• Tidak ada hasil yang ditemukan

29

30

Pada dasarnya, dalam penelitian hukum berada pada ruang lingkup jenis penelitian normative-empiris ini terutama yang dilakukan oleh institusi penegakan hukum dalam mengkaji dan mengevaluasi efektivitas sebuah norma dalam proses berlakunya dan bekerja norma tersebut di masyarakat. Dianatara dua arus besar pemikiran dalam metode penelitian hukum, yaitu antara penelitian normatif dan penelitian empiris, maka penelitian hukum normatif-empiris ini dipandang sebagai jalan tengah, yaitu penelitian hukum yang masih bersifat normative dengan pengaruh kuat dari sociological jurisprudence.24 Dengan kata lain penelitian yang dilakukan adalah melihat keadaan sebenarnya yang terjadi dimasyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian penulis mengidentifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap sistematika peraturan/hukum, kebijakan hukum dan sinkronisasi atas dokumen yang diteliti terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku.

24 Irwansyah, Ahsan Yunus, Penelitian Hukum ( Pilihan Metode dan Praktik Penulisan Artikel ) Edisi Revisi, ( Makassar : Mirra Buana Media, 2021), hal.42.

31

C. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana suatu data atau tempat data yang dibutuhkan dalam penelitian ditemukan atau digali sesuai dengan jenis data yang akan dipergunakan, adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan bahan hukum yang mengikat.

Dalam hal ini penulis menggunakan bahan hukum primer, yaitu : a. Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM

b. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan c. Permenkumham No.3 Tahun 2018 Tentang Syarat Dan Tata

Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat.

d. Permenkumham No.10 Tahun 2020 Tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak Integrasi Bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid – 19.

e. Permenkumham No.32 Tahun 2020 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat Bagi Narapidana Dan Anak Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19

32

f. Permenkumham No. 24 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 32 Tahun 2020 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat Bagi Narapidana Dan Anak Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19

g. Undang – Undang No. 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan terkait bahan hukum primer :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data kumulatif yang diperoleh secara langsung dari Sistem Data Base Pemasyarakatan ( SDP ) pada bagian Registrasi dan Bimkemas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Lubuk Pakam terkait implementasi asimilasi di rumah ( asimilasi Covid – 19 ).

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang telah ada sebelumnya atau merupakan data jadi atau data kepustakaan. Data sekunder disadur buku – buku yang berkenaan dengan data sekunder, data dari penelitian ( jurnal, penelitian ilmiah terdahulu ), wawancara,

33

Undang - Undang Pemasyarakatan maupun peraturan perundangan – undangan yang lain.

c. Sumber Tersier

Sumber hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum tersier, misalnya bahan dari buku, internet, kamus bahasa Indonesia, ensiklopedia, jurnal, koran dan majalah. Dalam hal ini penulis menggunakan bahan dan media internet, kamus, buku, dan artikel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan prosedur studi kepustakaan dan studi lapangan sebagai berikut :

1. Data Lapangan

Data lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Peneliti lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks.

2. Studi Literatur

Studi dokumentasi yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari dokumen, buku - buku, literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

34

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan langsung kepada responden. Wawancara dengan responden dilakukan dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam memperoleh informasi dari responden.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyajikannya tanpa ada perubahan ( apa adanya ).

2. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi didalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan/

lebih, hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain – lain. Masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan

35

penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

3. Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan strategi proporsi teoritis yang akan menuntun studi kasus. Melalui strategi ini, tujuan dan desain studi kasus didasarkan atas posisi teoritis yang mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan pustaka hingga pemahaman baru.

F. Jadwal dan Waktu Penelitian

Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Waktu maksimal yang dibutuhkan dalam penelitan ini selama 1 ( satu ) bulan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian akan dimulai pada bulan Juni 2023

No. Uraian Kegiatan Juni

1 2 3 4

1. Persiapan Penelitian 2. Pengumpulan Data 3. Pengolahan Data 4. Penyusunan Laporan

Tabel 3.1 Jadwal Proses Penelitian

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Pemasyarakatan berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kantor Wilayah Sumatera Utara. Adapun visi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam adalah menjadi Lembaga Pemasyarakatan yang akuntabel, transparan, dan profesional dengan didukung petugas pemasyarakatan yang memiliki kompetensi dan dedikasi yang tinggi, mampu mewujudkan tertib pemasyarakatan.

