METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis desain penelitian ini adalah Deskriftif Kolerasi, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan variable dependen. Dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010).
3.2 Lokasi Dan waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Hutanamale karena di desa tersebut masih banyak Suami yang tidak menggunakan Kondom.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai Juni 2016.
Dimulai dari survey pendahuluan, pembuatan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, penelitian di lapangan dan membuat laporan hasil penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang telah diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi penelitian adalah Suami di Desa Hutanamale yang berjumlah 130 orang ( data bulan Februari – Juni 2016).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2006).
Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Arikunto (2010), jika Subjek kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, jika Subjek lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%, sehingga sampel pada penelitian ini mengambil 25% dari populasi yang ada, maka jumlah sampel adalah 33 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu peneliti menentukan sendiri populasi yang menjadi sampel dengan kriteria inklusi dalam sampel ini yaitu:
a. Pasangan usia subur b. Tidak menderita penyakit c. Tidak alergi karet
d. Istri tidak menggunakan kontrasepsi lain 3.4 Defenisi Operasional
Tabel 3.4. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Alat ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahuan Kemampuan Kuisioner a. Baik bila Ordinal
yang dimiliki 30 Skor (76- oleh responden peserta 100%) baik didapat dari skor 23-30
pendidikan b. Cukup bila
formal/informal (56-75%)
dan pengalaman skor 17-22
c. Kurang bila skor <56% <17
2. Keikut sertaan suatu Kuisioner 1. Menggunakan Nominal Suami dalam perbuatan 2. Tidak menggunakan penggunaan yang telah
kondom Dilakukan
Suami dalam Penggunaan Kondom
3.5 Alat Pengumpulan Data
Alat Pengumpulan data pada penelitian ini untuk variabel pengetahuan Suami tentang alat kontrasepsi kondom dengan menggunakan Kuisioner.
Kuisioner adalah sejumlah pertanyan-pertanyan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Responden menjawab pertanyan benar diberi skor 1, jika salah diberi skor 0. Jumlah kuisioner sebanyak 30 kuisioner sekor benar di beri nilai 1, dan jika sekor salah di beri nilai 0, responden dengan kategori baik (76- 100%) atau responden mampu menjawab 23-30 pertanyaan dari 30 pertanyaan, kategori cukup (56-75%) atau mampu menjawab 17-22 pertanyaan, kategori kurang (<56%) jika responden menjawab pertanyaan <17 pertanyaan. Kemudian instrument penelitian variable dengan keikutsertaan suami terhadap pemakaian kondom, Baik di lakukan pemakaian kondom, dan tidak jika tidak di lakukan pemakaian kondom.
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
3.5.2 Uji Realibilitas
Realibilitas adalah untuk mengetahui tingkat ke konsistenan angket atau kuesioner yang digunakan oleh peneliti sehingga angket tersebut dapat dihandalkan, walaupun penelitian dilakukan berulang kali dengan angket yang sama.
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan skunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah membagikan kuisioner kepada responden, pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima izin survey pendahuluan dari institute pendidikan, yaitu Stikes Aufa Royhan Padangsidimpuan. Kemudian mengantarkan surat izin survey awal tersebut ke desa Hutanamale. Pada saat proses pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden data diri dan menjawab kuisioner. Setelah responden selesai menjawab kuisioner yang dibagikan selanjutnya peneliti mengumpulkan kuisioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.
3.7. Pengolahan Dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data
Data yang harus dikumpulkan harus melewati tahapan
1. Editing penyuntingan data, dlam hal ini data yang dikumpulkan diperiksa kelengkapannya, apakah ada missing data. Lalu disusun urutannya dan dilihat apakah terdapat dalam pengisian serta bagaimana konsistensi jawaban dari setiap pertanyaan.
2. Coding data, memberikan kode pada data yang telah dimasukkan kemudian diklasifikasikan.
3. Entrydata, memasukkan data dari kuisioner kedalam computer sesuai variable spss 17,0.
4. Cleaning data, yaitu membersihkan data dengan tujuan untuk mengecek kembali data yang akan diolah apakah ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2010).
3.7.2 Analisa Data
Analisa data sebagai tahapan pengolahan data untuk melihat hubungan antara dua variable, tehnik analisa data yang digunakan adalah:
1. Analisa data univariat
Digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari variable independen dan variable devenden sehingga dapat diketahui variasi dari masing-masing.
2. Analisa data Bivariat
Digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan variable independen dan variable dependen menggunakan uji chi-square (Notoadmodjo, 2010).
