• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI (Halaman 39-43)

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar yang terletak di Jalan Haji Oemar Said Cokroaminoto 7, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, adapun waktu yang dibutuhkan dalam merampungkan penelitian ini adalah kurang lebih 1 bulan yaitu bulan Juli 2022.

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak memerlukan penyajian data secara matematis dan sistematis namun bersifat penjelasan berdasarkan landasan teori, pendapat, interpretasi, terhadap data tanggapan responden mengenai faktor-faktor sikap yang berhubungan dengan penerapan akuntansi syariah.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan sekunder. Untuk menghasilkan dan memperoleh data yang akurat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, maka data yang diperoleh dari lokasi baik data primer maupun data sekunder, akan disusun dan disajikan serta di analisis dengan menggunakan metode komparatif dengan

31

pendekatan kualitatif berupa perbandingan yang kemudian di analisis dan di narasikan sesuai masalah peneliti.

a. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung melalui hasil wawancara maupun pernyataan-pernyataan pimpinan, bagian keuangan, bagian administrasi dan staf karyawan dari PT. Pegadaian Syariah (Persero) Sentral lainnya yang berkaitan dalam penerapan akuntansi syariah.

b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer, dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan-catatan, foto dan lain-lain.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi )

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung objek yang diteliti.

2. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan tanya jawab langsung kepada pegawai yang mempunyai wewenang untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan.

3. Studi Kepustakaan

Teknik ini dilakukan dengan mengkaji sejumlah dokumen yang berhubungan dengan topik penelitian. Dokumen ini bisa dalam bentuk jurnal, buku, dan lain sebagainya.

3.4. Metode Analisis

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode komparatif dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif secara komparatif adalah melakukan analisis untuk mencari dan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan- perbedaan fenomena. Dengan penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan komparatif yaitu menggambarkan permasalahan peristiwa melalui sumber data yang diperoleh terkait dengan objek penelitian.

3.3. Definisi Operasional

Untuk memperjelas penelitian ini, Maka didefinisikan secara operasional yaitu:

1. Analisis, Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti; mengurai, membedakan, dan memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya sehingga lebih mudah dipahami.

2. Penerapan, Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

33

3. Akuntansi, Akuntansi merupakan suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, serta mencatat semua hal yang berhubungan dengan laporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan atau suatu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai penilaian dalam pengambilan keputusan.

4. Akuntansi Syariah, Akuntansi syariah adalah realisasi kecintaan kepada Allah SWT sehingga pertanggungjawaban pencatatan sampai pelaporan secara mental, dan spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai syariah.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar yang terletak di Jalan Haji Oemar Said Cokroaminoto 7, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. PT Pegadaian merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang meminjamkan uang dengan menerima barang sebagai jaminan dari peminjamnya.

Perusahaan ini menggunakan struktur organisasi yang berbentuk lini dan staf.

Yang dimana pimpinan dalam perusahaan melakukan tugas dan kewajibannya serta tanggung jawabnya dalam menjalankan perusahaan serta mengelola perusahaan yang dibantu oleh pejabat lini dan staf.

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Pegadaian (Persero), pemilik brand (merk) Pegadaian adalah perusahaan BUMN yang dibuka pertama kali di Sukabumi pada tanggal 1 April 1901. Sampai dengan Agustus 2022 PT Pegadaian telah mempunyai outlet sebanyak 4.100 yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk dan layanan Pegadaian juga dapat diakses di lebih 11.000 agen. Pegadaian juga telah mengembangkan layanan secara elektronik dengan aplikasi Pegadaian Digital yang dapat diunduh di Playstore atau App Store.

Selain jaringan pelayanan yang luas, keunggulan Pegadaian lainnya adalah kecepatan dalam pelayanan dengan menerapkan standar waktu layanan maksimal 15 menit serta keamanan optimal dengan sistem pengamanan fisik dan lokasi usaha

35

(Sispamfilu). Untuk mengantisipasi berbagai risiko, Pegadaian juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan asuransi.

Produk-produk Pegadaian juga beraneka ragam. Bisnis utama Pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan jaminan barang bergerak baik secara konvensional maupun syariah. Sedangkan bisnis pendukungnya meliputi pembiayaan usaha mikro, cicilan dan tabungan emas, cicilan kendaraan bermotor, pembiayaan haji dan wisata syariah, serta beraneka jasa lain seperti pengiriman uang, multi pembayaran online, jasa taksiran, jasa titipan, sertifikasi batu permata, dan safe deposit box.

