• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 39-44)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).

Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah.34 Adapun maksud dari field research dalam penelitian ini adalah peneliti akan melakukan penelitian yang ditujukan secara langsung ke lokasi penelitian yang akan diteliti yaitu Bank Aman Syariah dan Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian.35 Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati.

34Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2011), h. 96.

35Sumadi Suryabrata.Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet Ke-IV, h.

18.

Jadi yang dimaksud dengan penelitian deskriptif kualitatif ini berupa prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

B. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer dan sumber data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.36 Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung di Bank Aman Syariah dan Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah. Sumber data primer yang peneliti temui di lapangan (Bank Aman Syariah) adalah Pimpinan yang bernama Bapak Sugianto. Sedangkan dalam penelitian di Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah adalah santri dan pengurus pondok pesantren yang berjumlah 10 santri. Pengurus yang bernama Nisa Khoiriyah, Ririn Mukholifah, Yeni Imroatus Zuhria, dan Santri Yang Bernama, Lailatul Fajriyah, Siti Nur Arifah, Atika Fitriani, Haniatul Musfida, Eka Putri Setia, Fina Fatimatus Zahro, Rni Tri Utami.

36 Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 23.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu37. Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompentensi dengan topik penelitian kita, dan menurut kreteria yang peneliti tentukan.

Adapun dalam peneliti ini sampel yang digunakan adalah dari tingkatan santri perguruan tinggi dan santri salafiyah dimana santri tersebut sedikit banyak mengetahui tentang perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah sendiri, dan santri yang sudah mempunyai buku tabungan di perbankan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber kedua atau sekunder.38 Sumber sekunder merupakan sumber penunjang yang biasanya tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen atau catatan yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.39

37Ibid, h. 85

38 Ibid., h. 42.

39 P Joko Subagyo,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 39.

Sedangkan menurut Lexy J Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.40 Dalam penelitian ini yang objek wawancara adalah adalah santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah dan manajer Bank Aman Syariah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.41 Dokumentasi ini digunakan untuk mencari data atau sumber yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu sumber informasi dokumentasi dikumpulkan dari pihak bank seperti otobiografi dan arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori dan satuan urian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.42

40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.186.

41 Muhammad,Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2008), h. 152.

42 Purwanto,Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012), h. 75.

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian-uraian sehingga untuk menganalisisnya dipergunakan cara berfikir induktif. Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk menganalisa data. Adapun cara berfikir induktif yaitu berangkat dari fakta yang khusus dan konkrit, kemudian dari fakta dan peristiwa yang konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.43

Metode berfikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Mengamati dari fenomena yang telah diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam penerapannya teknik ini dilakukan untuk menganalisis data tentang beberapa fakta kongkrit mengenai “Persepsi dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al- Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah”.

43Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1981), h. 40.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Pondok Pesantren Al-Falahiyah berdiri pada tanggal 10 september 2014 M. didirikan oleh Kiyai. Hasyim Asy’ari di Dusun Madukoro Desa Batangharjo Kecamatan Batanghari kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falahiyah di latar belakangi oleh keinginan masyarakat Desa Batang Harjo, dimana sangat mirisnya ahlak yang dimiliki masyarakat terkhusus para pemuda-pemudi di desa tersebut, dan belum adanya pondok pesantren atau tempat mengaji secara khusus di Batang Harjo itu sendiri. Awal mula perkembangan Pondok Pesantren Al-Falahiyah, Pondok Pesantren Al-Falahiyah adalah anak atau cabang dari Pondok Pesantren Miftahul Falah Sumbersari Mataram Baru Lampung Timur, dimana pondok pesantren tersebut adalah induk dari Pondok Pesantren Al-Falahiyah sendiri.44

Kiyai Hasyim Asy’ari adalah putra dari pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falah. Kiyai Hasyim Asyari di bekali santri dari Pondok Pesanren Miftahul Falah berjumblah 7 santri, satu santri putra dan 6 santri putri. Santri putra yang pertama bernama Abdul Mutholib, dan santri putri diantara lain

44 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Falahiyah, 15 Oktober2018

yaitu Siti Qomariah, Siti Hijriyah, Shela Ferantika, Eka Nurdiana, Ririn Mukholifah, dan saya sendiri Niswatul Khoiroh.