Dengan taraf signifikansi alpa 0,05 menggunakan spss. Jika p< alpa= 0,05 maka Haditerima dan H0ditolak, dikatakan ada hubungan pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi kondom dengan keikutsertaan dalam penggunaan kondom.
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Hutanamale merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Puncak Sorik Marapi yang berbatasan dengan:
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Adat Desa Hutanamale 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Huta Tinggi
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hutalombang dan Desa Handel 4. Sebelah Barat berbatasan dengan persawahan Desa Hutalombang
Desa Hutanamale mempunyai luas wilayah 1286 Ha, mempunyai 2 dusun.
Jumlah penduduk sebanyak 1.037 jiwa. Jumlah KK 255, Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 responden.
4.2 Analisa Univariat
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan
Karakteristik Frekuensi Persentase %
Umur
1. < 20 3 9,1
2. 20-35 21 63,6
3. >35 9 27,3
Total 33 100,0
Pendidikan
1. SD 16 48,5
2. SMP 10 30,3
3. SMA 5 15,2
4. Perguruan Tinggi 2 6,1
Total 33 100,0
Pekerjaan
1. Petani 18 54,5
2. Wiraswasta 13 39,4
3. PNS 2 6,1
Total 33 100,0
Suku
1. Batak 28 84,8
2. Jawa 5 15,2
Total 33 100,0
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa mayoritas umur responden berada pada interval 20-35 yaitu 21 responden (63,6%), dan minoritas umur responden interval < 20 berjumlah 3 responden (9.1%). Dari segi pendidikan mayoritas pendidikan responden adalah SD sebanyak 16 responden (48,5%) dan minoritas pendidikan responden adalah perguruan tinggi dengan jumlah 2 responden (6,1%). Dari segi pekerjaan mayoritas pekerjaan responden adalah petani dengan jumlah 18 responden (54,5%) dan minoritas pekerjaan responden adalah pegawai negeri dengan jumlah 2 responden (6,1%), dari segi suku mayoritas suku responden adalah suku batak dengan jumlahn 28 responden (84,8%) dan minoritas berjumlah 5 responden (5%).
4.2.2 Pengetahuan
Tabel 4.2.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Hutanamale Tahun 2016
No. Pengetahuan Frekuensi Persentase
1. Baik 10 30,3
2. Cukup 11 33,3
3. Kurang 12 36,4
Jumlah 33 100,0
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil mayoritas pengetahuan responden adalah kategori kurang dengan jumlah 12 responden (36,4%), dan minoritas pengetahuan kategori baik berjumlah 10 responden (30,3%).
4.2.3 Penggunaan Kondom
Tabel 4.2.3 Distribusi Frekuensi Penggunaan Kondom Responden di Desa Hutanamale Tahun 2016
No. Pengunaan Kondom Frekuensi Persentase
1. Menggunakan 16 48,5
2. Tidak Menggunakan 17 51,5
Jumlah 33 100,0
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil mayoritas penggunaan kondom responden adalah tidak menggunakan dengan jumlah 17 responden (51,5%), dan minoritas penggunaan kondom responden dengan kategori menggunakan berjumlah 16 responden (48,5%).
4.3 Analisa Bivariat
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Tentang Kondom dengan Penggunaan Kondom
Tabel 4.2.4 Hubungan Pengetahuan tentang Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Tahun 2016 No Pengetahuan
Penggunaan Kondom Menggunaka
n Tidak
Menggunakan Total P value
1. Baik
f % f % f %
7 21,2 3 9,1 10 30,3
0,002
2. Cukup 8 24,2 3 9,1 11 33,3
3. Kurang 1 3,0 11 33,3 12 36,4
Total 16 48,5 17 51,5 33 100
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan tidak menggunakan kondom yaitu sebanyak 11 responden (33,3%).
Berdasarkan pengambilan keputusan yang dilakukan yaitu apabila p value< 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% maka Ha diterima yang berarti ada Hubungan antara Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Pucak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016.
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Univariat
5.1.1 Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian dengan responden sebanyak 33 orang didapatkan hasil bahwa mayoritas umur responden berada pada interval 20-35 yaitu 21 responden (63,6%), dan minoritas umur responden interval < 20 berjumlah 3 responden (9.1%). Menurut Singgih (2006), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi (2008), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat sesorang itu salah satunya dipengaruhi umur.
Dari segi pendidikan mayoritas pendidikan responden adalah SD sebanyak 16 responden (48,5%) dan minoritas pendidikan responden adalah perguruan tinggi dengan jumlah 2 responden (6,1%). Menurut Wild (2007), pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pulak pengetahuannya.
