A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan yaitu mulai Maret sampai Mei 2019, adapun lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Gowa Kecamatan Sumbo Opu, Provensi Sulawesi Selatan. Dalam hal ini di Kantor Dinas Sosial serta di beberapa instansi yang terkait. Adapun alasan penulis melakukan penelitian ini karena di kabupaten tersebut terdapat program PKSAI yang dilaksanakan oleh beberapa instansi terkait di dalam rangka mengurangi masalah-masalah sosial pada anak, demi terwujudnya kesejahteraan anak.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian ini berangkat dari data lapangan dan berusaha untuk menjawab pertanyaan mengenai implementasi program kesejahteraan sosial anak (PKSAI) sikamaseang di Kabupaten Gowa.
Penelitian ini dilaksanakan melalui tipe penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mengungkapkan suatu masalah atau peristiwa yang sifatnya terbatas serta ikut memberikan gambaran obyektif dari kondisi obyek yang diteliti. Adapun masalah yang diteliti yaitu mengenai implementasi program pusat kesejahteraan sosial anak intergratif (PKSAI) sikamaseang di Kabupaten Gowa.
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut:
31
1. Data Primer, merupakan data yang didapatkan dari informan penelitian, yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan dan wawancara secara langsung kepada pihak yang terkait mengenai implementasi program PKSAI Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
2. Data Sekunder, merupakan data pelengkap yang didapatkan dari informan, buku-buku, internet, yang dianggap bisa memberikan informasi terkait implementasi program PKSAI Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini ialah mereka yang dipilih secara purposive atau sengaja karena dianggap mengetahui betul obyek penelitian dan dapat dipercaya serta memiliki pengetahuan dan sumber informasi yang mendukung penelitian. Berikut ini daftar informan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 : Informan Penelitian
No Nama Informan Inisial Jabatan Ket
1. Syamsuddin SS Kepala Dinas Sosial L
2. Firdaus FD Sekertaris Dinas Sosial
sekaligus Ketua PKSAI
L
3. Hijrawati HW Kepala Bidang Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
P
4. Asrianti AA Kepala Seksi Kessos Anak
sekaligus Sekertaris PKSAI
P
5. Rahmawati
Rahman
RR Kabid Perlindungan
Perempuan dan Anak
P
6. Aminah AM Kasi Pelayanan Terpadu
Perlindungan Perempuan dan Anak (P2PT2A)
P
7. Dessy Susanty DS Konsultan UNICEF P
8. Muh Hasan MH Staf PKSAI L
9. Alan P AP Staf PKSAI L
10. Indah ID Masyarakat P
11. Ila Islmail II Masyarakat P
Jumlah 11
Sumber: Penetapan Informan Oleh Peneliti Tahun 2019
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Penelitian yang digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan ialah menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dalam hal ini sebagai penjaring data primer tentang bagaimana implementasi program PKSAI Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
1. Observasi, merupakan proses pengambilan data di dinas sosial, serta instansi terkait lainnya, dalam penelitian ini dimana peneliti mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek penelitian yaitu terkait perilaku organisasi dan antar organisasi, perilaku birokrasi tingkat bawah, dan perilaku kelompok sasaran dalam implementasi program PKSAI di Kabupaten Gowa.
2. Wawancara mendalam dengan dinas sosial serta beberapa instansi terkait lainnya dengan menggunakan pedoman interview, terkait perilaku organisasi dan antar organisasi, perilaku birokrasi tingkat bawah, dan perilaku kelompok sasaran dalam implementasi program PKSAI di Kabupaten Gowa.
3. Dokumentasi, yaitu proses mengumpulkan data melalui data atau informasi dengan menggunakan buku, arsip kantor, surat kabar serta dokumen- dokumen terkait implementasi program PKSAI di Kabupaten Gowa.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu proses analisis yang dilaksanakan beriringan dengan proses pengumpulan data. Miles dan A.Michael Hurman dalam Sugiyono (2011:246) Proses analisis data ini menggunakan empat tahap yaitu :
1. Reduksi data, ialah merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan hanya pada hal yang dianggap penting. Sehingga data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang jelas, dan akan lebih mempermudah seorang peneliti untuk megumpulkan data selanjutnya, dan mencari data jika diperlukan.
