• Tidak ada hasil yang ditemukan

keseimbangan dinamis sebagai evaluasi dari intervensi yang telah diberikan. Data yang didapatkan akan dianalisis menggunakan SPSS 26.

Uji beda pre test dan post test dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan. Jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan Paired t- test atau uji kelompok berpasangan, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Wilcoxon. Pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka tidak ada perbedaan bermakna, sedangkan jika nilai signifikansi <0,05 maka ada perbedaan bermakna sebelum dan setelah pemberian intervensi.

b. Uji beda post diperlakuan

Dilakukan pada kelompok 1 dan 2. Jika data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan independent sample t-test atau uji kelompok tidak berpasangan. Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Man Whitney. Pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka tidak ada perbedaan bermakna, sedangkan jika nilai signifikansi <0,05 maka ada perbedaan bermakna sebelum dan setelah pemberian intervensi.

c. Beda selisih mean

Dilakukan untuk mengetahui latihan mana yang lebih efektif antara kelompok 1 dan kelompok 2 dengan cara menghitung selisih rata-rata pre dan post pada kelompok 1 dan kelompok 2. Jika didapatkan hasil selisih mean lebih tinggi pada salah satu kelompok maka latihan tersebut yang lebih berepengaruh.

Batson, G. (2009). Update on proprioception: considerations for dance education.

Journal of Dance Medicine & Science : Official Publication of the International Association for Dance Medicine & Science, 13(4).

Beauchet, O., Fantino, B., Allali, G., Muir, S. W., Montero-Odasso, M., &

Annweiler, C. (2011). Timed up and go test and risk of falls in older adults: A systematic review. Journal of Nutrition, Health and Aging, 15(10), 933–938.

https://doi.org/10.1007/s12603-011-0062-0

BPS. (2024). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024. Badan Pusat Statistik.

https://web-api.bps.go.id/

Eni, E., & Safitri, A. (2018). Gangguan Kognitif terhadap Resiko Terjadinya Jatuh Pada Lansia. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 8(01), 363–371.

https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i01.323

Erwin, Katmini, Peristiowati, Y., & Indasah. (2022). Balance Strategy Combinasi Tandem Walking Exercise Efektif untuk Meningkatkan Keseimbangan Dinamis dan Kekuatan Otot Lansia. Jurnal Penelitian Kesehatan, 13(November), 297–299. https://doi.org/DOI:

http://dx.doi.org/10.33846/sf13nk357

Gaur, M., & Parekh, K. (2015). a Study To Determine the Association of Body Mass Index With Performance-Based Measures of Balance and Mobility in Young Adults. International Journal of Physiotherapy and Research, 3(4), 1175–1179. https://doi.org/10.16965/ijpr.2015.163

Herman, T., Giladi, N., & Hausdorff, J. M. (2011). Properties of the “Timed Up and Go” test: More than meets the eye. Gerontology, 57(3), 203–210.

https://doi.org/10.1159/000314963

43

Hsieh, C. Y., Huang, H. Y., Liu, K. C., Chen, K. H., Hsu, S. J. P., & Chan, C. T.

(2020). Subtask segmentation of timed up and go test for mobility

assessment of perioperative total knee arthroplasty†. Sensors (Switzerland), 20(21), 1–17. https://doi.org/10.3390/s20216302

Iswati. (2021). Balance Exercise Jalan Tandem Untuk Mengurangi Risiko Jatuh Pada Lansia Tandem Walk Balance Exercise to Reduce Risk of Falls in Elderly. JURNAL PIKes Penelitian Ilmu Kesehatan, Stikes Adi Husada Surabaya, 2(1), 42–48. https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKE wjewPOyu5GCAxU-7jgGHW_qC10QFnoECBkQAQ&url=https%3A%2F

%2Fwww.ojs.pikes.iik.ac.id%2Findex.php%2Fjpikes%2Farticle

%2Fdownload

%2F12%2F12%2F73&usg=AOvVaw143iHTGiEHnBxbG9YGQy

Lina, L. F., Aminanda, D., & Ferasinta. (2015). Efektivitas Antara Latihan Jalan Tandem Dengan Gaze Stability Exercise Terhadap Peningkatan

Keseimbangan Tubuh Pada Pasien Stroke Di Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu. 6.