Guna mendorong pencapaian visi diatas tentu saja dibutuhkan misi.

Sebagai misi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam adalah : 1.

Mewujudkan tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedapankan penghormatan terhadap Hukum dan Hak Asasi Manusia; 2. Membangun kelembagaan yang profesional dengan berlandaskan pada Akuntabilitas, Transparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemasyarakatan; 3. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi pada petugas secara berkesinambungan; 4. Mengedapankan kerjasama dengan mengedepankan stakeholder.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.01.PR.07.03 tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan,

37

maka yang menjadi tugas Lembaga Pemasyarakatan adalah : melaksanakan pemasyarakatan Narapidana/anak didik. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Lembaga Pemasyarakatan mempunyai fungsi adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik; 2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja; 3. Melakukan bimbingan sosial/kerohanian narapidana/anak didik; 4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan; 5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Sebelumnya Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam didirikan pada tahun 1928 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan daya tampung 250 orang dengan sebutan rumah penjara. Penjara ini diperuntukkan kepada narapidana dan juga tahanan. Pada tahun 1964 status rumah penjara berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Pakam dengan daya tampung 250 orang. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.03 Tahun 1985 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Pemasyarakatan, pada tahun 1986 status Lembaga Pemasyarakatan berubah menjadi Rumah Tahanan Negara Lubuk Pakam.

Kemudian terjadi perubahan kembali struktur organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Lubuk Pakam menjadi Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.05.PR.07.03 tahun 2003 tanggal 16 April 2003. Letak Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam berada di Jl. Sudirman No. 27 dan berdekatan dengan

38

kantor Kepolisian Ressort Deli Serdang dengan luas tanah seluruhnya kurang lebih 16.550 m2.

1. Luas tanah untuk lingkungan : 6.412 m2.

2. Luas tanah kosong : 7.303 m2.

3. Luas bangunan gedung kantor dan rumah dinas : 8.691 m2. Dengan batas-batas sebagai berikut :

Timur : Tanah Penduduk

Barat : Lapangan Tembak Pemasyarakatan Utara : Polres Deli Serdang

Selatan : Tali Air (rawa).25

Menurut data terakhir yang diambil dari SDP ( sistem database pemasyarakatan ) per tanggal 12 Juni 2023, Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam dihuni oleh 1493 orang Warga Binaan, yang terdiri dari Tahanan berjumlah 786 orang dan Narapidana berjumlah 707 orang. Padahal kapasitasnya sendiri hanya 432 orang, itu berarti Lapas Kelas II B mengalami over kapasitas 1061 orang ( ± 346 %).

25 Hasil Wawancara dengan Bapak Alanta Imanuel Ketaren, selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam Pada Senin, 12 Juni 2023

39

B. Pelaksanaan Asimilasi Covid – 19/Asimilasi di Rumah oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk dalam rangka Pencegahan, Penanggulangan dan Penyebaran Covid – 19

Dalam melaksanakan Asimilasi Covid – 19 / Asimilasi di Rumah, UPT Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam selama periode 2020 – 2021 mengacu pada ketiga peraturan menteri yang berkaitan langsung terhadap pengeluaran Narapidana. Adapun ketiga peraturan tersebut yakni : 1. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Permenkumham ) No. 10 Tahun 2020; 2. Permenkumham No. 32 Tahun 2020; dan Permenkumham No. 24 Tahun 2021 yang masing – masing peraturan tersebut memuat perihal upaya Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia guna mencegah penyebaran Covid – 19 di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam pelaksanaan asimilasi Covid – 19 terdapat beberapa tahap/hal prosedural yang harus di lakukan baik oleh Lapas Lubuk Pakam maupun pihak WBP yang ingin mengikuti program Asimilasi Covid di Rumah ini.