Sejarah Pegadaian dimulai saat VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai pada tahun 1746. Kemudian, pada 1811 Pemerintah Inggris mengambil alih dan membubarkan Bank Van Leening, masyarakat di beri keleluasaan mendirikan usaha pergadaian. Adapun tanggal berdirinya Pegadaian adalah 1 April 1901. Ini diambil dari peristiwa didirikan Pegadaian negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 April 1901.

Pada 1905, Pegadaian berbentuk lembaga resmi Jawatan 1905. Kemudian pada 1961, bentuk badan hukum berubah dari Jawatan ke Perusahaan Negara (PN). Ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 Jo Peraturan Pemerintah (PP) No. 178 Tahun 1961. Lantas pada tahun 1969 bentuk badan hukum berubah dari PN ke Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1969. Bentuk badan hukum berubah lagi dari Perjan ke Perum berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun 1990 yang diperbarui dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 103 Tahun 2000. Lalu di

tahun 2012, Pegadaian menjadi Persero pada tanggal 1 April 2012 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2011. Terakhir, tahun 2021 bentuk badan hukum berubah dari Persero ke Perseroan Terbatas pada tanggal 23 September 2021 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2021.

4.1.2 Struktur Organisasi

Pentingnya struktur organisasi beserta peranannya bagi suatu perusahaan, dikarenakan hal tersebut merupakan gambaran tentang masing masing personil atau unit kerja yang akan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas masing- masing dalam setiap unit kerja dalam peusahaan sehingga setiap personil atau unit kerja akan lebih mudah memahami serta melaksanakannya. Penyusunan struktur organisasi sebaiknya sesuai dengan operasional perusahaan dan cenderung menggambarkan ruang lingkup kegiatan usaha pada umumnya. Karena dalam struktur organisasi yang telah ditekankan mengenai garis koordinasi serta tanggung jawab dari masing-masing unit kerja atau personil untuk mencapai tujuan dalam mempelancar dalam menjalankan suatu perusahaan dengan baik dalam mencapai tujuan suatu perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi juga merupakan peta penting bagi para jajaran karyawan yang telah mengetahui bagaimana posisi yang dikembangkan agar tugasnya tidak saling tumpang tindih, juga operasional redaksi berjalan teratur.

Salah satu bentuk struktur organisasi dalam perusahaan yaitu line organizationi yang dimana kedudukan direksi berfungsi sebagai pelaksanaan dan penganggung jawab operasional perusahaan. Selain itu, struktur organisasi pada perusahaan juga berbentuk lini dan staf. Yang dimana pimpinan perusahaan dalam

37

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu dalam mengelola perusahaan yang akan dibantu oleh pejabat lini dan staf. Hal tersebut suatu bentuk struktur organisasi yang juga digunakan di perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis yaitu PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar yang terletak di Jalan Haji Oemar Said Cokroaminoto 7, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam mengelola bisnis, Pegadaian selalu mengimplementasikan prinsip- prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) yang menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan (fairness). Salah satunya dalam pengelolaan lelang. Setiap barang jatuh tempo yang dilelang melebihi kewajiban pembayaran, nasabah berhak memperoleh uang kelebihan dari penjualan tersebut.

Selain melalui produk dan layanan, Pegadaian juga aktif melaksanakan berbagai program kemitraan dan bina lingkungan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pegadaian bertema Pegadaian Bersih-bersih yang meliputi program Bersih Hati, Bersih Lingkungan, dan Bersih Administrasi. Salah satu program yang populer adalah program memilah sampah menabung emas bertajuk The Gade Clean and Gold. Dengan program ini masyarakat diajak meningkatkan kebersihan lingkungan sekaligus menabung emas.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar

Sumber : PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar, 2022 4.1.3 Uraian Tugas

Adapun tugas, wewenang, kewajiban serta tanggung jawab dari masing- masing bagian atau personalia adalah sebagai berikut:

a. Pemimpin Cabang

Fungsi Pimpinan Cabang adalah Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan operasional, administrasi dan keuangan usaha gadai dan usaha lain Kantor Cabang Serta Unit Pelayanan

39

Cabang (UPC). Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, pemimpin cabang mempunyai tugas:

1) Menyusun rencana kerja Berta anggaran Kantor Cabang dan UPC berdasarkan acuan yang telah ditetapkan.

2) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan operasional usaha gadai dan usaha lain.

3) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan operasional UPC. 13

4) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan penatausahaan barang jaminan bermasalah.

5) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan pengelolaan modal kerja.

6) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan pengelolaan administrasi serta pembuatan laporan kegiatan operasional kantor cabang.

7) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kebutuhan dan penggunaan sarana prasarana, serta kebersihan dan ketertiban kantor cabang dan UPC.

8) Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan pemasaran dan pelayanan konsumen.

9) Mewakili kepentingan perusahaan baik kedalam maupun keluar berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh atasan.

b. Manajer Operasional

Fungsi Manajer Operasional adalah Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi penetapan harga taksiran, penetapan kelayakan kredit, penetapan besaran uang pinjaman, administrasi, keuangan, serta pembuatan laporan kegiatan operasional usaha gadai dan usaha lain pada kantor cabang. Untukmenyelenggarakan fungsi tersebut, Manajer Operasional mempunyai tugas:

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi 14 kegiatan operasional usaha gadai dan usaha lain.

2) Menangani barang jaminan bermasalah (taksiran tinggi, rusak, palsu, dan barang potensi), barang jaminan lewat jatuh tempo, kredit macet sertaasuransi kredit.

3) Melaksanakan pengawasan secara uji petik dan terprogram, terhadap barang jaminan yang masuk, serta pengawasan survey secara berkala dan terprogram.

4) Mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi administrasi, keuangan, sarana dan prasarana keamanan, serta pembuatan laporan kegiatan operasional kantor cabang.

5) Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pencrimaan dan pembayaran serta pengelolaan modal kerja.

b. Pengelola UPC

Fungsi Pengelola UPC adalah Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional, mengawasi administrasi, keuangan,

41

keamanan, ketertiban, dan kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan UPC.

Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, pengelola UPC mempunyai tugas:

1) Mengkoordinasikan,melaksanakan mengawasi kegiatan operasional UPC.

2) Menangani barang jaminan bermasalah danbarang jaminan lewat jatuh tempo.

3) Melakukan pengawasan secara uji petikdan terprogram terhadap 15 barang jaminan yang masuk.

4) Mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi administrasi, keuangan, sarana dan prasarana, keamanan ketertiban dan kebersihan serta pembuatan laporan kegiatan operasional Unit Pelayanan Cabang (UPC).

c. Penaksir

Fungsi Penaksir adalah Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, penaksir mempunyai tugas:

1) Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui mutu dari nilai barang serta bukti kepemilikannya dalam rangka menentukan dan menetapkan golongan taksiran dan uang pinjaman.

2) Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang, untuk mengetahui mutu dari nilai, dalam menentukan harga dasar barang yang akan dilelang.

3) Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan agar

tarjamin keamanannya.

d. Penyimpanan

Fungsi Penyimpanan adalah mengurus gudang barang jaminan emas dan dokumen kredit dengan cara menerima, menyimpan, merawat dan mengeluarkan serta mengadministrasikan barang jaminan dan 16 dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan dan dokumen kredit. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, penyimpan mempunyai tugas:

1) Secara berkala melakukan pemeriksaan keadaan gudang penyimpanan barang jaminan emas, agar tercipta keamanan dan keutuhan barang jaminan untuk serah terima jabatan.

2) Menerima barang jaminan emas dan perhiasan dari Manajer atau pimpinan cabang.

3) Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan untuk keperluan pelunasan, pemeriksaan atasan dan pihak lain.

4) Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan, agar barang jaminan dalam keadaan baik dan aman.

5) Melakukan pencatatan mutasi penerimaan/pengeluaran barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.

6) Melakukan penghitungan barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya secara terprogram sehingga keakuratan saldo buku gudang dapat dipertanggung jawabkan.

7) Melakukan penyimpanan dokumen kredit usaha lain.

43

e. Pemegang Gudang

Fungsi Pemegang Gudang adalah Melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan barang jaminan selain barang kantong sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan. 17 Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, Pemegang Gudang mempunyai tugas:

1) Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap keadaan gudang penyimpanan barang jaminan selain barang kantong.

