Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian menjadi sangat penting artinya, yaitu pada tahap pengumpulan data merupakan tindakan, upaya dan usaha yang dilakukan di dalam mendapatkan data yang memiliki sangkut paut, hubungan, dan keterkaitan antara masalah yang diteliti dan metode yang digunakan. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam pengumputan data ini adalah sebagai berikut.
70
Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data adalah tindakan, upaya, dan usaha yang dilakukan dalam mendapatkan data yang memiliki sangkut paut atau berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang dimaksud adalah metode kepustakaan, metode wawancara dan metode observasi. Adapun penjelasan setiap metode tersebut sebagai berikut .
(1) Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah cara penelitian yang dilakukan di dalam perpustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, dan lontar-lontar yang terkait erat dengan permasalahan yang diangkat. Sumber- sumber buku sebagai data pendukung dalam penelitian ini sangat penting dan merupakan sumber data yang telah diuji keabsahannya. Untuk itu sumber data berupa kepustakaan merupakan data mutlak yang harus digunakan di dalam melakukan dan menjelaskan atas data yang telah didapatkan di lapangan.
(2) Metode Wawancara
Berdasarkan manfaat empiris bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancana mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, dan metode-metode baru, seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet (Bungin, 2009:107).
Pakar metodologi penelitian, yaitu Robert K.Yin (1996) mengintroduksi bahwa studi kasus lebih banyak berkutat pada atau berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan “how”
(bagaimana) dan “why” (mengapa) serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan “what” (apa/apakah) dalam kegiatan penelitian. Menurut Yin, menentukan tipe pertanyaan penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam setiap penelitian
71
sehingga untuk tugas ini dituntut adanya kesabaran dan ketersediaan waktu yang cukup. Kuncinya adalah memahami bahwa pertanyaan-pertanyaan penelitian selalu memiliki substansi (misalnya mengenai apakah sebenarnya penelitian saya ini?) dan bentuk (misalnya apakah saya sedang mempertanyakan “siapakah”, “apakah”, “di manakah”, atau
“bagaimanakah”). Bentuk pertanyaan yang diajukan dalam penelitian pada gilirannya turut menentukan strategi penelitian semacam apakah yang kelak digunakan. Bentuk pertanyaan
“bagaimana” dan “mengapa” yang diintroduksi oleh Yin, lebih relevan dijawab dengan strategi studi kasus, sekaligus membedakan studi ini dengan jenis studi lainnya, misalnya studi survei, historis, dan eksperimen dalam rumpun penelitian kuantitatif (Bungin, 2010:21).
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, yaitu dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan-keterangan. Dalam rancangan penelitian ini, digunakan teknik perolehan data dengan metode wawancara. Karakter utama wawancara ini dilakukan secara bertahap dan pewawancara tidak harus terlibat dalam kehidupan sosial informan. Kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang sedang mempelajari objek penelitian dapat dilakukan secara tersembunyi atau terbuka. Sistem “datang dan pergi” dalam wawancara ini mempunyai keandalan dalam mengembangkan objek-objek baru dalam wawancara berikutnya karena pewawancara memperoleh waktu yang panjang di luar informan untuk menganalisis hasil wawancara yang telah dilakukan dan dapat mengoreksi bersama tim yang lain (Bungin, 2009:110). Khususnya dalam rancangan penelitian terkait dengan perangkat pemujaan Pandita Siwa, Buddha, dan Bhujangga Waisnawa dalam perspektif tri sadhaka di Bali, informan yang dijadikan narasumber untuk diwawancarai adalah para pandita dari tiap-tiap golongan tersebut dan beberapa tokoh agama Hindu lainnya di Bali.
72
(3) Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, hidung, mulut, dan kulit. Artinya, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata dan dibantu dengan pancaindra lainnya.
Di dalam pembahasan ini kata observasi dan pengamatan digunakan secara bergantian. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan pancaindra mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya seperti apa yang didengar, apa yang dicicipi, apa yang dicium dari penciumannya, bahkan dari apa yang dirasakan dari sentuhan-sentuhan kulitnya (Bungin, 2009:115).
Sutrino Hadi (dalam Sugiyono, 2009:145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari pemahaman observasi atau pengamatan tersebut, diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Selltiz, C.L. dalam kutipan Moh. Natzir menyatakan bahwa suatu kegiatan pengamatan dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria, yaitu (1) pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara serius; (2) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan; (3) pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian; dan (4) pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya (Bungin, 2009:115).
73
Terdapat sebuah cara atau teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan sebuah pengamatan secara langsung terhadap objek atau hal yang diambil/diangkat untuk diteliti.
Dalam hal ini dilakukan pengamatan langsung tentang bentuk- bentuk dari perlengkapan perangkat pemujaan Pandita Siwa, Budha, dan Bhujangga Waisnawa dalam perspektif tri sadhaka di Bali.
Tahap Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal ada dua strategi analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau secara terpisah, yaitu model strategi analisis deskriptif kualitatif dan atau model strategi analisis verifikatif kualitatif. Kedua model analisis itu memberikan gambaran bagaimana alur logika analisis data pada penelitian kualitatif sekaligus memberikan masukan terhadap bagaimana teknik analisis data kualitatif digunakan (Burhan, 2003:83).