2. Penyajian data, yaitu merupakan rakitan informasi yang sistematis dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya agar peristiwa lebih mudah dipahami dan akan memberi adanya kemungkinan penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan. Penyajian data, dapat memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja-kerja selanjutnya yang berdasarkan pada pemahaman.
3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan, dari hasil penyajian data tersebut harus diamati, serta diuji kebenarannya, kekokohan dan kecocokannya yang demikian sebagai validitasnya. Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Maka diperoleh data yang akurat dalam bentuk proposisi sebagai temuan dalam penelitian ini.
G. Pengabsahan Data
Kartiwa, (2015:27) untuk terjaminya keakuratan data maka peneliti selanjutnya akan melakukan keabsahan data. Data-data yang benar akan menghasilakan penarikan kesimpulan yang benar, begitupun sebaliknya. Dalam hal, penulis memilih teknik pengecekan keabsahan data dengan menggunakan pendekatan triangulasi untuk mengungkapkan dan menganalisis masalah-masalah
yang dijadikan obyek penelitian, untuk menguji keabsahan data peneliti akan menggunakan teknik triangulasi, yaitu:
1. Triangulasi sumber, adalah dilakukan untuk membandingkan dan menguji kredibilitas data yang dilaksanakan dengan cara mengecek atau menguji data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, maksudya bahwa apabila data yang diterima dari satu sumber meragukan, maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya, kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan satu kesimpulan.
2. Triangulasi metode, adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilaksanakan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode/teknik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik observasi, maka dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik dokumentasi.
3. Triangulasi waktu, adalah untuk melakukan pengecekan data dengan cara wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda. Seperti, yang awalnya melakukan pengumpulan data pada waktu pagi hari dan data yang didapat, tetapi mungkin saja pada waktu pagi hari tersebut kurang tepat karena mungkin informasi dalam keadaan sibuk.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Gambaran Umum Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa hadir untuk melayani rakyatnya. Maka dari itulah, pemerintah Kabupaten Gowa bertekad untuk menghadirkan pemerintahan yang berorientasi kepada kesejahteraan sosial masyarakat Kabupaten Gowa, sehingga bermuara pada terciptanya Kabupaten Gowa yang lebih baik.
a. Visi dan Misi Kabupaten Gowa:
Visi Kabupaten Gowa yaitu “ Terwujudnya masyarakat yang berkualitas, mandiri dan berdaya saing dengan tata kelola pemerintahan yang baik.” adapun Misi Kabupaten Gowa antara lain:
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis pada hak-hak dasar kesetaraan gender, nilai budaya dan agama.
2) Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada potensi unggulan dan ekonomi kerakyatan.
3) Meningkatkan pembangunan infrasturktur berorientasi pada interkoneksitas antar wilayah dan sektor.
4) Meningkatkan pengembangan wilayah Kecamatan, Desa dan Kelurahan.
5) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis.
36
Kabupaten Gowa merupakan salah salah satu daerah tingkat II dari Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 1.883,32 km² atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan berpenduduk sebanyak ±735.493 jiwa. Dimana bahasa yang digunakan di Kabupaten ini adalah bahasa Makassar, penduduk di Kabupaten Gowa mayoritas beragama islam.
Kabupaten ini berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan - 5°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara.
Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 169 dan 726 Dusun/lingkungan. 18 Kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolopao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu, Biringbulu, Somba Opu, Bontomarannu, Pattalassang, Palangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.