2) Menerima barang. jaminan selain barang kantong dari manajer ataupemimpin cabang.

3) Melakukan pengelompokan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan kreditnya, serta menyusunnya sesuai dengan urutan nomor SBR, dan mengatur penyimpanannya.

4) Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan agar barang jaminan baik dan aman.

5) Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh agen atau keperluan lain.

6) Melakukan pencatatan dan pengadminisamian mutasi (penambahan/

pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.

7) Melakukan penghitungan barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya secara terprogram sehingga keakuratan saldo buku gudang dapat dipertanggung jawabkan.

f. Kasir

Fungsi Kasir adalah Melakukan tugas penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional kantor cabang dan UPC. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, kasir mempunyai tugas: 18

1) Melaksanakan penerimaan pelunasan uangpinjaman dari nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Menerima uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.

3) Membayarkan uang pinjaman kredit kepada nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Melakukan pembayaran segala pengelompokkan yang terjadi di kantor cabang dan UPC.

g. Petugas Fungsional Usaha Lain Fungsi

Petugas Fungsional Usaha Lain adalah Merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kegiatan operasional usaha lain yang berada dii kantor cabang. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, petugas fungsional usaha lain mempunyai tugas:

1) Menyelenggarakan kegiatan pemasaran usaha lain yang ada di kantor cabang.

2) Menyelenggarakan kegiatan operasional usaha lain yang ada di kantor cabang.

3) Mengumpulkan dan mengelola data kegiatan operasional usaha lain yang

45

ada di kantor cabang.

4) Menyusun dan menyajikan data statistik usaha lain dalam bentuk laporan.

19

h. Petugas Layanan Konsumen

Fungsi Petugas Layanan Konsumen adalah Memberikan informasi dan saran kepada nasabah yang merasa tidak puas terhadap segala kegiatan operasional kantor cabang.

4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan Visi

“Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat”

Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh stakeholder dengan mengembangkan bisnis inti

2. Memperluas jangkauan layanan UMKM melalui sinergi Ultra Mikro untuk meningkatkan proposisi nilai ke nasabah dan stakeholder

3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui:

 Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital.

 Teknologi informasi yang handal dan mutakhir.

 Praktek manajemen risiko yang kokoh.

 SDM yang profesional berbudaya kinerja baik.

4.1.5 Data Pokok Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Pegadaian Syariah (Persero) Sentral Makassar

Bentuk Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT) Pendirian Perusahaan : Tahun 1901

Nomor Pokok Wajib Pajak : 01.111.345.3-812.000

Alamat Perusahaan : Jalan Haji Oemar Said Cokroaminoto 7, Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Telepon : (0411) 448044

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Prinsip Pertanggungjawaban

Prinsip dasar akuntansi syariah pada umumnya yaitu salah satunya prinsip pertanggung jawaban. Yang dimana prinsip dasar ini ada karena dasar yang digunakan dalam akuntansi syariah ialah ilmu syariah, maka prinsip pertanggung jawaban merupakan salah satu bentuk implementasi hal tersebut. Hal tersebut yang dilakukan oleh manusia harus dipertanggungjawabkan. Secara kongkret transaksi yang dilakukan seorang pebisnis harus dipertanggungjawabkan, salah satunya ialah melalui laporan keuangan atau lapora akuntansi yang telah dibuat oleh akuntan.

Dengan penjelasan diatas maka penulis menimbulkan pertanyaan yaitu apakah setiap karyawan sudah bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya

47

dalam bidangnya masing-masing. Menurut informan Ibu Fira selaku Manajer Operasional mengatakan :

“Sejauh ini karyawan disini sudah bertanggung jawab penuh dengan tugas dan wewenangnya dibidang masing-masing.. karena pimpinan juga kan ikut pantau langsung karyawan-karyawannya langsung di perusahaan.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa setiap karyawan pada perusahaan tersebut sudah menjalankan atau melaksanakan tugasnya dibidangnya masing-masing. Yang dimana karyawan tidak lepas dari pantauan pimpinan perusahaannya langsung. Yang dimana tugas yang diberikan wajib untuk dikerjakan dan diharapkan diselesaikan dengan tepat waktu untuk menghindari keterlambatan dalam pelaporan keuangan pada perusahaan.

