METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dimana data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan uraian yang lebih luas. Dengan jenis penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan atau ,mendeskripsikan rumusan masalah dalam penelitian ini. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu kejadian secara objektif. Pada penelitian ini mendeskripsikan mengenai penerapan pajak progresif kendaraan bermotor terhadap kepatuhan wajib pajak pada SAMSAT Kota Makassar.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan masalah terlebih dahulu agar tidak terjadi permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan penelitian. Maka penulis memfokuskan untuk meneliti mengenai penerapan pajak progresif kendaraan bermotor terhadap kepatuhan wajib pajak pada SAMSAT Kota Makassar.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Makassar, tepatnya pada kantor Sistem Administrasi manunggal Satu Atap (SAMSAT), dengan alamat jalan Andi Mappanyukki No. 27. Alasan pemilihan lokasi penelitian di kantor Bersama SAMSAT Kota Makassar, karena kantor Bersama SAMSAT ini melayani administrasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor untuk wilayah Kota Makassar
36
dan telah menerapkan pajak progresif. Waktu dan penyusunan penelitian selama 2 (dua) bulan. Mulai bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2021.
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini antara lain:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil dokumentasi dan wawancara oleh peneliti terhadap objek penelitian.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dengan cara memperoleh dari sumber-sumber kepustakaan, catatan dan dokumen perusahaan. Data ini dapat berupa rekapitulasi penerimaan pajak progresif kendaraan bermotor.
E. Metode Pengumpulan Data
Guna mendeskripsikan masalah yang disajikan dalam penelitian ini, maka diperlukan data serta berbagai informasi. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini antara lain adalah sebagai berikut.
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang di ambil, baik berupa buku, Undang-Undang perpajakan, peraturan pemerintah, peraturan daerah, tulisan ilmiah World Wide Web (www) dan sebagainya. Tekhnik pengumpulan data melalui studi kepustakaan di maksudkan untuk mengungkapkan buah pikiran yang akan membuat penelitian lebih kritis dan analitis dalam mengerjakan penelitian (Nazir, 1988). Selain itu studi kepustakaan digunakan untuk menentukan arah dan tujuan penelitian, serta mencari konsep yang sesuai dengan permasalahan skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data, maka peneliti mengadakan penelitian ke kantor SAMSAT Kota Makassar dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara riset merupakan percakapan dua orang, yang dimulai oleh pewawancara dengan tujuan khusus memperoleh keterangan yang sesuai dengan penelitian, dan dipusatkan olehnya pada isi yang dititikberatkan pada tujuan-tujuan deskripsi, prediksi, dan penjelasan sistematik mengenai penelitian tersebut (Chadwik, 1991). Teknik wawancara kepada pihak-pihak seperti Kepala Administrasi Pelayanan Kantor Bersama SAMSAT Kota Makassar.
2. Dokumentasi (Dokumentation)
Merupakan suatu pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi dari SAMSAT Kota Makassar.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian yang dilakukan menjadi sistematis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Wawancara digunakan untuk menggali data secara lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan mengenai penerapan pajak progresif kendaraan bermotor, dalam penelitian ini juga menggunakan media seperti alat perekam dan kamera yang digunakan untuk mengambil dokumentasi pada saat penelitian.
38
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik deskriptif analisis kualitatif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan cara memaparkan data yang diperoleh dari wawancara, kepustakaan, dan pengamatan, kemudian dianalisis lalu ditarik kesimpulan. Dengan tekhnik ini penulis akan memberi gambaran mengenai permasalahan yang akan dibahas dengan mengemukakan fakta-fakta dan data-data yang diperlukan oleh penulis selama melakukan penelitian di lapangan.
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Pengertian Kantor Bersama Samsat
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem kerja sama secara terpadu antara POLRI, Dinas Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas Negara baik melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), dan dilaksanakan pada suatu kantor yang dinamakan Kantor Bersama Samsat.
2. Sejarah SAMSAT Kota Makassar
SAMSAT Kota Makassar Merupakan salah satu unit pelayanan teknis daerah yang berada di bawah dinas pendapatan daerah provinsi Sulawesi Selatan yang berdiri sejak tahun 1976, yang merupakan hasil realisasi kantor bersama SAMSAT di Indonesia berdasarkan keputusan bersama Menhamkam/Pangab, menteri keuangan dan menteri dalam negeri tanggal 28 desember 1976 tentang peningkatan pendapatan daerah khususnya mengenai pajak-pajak kendaraan bermotor.
Untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pelaksanaan SAMSAT dalam penerbitan STNK yang terkait dengan pembayaran PKB dan BBNKB serta SWDKLLJ dimulai pada tanggal 16 oktober 1978 yang dilaksanakan terpusat di Makassar. SAMSAT wilayah I makassar ini sudah memiliki kantor pelayanan ada dua masing-masing terletak di jalan Andi Mappanyukki dan AP Pettarani
40
sehingga pelayanan kepada wajib pajak di daerah ini semakin ditingkatkan, kemudian dilakukan pembentukan kantor bersama SAMSAT di daerah-daeah tingkat II yang kini berjumlah 15 (lima belas) cabang untuk melayani masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang tersebar di 23 (dua puluh tiga) daerah tingkat II kabupaten/kotamadya serta terdapat kantor SAMSAT pembantu yang kini berjumlah 8 (delapan) se Sulawesi selatan.
Dalam perjalanan berdirinya SAMSAT Kota Makassar, muncul peraturan baru yaitu peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Nomor 141 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) merupakan unit operasional dinas pendapatan dan pengelola Aset Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di setiap kabupaten/kota, dalam pelaksanaan tugas pokoknya selain melayani pemungutan pajak daerah juga melayani pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lain-lain yang sah. Kemudian Tahun 2011 muncul peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 82 tahun 2011 tentang pemungutan pajak progresif. Maksud dan tujuan pengenaan pajak progresif di Sulawesi selatan adalah untuk memenuhi rasa keadilan dan mempertimbangkan azas kemampuan wajib pajak atas kepemilikan kedua dan seterusnya, dimana orang yang memiliki kemampuan wajib pajak atas kepemilikan kedua dan setersunya, dimana orang yang memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang dipresentasikan dengan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh wajib pajak.
3. Visi dan Misi SAMSAT Kota Makassar
Dalam menjalankan sejumlah pelayanan dan program uggulannya, SAMSAT Makassar memiliki:
a. Visi
“Terwujudnya pelayanan prima dalam pengurusan administrasi dan regident kendaraan bermotor melalui keterpaduan pelayanan Polri, Pemda dan Jasa Raharja pada SAMSAT Kota Makassar”.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi etika profesi.
2. Melaksanakan profesi administrasi kendaraaan bermotor secara cepat dan tepat.
3. Mewujudkan aparat pelaksana SAMSAT yang bersih, jujur dan cakap, bertanggung jawab dan professional.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.
5. Penataan arsip kendaraan yang tertib untuk memudahkan identifikasi dan keamanan dokumen.
4. Susunan dan Struktur organisasi SAMSAT Kota Makassar
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dan hubungan antara bagian dengan komponen yang terdapat dalam suatu instansi.
Dengan adanya struktur organisasi maka pembagian kerja dapat dispesifikasikan. Selain itu, struktur juga dapat menunjukkan fungsi dan kegiatan yang berbeda antara satu dengan bagian dengan bagian lainnya. Susunan organisasi SAMSAT Kota Makassar adalah:
a. Kepala UPTD SAMSAT Kota Makassar b. Kasubag Tata Usaha
c. Kasi Pendataan dan Penetapan d. Adpel Wilayah Makassar
42
e. Adpel Pemd. Wilayah Makassar f. Kasi Penagihan dan Penerimaan
Struktur organisasi menunjukkan pengaturan antar hubungan bagian- bagian dari kompenen dan posisi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan saling terkait. Disamping itu juga menunjukkan hirarki dan kewenangan dan tata hubungan laporan. Struktur organisasi SAMSAT Kota Makassar adalah sebagai berikut.
