• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar yang berlokasi di Jl.

Boulevard Ruko Jascinth I No. 10, Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, dimulai pada bulan April-Mei tahun 2017.

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh langsung dari sumber yang berupa kuesioner. Kuesioner tersebut akan diisi atau dijawab oleh responden auditor pada kantor Akuntan Publik Kota Makassar.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membagikan kuesioner yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor kantor Akuntan Publik. Kuesioner juga dilengkapi dengan petunjuk pengisian yang sederhana dan jelas untuk membantu responden melakukan pengisian dengan lengkap.

35 3.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis linear berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran variabel independensi, keahlian audit, dan lingkup audit. Sedangkan analisis regresi berganda akan digunakan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh independensi, keahlian audit, dan lingkup audit terhadap pemberian opini audit.

3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu pemberian opini audit, independensi, keahlian audit, dan lingkup audit. Pada penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data-data variabel melalui grafik persentase independensi, keahlian audit, dan lingkup audit.

3.4.2 Analisis Linear Berganda

Wijaya (2012:104) mengemukakan bahwa regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh independensi, keahlian audit, dan lingkup audit terhadap pemberian opini audit digunakan analisis statistik dengan regresi berganda yang diformulasikan dalam persamaan regresi sebagai berikut :

36 Y = b + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana :

b = Koefisien regresi model Y = Opini Audit

X1 = Independensi X2 = Keahlian Audit X3 = Lingkup Audit E = error

3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Dependen

Opini Audit

Opini audit merupakan opini yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan entitas tempat auditor melakukan audit. Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Tapi Anda Sari Lubis (2004) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan lingkungan audit pemerintahan.

Dalam penelitiannya, opini audit diukur dengan kesesuaian dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum Indonesia (PABUI), Pengendalian intern, pembatasan audit, konsistensi.

37 3.5.2 Variabel Independen

3.5.2.1 Independensi

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidakdikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditordalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2011:26-27).. Variabel independensi ini di ukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari penelitian Wiramurti (2010), menyatakan bahwa independensi harus meliputi independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam penampilan (independence in appearance). Independensi dalam fakta meliputi kejujuran dalam melaksanakan audit. Sedangkan independensi dalam penampilan meliputi pemberian jasa lain, selain jasa audit, hubungan auditor dengan klien diluar hubungan audit, fasilitas auditor.

3.5.2.2 Keahlian Audit

Keahlian audit meliputi keahlian mengenai pemeriksaan maupun penguasaan masalah yang diperiksanya ataupun pengetahuan yang dapat menunjang tugas pemeriksaan. Variabel keahlian audit diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari penelitian Wiramurti (2010), mengatakan bahwa keahlian audit diukur dengan tiga faktor, yaitu pendidikan formal dalam bidang akuntansi, di suatu perguruan tinggi

38

termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor professional.

3.5.2.3 Lingkup Audit

Lingkup audit atau lingkup pemeriksaan merupakan batasan-batasan yang harus dipatuhi dalam setiap pelaksanaan pemeriksaan atau audit. Lingkup pemeriksaan ini bertujuan menetapkan luasnya pemeriksaan yang menjadi tanggung jawab auditor dan menyerahkan hasil pemeriksaan yang dikehendaki. Dalam audit laporan keuangan, ruang lingkup yang harus dipatuhi adalah hanya terbatas pada laporan keuangan badan usaha yang di audit. Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari penelitian Adhitya (2006). Indikator yang digunakan untuk mengukur pembatasan lingkup audit yaitu pembatasan yang dilakukan oleh klien dan pembatasan yang disebabkan keadaan diluar kekuasaan klien maupun auditor.

39 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Sejarah Singkat Akuntan Publik

Sejarah Akuntan Publik di Indonesia serta tugas-tugas KAP Profesi akuntan telah dimulai sejak abad ke-15 walaupun sebenarnya masih dipertentangkan oleh para ahli mengenai kapan sebenarnya profesi ini dimulai.