Tahun pertama Pondok Pesatren Al-Falahiyah belum mendirikan lembaga pendidikan formal, hanya mendirikan TPA Al-Falahiyah. Baru tahun kedua mendirikan MTs Tahasus Al-qur’an Al-Falahiyah yaitu pada tahun 2015, siswa pertama berjumlah 7 siswa terdiri dari 2 putri dan 5 putra akhir kelas 3 siswa bertambah menjadi berjumlah 11 siswa. Dan pada tahun 2016 berjumlah 19 siswa, pada tahun 2017 siswa berjumlah 23, dan sampai tahun 2018 yaitu berjumlah 30 siswa, jadi keseluruhan siswa siswi MTs TQ Al-Falahiyah berjumlah 83 dari tahun pertama sampai saat ini. Tahun 2018 ini Pondok Pesatren Al-Falahiyah juga mendirikan MA TQ Al-Falahiyah, jumlah siswa/siswi 9 orang, terdiri dari 3 siswa putra dan 6 siswi putri.

Adapun rencana kedepan Ponpes Al-Falahiyah memiliki keinginan untuk mendirikan sekolah dasar (SD TQ Al-Falahiyah, dan Sekolah Tinggi TQ Al-Falahiyah).45

Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah bermacam-macam mulai dari kelas 1 SD sampai dengan Mahasiswa semester akhir, ada juga santri yang salafi yaitu hanya mengaji di pondok saja tidak sambil sekolah formal.

Pondok Al-Falahiyah sendiri santri mayoritas penghafal al-qur’an. Adapun jenis dan tipe santri dan jumlah sanrti pondok pesantren Al-falahiyah antara lian:

45 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Falahiyah, 15 Oktober2018

Tabel 1

Data Jenis Santri Formal Dan Salafiyah Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Jenis Santri Jumlah Santri

Santri Formal 150

Santri Salafiyah 15

Total 165

Sumber: Pengurus Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Jenis Santri formal yakni santri yang melanjutkan pendidikan sekolah formal seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi dan lain-lain.

Tabel 2

Data Tipe Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Berdasarkan Tingkatan Dasar Sampai Dengan Perguruan Tinggi

Serta Non Formal (Salafiyah)

Tipe Santri Jumlah Santri

Sekolah Dasar (Sd) 9 Santri

Madrasah Stanawiyah (MTs) 83 Santri

Madrasa Aliyah 39 Santri

Perguruan Tinggi 19 Santri

Salafiyah 15 Santri

Total 165 Santri

Sumber: Pengurus Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Tipe santri meliputi dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan salafiyah yakni santri yang tidak melanjutkan sekolah formal, Santri tersebut hanya mengaji di dalam pondok itu saja.

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Al-Falahiyah a. Visi:

Mewujudkan madrasah yang unggul, kompetitif dan berjiwa qur’ani.

b. Misi:

1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan ilmu al-qur’an serta nila-nilai Islam.

2) Mengintregasikan ilmu agama dan ilmu umum

3) Memberikan kontribusi dakam proses pembangnan manusia seutuhnya dengan memperkuat landasan etik, moral dan spiritual.

4) Menigkatkan fungsi dan peran pendidikan madrasah dalam kerukunan umat beragama memperkokoh jati diri dan watak bangsa.

c. Tujuan

1) Menghasilkan manusia bertakwa kepada allah, berahlakul karimah, berpengetahuan luas dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.

2) Menghasilkan manusia yang jiwa qur’ani berkemampuan ilmiah amaliah trampil dan professional.

3) Mencetak lulusan yang berkualitas.46

46 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Falahiyah, 15 Oktober2018

B. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Aman Syariah

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia didorong oleh 4 (empat) alasan utama yaitu: pertama adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syariah, khususnya bebas riba sesuai dengan fatwa MUI. Dan kedua adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah yang antara lain mengutamakan pentingnya moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Ketiga adanya Pengawasan dan Pembinaan dari Bank Indonesia sehingga kelangsungan Perbankan Syariah tetap terjaga. Keempat adanya Lembaga Penjamin Simpanan.

Bank Aman Syariah Lampung Timur didirikan berdasarkan Rapat Calon Pemegang Saham pada tanggal 17 Maret 2012 oleh 17 orang calon pemegang saham PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur. Mendapatkan badan hukum PT berdasarkan Akta Pendirian PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur No. 15 tanggal 11 Februari 2014 oleh Notaris Abadi Riyantini, Sarjana Hukum dan pengesahan Badan Hukum PT dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor: AHU-10.01982.

