PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku organisasi dan antar organisasi dalam pelaksanaan Program Pusat Kesejahteraan Sosial Terpadu Anak Sikamaseang (PKSAI) di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku birokrasi tingkat bawah dalam pelaksanaan Program Pusat Terpadu Kesejahteraan Sosial Anak (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku kelompok sasaran dalam pelaksanaan Program Pusat Integratif Kesejahteraan Sosial Anak (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perilaku birokrasi tingkat bawah dalam pelaksanaan program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Untuk mengetahui perilaku kelompok sasaran dalam pelaksanaan program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Implementasi
Odoji dalam Nawawi, implementasi kebijakan merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan lebih penting dari pada pertimbangan perumusan kebijakan. Jones dalam Nawawi mengemukakan bahwa menerapkan kemampuan untuk membentuk hubungan lebih lanjut dalam rantai sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dan tujuan. Proses implementasi kebijakan akan dimulai pada saat program kegiatan telah disusun, dana telah siap dan disalurkan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
Dalam Suratman, Grindle mendefinisikan ulang implementasi sebagai upaya menciptakan hubungan yang memungkinkan tujuan kebijakan politik terwujud sebagai hasil dari aktivitas pemerintah. Implementasi merupakan bagian atau salah satu tahapan dari proses pengambilan kebijakan publik yang lebih luas. Menurut Agustion, melaksanakan suatu kebijakan berarti mengalihkan isi kebijakan ke dalam penerapan yang diperlukan oleh kebijakan itu sendiri.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan publik tidak akan dimulai sampai tujuan dan sasaran telah ditentukan atau diidentifikasi melalui keputusan kebijakan. Oleh karena itu, implementasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh berbagai aktor sehingga pada akhirnya akan memperoleh hasil yang sesuai dengan maksud atau tujuan dari kebijakan yang dibuat.
Model Implementasi Kebijakan Publik
Kurangnya atau bahkan terbatasnya pendanaan/insentif lainnya dalam implementasi suatu kebijakan dapat menjadikan hal tersebut sebagai salah satu pemicu kegagalan suatu implementasi kebijakan. Hal ini penting karena pelaksanaan implementasi kebijakan ini akan dipengaruhi oleh karakteristik agen implementasi yang tepat dan cocok. Menurut Meter dan Horn: “sikap penolakan atau penerimaan para pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi kebijakan.
Implementasi kebijakan publik pertama-tama diawali dengan penyaringan melalui persepsi para pelaksana mengenai batasan-batasan kebijakan yang dilaksanakan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menyebabkan kegagalan kinerja implementasi kebijakan publik. Implementasi kebijakan memerlukan hubungan antar organisasi untuk membawa perubahan kebijakan umum menjadi aturan yang jelas, dan hal ini terjadi secara terus menerus dalam suatu proses sosial yang dapat mentransformasikan arah kebijakan melalui tindakan.
Istilah ini secara keseluruhan dikenal sebagai hubungan koordinasi antar organisasi yang dapat memperbaiki dan menentukan pola implementasi kebijakan. Dengan demikian, proses implementasi kebijakan dapat tercapai pada titik optimal dalam mewujudkan kebutuhan dan kepentingan.
Pengertian Kebijakan Publik
Pendapat serupa kembali diungkapkan oleh Dye dalam Subarsono (2008:2) yang berarti bahwa kebijakan publik sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dan bukan oleh non-pemerintah. Jenkins menurut Soetari, kebijakan publik adalah serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang ditentukan oleh seseorang atau sekelompok pelaksana kebijakan berdasarkan tujuan yang dipilih dan cara mencapainya dalam keadaan dimana keputusan tersebut pada hakekatnya masih dalam batas kewenangan negara. pelaksana. . Menurut Odoji dalam Suratman (2017:11) kebijakan publik adalah suatu tindakan yang mempunyai sanksi yang mengarah pada tujuan tertentu.
Abidin dalam Soetari (2014:37) kebijakan publik tidak bersifat spesifik dan sempit, melainkan luas dan berada pada tataran strategis. Oleh karena itu, kebijakan publik bertindak sebagai pedoman umum bagi kebijakan dan keputusan tertentu di dalamnya. Friedrick dalam Suratman (2017:10) kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan dan peluang pelaksanaan kebijakan yang diusulkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Santoso, kebijakan pemerintah dalam Kusumanegara (2010:3) terdiri dari konsentrasi pada tindakan pemerintah, dan konsentrasi pada implementasi dan dampak kebijakan. Wildavsky dalam Kusumanegara (2010:4) mengartikan kebijakan publik sebagai suatu hipotesis yang memuat kondisi awal kegiatan pemerintah dan akibat-akibat yang dapat diprediksi.