Pada abad ke-15 di Inggris pihak yang bukan pemilik dan bukan pengelola yang sekarang disebut dengan auditor diminta untuk memeriksa apakah ada kecurangan yang terdapat di pembukuan atau di laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola kekayaan pemilik harta. Menurut sejarahnya para pemilik modal menyerahkan dananya kepada orang lain untuk dikelola/dimanfaatkan untuk kegiatan usaha yang hasilnya nanti akan dibagi antara pemilik dan pengelola modal tadi. Kalau kegiatan ini belum besar umumnya kedua belah pihak masih dapat saling percaya penuh sehingga tidak diperlukan pemeriksaan. Namun semakin besar volume kegiatan usaha, pemilik dana kadang-kadang merasa was- was kalau modalnya disalahgunakan oleh pengelolanya atau mungkin pengelolanya memberikan informasi yang tidak obyektif yang mungkin dapat merugikan pemilik dana. Keadaan inilah yang membuat pemilik dana membutuhkan pihak ketiga yang dipercaya oleh masyarakat untuk memeriksa kelayakan atau kebenaran laporan keuangan/laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana, pihak itulah yang kita kenal sebagai auditor. Auditor

40

merupakan seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

4.1.2. Struktur Organisasi

Didalam menjalankan kegiatan perusahaan, salah satu syarat yang harus diperhatikan adalah bentuk struktur organisasi yang baik untuk kelancaran tugas operasional perusahaan atau organisasi. Untuk itu perlu adanya pembagian tugas agar setiap bagian dalam perusahaan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas, wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak menimbulkan konflik dalam organisasi.

Untuk itu perlu dibuat struktur organisasi beserta penempatan karyawan pada bagian masing-masing kemudian menempatkan atau membuat job analisis dari bagian-bagian tersebut dengan melihat struktur organisasi, maka dapat diketahui hubungan-hubungan antara pimpinan dan bawahan atau sebaliknya demikian pula garis wewenang dan tanggung jawab dari hubungan tersebut.

Berikut ini dapat kita lihat struktur organisasi pada kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan.

41 Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar

Sumber: KAP TBW dan Rekan, tahun 2017

4.1.3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan struktur organisasi pada Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar, maka untuk melaksanakan kegiatannya, masing-masing komponen mempunyai tugas dan tanggung jawab.

Adapun uraian tugas-tugasnya adalah sebagai berikut : Partner

Manager Audit

Auditor Senior

Auditor Junior

42 1. Partner/Rekan

Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, serta bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing.

2. Menager Audit

Manager audit bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan manajemen letter.

3. Senior Auditor

Auditor senior bertugas untuk melaksanakan tugas audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.

Auditor senior biasanya hanya menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap suatu objek pada saat tertentu.

4. Junior Auditor

Auditor junior melaksanakan prosedur audit rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah.

43 4.1.4. Visi dan Misi

Visi Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah mewujudkan akuntan publik yang berintegritas, berkualitas, berkompetensi dan berstandar internasional.

Mendorong pertumbuhan dan independensi profesi akuntan publik, mewujudkan lingkungan internal dan eksternal profesi yang sehat dan kondusif, melindungi kepentingan publik dan akuntan publik, serta mendorong terwujudnya good governance di Indonesia. Misi Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah menyediakan sumber daya manusia profesi akuntan yang memiliki kompetensi sesuai standar global melalui proses rekruitmen anggota, menyediakan standar profesi akuntan publik dan kode etik yang berstandar internasional, mendorong peningkatan kualitas jasa profesi akuntan publik melalui penguatan kelembagaan kantor akuntan publik, serta mendorong peningkatan praktik tata kelola yang baik di bidang perekonomian dan pengelolaan negara, termasuk pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelaporan informasi keuangan.

4.2. Deskripsi Data

Objek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan auditor Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Peran akuntan publik dalam memberikan opini atas laporan keuangan sangatlah penting, begitu pentingnya opini yang diberikan oleh auditor sehingga mengharuskan para pengguna laporan keuangan untuk memahami jenis-jenis pendapat/opini dari akuntan publik, sehingga laporan auditor independen yang telah dibuat dapat

44

digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan yang handal. Auditor (pemeriksa) adalah orang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar dengan sampel 35 (tiga puluh lima) responden. Data diambil menggunakan instrument berupa kuesioner yang telah teruji validitas dan reabilitasnya. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan 35 kuesioner secara langsung kepada auditor yang berada di Kantor Akuntan Publik Thomas, Blasius, Widartoyo dan Rekan Cabang Kota Makassar. Dari 35 kuesioner yang disebar terdapat 35 kuesioner yang diterima kembali secara keseluruhan. Dengan demikian, tingkat pengembalian yang diperoleh adalah 100%.