PENDIRIAN-PT.2014 tanggal 13 Februari 2014 serta Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-2/PB.1/2014 tentang Pemberian Izin Prinsip Pendirian PT. BPRS Aman Syariah pada tanggal 28 Januari 2014 dan Mulai beroperasi pada tanggal 30 Desember 2014 berdasarkan Surat

Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-237/PB.131/2014 tentang Pemberian Izin Usaha pada tanggal 30 Desember 2014. Dalam operasioanalnya PT.BPRS Aman Syariah Lampung Timur dikelola oleh Direksi dan jajaran karyawan, diawasi oleh Dewan Komisaris serta Dewan Pengawas Syariah (DPS).47

Perkembangan dan target pasar untuk pembiayaan sektor riil, sektor pasar dan sektor pegawai Negeri Sipil tetap dilakukan dengan pelayanan sampai ke pintu. Pelayanan dengan sistem jemput bola atas permintaan nasabah melalui telepon baik penyetoran maupun penarikan tabungan sehingga nasabah dapat dilayani secara paripurna.48

Pada saat penulis melakukan penelitian pada Bank Aman Syariah Lampung Timur Provinsi Lampung pada bulan oktober 2018. Jumlah pengurus Bank Aman Syariah sebanyak 6 (enam) orang dan karyawan sebanyak 20 (dua puluh) orang serta nasabah tabungan sebanyak 1.775 orang, dan nasabah pembiayaan sebanyak 375 orang.49

2. Visi dan Misi Bank Aman Syariah

Tujuan Pendirian Bank Aman Syariah Lampung yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di wilayah Lampung Timur dan sekitarnya melalui:

47 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober 2018 Pukul 17.00 WIB

48 Dokumentasi PT. BPRS Bank Aman Syaria, 25 Oktober 2017

49 Linda Kusneri (Customer Service) Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober 2018 Pukul 16.30 WIB

a. Pemberian pelayanan jasa perbankan bagi pengusaha kecil di pedesaan yang mudah, aman, Islami dengan prinsip bank yang sehat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Membuka dan memperluas lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

c. Berpartisipasi dalam upaya memberantas para pelepas uang (rentenir).

d. Terciptanya ukhuwah Islamiyah yang semakin berkualitas baik antara nasabah dengan BPR Syariah sebagai pelaksana amaliah, maupun di antara nasabah BPR Syariah.

e. Mendidik masyarakat untuk selalu memikirkan masa depan dan tidak hanya menguntungkan kepada nasib, namun lebih menekankan kepada usaha.50

3. Struktur Organisasi Bank Aman Syariah

Struktur organisasi Bank Aman Syariah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

50 Dokumentasi PT. BPRS Bank Aman Syaria, 27 Desember 2017

Gambar 1

Struktur Organisasi Bank Aman Syariah Sekampung Lampung Timur Tahun 2018.51

51 Dokumentasi PT. BPRS Bank Aman Syaria, 25 Oktober2018

C. Persepsi Dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah

Persepsi ialah sebuah istilah yang sering digunakan orang untuk mengungkapkan sebuah pemikiran akan sesuatu hal. Sedangkan perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi yang dapat langsung terlihat (overet behavior) atau yang tak tampak (coveret behavior).

Persepsi yang diungkapkan oleh santri pada dasarnya disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu objek yang dipersepsikan, alat indra atau pusat susunan saraf, dan perhatian.

1. Objek yang dipersepsikan dan diperilakukan yaitu pada persepsi santri terhadap penilaian di Bank Aman Syariah dan Pondok Pesantren Al- falahiyah.

2. Alat indra dan pusat susunan syarat, santri Pondok Pesantren Al-falahiyah melihat dan mengamati perkembangan bank syariah tentang pelayanan dan transaksinya menimbulkan pemikiran tertentu.

3. Perhatian, merupakan pemusatan atau kefokusan pemikiran santri Pondok Pesantren Al-falahiyah terhadap Bank Aman Syariah. Pemikiran setiap santri berbeda sehingga akan mempengaruhi persepsi tentang perbankan syariah terkhusus Bank Aman Syariah.

