyak membaca refrensi-refrensi yang mendukung.

7. Sistematika Penulisan Skripsi

Sebelum menuju pembahasan secara terperinci dari bab ke bab, ada baiknya jika penulis memberikan gambaran singkat tentang sistematika penulisan yang akan disajikan. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, yaitu menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika.

BAB II: paparan dan temuan data, yaitu berisi tentanag gambaran umum lokasi penelitian, Respon anggota terhadap produk simpan pinjam yang diberikan koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin dasan agung.

BAB III: Pembahasan, yaitu menguraikan tentang Respon Anggota Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin Dasan Agung.

BAB IV: penutup, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di ( KOPWAN ) Koperasi Wanita Syari’ah Al-muhajirin Dasan Agung

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin

Koperasi Wanita (KOPWAN) Syari’ah Al-Muhajirin terletak di Jl.

Aneka Edelwis No. 7 Dasan Agung. Pada awalnya bernama koperasi Wanita (KOPWAN) Al-Muhajirirn yang berdiri pada tahun 1999.

Koperasi Al-Muhajrin berasal dari perkumpulan arisan antara ibu-ibu yang berasal dari RT I dan RT II dilingkungan Al-Muhajirin yang rutin mengikuti pengajian dan pada akhirnya datanglah satu pegawai koperasi yang menjadikan kelompok arisan tersebut menjadi sebuah lembaga koperasi yang hanya terdiri dari 21 orang anggota. Pada tahun 1999 juga koperasi wanita Al-Muhajirin mendapatkan lembaga hukum dan keluar badan hukumnya No.229/BH/2000 pada tanggal 22 Mei tahun 2000 yang diketahui oleh Hj. Yusna Sam. Seiring dengan berjalannya waktu,ketua yang pertama diganti oleh Hj. Fatmah pada tahun 2003 sampai tahun 2006 dan pada tahun 2007 ketua koperasi wanita Al-Muhajirin diganti oleh Hj.

Sakmah, pada masa ini koperasi wanita Al-Muhajirin mendapat bantuan dari pemerintah yang bernama program PERKASSA ( Perkuatan Permodalan Koperasi) yang merupakan pinjaman lunak dari kementrian koperasi sebanyak Rp 100.000.000,00 yang bertujuan untuk mensejahterakan perekonomian masyarakat dan pinjaman tersebut diangsur selama 10 tahun. Mulai dari sinilah koperasi wanita Al-Muhajirin

30

berkembang dengan pesat yang ditandai dengan semakin bertambahnya anggota koperasi.

Koperasi Wanita Al-Muhajirin dirubah menjadi Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin pada tahun 2014 yang pada mulanya mengikuti ajakan dari koperasi provinsi untuk mengindahkan aturan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu TGB Zainul Majdi untuk membentuk 500 koperasi syari’ah di NTB, akta dari koperasi wanita syari’ah Al- Muhajirin keluar pada tanggal 14 November 2014 dan memulai kegiatan berdasarkan prinsip syari’ah pada tahun 2015.34

a. Administrasi dan organisasi meliputi:

Pertama: keanggotaan yaitu jumlah anggota yang tercatat sebanyak 122 orang yang anggota tercatat aktif dalam kegiatan usaha/pelayanan pembiayaan, Kedua: perubahan anggaran dasar yaitu berdasarkan keputusan rapat anggota tanggal 20 september 2015 yang diadakan untuk perubahan anggaran dasar telah disepakati dan disetujui untuk merubah nama Kopwan Al-Muhajirin menjadi Koperasi Syari’ah berdasarkan Syari’at Agama Islam dan telah diperoleh Akta perubahan anggaran dasar yang dikeluarkan oleh Notaris/PPAT Mardiana, SH, MKn di Mataram. Ketiga: kepengurusan yaitu Koperasi Syari’ah Al-Muhajirin Dasan Agung sekarang ini merupakan kelanjutan dari 3 periode kepengurusan sebelumnya.

Berdasarkan keputusan RAT 2015 tahun yang lalu telah terpilih secara

34Hj. Sakmah, Wawancara, Dasan Agung Muhajirin, 13 Desember 2016.

aklamasi pengurus dan pengawas untuk melanjutkan Kepengurusan Kopwan Syari’ah Al-Muhajirin sampai tahun buku 2018, langsung dilantik oleh Koperindag Kota Mataram, dan susunan pengurus Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin secara lengkap sebagai berikut:

a) Pengawas Ir. Baiq Kartini Hj. Fatmah Havied Hj. Rohani, S. Pd.I b) Pengurus

Ketua : Hj. Sakmah, S. Pd.I Sekretaris : Hj. Sholatiah, S.Ag Bendahara : Wahyu Nurlaila, SH

Pengelola : Amalia Rahmawatin, S.Pd I

2. Visi, Misi dan Motto koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin a. Visi koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin

“Mengajak masyarakat bermuamalah berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dan ridho Allah SWT.”

b. Misi koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin

“Membantu anggota dalam memperoleh modal usaha untuk meringankan beban dan mensejahterakan prekonomian setiap anggota”

c. Motto koperasi syari’ah Al-Muhajirin

“Jujur, amanah dan saling tolong menolong dalam kebaikan”

3. Struktur Organisasi Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin

Dalam menjalanakan kegiatan perusahaan, salah satu yang harus diperhatikan adalah struktur organisasi yang baik dan tersususn rapi untuk kelancaran operasional perusahaan. Untuk itu perlu menjalin kerjasama yang harmonis antar sesama karyawan serta pembagian tugas agar setiap bagian dari petugas dalam perusahaan dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya masing-masing.

Struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat dalam mencapai sukses kegiatan perusahaan, karena tanpa struktur organisasi yang baik kemungkinan besar kegiatan tidak akan berjalan lancar dan baik, sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai.Untuk lebih jelasnya struktur organisasi koperasi wanita syari’ah Al-Muhajirin adalah sebagai berikut:35

35Hj.Sakmah, Wawancara, Dasan Agung Muhajirin,16 Desember 2016.

BADAN PENGAWAS

KETUA BENDAHARA

SEKERTARIS

ANGGOTA

Struktur modal Kopwan Syari’ah Al-Muhajirin pada saat ini:

Simpanan Pokok Rp. 12.100.000 Simpanan Wajib Rp. 45.075.000 Simpanan Lain-lain Rp. 66.836.000 Cadangan Rp. 86.086.725

Dana-dana dari SHU Jumlah modal Rp. 36.694.150 Jumlah modal Rp. 298.890.000

4. Kondisi Anggota Penduduk Koperasi

Desa muhajirin adalah Desa yang padat yang terbilang memiliki jumlah penduduk yang sangat padat dimana jumlah penduduknya yang banyak dan terbagi menjadi dua bagian sesuai jenis kelamin yaitu laki- laki, perempuan.

5. Produk Koperasi Wanita Syari’ah Al-Muhajirin Dasan Agung.

Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan Bank yang bertugas memberikan pelayanann kepada anggota, berupa pinjaman dan tempat penyimpan uang bagi anggotanya.

Manfaat koperasi simpan pinjam

a) Anggota dapat memperoleh simpanan dengan mudah dan tidak berbelit-belit.

b) Proses pembagian bunga adil, karena disepakati dalam rapat anggota.

c) Pada saat peminjaman dana, tidak menggunakan syarat adanya jaminan.

Produk simpan pinjam, dengan adanya produk ini koperasi berusaha untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan para anggotanya, baik barang dan keperluan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam arti dapat dijangkau dalam kehidupannya.

Sesuai dengan ketentuan dalam perubahan anggaran dasar pasal 9, Unit Usaha Simpan Pinjam Kopwan Syari’ah Al-Muhajirin:

Menyelenggarakan pembiayaan kepada anggota dalam bentuk:

mudharrabah (bagi hasil), murabahah, musyarokah,qordul hasan, salam istisna, ijarah dan lain-lain pembiayaan yang tidak bertentangan dengan syari’ah. Pelaksaan usaha mulai Tahun Buku 2016 secara bertahap akan menerapkan prinsip syari’ah dan melakukan penyesuaian dalam memberikan pelayanan kepada para anggota.

Penjelasan produk yang digunakan yaitu yang berupa:

Sumber pemodalan koperasi mempunyai prinsip pembentukan modal sendiri (equty) tergantung pada besarnya simpanan-simpanan para anggotanya dan jumlah anggota koperasi tersebut. Apabila bentuknya koperasi primer, maka pada awalnya modal yang terbentuk sangat terbatas bentuknya. Dalam perkembangannya, bila usaha koperasi tersebut berhasil, maka modal terpupuk dari cadangan-cadangan tiap tahunnya.

Berbeda dengan perusahaan pada umumnya, modal koperasi tidak dibentuk pernyataan modal dari luar atau dari bukan anggota, maka tumbuhnya sangat lambat. Hal ini disebabkan karena: pertama, pernyataan modal anggota dalam koperasi bukan merupakan “sumber” bagi

pembagian keuntungan, seperti halnya pada persero terbatas, kedua, sesuai prinsip lainnya dari koperasi dimana para anggota terbatas bebas untuk keluar masuk organisasi tersebut, maka mundurnya anggota dari koperasi akan menjadikan modal koperasi berkurang, setidaknya akan terjadi ketidakstabilan (instability) dalam permodalan sendiri.

Menurut UU No./1992 modal koperasi terdiri atas:

1. Modal sendiri, adalah modal yang menanggung risiko atau disebut iquity yang berasal dari simpanan-simpanan berikut:

a) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya dengan yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

b) Simpanan wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempaatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

c) Dana cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksud untuk menutup modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

2. Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari para anggota sendiri yang disimpan dan diolah kembali kepada anggota yang membutuhkan pinjaman atau dari koperasi.36

B. Respon Anggota Koperasi Terhadp Poduk Simpan Pinjam di Koperasi Al-Muhajirirn

Keberadaan Koperasi Syari’ah di tengah-tengah masyarakat tentunya akan sangat membantu mereka terutama dalam mendapatkan dana, karena lokasi Koperasi Syari’ah yang cukup strategis yakni terletak di belakang pasar Dasan Agung Kelurahan Muhajirin.

