• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

1. Penelitian Pendekatan

Berangkat dari masalh yang telah dikemukakan diatas,penelitin menggunakan pola pendekatan kualitatif, dalam penelitain ini didasarkan pada konsep atau teori kemudian pendapat dikembangkan melalui data-data yang empris yang dikumpulkan sehingga hasil dari suatu ini dapat menggambarkan realitas yang kompleks.40

Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang didapat diamati .Sementara

39 Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqih Muamalah (Diskursus Metodologis Konsep Interaksi Sosial Ekonomi), (Kediri: Lirboyo Press, 2013), 16.

40 Benisaebani.,Drs.H. Syamsul Falak,Hukum Perdata Islam Di Indonesia ,(Bandung:CV.Pustaka Setia,2011),hal.13.

itu,menurut Kirk dan Miler,penelitian kualitatif adalah tradisis tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yng secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia. Adapun tujuan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan inin guna mendapatkan gambaran tenteng gejala atau objek pada saat melakukan penelitian.Dengan demikian penelitian ini membahas tentang praktek sewa tanah desa denan sistem lelang Di Desa Raba Kecematan Wawo Kabupaten Bima.

2. Kehadiran Peneliti

Hadirnya penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data dan melakukan observasi secara langsung terhadap fenomena yang terjadi dilapangan secara langsung .41 Peneliti adalah instrumen kunci dalam peneliti,dialah yang melakukan observasi,yang membuat catatan,dan dia pulah yang melakukan wawancara. Alat –alat seperti angket /kuesioner ,tes,skala,penilaiantidak lazim digunakan .

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Desa Raba Kecamatan Wawo Kabupaten Bima.Peneliti memperoleh data-data terkait sewa tanah yang mendukung untuk dijadikan bahan dalam penelitian.

4. Jenis Dan Sumber Data

41Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998),hal 309.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dapat berbentuk dokumen,jurnal dan bukti yang berkaitan dngan permasalahan yang akan diteliti.sumber data utama dicatat melalui catatan tulis pencatatan sumber data utama yang gunakan dalam penelitian ini melalui wawancara atau hasik kegiatan,mendengar, melihat, dan bertanya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan percatatan.42Metode observasi itu sediri terbagi menjadi dua yaitu observasi parisipan dan observasi non partisipan.43 Adapun bentuk observasi yang dilkukan peneliti adalah observasi non partisipan, alasanya dipilihnya observasi non partisipan oleh peneliti dikarenakan observasi ini peneliti angkat sangat cocok dan mendukung dikarenakan dalam penelitian nantinya peneliti tidak terlibat langsung dalam praktik-praktik yang akan diteliti. Penelitian ini akan melakukan observasi dalam prilaku karyawan sewah tanah dengan sistem lelang desa raba kecamatan wawo kabupaten bima.

42Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.63.

43Djam‟an Satori Dan Aan Komariah, Metode Penelitian, (Bandung. Alfabeta, 2014), hal.103.

b. Interview / Wawancara

Interview adalah alat pengumpulan informasi demgan cara mengajukan sejumlah pertayaan secara lisan untuk dijawab secara lisa pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka anatara pencari informasi dan sumber informasi.

Dalam hal pelaksanaannya interview dapat dibedakan menjadi dua diantaranya :

1) Interview berstruktur

Dalam interview berstruktur, pertayaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interview telah ditetapkan terlebih dahulu.

2) Interview tak berstruktur

Interview ini lebih bersifat informal, pertayaan –pertayaan tentang pandangan,sikap, keyakinan subyek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subyek.