Data demografi responden dalam tabel 4.1 di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan.

Tabel 4.1

DEMOGRAFI RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN

Keterangan Orang Persentase (%)

Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

20 15

57,14 42,86

Total 35 100

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Dari data 4.1 di atas yang menunjukkan demografi responden menurut jenis kelamin, tingkat proporsi responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan perempuan yakni sebanyak 20 orang atau

45

57,14%, sedangkan jumlah responden yang berjenis perempuan adalah 15 orang atau 42,86%.

Tabel 4.2

DEMOGRAFI RESPONDEN MENURUT USIA

Keterangan Orang Persentase (%)

Usia

1. 25-30 Tahun 2. 31-35 Tahun 3. 36-40 Tahun 4. > 40 Tahun

18 9 3 5

51,43 25,71 8,57 14,29

Total 35 100

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan data tabel 4.2 di atas, demografi responden menurut usia menunjukkan tingkat usia 25-30 tahun berjumlah 18 orang atau 51,43%, usia 31- 35 tahun berjumlah 9 orang atau 25,71%, usia 36-40 tahun berjumlah 3 orang atau 8,57%, dan >40 tahun berjumlah 5 orang atau 14,29%.

Tabel 4.3

DEMOGRAFI RESPONDEN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

Keterangan Orang Persentase (%)

Tingkat Pendidikan 1. S1

2. S2

23 12

65,71 34,29

Total 35 100

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Pendidikan yang dimiliki seseorang akan membedakan orang tersebut dengan mereka yang tidak memiliki pendidikan yang dapat diperoleh secara formal maupun informal. Berdasarkan tabel 4.3 di atas sebanyak 23 orang atau 65,71% berpendidikan SI dan sebanyak 12 orang atau 34,29% berpendidikan S2.

46 Tabel 4.4

DEMOGRAFI RESPONDEN MENURUT LAMANYA BEKERJA

Keterangan Orang Persentase (%)

Lama Bekerja 1. 0-5 Tahun 2. 6-10 Tahun 3. 11-15 Tahun 4. > 15 Tahun

18 10 6 1

51,43 28,57 17,14 2,86

Total 35 100

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Deskripsi profil responden menurut lamanya bekerja yaitu menguraikan atau menggambarkan identitas responden menurut lamanya bekerja. Berdasarkan table 4.4 di atas sebanyak 18 orang atau 51,43%, responden yang bekerja selama 0-5 tahun, 10 orang atau 28,57%, responden bekerja selama 6-10 tahun, sebanyak 6 orang atau 17,14%, reponden yang bekerja selama 11-15 tahun, dan sebanyak 1 orang atau 2,86%, responden yang bekerja >15 tahun.

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran dari masing- masing variabel penelitian. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi.

Tabel 4.5 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.5, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel penelitian, variabel independensi mempunyai skor jawaban dengan kisaran 32 sampai dengan 45 dan kisaran teoritis 9 sampai dengan 30 dengan rata-rata 39,4857. Karena rata-rata sesungguhnya lebih tinggi

47

daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan auditor memiliki independensi yang tinggi. Standar deviasi untuk variabel idependensi sebesar 3, 74458. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil daripada rata- rata 4,3873 (39,4857 dibagi dengan 9). variabel keahlian audit mempunyai skor jawaban dengan kisaran 35 sampai dengan 50 dan kisaran teoritis 10 sampai dengan 50 dengan rata-rata 42,2571. Karena rata-rata sesungguhnya lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan auditor memiliki keahlian audit yang tinggi. Standar deviasi untuk variabel keahlian audit sebesar 3, 67298. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata 4,22571 (42,2571 dibagi dengan 10).