Dari segi pekerjaan mayoritas pekerjaan responden adalah petani dengan jumlah 18 responden (54,5%) dan minoritas pekerjaan responden adalah pegawai negeri dengan jumlah 2 responden (6,1%), dari segi suku mayoritas suku responden adalah suku batak dengan jumlah 28 responden (84,8%) dan minoritas berjumlah 5 responden (5%).
5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang alat Kontrasepsi Kondom
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016 diketahui bahwa suami yang berpengetahuan baik berjumlah 10 orang (30,3%), suami yang berpengetahuan cukup berjumlah 11 suami (33,3%) dan suami yang berpengetahuan kurang sebanyak 12 suami (36,4%). Suami mengatakan kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom terlihat dari hasil jawaban kuisioner yang dibagikan.
Ini berhubungan dengan tingkat pendidikan dari masyarakat yang menjadi responden mayoritas tingkat pendidikannya lulusan SD (48,5%) sehingga responden tidak tahu tentang alat kontrasepsi kondom. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Azwar (2007), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan sebagai faktor internal dan faktor eksternal yaitu faktor media massa dan lingkungan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia dipeoleh melalui mata dan telinga (Notoarmodjo, 2007).
5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Kondom
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan alat kontrasepsi kondom responden mayoritas adalah tidak digunakan dengan jumlah 17 responden (51,5%) dan responden yang menggunakan berjumlah 16 responden (48,5%) terlihat dari
hasil wawancara pada saat pembagian kuisioner terhadap responden. Ini berhubungan dengan pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi kondom yang kurang, sehingga mayoritas responden tidak menggunakan alat kontrasepsi kondom.
5.2 Analisa Bivariat
5.2.1 Hubungan Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016
Dari hasil tabulasi silang hubungan pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi kondom dengan keikut sertaan dalam penggunaan kondom di desa hutanamale kecamatan puncak sorik marapi kabupaten mandailing natal diketahui dari 33 suami yang berpengetahuan baik dan menggunakan alat kontrasepsi kondom berjumlah 7 suami (21,2%), dan yang tidak menggunakan berjumlah 3 suami, sedangkan untuk kategori pengetahuan cukup dan suami menggunakan kondom berjumlah 8 suami (24,2%) dan yang tidak menggunakan berjumlah 3 suami (9,1%), untuk kategori pengetahuan kurang dan suami menggunakan kondom berjumlah 1 suami (5,8%) dan suami yang tidak menggunakan alat kontrasespi kondom berjumlah 11 suami (33,3%).
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 atau nilai p < 0,05 dimana nilai p = 0,002 berarti ada Hubungan antara Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Tahun 2016.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016 diketahui bahwa suami yang berpengetahuan baik berjumlah 10 orang (30,3%), suami yang berpengetahuan cukup berjumlah 11 suami (33,3%) dan suami yang berpengetahuan kurang sebanyak 12 suami (36,4%). Suami mengatakan kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom terlihat dari hasil jawaban kuisioner yang dibagikan.
Pengetahuan suami yang kurang tentang alat kotrasepsi kondom disebabkan mereka kurang mendapat informasi, padahal sumber informasi sekarang sudah banyak, bisa diperoleh dari buku kesehatan, teman dan media elektronik. Menurut Mubarak (2007) kemudahan dalam memperoleh informasi dapat membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Hasil penelitian Sabri (2007) pada 293 suami di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar dimana didapatkan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 46,1%. Perbedaan hasil ini dapat terjadi karena perbedaan populasi dan letak geografis. Responden yang berdomisili di kota lebih mudah mendapat informasi sehingga memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-
laki ketika akan bersenggama. Kondom merupakan selubung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil) atau bahan alami (produksi hewan), yang dipasang pada penis saat berhubungan (Yetti, 2012).
Hasil penelitian ini didukung oleh (Dwiwiranti,2010) hubungan dukungan sosial dan sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi kondom di kota Padang.
Jumlah sampel sebanyak 96 suami yang diambil secara cluster sampling dan simple random sampling. Data yang dikumpulkan dengan angket, pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan analisis dengan uji Chi-square pada α=0,05. Hasil didapatkan 32,30% suami tidak menggunakan kondom, 10,4%
dengan pengetahuan rendah, dan 7,3% dengan sikap negatif. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,002berartip<0,05sehingga ada hubungan antara dukungan sosial dan sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi kondom.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang Hubungan Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan karakteristik mayoritas umur responden berada pada interval 20- 35 yaitu 21 responden (63,6%). Mayoritas pendidikan responden adalah SD sebanyak 16 responden (48,5%), dari segi pekerjaan mayoritas responden berkerja sebagai petani sebanyak 18 responden (54,5%). Dari segi suku mayoritas suku responden adalah suku batak dengan jumlah 28 responden (84,8%).