Perilaku yang diungkapkan oleh santri pada dasarnya disebabkan atau di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

1. Faktor budaya dimana persepsi dan perilaku santri dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang terjadi di dalam keluarga, masyarakat, atau lembaga-

lembaga lainnya. Hal ini dapat menimbulkan persepsi dan perilaku santri terhadap onjek yang akan dipersepsi.

2. Faktor kelas sosial terhadap persepsi dan perilaku santri dipengaruhi oleh interaksi sesama manusia antara lain keluarga, teman, pihak-pihak tertentu dan manusia lainnya. Dimana terdapat porsi-porsi tertentu yang menimbulkan nila-nilai dan norma-norma, terhadap persepsi dan perilaku yang akan di ungkapkan.

3. Faktor pribadi terhadap persepsi dan perilaku santri dimana ditimbulkan oleh pemikiran yang terdapat pada pribadi itu sendiri, maka kepribadian yang dia yakini terhadap pemikiran itu akan menimbulkan persepsi dan perilaku santri.

4. Faktor psikologi terhadap persepsi dan perilaku santri dimana pengaruh terhadap kebiasaan masyarakat dilingkungannya sendiri baik didesa (tempat tinggal santri) maupun di pondok pesantren sendiri akan menimbulkan persepsi dan perilaku santri.

Mengacu kepada proses terjadinya persepsi dan perilaku di atas, maka untuk mendapatkan gambaran persepsi dan perilaku santri terhadap Bank Aman Syariah maka dilakukan wawancara terhadap sejumlah responden yang bersedia menjadi objek penelitian. Pemaparan hasil wawancara dengan responden tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Melalui wawancara kepada bapak Sugianto selaku manajer Bank Aman Syariah, yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB. Santri yang menabung di Bank Aman Syariah antara lain dari pondok pensantren yang

di asuh oleh Kiyai Ainun dimana santri yang menabung ada 7 kelompok setiap kelompok berjumlah 20 santri jadi total keseluruhan adalah 140 santri ( nasabah) yang menabung di Bank Aman Syariah. Serta santri pondok pesantren di Way Jepara telah membuka tabungan di Bank Aman Syariah dan Pondok Pesantren Al-falahiyah sendiri santrinya telah membuka tabungan di bank tersebut, adapun nasabah yang berbasis santri namun nasabah tersebut tidak mengutarakan bahwa dia seorang santri, karena bank sendiri tidak mensyaratkan atau meminta biodata yang menerangkan bahwa statusnya santri atau bukan.52

Selanjutnya wawancara kepada bapak Sugianto tentang cara mencari atau meyakinkan nasabah yang berbasis santri yaitu dengan promosi di pondok- pondok pesantren dan menyebar brosurnya, serta melakukan edukasi, hal itu sangat mendukung tentang kepercayaan nasabah untuk menabung di bank tersebut. Bank akan melayani dengan lebih jika yayasan pondok pondok menyikapi promosi atau edukasi tersebut, karna Bank Aman Syariah merasa ada kolerasi antara keduanya dan merasa nyaman jika terjadi kepercayaan antara pondok pesantren yang di buat promosi kepada Bank Aman Syariah sendiri. Bapak Sugianto menjelaskan bahwa Bank Aman Syariah memang kurang dalam menyediakan fasilitas untuk transaksi masyarakat, karna memang dalam susunan tingkatan derajat seperti BPRS Aman Syariah Belum bisa menciptakan atau membuat ATM sendiri, itu adalah kententuan dari pusat

52 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober2018 Pukul 17.00 WIB

pengatur perbankan. Hal tersebut yang mengjadikan kurang mudahnya transaksi pada Bank Aman Syariah.

Kepercayaan atau keyakinan akan timbul apabila saling percaya satu sama lain adapun kepercayaan atau keyakinan akan mudah untuk hilang atau hancur jika salah satu pihak atau keduanya saling menghancurkannya. Adapun prinsip bank sendiri adalah membuat nasabahnya nyaman dan puas terhadap segala pelayanan yang diberikan bank itu sendiri, hal tersebut sudah mimicu timbulnya keyakinan dan kepercayaan karna salah satu pihak sudah menanamkan prinsip tersebut tinggal bagaimana sikap yang di utarakan kepada yang di mintai kerjasamanya.53