Banyak anggota melakukan transaksi pembiayaan dana khususnya pada produk simpan pinjam, hal ini tentunya menimbulkan beragam respon.

Berikut ini beberapa respon anggota pada Produk Simpan Pinjam di Koperasi Syari’ah berdasarkan jawaban dari responden terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti:

1. Pemahaman anggota terhadap produk Simpan Pinjam

Pemahaman anggota terhadap produk Simpan Pinjam sangat beragam, dari hasil wawancara dengan Sarah ia merupakan anggota yang menggunakan produk Simpan Pinjam di Koperasi Syari’ah Kelurahan Muhajirin. Ia melakukan transaksi, ia hanya mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan di Koperasi Syari’ah Kelurahan Muhajirin.37

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sri anggota yang beralamat di kelurahan Muhajirin, ia mengungkapkan paham terhadap produk

36Tik tik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi,(Jl Rancamaya: Ghalia Indonesia,2013), hal, 47.

37Sarah, Wawancara, Muhajirin, tanggal 14 Januari 2017.

Simpan Pinjam. dan menurutnya sangat senang menggunakan produk Simpan Pinjam karena cepat prosesnya jika sudah memenuhi syarat.38

Ibu Ani merupakan anggota asal Dasan agung Kelurahan Muhajirin RT 1 mengungkapkan produk-produk yang ada di Koperasi Syari’ah dengan Koperasi Konvensional tidak sama karena Koperasi Syari’ah melakukan kerjasama berdasarkan Hukum Islam.

Pernyataan berbeda diungkapkan oleh Buk Sanah Yakni seorang pedagang sayuran di pasar Dasan Agung menurut penuturannya, ia memahami tentang produk Simpan Pinjam yakni merupakan penyimpanan dana dan bisa di pinjam sesuai kebutuhan dan persyaratan..

2. Pengetahuan Anggota tentang minat dan Ketentuan-ketentuan yang ada pada Produk Simpan Pinjam.

Dari minat anggota koperasi dalam menggunakan produk-produk simpan pinjam koperasi Syari’ah kelurahan Muhajirin menunjukkan bahwa banyak Anggota kelurahan Muhajirin berminat untuk menggunakan produk Simpan Pinjam Koperasi Syari’ah kelurahan Muhajirin sebgaiman hasil wawancara dengan Fatimah D, Sedangkan ada juga masyarakat yang peneliti wawancara yang tidak minat menjadi anggota Koperasi kelurahan Muhajirin dan tidak berminat simpan pinjam di Koperasi Syari’ah dikelurahan Muhajirin.39

Adapun alasaan Anggota kelurahan Muhajirin yang menyatakan berminat adalah, karena sebagai Anggota Koperasi tidak setuju dengan

38Wawancara, Sanah, Muhajirin, tanggal 14 Januari, 2017

39Wawancara,Fitriani D, Muhajirin, tanggal 14 Januari, 2017

adanya bunga bank, selain itu ada juga Anggota yang berminat karena ingin mencoba Koperasi yang berbasis Syari’ah sehingga bisa dibandingkan dengan Koperasi Konvensional. Sedangakn untuk Anggota yang tidak berminat disebabkan karena banyaknya pilihan jasa perbankan di kota mataram, sehingga mana yang lebih dominan digunakan oleh keluarga atau teman itulah yang mereka pilih utuk digunakan, dan sebagian Anggota tidak berminat juga karena sudah menjadi nasabah di Koperasi Konvensional atau belum membutuhkan dana.

3. Pendapat anggota tentang syarat-syarat dalam produk Simpan Pnjam.

Aminah anggota mengungkapkan syarat pengajuan pembiayaan atau pinjaman dengan produk Simpan Pinjam sangatlah mudah yakni foto copy KTP dan mengisi persyaratan yang telah disepakati di Koperasi Syari’ah.40

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Hj Rohani, ia merasa sangat senang dengan persyaratan yang diberikan oleh pihak Koperasi Syari’ah Kelurahan Muhajirin, jika anggota aktif/ slalu hadir dalam Rapat Anggota dan tepat waktu dalam mengembalikan dana pinjaman maka akan lebih mudah lagi dalam melakukan pinjaman karena kita udah dipercayai, itu terbukti ketika ia melakukan simpan pinjam.41

4. Motif anggota menggunakan dana dengan produk Simpan Pinjam.

Ada beragam motif anggota menggunakan dana dengan produk Simpan Pinjam diantaranya:

40Aminah, Wawancara, Muhajirin, tanggal 17 Januari 2017.

41Hj Rohani, Wawancara,Muhajirin, tanggal 17 Januari 2017.

Dokumen terkait