Adapun tahap prosedural yang dilakukan oleh Lapas dalam melaksanakan Asimilasi yakni :

1 2

40

Petugas melakukan pengecekan dan pendataan terhadap Narapidana yang mungkin memenuhi prasyarat ( kondisi ) Melakukan Sosialisasi

Berjangka Terkait Permenkumham maupun hal lain yang menyakut Hak WBP

Mengirimkan sejumlah Nama WBP Calon Penerima Asmilasi

kepada Bapas Kelas I Medan untuk dilakukan LITMAS

Bapas melakukan asesmen ( penilaian ) terhadap WBP, keluarga dan lingkungan sekitar

guna melihat risiko residivis

5 6

7 8

Petugas memanggil WBP calon penerima asimilasi yang memenuhi prasyarat untuk melengkapi dokumen pendukung 3

Petugas mengumpulkan segala persyaratan yang diperlukan dari

pihak keluarga Narapidana serta dari pihak Lapas dan Kejaksaan 4

41

Melakukan Sidang TPP terhadap hasil Litmas yang dikeluarkan

Bapas Medan

Kalapas menyetujui terhadap Daftar Usulan Narapidana yang

masuk dalam calon daftar penerima Asimilasi

Melakukan penetapan putusan terhadap pemberian asimilasi dan

mengirimkan Salinan keputusan kepada Kantor Wilayah

Kantor Wilayah mengimkan Salinan putusan kepada Diretorat

Jenderal Pemasyarakatan

9 10

Pengeluaran WBP yang memperoleh Asimilasi dan

Integrasi 11

Serah terima pihak Bapas Lubuk Pakam 12

Gambar 4.1

Tahap Prosedural Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam dalam Melaksanakan Asimilasi Covid -19/ Asimilasi di Rumah

42

Adapun perihal kegiatan yang dilakukan oleh Narapidana guna memperoleh hak asimilasi di rumah yakni :

Narapidana calon penerima Asimilasi di Rumah mendatangi

ruangan Regristasi Lapas guna melakuan pengecekan terhadap

masa pidanannya

Narapidana calon penerima Asimilasi di Rumah mendatangi

ruangan Regristasi Lapas guna melakuan pengecekan terhadap

masa pidanannya

Narapidana calon penerima Asimilasi menghubungi pihak keluarganya untuk melengkapi

berkas yang dibutuhkan seperti : KK, KTP, Materai,

Narapidana calon penerima Asimilasi menghubungi pihak keluarganya untuk melengkapi

berkas yang dibutuhkan seperti : KK, KTP, Materai, 1

1

Keluarga Narapidana calon penerima asimilasi mendatangi pihak Lapas guna menyampaikan

seluruh berkas yang dibutuhkan

Keluarga Narapidana calon penerima asimilasi mendatangi pihak Lapas guna menyampaikan

seluruh berkas yang dibutuhkan

2

2

3

3

Keluarga Narapidana mendatangi Lapas kembali untuk

mengambil surat jaminan dan surat pernyataan narapidana setelah selesai lalu dikembalikan

Keluarga Narapidana mendatangi Lapas kembali untuk

mengambil surat jaminan dan surat pernyataan narapidana setelah selesai lalu dikembalikan 4

4

43

Narapidana penerima asimilasi covid 19 meninggalkan Lapas Lubuk Pakam dan menjumpai

PK untuk diawasi selama melaksanakan asimilasi

Narapidana penerima asimilasi covid 19 meninggalkan Lapas Lubuk Pakam dan menjumpai

PK untuk diawasi selama melaksanakan asimilasi Narapidana menerima SK Kalapas yang menerangkan asimilasi dan integrasi, masa

pidana dan hal lainnya.

Narapidana menerima SK Kalapas yang menerangkan asimilasi dan integrasi, masa

pidana dan hal lainnya.

Narapidana yang lulus berkas dan dinyatakan lengkap menunggu Bapas Lubuk Pakam/Medan untuk dilakukan Litmas ( Penelitian Masyarakat )

Narapidana yang lulus berkas dan dinyatakan lengkap menunggu Bapas Lubuk Pakam/Medan untuk dilakukan Litmas ( Penelitian Masyarakat )

Setelah hasil Litmas keluar, Narapidana akan diajukan mengikuti siding TPP. Hal ini merupakan hal fundamen bagi Narapidana mendapat asimilasi

Setelah hasil Litmas keluar, Narapidana akan diajukan mengikuti siding TPP. Hal ini merupakan hal fundamen bagi Narapidana mendapat asimilasi 5