Variabel lingkup audit mempunyai skor jawaban dengan kisaran 14 sampai dengan 20 dan kisaran teoritis 4 sampai dengan 20 dengan rata-rata 17,1714. Karena rata-rata sesungguhnya lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan terdapat pembatasan lingkup audit yang tinggi. Standar deviasi untuk variabel keahlian audit sebesar 1, 75710. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata 4,29285 (17,1714 dibagi dengan 4). Variabel opini audit mempunyai skor jawaban dengan kisaran 34 sampai dengan 55 dan kisaran teoritis 11 sampai dengan 55 dengan rata-rata 47,5143. Karena rata-rata sesungguhnya lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan tingkat pemberian opini audit yang tinggi. Standar deviasi untuk variabel opini audit sebesar 4, 84083. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif kecil karena standar deviasi lebih kecil daripada rata-rata 4,3195 (47,5134 dibagi dengan 11).

48 Tabel 4.5

STATISTIK DESKRIPTIF Variabel Kisaran

Teoritis

Kisaran Sesungguhnya

Rata- rata Teoritis

Rata- rata (Means)

Standar Deviasi

Independensi 9-45 32-45 27 39,4857 3,74458

Keahlian Audit 10-50 35-50 30 42,2571 3,67298

Lingkup Audit 4-20 14-20 12 17,1714 1,75710

Opini Audit 11-55 34-55 33 47,5143 4,84083

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017 4.2.2. Uji Kualitas Data

4.2.2.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi product moment pearson. Jika korelasi product moment pearson antara masing- masing pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai di atas r-tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika nilainya lebih rendah dari nilai r-tabel maka maka item pertanyaan disimpulkan tidak valid dalam membentuk variabel. Nilai t-tabel diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k.

k merupakan butir pertanyaan dalam satu variabel. Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS.

49 Tabel 4.6

R-TABEL VARIABEL

Variabel r-tabel

Independensi (X1) 0,388

Keahlian Audit (X2) 0,396

Lingkup Audit (X3) 0,355

Opini Audit (Y) 0,404

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variable Independensi (X1) :

Tabel 4.7

UJI VALIDITAS VARIABEL INDEPENDENSI (X1)

Indikator r-hitung Signifikansi Keterangan

X1.1 0,563 0,000 Valid

X1.2 0,693 0,000 Valid

X1.3 0,678 0,000 Valid

X1.4 0,744 0,000 Valid

X1.5 0,699 0,000 Valid

X1.6 0,707 0,000 Valid

X1.7 0,763 0,000 Valid

X1.8 0,809 0,000 Valid

X1.9 0,631 0,000 Valid

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan hasil pada uji validitas disimpulkan bahwa untuk semua variabel Independensi (X1) sudah didapatkan nilai korelasi product moment pearson di tiap item pertanyaan yang lebih besar dari 0,388 dan nilai signifikansi kurang dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan di tiap variabel Independensi (X1) sudah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variable Keahlian Audit (X2) :

50 Tabel 4.8

UJI VALIDITAS VARIABEL KEAHLIAN AUDIT (X2)

Indikator r-hitung Signifikansi Keterangan

X2.1 0,579 0,000 Valid

X2.2 0,640 0,000 Valid

X2.3 0,688 0,000 Valid

X2.4 0,549 0,001 Valid

X2.5 0,621 0,000 Valid

X2.6 0,547 0,001 Valid

X2.7 0,662 0,000 Valid

X2.8 0,602 0,000 Valid

X2.9 0,539 0,000 Valid

X2.10 0,494 0,003 Valid

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan hasil pada uji validitas disimpulkan bahwa untuk semua variabel keahlian audit (X2) sudah didapatkan nilai korelasi product moment pearson di tiap item pertanyaan yang lebih besar dari 0,396 dan nilai signifikansi kurang dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan di tiap variabel keahlian audit (X2) sudah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variable Kinerja (X3) :

Tabel 4.9

UJI VALIDITAS VARIABEL LINGKUP AUDIT (X3)