Adapun informan /responden pada penelitian diantaranya : Kepala desa Raba, Pemilik sawah / tanah, Tokoh masyarakat.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian ,meliputi buku –buku yang relavan peraaturan-peraturan,laporan kegiatan ,foto-foto, file dokumen,data yang relavan penelitian.dokumen bisa berbentuk gambar,misalnya foto,gambar hidup,sketsa, dan lain lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya seni, yang dapat berupa

gambar ,patung,film dan lain-lain. Adapun alasan peneliti menggunakan metode dokumentasi ini.,peneliti menggunakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti data-data sejarah berdirinya Desa Raba atau profil Desa Raba.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkah dengan lengkap dilapangan

,tahap berikutnya adalah tahap analisis,ini adalah tahap yang penting dan menentukan . pada tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan kebenara-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan –persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Adapun beberapa kegiatan perlu diperhatikan dalam tehnik analisis data :

a. Redukasi data

Redukasi data menunjuk kepada proses pemilihan penyerderhanaan,pemisahan,dan pentransformasian data “ mentah”yang terlibat dalam catatan tertulis (written - up fiewld notes ).

Oleh karena itu ,redukasi data berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan. Redukasi adalah kegiatan yang tidak pernah terpisahkan dari analisis data.

b. Data Display

Kegiatan utama kedua dalam tata alir kegiatan analisis data adalah data display. Display dalam konteks ini adalah kumpulan informasi yang telah tersusun yang membolehkan penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Data display dalam kehidupan sehari- hari atau dalam interaksi sosial masyarakat tersaing maupun lingkungan belajar disekolah atau data display dalam kehidupan sehari-hari atau dalam disekolah atau data display surat kabar sangat berbeda antara satu dengan yang lain.

c. Kesimpulan atau verifikasi

Kegiatan utama ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan / verifikasi .sejak awal pengumpulan data,penelitian telah mencatat dan memberikan maksa sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya. Memo dan memo telah ditulis ,namun kesimpulan akhir masih jauh . peneliti harus jujur dan menghindari bisa subjektivitas dirinya.

7. Pengecekan keabsahan Data

Pengecekan keabsahan Data adakah konsep penting yang diperbahrui dari konsep kesahihan (validitas ) dan keandalan (realibitas) menurut versi „politivisme‟ dan disesuaikan dengan tuntutan dan pengetahuan,kriteria dan paragdigmanya sendiri. Untuk itu ada beberapa yang dilakukan oleh penelit dalam pengecekan keabsahan data diantaranya:

a. perpajangan keikutsertaan

Sebagaimana sudah di kemukakan, penelitian dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri . keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat ,tetapi memerlukan perpajangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data sampai selesai.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang di kumpulkan . mengapa demikian ?, peneliti dengan perpanjangan keikutsertaan akan banyak mempelajari kebudayaan ,dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh storsi,baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden dan membangun kepercayaan subjek44

b. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain .diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik triagulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melaui sumber lainnya.

c. Kecukupan referensi

Untuk menunjang kecukukupan referensi dalam halini peneliti menggunakan hasil observasi ,Wawancara,dokumentasi dan

44 Lexy J Meleong,Penelitian Kualitatif Edisi Revisi ,Cet Ke-1,(Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2014,Hal.321.

data yang diperoleh dari sumber lainnyaakan dibandingkan dengan tingkat kesesuaian referensi yang telah ada .

d. Pemeriksaan Teman Sejawat Melalui Diskusi

Tehnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan- rekan sejawat . tehnik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tehnik Keabsahan data diantaranya:

1) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran .

2) Diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.45

H. Sistematika Pembahasan

Agar penyusunan penelitian ini sistematis, terarah dan saling berhubungan satu bab dengan bab yang lain, maka peneliti secara umum akan menggambarkan susunanya sebagai berikut:

BAB I: Merupakan Pendahuluan yang meliputi beberapaketeranganyang menjelaskan tentang latar belakang masalah sebagi penjelas tentang timbulnya ide suatu masalah. Selanjutnya dari latar belakang kemudian dirumuskan sebuah pertanyaan yang menjadi suatu rumusan masalah.