b. Batas Wilayah
Kabupaten yang berada pada bagian selatan provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan 7 Kabupaten/Kota lain, yaitu:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros 2) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng 3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto
4) Sebelah barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar c. Pemerintahan:
Pemerintahan tertinggi di Kabupaten Gowa dipegang oleh Bupati dan Wakil Bupati. Dimana nama Bupati/Walikota adalah Adnan Purichta Ichsan YL,
SH, MH. Dan nama Wakil Bupati/Walikota adalah Abdul Rauf Malaganni S,Sos.M,Si. Menjadi kepala pemerintahan di wilayah tertentu, adalah bukan hal mudah karena banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dimana tugas dan tanggung jawab tersebut berorientasi pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Berbicara mengenai masyarakat berarti tidak hanya membahas satu atau dua orang melainkan dalam jumlah yang banyak, hal tersebut seperti jumlah masyarakat atau penduduk di kabupaten Gowa, yang dijelaskan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk Kabupaten Gowa
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
Total Laki-Laki Perempuan
1. Bontonompo 19 955 21 863 41 818
2. Bontonompo Selatan 14 316 15 447 29 763
3. Bajeng 34 024 34 796 68 820
4. Bajeng Barat 12 098 12 754 24 852
5. Palangga 59 694 61 086 120 780
6. Barombong 19 515 19 988 39 503
7. Somba Upo 81 239 81 740 162 979
8. Bontomarannu 17 381 17 633 35 014
9. Pattalassang 12 059 12 005 24 064
10. Parangloe 8 977 9 407 18 384
11. Manuju 7 229 7 730 14 959
12. Tinggimoncong 11 801 12 049 23 850
13. Tombolo Pao 14 802 14 363 29 164
14. Parigi 5 961 6 736 12 697
15. Bungaya 7 829 8 471 16 300
16. Bontolempangan 5 800 6 513 12 313
17. Tompobulu 13 791 14 817 28 608
18. Biringbulu 15 343 16 282 31 625
Kabupaten Gowa 361 814 373 679 735 493
Sumber: Kantor Dinas Sosial Kabupaten Gowa Tahun 2018
2. Profil Dinas Sosial Kabupaten Gowa
Dinas sosial Kabupaten Gowa terletak di Jalan Masjid Raya Nomor 30.
Dinas sosial Kabupaten Gowa merupakan pembantu bupati dalam memimpin dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang sosial yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah sesuai peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku untuk kelancaran tugas.
a. Visi dan Misi Dinas Sosial Kabupaten Gowa
Visi dinas sosial Kabupaten Gowa yaitu “Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan relegius.” Adapun Misi dinas sosial Kabupaten Gowa antar lain:
1) Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial
2) Meningkatkan pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi pemulihan penyandang masalah kesejahteraan sosial
3) Meningkatkan mutu pelayanan publik dan administrasi perkantoran b. Pemerintahan:
Dinas sosial merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam struktur pemerintahan Kabupaten Gowa. Yang terdiri dari kepala dinas, sekertaris, kelompok jabatan fungsional, sub bagian umum dan kepagawaian, sub bagian perencanaan dan pelaporan, sub bagian keuangan, kepala bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial yang terdiri dari kepala seksi kessos anak, kepala seksi kessos lansia dan penyandang disabilitas, kepala seksi kessos tuna sosial. Kepala bidang pemberdayaan sosial yang terdiri dari kepala seksi pemberdayaan fakir miskin,
RDA KAB. GOWA NO. 11TAHUN2016
Dan Sub Bagian Keuangan
Ernawati, SE Staf Risnawati, S.Sos
Staf Fatmawati
kepala seksi pelestarian nilai-nilai kepahlawanan/kejuangan, kepala seksi pembangunan dan pembinaan lembaga sosial. Kepala bidang perlindungan sosial yang terdiri dari kepala seksi advokasi dan perlindungan sosial dan kepala seksi jaminan sosial, kepala seksi pembinaan sosial spritual yang terdiri dari Kepala bidang pembinaan mental spritual, kepala seksi pembinaan sarana dan lembaga kerohanian. Adapun bagan struktur organisasi dinas sosial kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:
KEPALA DINAS H. Syamsuddin, B.Sos,M.Si, MH
Kelompok Jabatan Fungsional
Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian HJ. Salmah S.Ip
Staf Edy Manuhutu, SE
Staf
Sekretaris Drs. H. Firdaus S.Ag, M.Si
ub Bagian Perencanaa Dan Pelaporan HJ. Andi Lala P. SE
Staf Sarfiah