Pengertian Kesejahteraan Anak
Johnson dan Schwartz mempunyai pendapat yang sama dalam Khaizu (2009:29) bahwa layanan kesejahteraan bagi anak bertujuan untuk membantu meningkatkan kondisi sosial anak dan keluarga guna memperkuat fungsi orang tua yang sudah tidak mampu lagi melakukan hal tersebut. . menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya mengubah lembaga-lembaga sosial yang ada atau bahkan membentuk lembaga-lembaga baru. Tujuan lain dari bakti sosial anak ini adalah agar dapat membantu para orang tua untuk mengasuh anaknya di rumah.Jelas bahwa bakti sosial anak ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan permasalahan anak yang berkaitan dengan ketergantungan anak, permasalahan kemiskinan, permasalahan anak. penelantaran, masalah kekerasan, masalah kesusilaan, bahkan masalah kejahatan anak, dan sebagainya. Pelayanan seperti ini dilakukan dengan memberikan pendampingan kepada orang tua di rumahnya sendiri, maupun di lembaga yang satu dengan lembaga lain yang bekerjasama, karena layanan ini mempunyai kemampuan untuk memperkuat, memberdayakan dan membantu keluarga dengan sumber daya yang ada.
Anak yang mempunyai masalah kesejahteraan tidak menutup kemungkinan akan mengalami masalah pada saat ia tumbuh dan berkembang secara normal. Anak-anak yang mengalami hal tersebut memerlukan pelayanan dan bimbingan agar dapat beraktivitas normal dalam kehidupan sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Kesejahteraan anak sangat penting karena mencakup upaya membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak serta meningkatkan kehidupan dalam keluarga.
Pelayanan kesejahteraan anak sikamaseang integratif merupakan program pelayanan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memadukan konsep saling mencintai (sikamaseang) satu sama lain.
Kerangka Pikir
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Tipe Penelitian
- Sumber Data
- Informan Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Pengabsahan Data
Berikut diagram struktur organisasi pembentukan Balai Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa: Program Balai Penitipan Anak Integratif di Kabupaten Gowa mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi anak. . Bagaimana perilaku organisasi dan antar organisasi terhadap penempatan pelaksana program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
Bagaimana perilaku organisasi dan antar organisasi terhadap koordinasi pelaksanaan Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku birokrasi tingkat bawah dalam kaitannya dengan pengendalian organisasi pelaksana program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku birokrasi tingkat bawah dalam kaitannya dengan profesionalisme penyelenggaraan sumber daya manusia pada program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa.
Bagaimana perilaku kelompok sasaran terhadap respon positif pelaksana dan masyarakat dalam Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku kelompok sasaran terhadap reaksi positif dan negatif pelaksana dan masyarakat dalam Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa. Bagaimana perilaku organisasi dan antar organisasi dalam hal pelibatan dan koordinasi pelaksana dalam Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa Ibu.
Bagaimana perilaku birokrasi bawah dalam hal pengendalian organisasi dan profesionalisme penerapan sumber daya manusia pada Program Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa, Pak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kabupaten Gowa
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Gowa bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang berorientasi pada kesejahteraan sosial masyarakat Kabupaten Gowa sehingga bermuara pada terciptanya Kabupaten Gowa yang lebih baik. A. Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah Tier II Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki luas wilayah 1.883,32 km² atau setara dengan 3,01% luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan berpenduduk ±735.493 jiwa. Meskipun bahasa yang digunakan di Kabupaten ini adalah bahasa Makassar, namun mayoritas penduduk di Kabupaten Gowa beragama Islam.
Wilayah Kabupaten Gowa terbagi menjadi 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan pasti 169 dan 726 desa/kelurahan.
Profil Dinas Sosial Kabupaten Gowa
PPKAI yang kemudian berubah nama menjadi Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Sikamaseang (PKSAI) merupakan pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak yang bersifat tematik, holistik, integratif dan berkelanjutan di Kabupaten Gowa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku organisasi dan antar organisasi mengenai komitmen dan koordinasi dalam program Balai Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa sudah cukup baik. Di lapangan peneliti melihat kesamaan komitmen dan koordinasi atau saluran kerjasama antar instansi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu terwujudnya kesejahteraan anak sehingga anak memperoleh hak-haknya.Perilaku birokrasi tingkat bawah a) Pengendalian organisasi. Semua prosedur tersebut bersifat baku sehingga bersifat wajib atau harus dipatuhi oleh seluruh petugas pelayanan di pusat perlindungan sosial anak.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kelompok sasaran terhadap program Pusat Kesejahteraan Anak Integratif (PKSAI) Sikamseang yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa sangat membantu masyarakat khususnya dalam pemenuhan kesejahteraan anak. Perilaku organisasi dan lembaga terkait dalam hal komitmen dan koordinasi dalam pelaksanaan program Balai Kesejahteraan Sosial Anak (PKSAI) Sikamaseang sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Program Integrasi Kesejahteraan Sosial Anak (PKSAI) Sikamaseang di Kabupaten Gowa dilihat dari perilaku kelompok sasarannya sudah baik dan patut dipertahankan.
Profil Sekertariat PKSAI di Kabupaten Gowa