Selanjutnyapeneliti mencantumkan tujuan dan manfaat penelitian, kemudian

45 Ibid,hlm.327-332

penulis mencantumkan definisi oprasionaluntukmemudahkan pemahaman bagi pembaca terhadap kosa kata asing yang terdapat pada judul Proposal, setelahnya untuk membedakan penalitian yang dilakukan penulis dengan penelitian orang lain penulis mencantumkan penelitian terdahulu, dan bagian terakhir dari bab I adalah sistematika pembahasan.

BAB II: berisi tentang paparan data dan temuan ,pada bab ini penulis akan mempamparkan secara objektif berkenaan dengan data-data yang ditemukan ketika peneliti di lokasi penelitian baik berupa data primer maupun sekunder beserta mendeskripsikan berkenaan dengan lokasi penelitian diselenggarakan.

BAB III pembahasan ,disini akan membahas mengenai analisis data-data yang ditemukan dilapangan yang dimana sudah tercantum di bab II untuk kemudian di interprestasikan secara mendalam menggunakan teori – teori padabagian kerangka teoritik yang dikerangkan pada bab I sebelumnya .

BAB IV: Penutup, Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan suatu ringkasan dari semua kajian.Sedangkan saran merupakan rekomendasi peneliti terkait dengan masalah yang diteliti.

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Desa Raba Kecematan Wawo Kabupaten Bima

1. Kondisi Geografis

Desa Raba merupakan salah satuh dari sembilan (9) Desa yang berada dibagian Timur pusat Kota, Kecematan Wawo Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah 6264 Ha.Kondisi iklim disebagian besar Desa Raba tidak jauh beda dengan kondisi iklim wilayah Kecematan Wawo,secara umum dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan,musim kemarau berlangsung antara bulan november sampai dengan bulan februari dengan suhu udara rata-rata berkisar 37ºC , kelembaban udara rata-rata berkisar 30-33 % ,sedangkan curah hujan sebesar 35-36 mm dengan curah hujan terendah bulan april dan curah hujan tertinggi pada bulan januari.46

2. Pemerintah Desa Raba

Desa Raba merupakan salah satu dari sembilan (9) Desa yang yang berada di bagian Timur pusat kota Kecematan Wawo Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah 6.264 Km dengan jumlah penduduk 2269 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1147 orang, perempuan sebanyak 1122 orang dan memiliki kepala keluarga sebanyak 619 KK dengan batas-batas wilayah47 :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kambilo b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa sari

46 Profil Desa Raba kecematan wawo kabupaten bima Tahun 2021, di kutip tanggal 2 april 2021

47 Ibid,35

48 Data monografi Desa Raba tahun 2020

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa kalodu d. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Kombo 3. Keadaan Demokratif Desa Raba

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Desa Raba sampai akhir tahun 2020 mencapai 3.056 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 1.043 jiwa dan jumlah penduduk perempua mencapai 2.013 jiwa,untuk jelaskanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Raba Kecematan Wawo48

No Dusun Laki-Laki Perempuan

1 Parawanga 447 jiwa 771 jiwa

2 Raba 347 jiwa 674 jiwa

3 Lesu 249 jiwa 568 jiwa

Jumlah 1.043 jiwa 2.013 jiwa

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki di Desa Raba Kecematan Wawo . b. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sehingga pendidikan harus mendapat prioritas utama termaksud meningkatkan saranan dan persarana. Tingkat pendidikan penduduk Desa Raba relatif yaitu dengan adanya sekolah SD, SMP, dan SMA

49 Data monografi Desa Raba tahun 2020

yang terletak di Desa Raba . untuk lebih mengetahui tingkat

pendidikan penduduk Desa Raba dapat dilihat dalam tabel berikut .