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SAMSAT KOTA MAKASSAR
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SAMSAT Kota Makassar KEPALA UPTD
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENDATAAN DAN PENETAPAN
SEKSI PENAGIHAN DAN PENERIMAAN
B. Uraian Tugas dan Data Kepegawaian Dalam Organisasi SAMSAT Kota Makassar
1. Kepala UPTD
Melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas dalam bidang menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala dinas. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, kepala UPTD mempunyai 6 fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Pengordinasian pelaksanaan kegiatan
b. Pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian c. Pengelolaan pendapatan
d. Pengordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data
e. Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tata laksana
f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang usahanya 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Melakukan administrasi ketatusahaan, koordinasi, dan pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pengukuran kinerja lingkup UPTD pada dinas pendapatan daerah serta penyusunan laporan. Kepala sub bagian tata usaha mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Menyusun rencana kegiatan tata usaha dan mendistribusikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas kepada bawahan
b. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, organisasi, dan tata laksana
c. Melaksanakan urusan administrasi umum dan rumah tangga d. Melaksanakan urusan penyusunan laporan UPTD
44
e. Melaksanakan penatausahaan keuangan
f. Melaksanakan urusan dokumentasi perkantoran 3. Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan
Melaksanakan sebagian tugas UPTD dalam bidang pendapatan dan penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya. Dan dalam pelaksaan tugas pokok tersebut, kepala seksi pendapatan dan penetapan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a. Menyampaikan surat ketetapan kepada wajib pajak dan retribusi
b. Menyelenggarakan inventarisasi data potensi obyek dan subyek pajak daerah, penetapan dan penginventarisasian wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu
c. Membuat laporan hasil pendapatan setiap bulannya 4. Kepala Seksi Penagihan dan Penerimaan
Melaksanakan sebagian tugas UPTD didalam bidang penagihan dan penerimaan. Yang dimaksud dalam tugas pokok seksi penagihan dan penerimaan adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan penagihan dan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya
b. Menyiapkan surat tagihan dan surat teguran terhadap wajib pajak yang memenuhi kewajiban tepat waktu
c. Membuat laporan pelaksanaan penagihan dan penerimaan setiap bulannya d. Melaksanakan tugas operasional pemeriksaan pelunasan pajak kendaraan
bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) di jalan raya bekerja sama dengan instansi terkait.
5. Kepegawaian SAMSAT Kota Makassar
Untuk mendukung jalannya sebuah organisasi atau instansi maka dibutuhkan yang namanya Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun jumlah pegawai yang menjadi sumber daya dalam SAMSAT Kota Makassar dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 1 Data Kepegawaian SAMSAT Kota Makassar No. Sumber Daya Manusia Jumlah(Orang)
1 Pegawai ASN 37 orang
2 Pegawai K2 4 orang
3 Pegawai Outsourching 15 orang
Jumlah 56 orang
Sumber: SAMSAT Kota Makassar
C. Hasil Penelitian
1. Penerapan Pajak Progresif Terhadap Wajib Pajak Kendaraan Pada SAMSAT Kota Makassar
a. Berlakunya Pajak Progresif Terhadap Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Makassar
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi SuIawesi SeIatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi SuIawesi SeIatan Nomor 10 Tahun 2010 mengenai pajak daerah, dijeIaskan bahwa kendaraan bermotor iaIah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jaIan darat dan digerakkan oIeh peraIatan berupa motor atau peraIatan Iainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk aIa-aIat
46
berat dan aIat-aIat besar yang daIam operasinya menggunakan roda dan motor serta tidak meIekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.
Pajak kendaraan bermotor adaIah saIah satu pajak daerah. untuk mewujudkan fungsi distribusi pendapatan maka di indonesia mengenakan tarif pajak progresif dimana masyarakat yang berpenghasiIan tinggi akan akan dikenakan tarif pajak progresif.
Peraturan Gubernur mengenai pemungutan pajak progresif di Provinsi SuIawesi SeIatan dikeIuarkan pada 2 januari 2011 dan muIai diberIakukan sejak 3 maret 2014. BerIakunya penerapan pajak progresif ini merupakan penerapan pasaI 9 ayat 1 peraturan Gubernur SuIawesi SeIatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang pajak daerah yang peIaksanaannya ditetapkan daIam peraturan Gubernur SuIawesi SeIatan Nomor 90 Tahun 2018 tentang petunjuk peIaksanaan pajak daerah khusus jenis pajak kendaraan bermotor dan bea baIik nama kendaraan bermotor. Pajak progresif berIaku untuk kepemiIikan kendaraan kedua dan roda empat atau Iebih serta kendaraan roda dua dengan kapasitas siIinder 500cc keatas.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak H. Makmur Majid, S.Sos (KepaIa Kasi Penagihan dan Penerimaan) beIiau mengemukakan bahwa.