Hasil wawancara dari Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah yaitu santri putri yang bernama uhty Nisa Khoiriyah dan Atika Fitriani, Fina Fatimatus Zahro, sebagai santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah, uhty Nisa Khoiriyah mengatakan bahwa responden tersebut mengetahui tentang sistem perbankan, baik konvensional maupun syariah sendiri, namun uhty Nisa tersebut tetap menggunakan perbankan konvensional. Karena bank syariah sangat kurang memadai dalam segala transaksi dan fasilitasnya, dan menurut responden tersebut bank syariah sama saja dengan konvensional cara melakukan transaksinya. Sedangkan bank konvensional sangat memuaskan dalam segala transaksi dan fasilitasnya, contohnya tersediannya ATM di mana- mana terkhusus didesa-desa terpencil yang mana responden tersebut sangat

53 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober2018 Pukul 17.00 WIB

menikmati fasilitas tersebut karna didukung dari tempat tinggal responden sangat jauh dari wilayah perkotaan responden tersebut tinggal di desa kecil yang ada hanya layanan bank konvensional yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal tersebut yang sangat mendorong responden untuk tetap memilih bank konvensional. Dia berprinsip tidak mengambil lebihan atau bunga karna saya tidak menabung hanya mengambil transferan dari orang tua saya jadi tidak ada saldo yang banyak dalam rekening saya karna jika hari ini mengirim paling lambat saya mengambil hanya 3-5 har.54

Berdasarkan wawancara diatas mengenai kurangnya pelayanan atau fasilitas bank syariah terhadap masyarakat mengakibatkan terjadinya persepsi atau tingkah laku yang di miliki oleh para masyarakat yang menjadikan kurang minatnya masyarakat terkhusus santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah untuk menggunakan jasa perbankan syariah sendiri. Perkembangan bank syariah sebenarnya sudah sangat membaik dimana sudah banyaknya bank-bank yang berbasih syariah seperti Bank Aman Syariah Sekampung, namun fasilitas dari bank syariah sendiri yang kurang memenuhi kebutuhan dari masyarakat santri atau nasabah dalam segala bentuk transaksi seperti belum tersediannya ATM di berbagai tempat terpencil dan fasilitas lainnya. Termasuk dari Bank Aman Syariah belum mempunyai fasilitas ATM dan fasilitas lainnya. Hal tersebut Mengakibatkan kurangnya minat nasabah dalam melakukan transaksi di Bank Aman Syariah tersebut.

54 Wawancara Kepada Uhty Nisa Khoiriyah, Atika Fitriani, Fina Fatimatus Zahro, santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah, 23 Oktober 2018 Pukul 10.00 WIB

Masyarakat terkhusus santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah mengharap besar untuk bank syariah agar dapat berkembang pesat dan dapat bersaing dengan perbankan umum lainnya serta mempertahankan kesyariahan yang menjadi ciri khusus dari perbankan syariah. Dan dapat melayani dengan baik dalam memuaskan yakni tersediannya fasilitas-fasilitas untuk segala transaksi, dan dalam transaksinya harus menggunakan prinsip islam. Persepsi dan perilaku santri terhadap harapan yang di utarakan untuk bank syariah tersebut sangat penting untuk pertimbangan atau masukan terhadap perbankan syariah sendiri terkhusus Bank Aman Syariah.

Berkaitan dengan wawancara responden diatas yang mengeluhkan tentang keberadaan tempat tinggal yang sangat jauh dari perkotaan dan didukung dari masyarakat yang mayoritas mengunakan jasa bank konvensional.

Hal ini mengacu pada teori dari faktor budaya, sub budaya, dan kelas sosial, dimana faktor budaya yaitu masyarakat yang menggunakan jasa konvensional yang menggap bahwa bank konvensional sangat berperan aktif dimanapun berada, hingga banyak dari penduduk atau masyarakat yang tidak mengerti bank syariah dan bank konvensional itu sendiri. Adapun kelas sosialnya yaitu dengan layanan produk dan fasilitas yang dimiliki bank syariah sangat kurang memuaskan dibandingkan dengan layanan produk dan fasilitas dari bank konvensional.

Berbeda pendapat namun hapir sama dari wawancara yang dilakukan kepada santri yang bernama Lailatul Fajriyah, Siti Nur arifah, Hani’atul Musfida dan Eka Saputri, Rani Tri Utami, pada tanggal 19 Oktober 2018, santri

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 39-44)

Dokumen terkait