Kepala Bidang Pelayanan Dan
Rehabilitasi Sosial epala Bidang Pemberdayaan Sosia Kepala Bidang Perlindungan Sosia Kepala Bidang Pembinaan Sosial Spiritual
Hijrawati, SE H. Muhammad Syahrir, S.Ag, M.Si A. Baso Siradja, S.Sos H. Najamuddin, SH, MH
Kepala Seksi Kessos Anak Asrianti S.STP, M.Si
Staf Herlina S. A.Md Kepala Seksi Kessos Lansia Da
Penyandang Disabilitas Dra. ST. Hasnah
Staf Darsono
Kepala Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin Yaser Azhari, S.Kel,MM
Staf Nurbaeti T. BSW Kepala Seksi Pelestarian Nilai-Nila
Kepahlawanan / Kejuangan Farahdiba, S.Pd, M.Si
Staf
Kepala Seksi Advokasi Dan Perlindungan Sosial Jamaluddin, SE, MM
Staf
Kepala Seksi Jaminan Sosial Bachtiar, S.Sos
Staf Sofyan, S.Sos
Kepala Seksi Pembinaan Mental Spiritual
Rustam, S.Ag Staf Mukramin, S.Ip Kepala Seksi Pembina Sarana
Lembaga Kerohanian Hajrah, S.Sos
Staf Ramlah epala Seksi Kessos Tuna Sosia
Hasmawarny,S.Sos
Kepal Seksi Perizinan Dan Pembinaan Lembaga Sosial ST. Nurwahidah R. S.Ag, MH
Staf Staf
Nuraeni. A.Md
Gambar 4.1: Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial Tahun 2016
c. Tugas dan Fungsi Dinas Sosial Kabupaten Gowa
Tugas dan Fungsi Kepala Dinas, sesuai dengan Pasal 4 yang terdiri dari beberapa ayat yaitu:
1. Kepala dinas mempunyai tugas memimpin dan melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang sosial berdasarkan kewenangan dan tugas pembantuan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kepala dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, menyelenggarakan fungsi; Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang sosial, pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang sosial, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang sosial, pelaksanaan administrasi dinas, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait tugas dan fungsinya.
Tugas dan Fungsi Sekretariat, sesuai dengan Pasal 5 yang terdiri dari bebrapa ayat:
1. Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan koordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan perencanaan dan pelaporan, keuangan dan umum dan kepegawaian dalam lingkungan dinas.
2. Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretaris menyelenggrakan fungsi: Pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas; pengoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaporan, pengoordinasian urusan umum dan kepegawaian, pengoordinasian
pengelolaan administrasi keuangan, dan pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.
Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, sesuai dengan Pasal yang terdiri dari beberapa ayat yaitu:
1. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial dipimpin oleh kepala bidang yang mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial meliputi bidang kesejahteraan sosial anak, kesejahteraan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial tuna sosial sesuai lingkup tugasnya untuk pelaksanaan tugas pembantuan.
2. Menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala bidang mempunyai fungsi: Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial meliputi bidang kesejahteraan sosial anak, kesejahteraan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial tuna sosial; pelaksanaan kebijakan teknis pelayanan dan rehabilitasi sosial meliputi bidang kesejahteraan sosial anak, kesejahteraan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial tuna sosial; pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial meliputi bidang kesejahteraan sosial anak, kesejahteraan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial tuna sosial; dan pelaksanaan administrasi pelayanan dan rehabilitasi sosial meliputi bidang kesejahteraan sosial anak, kesejahteraan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas dan kesejahteraan sosial tuna sosial.
Tugas dan Fungsi Bidang Pemberdayaan Sosial, sesuai dengan Pasal 13 yang terdiri dari beberapa ayat yaitu:
1. Bidang Pemberdayaan Sosial dipimpin oleh kepala bidang, mempunyai membantu kepala dinas tugas merencanakan operasionalisasi penyelenggaraan tugasnya terkait dengan pemberdayaan sosial meliputi pemberdayaan fakir miskin, perizinan dan pembinaan lembaga sosial dan pelestarian nilai-nilai kepahlawanan/kejuangan sesuai lingkup tugasnya untuk pelaksanaan tugas pembantuan.
2. Menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala bidang mempunyai fungsi; Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan sosial, pelaksanaan kebijakan teknis pemberdayaan sosial, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan sosial, dan pelaksanaan administrasi pemberdayaan sosial.
Tugas dan Fungsi Bidang Pembinaan Sosial Spiritual, sesuai dengan Pasal 20 yang terdiri dari beberapa ayat yaitu:
1. Bidang pembinaan Sosial Spiritual dipimpin oleh kepala bidang, mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan pembinaan sosial spiritual sesuai dengan lingkup tugasnya untuk pelaksanaan tugas pembantuan.
2. Menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Kepala bidang mempunyai fungsi: Perumusan kebijakan teknis bidang pembinaan sosial spiritual, pelaksanaan kebijakan teknis pembinaan sosial spiritual,
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan sosial spiritual dan pelaksanaan administrasi pembinaan sosial spiritual.
3. Profil Sekretariat PKSAI di Kabupaten Gowa
Program kesejahteraan sosial anak merupakan bagian dari sistem kesejahteraan sosial secara luas. Kesejahteraan sosial sendiri adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Pusat pelayanan kesejahteraan anak integratif (PPKAI) di Kabupaten Gowa terbentuk dan diresmikan oleh bapak Bupati Gowa pada tanggal 10 November 2016.
PPKAI yang selanjutnya berganti nama menjadi Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang merupakan pusat layanan kesejahteraan sosial anak yang dilakukan secara tematik, holistik, integratif, dan berkelanjutan yang berada di Kabupaten Gowa. Upaya dalam penyelenggaraan PKSAI termasuk: peyuluhan sosial, pendataan, deteksi dini kerentanan anak dan keluarganya, penanganan kasus, pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar anak, pembangunan atau penyusunan data base, penguatan kapasitas, resosialisasi, reintegrasi sosial, melakukan rujukan (lemabaga kesejahteraan sosial anak, unit pelaksana teknis/unit pelaksana teknis daerah, rumah sakit, sekolah, dan stakeholders terkait).
Penyelenggaraan PKSAI Sikamaseang yang dikoordinir oleh dinas sosial Kabupaten Gowa, ditujukan untuk mengembangkan dan memulihkan keberfungsian sosial anak dan lingkungan sosialnya untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya secara optimal. Pengembangan dan pemulihan keberfungsian sosial dilakukan melalui memadukan layanan kesejahteraan anak dan layanan dasar lainnya dalam satu sistem sehingga dapat memberikan layanan yang komprehensip, cepat, tepat, dan tuntas. PKSAI menerapkan manajemen kasus yang tertata dan didukung oleh sistem manajemen data.
Sasaran PKSAI di antaranya yaitu anak korban kekerasan (kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual), anak korban eksploitasi ekonomi dan eksploitasi seksual, anak korban penelantaran, anak korban perlakuan salah, anak korban trafiking, anak berhadapan dengan hukum, anak yang mengalami masalah dengan layanan pendidikan, anak yang mengalami masalah dengan layanan kesehatan, anak yang mengalami masalah dengan layanan administrasi kependudukan, anak yang mengalami masalah dengan layanan pemenuhan hak anak lainnya, anak yang bermaksud konsultasi tentang haknya, serta anak yang mengalami masalah dengan layanan kesejahteraan sosial lainnya. Tentunya bisa juga melalui orang tua atau pihak terkait anak itu. Adapun alur pelaporan masalah tersebut di atas yaitu melalui RT/RW, tingkat kelurahan, tingkat kecamatan, dan PKSAI.
a. Motto, Visi dan Misi PKSAI Kabupaten Gowa.
Motto program PKSAI di Kabupaten Gowa yaitu “ Sikamaseang, tanggap dan tulus melayani untuk anak sejahtera.” Visi program PKSAI Kabupaten Gowa adalah “ Terwujudnya anak yang berahlak, ceras, kreatif, sehat, dan sejahtera dalam keluarga dan lingkungan aman di Kabupaten Gowa.” Adapun misi PKSAI di Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut :
1) Pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan anak 2) Anak yang sadar kewajibannya
3) Peningkatan pencegahan dan penanganan kasus, tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran secara integratif.