5

Narapidana calon penerima asimilasi mengikuti siding TPP (

Tim Pengamat Pemasyarakatan Yang Diselenggarakan oleh

Lapas Lubuk Pakam

Narapidana calon penerima asimilasi mengikuti siding TPP (

Tim Pengamat Pemasyarakatan Yang Diselenggarakan oleh

Lapas Lubuk Pakam

6

6

7

7

8

8

9

G a m

b a r 4

. 2 9

Gambar 4.3

Tahap Prosedural Narapidana dalam Melaksanakan Asimilasi Covid -19/ Asimilasi di Rumah

Gambar 4.4Gambar 4.5

44

Selama Asimilasi Covid – 19/Asimilasi di rumah periode 2020, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Lubuk Pakam telah menggunakan 1 ( satu ) Peraturan Menteri Hukum dan HAM yakni : Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 10 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Asimilasi Dan Hak Integrasi Bagi Narapidana Dan Anak Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19. Adapun jumlah pengeluaran Narapidana yang mengikuti Asimilasi Covid – 19/Asimilasi di Rumah pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam selama tahun 2020 berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 10 Tahun 2020 sebanyak 391 ( Tiga Ratus Sembilan Puluh Satu ) orang. Tentu saja hal ini sangat berdampak terhadap kondisi Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam.

Secara detail pengeluaran narapidana melalui program asimilasi disajikan pada diagram berikut ini :

Gambar 4.6

Jumlah Narapidana Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam yang mengikuti program Asimilasi Tahun 2020

Gambar 4.7Gambar 4.8

Jumlah Narapidana Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam yang mengikuti program Asimilasi Tahun 2020

72

53 56 53

81

24 26 13 13

0 50 100

Jumlah Narapidana ( Orang )

Jumlah Narapidana Yang Mengikuti Program Asimilasi Covid - 19/ Asimilasi di Rumah

Sepanjang Tahun 2020

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

45

Demikian pula halnya pelaksanaan asimilasi Covid – 19/ Asimilasi di Rumah selama tahun 2021. Selama tahun 2021, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam telah mengganti dasar hukum pelaksanaan Asimilasi Covid -19/ Asimilasi di rumah yang mana sebelumnya dari Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 10 Tahun 2020 menjadi Peraturan Menteri Hukum dan HAM No.32 Tahun 2020 yang dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 24 Tahun 2021. Adapun jumlah pengeluaran asimilasi Covid – 19/ asimilasi dirumah yang telah dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam sepanjang tahun 2021 adalah sebanyak 311 ( tiga ratus sebelas ) orang. Secara rinci pengeluaran Narapidana yang mengikuti program asimilasi Covid – 19/Asimilasi di rumah terjadi dalam tabel di bawah ini :

Jika dilihat perbandingan pengeluaran Narapidana yang mengikuti asimilasi Covid 19/ Asimilasi di rumah sepanjang tahun 2020 – 2021

57

30 26 26 23 13 40 38

19 24 7 8

0 20 40 60

Jumlah Narapidana ( Orang )

Jumlah Narapidana Yang Mengikuti Program Asimilasi Covid - 19/ Asimilasi di Rumah

Sepanjang Tahun 2021

Januari Februari Maret April Mei Juni

Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 4.9

Jumlah Narapidana Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam yang mengikuti program Asimilasi Tahun 2021

Gambar 4.10Gambar 4.11

Jumlah Narapidana Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam yang mengikuti program Asimilasi Tahun 2021

46

mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dimana pengeluaran Narapidana yang mengikuti Asimilasi Covid-19/Asimilasi di rumah tahun 2020 berjumlah 391 ( tiga ratus Sembilan puluh satu ) orang dan pada tahun 2021 menjadi 311 ( tiga ratus sebelas ). Jika dilihat secara seksama terdapat selisih yang cukup besar pada pengeluaran Narapidana melalui program asimilasi yakni sebanyak : 80 ( delapan puluh ) orang. Tentu saja hal ini terjadi dikarenakan berubahnya muatan dalam peraturan Menteri Hukum dan HAM. Adapun muatan yang dimaksud yakni :