“Pajak progresif berIaku untuk kepemiIikan kedua dan seterusnya kendaraan roda 4 atau Iebih dan kendaraan roda 2 dengan kapasitas siIinder 500 cc ke atas. Tidak berIaku untuk kendaraan dinas pemerintah atau badan dan kendaraan angkutan umum/atau pIat kuning”. (15 Februari 2021)
Penentuan pajak progresif didasarkan pada urutan urutan tanggaI pendaftaran yang sudah tercatat di database objek kendaraaan atau surat
pernyataan wajib pajak. Untuk kendaraan bermotor miIik badan/pemerintahan tidak dikenakan pajak progresif. SeIanjutnya, jika kepemiIikan kendaraan berpindah tangan maka wajib pajak harus meIaporkan perubahan urutan kepemiIikan.
KepemiIikan kendaraan bermotor yang menentukan pajak progresif didasarkan atas nama aIamat yang sama. Pernyataan ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa Kartu KeIuarga yang dikeIuarkan oIeh instansi berwenang memiIiki nama dan aIamat yang sama berdasarkan data kependudukan.
Di daIam Peraturan Daerah Provinsi SuIawesi SeIatan Nomor 10 Tahun 2010 Tentang pajak daerah, tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) ditetapkan secara progresif untuk kendaraan bermotor kedua dan seterusnya. Tarif pajak kendaraan bermotor pribadi kepemiIikan pertama ditetapkan sebesar 1,5%, kepemiIikan kedua sebesar 2,5%, kepemeiIikan ketiga sebesar 3,5%, kepemiIikan keempat sebesar 4,5%, kepemiIikan keIima dan seterusnya 5,5% dari dasar pengenaan pajak. Masyarakat menIai pengenaan tarif pajak progresif dengan kenaikan 1% di setiap urutan kepemiIikan berIebihan karena pajak yang dibayarkan cukup besar.
Maka dengan itu pemerintah meIakukan pembaharuan tarif pemungutan pajak progresif yang tertuang daIam Peraturan Gubernur SuIawesi SeIatan Nomor 8 Tahun 2017. Adapun besaran tarif pajak progresif tersebut adaIah sebagai berikut.
1. KepemiIikan kendaraan bermotor pertama 1,5%
2. KepemiIikan kendaraan bermotor kedua sebesar 2%
48
3. KepemiIikan kendaraan bermotor ketiga sebesar 2,25%
4. KepemiIikan kendaraan bermotor keempat sebesar 2,5%
5. KepemiIikan bermotor keIima dan seterusnya sebesar 2,75%
b. Penetapan Urutan Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Bedasarkan wawancara dengan Bapak H. Makmur Majid, S.Sos (KepaIa Kasi Penagihan dan Penerimaan) mengemukakan bahwa.
“PemberIakuan pajak progresif di Kota Makasar dimuIai sejak januari 2011, tetapi saat itu sifatnya masih daIam tahap sosiaIisasi. Dimana sejak januari 2011 sampai dengan februari 2014 wajib pajak diberikan kesempatan untuk meIakukan Bea BaIik Nama Kendaraan guna mengatur urutan kepemiIikan kendaraannya, kemudian pada 3 maret 2014 pajak progresif muIai diberIakukan”. (15 Februari 2021)
Tentunya untuk meminimaIisir permasaIahan yang mungkin akan timbuI mengenai penerapan pajak progresif ini maka SAMSAT Kota Makassar teIah menyediakan sarana dan prasarana, memberikan peIayanan kepada wajib pajak dengan disediakannya SAMSAT Drive Thru, dan SAMSAT KeIiIing. SeIain itu wajib pajak juga diperkenankan untuk bertanya mengenai haI-haI yang berkaitan dengan penerapan pajak progresif di SAMSAT Kota Makassar.