Indikator r-hitung Signifikansi Keterangan

X3.1 0,825 0,000 Valid

X3.2 0,753 0,000 Valid

X3.3 0,901 0,000 Valid

X3.4 0,901 0,000 Valid

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

51

Berdasarkan hasil pada uji validitas disimpulkan bahwa untuk semua variabel lingkup audit (X3) sudah didapatkan nilai korelasi product moment pearson di tiap item pertanyaan yang lebih besar dari 0,355 dan nilai signifikansi kurang dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan di tiap variabel lingkup audit (X3) sudah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan pada variable opini audit (Y) :

Tabel 4.10

UJI VALIDITAS VARIABEL OPINI AUDIT (Y)

Indikator r-hitung Signifikansi Keterangan

Y1 0,734 0,000 Valid

Y2 0,820 0,000 Valid

Y3 0,887 0,000 Valid

Y4 0,748 0,000 Valid

Y5 0,784 0,000 Valid

Y6 0,641 0,000 Valid

Y7 0,859 0,000 Valid

Y8 0,738 0,000 Valid

Y9 0,843 0,000 Valid

Y10 0,798 0,000 Valid

Y11 0,800 0,000 Valid

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan hasil pada uji validitas disimpulkan bahwa untuk semua variabel opini audit (Y) sudah didapatkan nilai korelasi product moment pearson di tiap item pertanyaan yang lebih besar dari 0,404 dan nilai signifikansi kurang dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan di tiap variabel opini audit (Y) sudah valid.

52 4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6, dan nilai cronbach alpha if item deleted pada masing-masing pertanyaan < cronbach alpha, maka kueisioner dikatakan reliabel. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan program SPSS.

Tabel 4.11

UJI RELIABILITAS VARIABEL PENELITIAN Variabel Cronbach’s

Alpha Nilai Kritis Keterangan

Independensi (X1) 0,863 0,6 Reliabel

Keahlian Audit (X2) 0,764 0,6 Reliabel

Lingkup Audit (X3) 0,867 0,6 Reliabel

Opini Audit (Y) 0,934 0,6 Reliabel

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan hasil pada uji reliabilitas variabel penelitian diketahui buahwa nilai cronbach’s alpha semua variabel telah lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan kuesioner pada masing-masing variabel penelitian dapat dinyatakan telah handal dan dipercaya sebagi alat ukur yang menghasilkan jawaban yang relatif konsisten.

4.3. Analisis Data

Untuk menjawab hipotesis, dilakukan analisis regresi linier berganda dengan independensi (X1), keahlian audit (X2), dan lingkup audit (X3) sebagai variabel independen dan opini audit (Y) sebagai variabel dependen. Berikut ini

53

adalah hasil analisis regresi linier berganda antara independensi (X1), keahlian audit (X2), dan lingkup audit (X3) terhadap opini audit (Y) menggunakan program SPSS.

4.3.1. Uji Asumsi Klasik 4.3.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Normal P-P Plot of Regresion standardized residual terhadap pengujian pada keseluruhan variabel pada penelitian ini. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual telah normal.

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot

54 Sumber: Data telah diolah, 2017

Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik normal P-P plot menyimpang dan tmengikuti garis diagonal, maka disimpulkan bahwa residual model regresi berdistribusi normal.

4.3.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2012:125). Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0.1 atau sama dengan VIF>10 (Sekaran, 2009:353).

Tabel 4.12

55

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS

Variabel Tolerance VIF

Independensi (X1) 0,735 1,360

Keahlian Audit (X2) 0,704 1,421

Lingkup Audit (X3) 0,812 1,232

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari 4 variabel independen semuanya lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas atau asumsi non multikolinieritas terpenuhi.

4.3.1.3. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa variansi variabel tidak sama untuk semua pengamatan (Wijaya, 2012:130). Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas karena data cross section memiliki data yang mewakili berbagai ukuran.

Deteksi terhadap masalah heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heterokedastisitas menggunakan metode grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID) dimana dapat dianalisis dengan cara berikut :

56

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Gambar 4.3

Scatterplot ZPRED Dan SRESID

Sumber: Data telah diolah, 2017

Gambar scatterplot di atas menunjukkan titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah nilai 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi yang digunakan, dengan demikian asumsi non heterokedastisitas terpenuhi.

Dokumen terkait