No. Muatan

Permenkumham No. 10 Tahun

2020

Permenkumham No. 32 Tahun

2020

Permenkumham No. 24 Tahun

2021 1. Perlibatan Pokmas

dalam melakukan reintegrasi sosial

X

( Terdapat pada Bab 2, Pasal 2

ayat ( 2 ) )

2. Diperbolehkannya Narapidana dengan Tindak Pidana Yang Menyangkut Nyawa/Keamanan orang lain ( Pasal 365, Pasal 339/340, Pasal Kesusilaan ( Pasal 285 sampai

dengan Pasal 290 )

X X

47

3. Kesusilaan terhadap anak sebagai korban ( Pasal 81 dan Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002, telah diubah terakhir dengan UU Nomor 17 Tahun 2016

X X

C. Analisis Pengaruh Asimilasi Covid – 19/ Asimilasi Di Rumah terhadap Overkapasitas Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Kelas II B Lubuk Pakam

Analisis pengaruh asimilasi Covid – 19/ Asimilasi di Rumah terhadap overkapasitas jumlah warga binaan pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam dapat dilihat melalui perbandingan tahun berjalan sebelum dilakukannya asimilasi Covid – 19/ Asimilasi dirumah maupun sesudahnya. Adapun hal – hal yang dimaksud dalam pengeluaran sebelum adanya asimilasi Covid – 19/ Asimilasi di rumah, pengeluaran/pembebasan Narapidana dari dalam Lapas dapat melalui beberapa cara seperti Pembebasan Bersyarat ( PB ), Cuti Menjelang Bebas ( CMB ), Cuti Bersyarat ( CB ), Cuti Mengunjungi Keluarga ( CMK ). Selama pelaksanaan tersebut, dapat dilihat perbandingan dari awal tahun 2018 hingga awal tahun 2020 sebelum pelaksanaan asimilasi. Adapun pelaksanan Integrasi selama kurun waktu 2018 hingga 2020 dapat terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Perbedaan Muatan antara Permenkumham No.10 Tahun 2020, Pemenkumham No.32 Tahun 2020 dan Permenkumham No.24 Tahun 2021

48

➢ Pengeluaran Tahanan ( T ) /Narapidana ( N ) Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam Tahun 2018 :

Jenis Pengeluaran Jumlah Narapidana

Yang Dikeluarkan

Anak Kembali ke Orang Tua ( T ) 2 orang

Bebas Biasa ( N ) 266 orang

Cuti Bersyarat ( N ) 166 orang

Cuti Menjelang Bebas ( N ) 4 orang

Dikeluarkan Demi Hukum ( T ) 3 orang

Dikembalikan ke Pihak Penahan ( T

) 584 orang

Diversi ( T ) 1 orang

Lain-lain ( T ) 2 orang

Napi/Tahanan Dipinjam ( T ) 1 orang

Pembebasan Bersyarat ( N ) 311 orang

Penyerahan ke JPU ( T ) 9 orang

Jumlah 1349 orang

➢ Pengeluaran Tahanan ( T )/Narapidana ( N ) Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam Tahun 2019 :

Jenis Pengeluaran Jumlah Narapidana yang

Dikeluarkan

Anak Kembali Ke Orang Tua ( T ) 1 orang

Bebas Biasa ( N ) 249 orang

Tabel 4.2

Pengeluaran Narapidana Lapas Lubuk Pakam Tahun 2018

49

Bebas dari Dakwaan ( T ) 9 orang

Cuti Bersyarat ( N ) 154 orang

Cuti Menjelang Bebas ( N ) 1 orang

Dikeluarkan Demi Hukum ( T ) 6 orang

Dikembalikan ke Pihak Penahan ( T ) 432 orang

Dirawat Dirumah Sakit ( T ) 1 orang

Pembebasan Bersyarat ( N ) 296 orang

Penyerahan ke JPU ( T ) 1 orang

Jumlah 1150 orang

Pada Tabel 4.2 ( Pengeluaran Tahanan/Narapidana pada Lapas Lubuk Pakam Tahun 2018 ) dan Tabel 4.3 ( Pengeluaran Tahanan/Narapidana pada Lapas Lubuk Pakam Tahun 2019 ) dapat terlihat bahwa pengeluaran paling besar dari dalam Lapas pada bagian Tahanan di dominasi pada jenis pengeluaran dikembalikan ke pihak penahan yakni sebanyak 584 ( lima ratus delapan puluh empat ) orang pada tahun 2018 dan sebanyak 432 ( empat ratu tiga puluh dua ) orang pada tahun 2019.