Tabel 2.2

Tingkat Pendidikan Desa Raba49

No Pendidikan Jumlah

1 Jumlah penduduk buta aksara dan buta huruf latin 45 orang 2 Jumlah penduduk tamat SD / sederajat Jumlah 246 orang 3 penduduk tidak tamat SD / sederajat Jumlah 168 orang 4 penduduk tamat SLTP / Sederajat jumlah 142 orang 5 penduduk tidak tamat SLTP / sederajat jumlah 5 orang 6 penduduk tamat SLTA / sederajat jumlah 247 orang 7 penduduk tidak tamat SLTA / sederajat jumlah 7 orang

8 penduduk tamat D-2 6 orang

9 jumlah penduduk tamat D-3 12 orang

10 jumlah penduduk tamat S-1 87 orang

11 jumlah penduduk tamat S-2 2 orang

JUMLAH 994 orang

Diatas menunjukan bahwa masyarakat Desa Raba, dibidang pendidikan paling banyak tamatan SD , saranan pendidikan yang tersapat di Desa Raba terdiri dari 4 sekolah Dasar ( SD), satu SLTP dan satu SLTA.

c. Mata pencarian

Di Desa Raba mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai

50 Data Monografi Desa Raba Tahun 2020

petani dan buruh tani orang tertentu yang dipercayakan untuk menggarap sawahnya. Selain itu ada juga sebagai pedagang, pegawai swasta, PNS, mata pencarian penduduk Desa Raba lihat pada tabel berikutnya. :

Tabel 2.3

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Raba Kecematan Wawo50

No Jenis mata pencarian Jumlah orang Ket

1 Petani 760 Milik sawah

2 Buru tani 589 Tidak memiliki sawah

3 Pedagang 30 Kios

4 Perternak 300 Uggas , sapi dll

5 Penjahit 3 -

6 Tukan kayu 2 -

7 Tukan batu 15 -

8 Montir 2 Memiliki bengkel c

9 PNS 70 Termaksud pensiunan

10 TNI /POLRI 5 -

11 Pegawai Swasta 20 -

12 Honore 40 -

13 Bidan 10 Termaksud bidan desa

Jumlah 1.846

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja sejumlah 1.846 orang, sebagian penduduk Desa Raba bermata pencarian sebagai petani dan lain-lain. Komoditi utama hasil pertanian penduduk Raba adalah Padi, Palawija Dan Kacang Tanah.

d. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi di Desa Raba tentunya hampir sama dengan

keadaan di desa lain, bahkan seluruh indonesia ,yakni mengalami penurunan dan penyusaian pada kehidupan baru yang diakibatkan oleh adanya covid 19, dimana segala macam bentuk kegiatan masyarakat menjadi terbatas atau dibatasi .51

Pada saat ini sebagian masyarakat menunjang penghasilan mereka melaui beberapa cara, seperti bertani, berjualan dipasar, kios, tokoh, menjadi tukan jahit, Bumdes simpan pinjam, dan lain sebagainnya.

e. Agama dan budaya

Agama dan budaya merupakan dua unsur penting dalam masyarakat Desa Raba, sehingga saling mempengaruhi ketika ajaran agama masuk dalam sebuah komunitas dan budaya, akan terjadi tarik menarik antara kepentingan agama dan disitu sisi merupakan kepentingan budaya. Agama dan budaya mempunyai independensif masing-masing, tetapi keduanya memiliki wilayah yang tumpang tindih, serta kenyataan lain tidak menghalang manifestasi kehidupan beragama dalam bentuk budaya. Masyarakat islam di Desa Raba merupakan salah satu representasi dari umat islam di Bima yang memiliki kecendrungan untuk saling senatiasa sama-sama mensinegrikan anatara keberlakukan budaya ditengah masyarakat dan perlu sekirannya mempertimbangkan dengan aturan agama agar tidak saling paradoks.52

B. Praktek Sewah Tanah Dengan Sistem Lelang Di Desa Raba Kecematan

51 Salahuddin, ( tokoh pemudah ), wawancara , Desa Raba , 4 April 2021.

52 A.Malik Abidin ( Kepala Desa Raba) , Wawancara, Desa Raba, 9 April 2021).

Wawo Kabupaten Bima

Dengan melihat betapa pentingnya untuk melestarikan tanah, maka masyarakat Desa Raba banyak yang berprofesi sebagai petani yang statusnya hanya sebagai penggarap dan buruh tani. Mereka para petani akan mencari tanah subur yang dapat digunakan untuk bercocok tanam dengan harga yang relatif murah. Tanah Desa yang disewakan termasuk golongan tanah yang subur untuk pertanian.