2. Berdasarkan pengetahuan dengan mayoritas pengetahuan responden adalah kategori kurang dengan jumlah 12 orang (36,4%).
3. Berdasarkan keikutsertaan dalam penggunaan kondom dengan hasil mayoritas adalah tidak menggunakan dengan jumlah 17 responden (51,5%).
4. Ada hubungan antara Pengetahuan Suami tentang Alat Kontrasepsi Kondom dengan Keikut Sertaan dalam Penggunaan Kondom di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016, dengan uji statistik menggunakan ujiChi-square diperoleh nilai p < 0,002 (p
<0,05).
6.2 Saran
1. Bagi Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi bagi ilmu kesehatan masyarakat khususnya tentang alat kontrasepsi kondom.
2. Bagi Responden
Diharapkan responden / pasangan usia subur (pus) lebih meningkatkan pengetahuan khususnya alat kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau banyak membaca dari media massa atau media elektronik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya mengmbangkan variabel penelitian sehingga ini akan berbeda hasil jika variabel-variabel lainnya diiteliti dan lebih didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi agar lebih banyak menyediakan referensi tentang alat kontrasepsi kondom.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. (2007). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Jakarta PT Gramedia
BKKBN. (2015). Peserta KB terhadap Pasangan Usia Subur pada akseptor KB Kondom. Mandailing Natal.
BKKBN. (2012). Informasi Gerakan KB Nasional, Sasaran Pembangunan Jangka Panjang.Jakarta:EGC
Chaniago. (2009). Pengertian Suami Diperoleh Sabtu 12 januari 2013 dari http://tutorialkuliah.blogspot.co.id/2010/04/pengertian-suami.html
Citramaya. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana (Dilengkapi Dengan Penuntun Belajar). Yogyakarta: Hak Cipta.
Dwiwiranti. (2010).Alat Kontrasepsi Kondom. Jurnal Keperawatan USU.
Hartanto Hanafi. (2008). KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
IBI., UNFA., BKKBN., (2006). Acuan Peserta dan Panduan Pelatih Berbagai Cara Kontrasepsi: Jakarta.
Kusmiyati. (2013). Penjualan Kondom di Indonesia Tembus Angka 150 Juta
Diperoleh 04 Desember 2013 dari
http://health.liputan6.com/read/763822/penjualan-kondom-di-indonesia- tembus-angka-150-juta
Mubarak. (2007). Faktor faktor Yang Mempengaruhi Suami. Jakarta: PT Nuhamedika
Notoatmodjo, S. (2010) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke Cipta:
Jakarta.
Nuha Medika (2011).Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yokjakarta: Nuha Off Set.
Nuha Medika (2013). Keluarga Berencana dan Alata Kontrasepsi. Yokjakarta:
Hakcipta
Prawirohardjo Sarwono Pustaka Bina Yayasan. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Hak Cipta.
Sapri. (2007).Pengetahuan Suami Tentang Alat Kontrasepsi. Jurnal Keperawatan UNRI.
Singgih. (2006).Konsep Perkembangan Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Uliyah Mar’atul. (2010). Awas KB Panduan Aman dan Sehat Memilih Alat KB.
Yogyakarta: Insania.
Wild. (2007). Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengtahuan. Jakarta: Grafindo Persada
Yudhasmara. (2009). Koran Indonesia Sehat Diperoleh dari https://koranindonesiasehat.wordpress.com/
KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTASEPSI KONDOM DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI DALAM
MENGGUNAKAN KONDOM DI DESA HUTANAMALE KECAMATAN PUNCAK SORIK MARAPI
KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2016
Kuesioner
Berilah tanda cheklist ( √ ) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini.
I. Biodata :
1. Nama suami : ...
2. Umur suami : ...tahun
3. Pendidikan : SD SLTA
SLTP Perguruan Tinggi 4. Pekerjaan : ...
5. Suku/ Bangsa : .../...
6. Penggunaan Alkon
Suami : K KONDOM
Tidak Menggunakan
II. Pengetahuan suami Tentang alat kontrasepsi kondom
No. Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Kondom adalah Suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
karet,lateks, yang dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual.
2. Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi pria berbentuk sarung tipis yang diujungnya tertutup rapat untuk menampung sperma.