4) Peningkatan system data base layanan anak
5) Peningkatan kapasitas, aksebilitas, penjangkauan terkait kesejahteraan dan perlindungan anak
b. Struktur Organisasi PKSAI
Berikut bagan sturuktur organisasi pembentukan pusat kesejahteraan sosial anak integratif (PKSAI) sikamaseang di Kabupaten Gowa:
PEMBINA KETUA
SEKRETARIAT
SEKSI PENGADUAN
SEKSI PENGOLAHAN
DATA DAN INFORMASI
SEKSI PENJANGKA
UAN DAN PERLINDUNG
AN
FORUM BHAKTI PEKERJA SOSIAL
(SAKTI PEKSOS, FASILITATOR SLRT,
PETUGAS P2TP2A, TKSK, PPA, PKH)
LAYANAN ON CALL DAN RUJUKAN
Gambar 4.2 : Bagan Struktur Organisasi PKSAI Tahun 2016
B. Program Pusat Kesajahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa
Penanganan masalah sosial terutama mengenai masalah kesejahteraan sosial pada anak merupakan salah satu proritas pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dasar anak. Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penaggulangan masalah kesejahteraan pada anak yang berintegrasi seperti penaggulangan masalah kesejahteraan berbasis bantuan sosial, sebab suatu daerah bisa dikatakan sejahtera apabila suatu daerah mampu mensejahterakan masyarakatnya terkhusus anak-anak dimana anak merupakan pelanjut genarasi suatu bangsa. Oleh karena pemerintah akan meningkatkan produktivitas kesejahteraan melalui program-program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Salah satu bentuk program tersebut adalah program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang.
PKSAI adalah program yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penanda bahwa masalah kesejahteraan sosial pada anak masih sangat membutuhkan perhatian. Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2002 yang mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak hadir yang bertujuan untuk menyelaraskan segala bentuk regulasi yang belum sesuai dengan prinsip pemenuhan hak anak.
Berdasarkan peraturan tersebut maka pemerintah Bupati Gowa Adnan Purichata Ichsan Yl melalui nawa citanya, untuk meningkatkan efektifitas upaya penanganan kesejahteraan sosial anak, pemerintah Kabupaten Gowa mengeluarkan peraturan yakni peraturan Bupati Gowa Nomor 35 Tahun 2016
tentang pembentukan PKSAI Sikamaseang yang isinya termasuk Standard Operating Procedure (SOP) PSKAI dan surat keputusan Bupati Nomor 240/111/2017 tentang pembentukan tim pembina dan tim teknis pengelola PKSAI Kabupaten Gowa. Dalam program PKSAI dinas sosial bekerjasama dengan dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas catatan sipil, dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, DPA/pengadilan, kepolisian, rumah sakit.
Isi peraturan tersebut disebutkan bahwa, masalah kesejahteraan sosial ana k merupakan masalah yang bersifat multi dimensi, multi sektor dengan beragam karekteristiknya sehingga perlu segera dilakukan upaya-upaya yang nyata untuk menanganinya, untuk itulah gagasan dikembangkannya pusat kesejahteraan sosial anak integratif untuk melengkapi pelayanan yang sifatnya pencegahan selain dengan pelayanan penanganan yang diperlukan. Diharapkan dapat bersinergi untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap anak di Kabupaten Gowa.
Masalah kesejahteraan sosial anak bukan hanya memuat tentang kekerasan pada anak, tetapi juga mencakup masalah anak yang berhadapan dengan hukum, masalah anak peyandang disabilitas dan masalah-masalah sosial pemenuhan hak anak lainnya. Oleh sebab itu, penanganan masalah sosial pada anak memerlukan pendekatan yang terpadu, pelaksanaannya yang dilakukan secara bertahap, terencana, dan kesinambungan serta menuntut keterlibatan semua pihak baik pemerintah, maupun non pemerintah agar memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya serta peningkatan kesejahteraan anak.