Menurut informan yang diwawancarai peneliti bahwa praktek sewa tanah desa dengan sistem lelang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Raba, selalu menggunakan sistim pendekatan kekeluargaan guna mencapai hasil yang baik. hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh bapak H.Mansur, selaku tokoh adat Desa Raba.53 Jadi tidak hanya mengandalkan padi saja namun bisa sekaligus bermacam-macam tumbuhan yang menghasilkan pula tentunya, sebagimana yang dikatakan oleh A. Abidin .

“biasa kain dou ta ake wati pori nggudan faren ,kadang na nggudaku mpori gajah ndi ngaha kai capi ibu, sarunde weki na ntadiku capi sekitar do‟ona labo fare ro mpori gajah 2 meter ku, hela ede na nggudaku jago ndi landana yang penting dou ta ake bune caran loa kaina raka piti ndi ru‟u kebutuhan ekonomi. ”

Artinya:

“biasanya orang disini tidak cuman tanam padi ibu, kadang juga ditanami rumput gajah untuk dibuat pakan (makanan ) sapi ibu, soalnya kan yang lainnya pada ternak sapi disini ibu, jarak 2 meter dari tanam padi nanti sela-selanya ditanami jagung ibu,lumaya jagung bisa dijual yang penting orang- orang disini bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan ekonominya54 .

Jadi menurut bapak kepala Desa Raba sudah umum jika para buruh

53 H. Mansur, ( Tokoh Adat ) , wawancara, Desa Raba, 7 April 2021

54 A.malik Abidin, (kepala Desa Raba ),wawancara, Desa Raba, 09 April 2021

harian lepas yang juga memanfaatkan lahan sewanya untuk kemudian ditanami berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan uang. Bahwa yang diadakannya sewa tanah merupakan praktek yang sudah turun temurun dari dulu. Dan untuk menjalankan roda pemerintahan tentunya desa memiliki APBD dan dana pemasukan APBD yang paling besar dari sewa tanah desa ini.

1. Proses Transaksi Akad Sewa Tanah Desa Dengan Sistem Lelang

Tanah desa merupakan jenis kekayaan desa yang dapat dimanfaatkan seluruhnya untuk kepentingan umum dalam menyelenggarakan roda pemerintahan Pemanfaatan tanah desa ini dilakukan dengan cara sewa tanah desa dengan sistem lelang. Sistem lelang yang dimaksud adalah sistem lelang yang dilakukan didepan umum dan dipimpin langsung oleh kepala desa atau sekertaris desa yang dapat mandat langsung dari kepala desa untuk memimpin jalannya transaksi sewa tanah.

Sebelum melakukan transaksi sewa, Kepala Desa terlebih dahulu membentuk panitia agar transaksi berjalan dengan lancar. Kepanitiaan sewa tanah harus terdiri dari penaggung jawab yaitu Kepala Desa Raba, Ketua, Sekertaris, Bendahara dan Anggota.

Setelah panitia dibentuk, kemudian panitia mengadakan rapat untuk menyusun waktu pelaksanaan dan tata tertib pelaksanaan lelang.