Sedangkan pada jenis pengeluaran Narapidana pada tahun 2018 dan tahun 2019 di dominasi pada jenis pengeluaran Pembebasan Bersyarat yakni sebanyak 311 ( tiga ratus sebelas ) orang pada tahun 2018 dan sebanyak 296 ( dua ratur Sembilan puluh enam ) pada tahun 2019. Selama tahun 2018 dan tahun 2019 program asimilasi di rumah / Covid – 19 belum berjalan dikarenakan Pandemi tersebut mulai terdekteksi ke Indonesia pada Maret 2020.

Adapun program asimilasi yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lubuk Pakam pada saat itu hanyalah Program

Tabel 4.3

Pengeluaran Tahanan/Narapidana Lapas Lubuk Pakam Tahun 2019

50

Asimilasi berdasarkan Permenkumham No.3 Tahun 2018 tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat. Dimana asimilasi yang dimaksud adalah pembauran seorang narapidana untuk kembali ke masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan – pekerjaan sosial ataupun hal lain yang mana hal tersebut sangat berguna dalam menembalikkan tingkat kepercayaan diri seorang narapidana di masyarakat demikian pula sebaliknya.

➢ Pengeluaran Tahanan ( T ) /Narapidana ( N ) Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam Tahun 2020 :

Jenis Pengeluaran Jumlah Narapidana yang Dikeluarkan

Anak Kembali ke Orang Tua ( T ) 3 orang

Asimilasi di Rumah ( N ) 391 orang

Bebas Biasa( N ) 134 orang

Bebas dari Dakwaan ( T ) 2 orang

Cuti Bersyarat ( N ) 30 orang

Cuti Menjelang Bebas ( N ) 4 orang

Dikeluarkan Demi Hukum ( T ) 13 orang

Dikembalikan ke Pihak Penahan ( T ) 276 orang

Pembebasan Bersyarat ( N ) 71 orang

Jumlah 1074 orang

Tabel 4.4

Pengeluaran Narapidana Lapas Lubuk Pakam Tahun 2020

51

➢ Pengeluaran Tahanan ( T ) /Narapidana ( N ) Lapas Kelas IIB Lubuk Pakam Tahun 2021 :

Jenis Pengeluaran Jumlah Narapidana yang Dikeluarkan

Anak Kembali ke Orang Tua ( T ) 2 orang

Asimilasi di Rumah ( N ) 311 orang

Bebas Biasa ( N ) 193 orang

Bebas dari Dakwaan ( T ) 6 orang

Cuti Bersyarat ( N ) 18 orang

Cuti Menjelang Bebas ( N ) 2 orang

Dikeluarkan Demi Hukum ( T ) 10 orang

Dikembalikan ke Pihak Penahan ( T ) 5 orang

Lain-lain 5 orang

Pembebasan Bersyarat ( N ) 85 orang

Jumlah 632 orang

Pada Tabel 4.4 ( Pengeluaran Tahanan/Narapidana pada Lapas Lubuk Pakam Tahun 2020 ) dan Tabel 4.5 ( Pengeluaran Tahanan/Narapidana pada Lapas Lubuk Pakam Tahun 2021 ) dapat terlihat bahwa pengeluaran paling besar dari dalam Lapas pada bagian Tahanan di dominasi pada jenis pengeluaran dikeluarkan demi hukum yakni sebanyak 13 ( tiga belas ) orang pada tahun 2020 dan sebanyak 10 ( sepuluh ) orang pada tahun 2021.

Sedangkan pada jenis pengeluaran Narapidana pada tahun 2020 dan tahun 2021 di dominasi pada jenis pengeluaran Asimilasi di Rumah yakni sebanyak 391 ( tiga ratus sembilan puluh satu ) orang pada tahun 2020 dan sebanyak 311 ( tiga ratus sebelas ) orang pada tahun 2021.

Tabel 4.5

Pengeluaran Narapidana Lapas Lubuk Pakam Tahun 2021

Dokumen terkait