Penulis kembali bertanya kepada informan yaitu jika diselenggarakan kegiatan pada perusahaan apakah pelaksanaan kegiatan tersebut sudah dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut informan yaitu ibu Fira selaku Manajer Operasional mengatakan :

“Sudah pasti ya dek. Karena jika kita ingin adakan event atau kegiatan di perusahaan kita buat dulu perencanaan kegiatan yang disesuaikan dengan tetap mengikuti prosedur perusahaan.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas bersama informan maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan serta karyawan yang ada pada perusahaan sebelum menyelenggarakan kegiatan pada perusahaan ia akan menyesuaikan terlebih dahulu dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan tidak mennyampingkan prosedur perusahaan untuk melakukan segala sesuatu pada perusahaan.

Penulis kembali bertanya kepada informan yaitu apakah manajemen menetapkan resiko jika terjadi penurunan pendapatan atau krisis pada perusahaan.

Menurut informan yaitu ibu Fira selaku Manajer Operasional mengatakan :

“Ya sudah pasti. Seperti pada saat pandemi sempat ada kendala dalam perusahaan mengenai pendapatan sehingga perusahaan megambil keputusan untuk ambil tindakan pengurangan karyawan atau di PHK..”

Berdasarkan hasil wawancara diatas bersama informan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah menetapkan resiko saat terjadinya penurunan pendapatan seperti pada saat pandemic yaitu adanya virus covid 19 sehingga kegiatan diluar rumah di minimalisirkan atau disarankan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan kantor dirumah sehingga hal tersebut membuat berkurangnya transaksi costumer sehingga perusahaan mengalami penurunan pendapatan. Sehingga perusahaan memutuskan untuk melakukan perampingan karyawan atau PHK terhadap karyawan untuk mengatasi kendala yang terdapat pada perusahaan.

Penulis kembali bertanya kepada informan mengenai penyimpangan dalam perusahaan yaitu apakah ada tindakan yang dilakukan oleh perusahaan bagi karyawan yang melakukan penyimpangan. Menurut informan ibu Fira selaku Manajer Operasional, mengatakan :

“Tentunya ada. Karyawan yang melakukan kecurangan dalam perusahaan akan dikenai teguran kalau tidak fatal sekaliji. Teguran itu supaya tidak nalakukan lagi kesalahannya. Tapi kalau masih tetap dilakukan ya sanksinya dipecat. Tapi kalau fatal sekalimi bagi perusahaan langsungmi dikenai sanksi yaitu sudah jelasmi akan di keluarkan.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas bersama informan maka dapat disimpulkan bahwa karyawan yang melakukan kecurangan dalam perusahaan

49

akan dapat teguran langsung oleh pimpinan agar tidak dilakukan lagi. Tetapi bila hal tersebut dilanggar kembali saat sudah menerima teguran tersebut, maka perusahaan mengambil tindakan yaitu pemecatan karyawan tersebut. Tetapi jika terdapat karyawan melakukan penyimpangan yang langsung berakibat fatal bagi perusahaan maka perusahaan pun juga langsung mengambil tindakan dalam pemecatan karyawan tersebut. Hal ini untuk menghindari kerugian dalam perusahaan.

Penulis kembali menimbulkan pertanyaan mengenai kejahatan yang akan dilakukan. Bagaimana cara perusahaan untuk memperkecil resiko kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal. Menurut informan dari Ibu Fira selaku Manajer Operasional, mengatakan :

“Kalau untuk memperkecil resiko kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan, maka sistem pengamanan pada kunci tempat penyimpanan marhun (kontak brankas dan kluis) hanya dilakukan oleh pimpinan cabang dan disimpan ditempat yang aman. Disini juga selalu dihitung barang-barang yang masuk dan keluar setiap harinya.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk memperkecil resiko tindakan kejahatan atau kecurangan yang akan dilakukan oleh pihak internal perusahaan, maka perusahaan melakukan tindakan yaitu dimana kunci tempat penyimpanan dalam perusahaan tidak bisa dibuka oleh seluruh karyawan hanya bisa dikendalikan atau dibuka oleh pimpinan cabang.

Selain itu juga, seluruh karyawan setiap harinya mengecek dan mencocokkan jumlah barang yang masuk dan keluar per harinya. Untuk memastikan tidak ada kekurangan atau menghindari tindakan kecurangan dalam barang gadai.

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI (Halaman 39-43)

Dokumen terkait