3. Kondom secara klinis mampu mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual
4. Kondom yang terbuat dari karet terbuat dari membran usus beri- beri(caecum)
5. Kondom yang terbuat dari kulit tidak meregang atau mengkerut 6. Kondom yang terbuat dari
karet mampu
menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi
sensitifitas selama bersenggama
7. Kondom yang terbuat dari lateks lebih murah, elastis
8. Kondom yang terbuat dari bahan plastik Juga menghantarkan panas tubuh
9. Kondom yang terbuat dari bahan plastik lebih mahal dari kondom lateks
10. Kondom bermacam-macam
ukuran.
11. Cara kerja kondom
menghalangi
terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang di pasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam reproduksi
perempuan.
12 Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual
13. Pada beberapa pasangan pemakaian kondom
tidak efektif bila dipakai secara konsisten
14. Kondom bisa dipakai semua pria/suami yang alergi terhadap karet/lateks.
15. Kondom tidak dapat
mencegah dari penyakit seperti Herpes simplek Virus (HSV) yang dapat menyebabkan genital herpes.
16. Nilai tambah lainnya dari kondom ini adalah dapat
memperpanjang
waktu dan
menambah
kenikmatan dalam hubungan seksual.
17. Pemakaian kondom perlu resep dokter/ pemeriksaan kesehatan khusus.
18. Kondom juga digunakan
sebagai suatu terapi (condom therapy) bagi pasangan infertilitas yang disebabkan oleh anti body anti sperma, yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan potensi membuahi sel telur dalam tubuh perempuan.
19. Cara penggunaan kondom sangat
mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
20. Keterbatasan kondom adalah agak mengganggu hubungan seksual
dan mengurangi sentuhan langsung.
21. Pada beberapa klien (pasien) pemakaian kondom menyebabkan
kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
22. Beberapa klien (pasien) malu untuk membeli kondom di tempat 23. Pembuangan kondom bekasumum
mungkin bisa
menimbulkan
masalah dalam hal limbah
24 Kondom tidak dapat bocor atau terlepas selama koitus (hubungan seksual)
25 Kondom robek saat
dipasang,
hal ini dapat terjadi akibat goresan kuku atau cincin dan diperlukan kondom baru jika hal ini terjadi.
26 Salah satu keuntungan
kondom adalah
mudah cara
pemakaiannya
27 Salah satu keuntungan
kondom adalah tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
28 Kondom dapat dipakai
semua suami yang ingin berhubungan seksual dan belum menginginkan
kehamilan.
29. Salah satu Indikasi kondom
adalah boleh
digunakan pria yang
mempunyai penyakit Genetalia
30. Merupakan kontraindikasi kondom apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metode ini.
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
No Responden:
Dengan Menandatangani persetujuan ini, saya:
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Memberikan persetujuan mengisi angket (kuesioner) yang diberikan peneliti, saya mengerti bahwa saya menjadi responden ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Suami Tentang Alat Kontrasepsi Kondom Dengan Keikutsertaan Suami Dalam Menggunakan Kondom Di Desa Hutanamale Kecamatan Puncak Sorik Marapai Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016.
Saya telah mengerti bahwa jawaban ini hanya dipergunakan untuk keperluan peneliti. Oleh sebab itu, saya secara sukarelawan berperan serta dalam penelitian ini.
Padangsidimpuan, April 2016
Responden
/STATISTICS=MEAN MEDIAN MODE SUM /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
Umur pendidikan pekerjaan suku
Pengetahuan
tentang kondom penggunaan kondom
N Valid 33 33 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.18 1.79 1.52 1.15 2.06 1.52
Median 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00
Mode 2 1 1 1 3 2
Sum 72 59 50 38 68 50
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 3 9.1 9.1 9.1
20-35 21 63.6 63.6 72.7
>35 9 27.3 27.3 100.0
Total 33 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sd 16 48.5 48.5 48.5
smp 10 30.3 30.3 78.8
sma 5 15.2 15.2 93.9
pt 2 6.1 6.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid petani 18 54.5 54.5 54.5
wiraswasta 13 39.4 39.4 93.9
pns 2 6.1 6.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid batak 28 84.8 84.8 84.8
jawa 5 15.2 15.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
Pengetahuan tentang kondom
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 10 30.3 30.3 30.3
cukup 11 33.3 33.3 63.6
kurang 12 36.4 36.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
penggunaan kondom
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid digunakan 16 48.5 48.5 48.5
tidak digunakan 17 51.5 51.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=pengetahuan BY penggunaan /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
/CELLS=COUNT EXPECTED TOTAL /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuna tentang kondom *
penggunaan kondom 33 100.0% 0 .0% 33 100.0%