Ketika panitia sudah selesai menentukan waktu pelaksanaan dan menyusun tata tertib, maka panitia menyusun dalam bentuk selebaran

untuk disebarkan ke masyarakat dan ditempelkan dimuka-muka umum agar masyarakat mengetahui. Sebagaimana yang dikatakan oleh anggota pelaksanaan lelang , (Wawancara Zainal Abidin)

“Loa kai na caru lampa di rawi ,swatip ba ede harus di bentuk panitia,panitia ma ra turu kai de kemudian doho kasama weki ndawikai program au di karawi selanjutnya dalam bentuk pengumuman tertulis loa kai masyarakat rau bade

Artinya:

“Agar transaksi lancar, sebelumnya harus dibentuk panitia ,setelah dibentuk panitia yang terpilih akan melakukan rapat dalam rangka menyusun proker (program kerja ) yang akan diadakan ,dalam bentuk penggumuman tertulis agar masyarakat juga dapat mengetahui.” 55

Ketika hari pelaksanaan sudah tiba, seluruh masyarakat yang ingin menyewa tanah berkumpul dibalai Desa. Kemudian panitia membacakan tata tertib pelaksanaan sewa tanahmnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengesahkan aturan-aturan yang ada. Ketika masyarakat keberatan dengan aturan yang ada, maka bisa komplain ke pihak panitia untuk diperbaiki. Acara sewa tanah desa ini dihadiri oleh perwakilan dari pihak kecamatan dan BPD Desa Raba.

Setelah semua tata tertib disetujui oleh para pihak, maka segera dilangsungkan transaksi sewa. Sebelum pihak penyewa menawar tanah yang akan disewakan, pemimpin lelang membacakan jenis tanah, luas dan tempat dengan harga patokan yang sudah disetujui oleh panitia Patokan harga yang disebutkan bisa berupa harga minimum dan maksimum tanah.

Sebagaimana yang dikatakan Zainal Abidin selaku ketua panitia lelang.

55 Zainal Abidin, (tokoh masyarakat ), wawancara, Desa Raba 12 April 2021.

“Wunga si kandadi rawi,masyarakat kaboro weki aka Balai Desa ,nggori ede pengumuman ra umumkan sebelumnya na baca wati ba panitian .wara si da ra ca‟u ba masyarakat loa di bantah loa kai kataho ba panitia.na setuju sara‟a si ba masyarakat ede ampon na loa lampa au ra di rawi”.

Artinya :

“Jika transaksi terjadi,masyarakat akan berkumpul di Balai Desa,setelah itu panitia pengumumkan atau membacaka tata tertip transaksi oleh panitia . jika ada peraturan yang tidak sesuai maka masyarakat boleh komplain dan jika disetujui maka transaksi akan terus berjalan “56

Praktek sewa Tanah Desa dengan sistem lelang di Desa Raba selama dua tahun terakhir menggunakan sistem penawaran tetutup.

Sebelumnya praktek sewa tanah Desa ini menggunakan sistem penawaran terbuka yaitu dengan cara penawaran langsung dengan lisan. Jadi para peminat langsung tawar-manawar harga tanah yang sudah disebutkan. Dan pemimpin memilih harga yang paling tinggi sebagai pemenan.

Menurut Bapak M.Yasin selaku tokoh masyarakat menuturkan bahwa cara yang paling sesuai dengan transaksi ini adalah cara sistem tertutup. Karena dengan cara tertutup, peminat ketika menentukan harga yang sesuai kehendak hatinya dan tidak ugal-ugalan.

“Untuk melakukan transaksi yang aman maka transaksi dilakukan dengan cara tertutup atau di libatkan doum ma wati wara wewenang ,cara ini dilakukan dou ma wati wara wewenang ,cara ini dilakukan agar ketika terjadi penentuan harga tidak ada yang sewenang “.57

Sistem tertutup disini merupakan sistem pelelangan dengan penawaran tertulis. Penyewa tanah dalam proses menawaranya cukup

56 Zainal Abidin, (tokoh masyarakat ), wawancara, Desa Raba 12 April 2021.

57 M. Yasin, (tokoh masyarakat), wawancara , Desa Raba, 13 April 2021.

Dokumen terkait