Kasus yang sering terjadi pada wajib pajak yang merupakan daIam mengatur urutan kendaraan bermotornya, dimana kendaraan sebeIumnya teIah dijuaI oIeh wajib pajak namun beIum diIakukan baIik nama, kepaIa peIaksana peIayanan di Kantor Bersama SAMSAT kota Makassar mengatakan bahwa soIusinya adaIah wajib pajak dapat Iangsung datang ke Kantor SAMSAT untuk segera diIakukan pembIokiran terhadap kendaraan yang teIah dijuaInya. PembIokiran ini
diIakukan agar kendaraan yang teIah dijuaI oIeh wajib pajak tidak perIu Iagi untuk membayar pajak kendaraan bermotornya.
c. Denda Terhadap Keterlambatan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
Denda yang dikenakan karena keterlambatan pembayaran pajak yaitu denda atas PKB dan denda atas SWDKLLJ. Kedua hal tersebut yang sebenarnya harus wajib pajak bayar tiap tahunnya. Apabila terlambat melakukan pembayaran atas dua kategori pajak tersebut maka akan dikenakan denda yang cara perhitungannya sebagai berikut.
1. Denda atas PKB, denda PKB adalah 25% dalam kurung waktu satu tahun, apabila motor/mobil wajib pajak baru dalam 3 bulan masa keterlambatannya maka cara perhitungannya: PKB x 25% x (3/12), jika 6 bulan, PKB x 25% x (6/12), dan seterusnya.
2. Denda atas SWDKLLJ ini akan terlihat sama antara terlambat 3 hari atau 1 tahun. Untuk mobil ditetapkan dendanya sebesar RP 143.000, sedangkan untuk motor sebesar RP 35.000.
d. Kendala Yang di Hadapi Oleh SAMSAT Kota Makassar Dalam Penerapan Pajak Progresif
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bersama Bapak H. Makmur Majid, S.Sos (Kepala Kasi Penagihan dan Penerimaan) mengemukakan bahwa.
“Dalam setiap peraturan baru tentu ada berbagai kendala yang dihadapi. Tidak terkecuali dengan penerapan pajak progresif ini meskipun sudah terbilang lama setelah diterapkannya pajak progresif di Kota Makassar, masih ada beberapa wajib pajak yang belum mengetahui secara detail mengenai pajak progresif”.
(17 Februari 2021)
50
Berikut beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak SAMSAT adalah sebagai berikut.
Kendala dari pihak SAMSAT
1) Masih kurangnya sosialisasi tentang pajak progresif kepada wajib pajak, sehingga banyak dari mereka yang belum mengetahui atau belum memahami peraturan baru ini.
2) Belum dipisahkannya data tentang subjek dan objek pajak progresif kendaraan bermotor, sehingga sampai sekarang belum dapat diketahui pasti berapa jumlah subjek dan objek pajak kendaraan bermotor tersebut.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan bersama Bapak Zainuddin selaku wajib pajak mengemukakan bahwa.
“Kurangnya minat membayar pajak progresif oleh masyarakat disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat sehingga banyak masyarakat yang masih belum mengetahui tentang penerapan pajak progresif ini”. (17 Februari 2021)
Berikut beberapa kendala yang dihadapi oleh wajib pajak adalah sebagai berikut.
Kendala dari wajib pajak
1) Masih kecilnya tingkat pemahaman wajib pajak terhadap penerapan pajak progresif.
2) Adanya wajib pajak yang menunda pembayaran pajak kendaraan bermotornya sehingga terjadi penunggakan.
3) Banyak wajib pajak yang telah menjual kendaraan bermotornya tetapi belum melaporkannya ke SAMSAT.
2. Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Progresif Kendaraan bermotor Pada Kantor SAMSAT Kota Makasar
Berdasarkan pada Peraturan Daerah Provinsi SuIawesi SeIatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi SuIawesi SeIatan No 10 Tahun 2010 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dengan tata cara peIaksaannya mengacu pada ketentuan peraturan Gubernur SuIawesi SeIatan Nomor 90 Tahun 2018 tentang pajak daerah jenis pajak kendaraan bermotor dan bea baIik nama kendaraan bermotor, maka prosedur pemungutan pajak kendaraan bermotor yang berIaku di SAMSAT Kota Makassar mempunyai ketentuan tata cara pemungutan yaitu dimuIai dari tahap pendaftaran, tahap penetapan, sampai pada tahap pembayaran sampai dengan tahap penyetoran.
a. Pendaftaran
Pengambilan nomor antrian dan kemudian dimulai dari pendaftaran, dimana terdapat beberapa loket pelayanan yang tersedia bagi wajib pajak untuk memudahkan dalam membayar pajak, mulai pada loket 1 untuk menyetor berkas pendaftaran dan dilayani oleh petugas pihak kepolisian yang bertugas memeriksa kelengkapan berkas wajib pajak. Berkas yang harus dilengkapi oleh wajib pajak antara lain:
1) Fotocopy BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) 2) Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)
3) Fotocopy STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
Kelengkapan tersebut berlaku bagi wajib pajak yang kendaraan bermotornya sudah terdaftar sebelumnya atau yang disebut dengan istilah kendaraan ulang.
52
Sedangkan untuk kendaraan baru maka berkas yang harus dilengkapi oleh wajib pajak yakni:
1) Faktur pembelian kendaraan bermotor 2) Kwitansi pembelian kendaraan bemotor 3) KTP (Kartu Tanda Pengenal)
4) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor
5) Setelah petugas memeriksa dan memberikan stempel pengesahan dan dinyatakan berkas telah lengkap, maka selanjutnya dilakukan penginputan untuk didaftarkan.
b. Penetapan
Pada tahap penetapan yang melayani wajib pajak adalah petugas dari dinas pendapatan daerah provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahap ini data wajib pajak yang telah terdaftar akan ditetapkan jumlah besaran pajaknya, baik BBNKB maupun PKB nya serta denda bagi wajib pajak yang telah melewati batas jatuh tempo pembayaran pajak. Kemudian mengenai cara menghitung besarnya PKB dan menghitung PKB terutang pada SAMSAT Kota Makassar dilakukan dengan cara mengalikan tarif pajak yang besarnya ditetapkan dengan keputusan Gubernur berdasarkan keputusan menteri dalam ngeri.
c. Pembayaran Oleh Wajib pajak
Kemudian untuk tata cara pembayaran dan penyetoran pajak kendaraan bermotor pada SAMSAT Kota Makassar, PKB dibayar sekaligus dimuka untuk masa 12 (dua belas) bulan, pembayaran dilakukan tiga hari sebelum atau sampai dengan tanggal jatuh tempo, dalam hal jatuh tempo pembayaran jatuh tempo pada hari libur, maka pembayaran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Setelah pembayaran dilakukan maka wajib pajak akan menerima SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) sebagai bukti pembayaran telah dilakukan.
d. Pengesahan STNK/Percetakan STNK
Pada tahap ini untuk kendaraan ulang maka STNK milik wajib pajak akan disahkan berupa stempel pengesahan bukti bahwa telah melakukan pembayaran. Sedangkan, untuk kendaraan baru atau kendaraan yang ganti nomor kendaraan akan dilakukan pencetakan STNK baru.
3. Mekanisme Penerapan Pajak Progresif Pada Kendaraan Bermotor
Mekanisme merupakan cara kerja atau cara menjalankan sesuatu dalam alur kerja yang ditempuh dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi. Penerapan pajak progresif akan dikenakan bagi wajib pajak yang memiliki urutan kepemilikan kendaraan lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama. Berikut penulis akan memaparkan cara penentuan urutan kepemilikan dan perhitungan jumlah pembayaran pajak progresif kendaraan bermotor pada contoh kasus berikut ini:
Contoh kasus penerapan pajak progresif Kasus 1
Pak Agung memiliki beberapa kendaraan sebagai berikut:
1. Satu buah kendaraan roda dua Honda Beat 110 Tahun 2011
2. Dua buah mobil yaitu, Toyota New New Avanza 1300 Tahun 2010 beli april 2011, Nissan March 1.2 Tahun 2011 dibeli juni 2012
Berapa perhitungan pajak kendaraan bermotornya?
Analisis:
Pak Agung memiliki 3 buah kendaraan bermotor yang urutan kepemilikannya adalah Honda Beat 110, Toyota New Avanza 1300 Tahun 2010, Nissan March