Luthfi hidayat, (2023). Pencegahan Jatuh Pada Usia Lamjut Meningkatkan Kesehatan Dan Kualitas Hidup Lansia. Retrieved Februari, 16, 2025, from : https://rsa.ugm.ac.id/pencegahan-jatuh-pada-usia-lanjut-meningkatkan- keselamatan-dan-kualitas-hidup-lansia/?utm_source

Madani, D.Z. (2020). Gangguan Pendengaran Lansia. retrieved februari, 01, 2025, from : https://herminahospitals.com/id/articles/gangguan-pendengaran-pada- lansia.html?utm_source

Muhith & Sitoyo. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. retrieved januari, 21, 2025, from : https://books.google.co.id/books?

id=U6ApDgAAQBAJ&lpg=PR2&hl=id&pg=PR9#v=onepage&q&f=true Mujiadi, & Rachmah, S. (2022). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. In STIKes

Majapahit Mojokerto.

Muyassaroh. (2024). Gangguan Keseimbangan Pada Lansia. retrieved Februari, 23, 2025, from : https://rs-kariadi.go.id/news/67/GANGGUAN-

KESEIMBANGAN-PADA-LANSIA/Artikel.html?utm_source

Narale. (2023). Centre Of Gravity. retrieved Januari, 27, 2025, from : https://www.physio-pedia.com/Centre_of_Gravity?utm_source

Ni Putu Renisa Apriani, N., Apriani, R., & Tianing, N. W. (2015). Pemberian Pelatihan Balance Strategy Exercise Lebih Baik Daripada Pelatihan Core Stability Exercise Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pada Lansia. Jurnal Sport Science, 0–12.

Novianti, I. G. A. S. W., Jawi, I. M., Munawaroh, M., & Griadhi, I. P. A. (2018).

Latihan Jalan Tandem Lebih Meningkatkan Keseimbangan Lansia Daripada Latihan Balance Strategy. Sport and Fitness Journal, 6(1), 117–122.

https://doi.org/10.24843/spj.2018.v06.i01.p15

Nurmalasari, M., Widajanti, N., & Dharmanta, R. S. (2018). Hubungan Riwayat Jatuh dan Timed Up and Go Test pada Pasien Geriatri. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 5(4). https://doi.org/10.7454/jpdi.v5i4.241

Pashar, I., Wahdaniar, & Efendi, S. (2022). Peran Keluarga dalam Pencegahan Potensi Jatuh pada Lansia di Lingkungan Tokinjong Kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai. Journal of Vocational Health Science, 1(1), 48–56. https://doi.org/10.31884/jovas.v1i1.3

Qadriyah, E. L., Susanto, T., Kurdi, F., & Wahyuni Fauziah. (2024). LATIHAN KESEIMBANGAN DALAM PENCEGAHAN JATUH PADA LANJUT USIA.

3(2), 167–173. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.31965/knj.v3i2

Rubenstein, L. Z. (2006). Falls in older people: Epidemiology, risk factors and strategies for prevention. Age and Ageing, 35(SUPPL.2), 37–41.

https://doi.org/10.1093/ageing/afl084

Sari, M., Sari, N. P., & Sulastri, W. (2024). Pengaruh Tandem Walking Exercise Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia di Panti Tresna Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu The Effect of Tandem Walking Exercise on

Reducing the Risk of Falls in the Elderly at the Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dew. Riset Media Keperawatan, 7(1), 56–59.

Setiawan. (2023). bab 2 (setiawan, 2023).pdf (p. 25). universitas brawijaya.

Shen, K., Chemori, A., & Hayashibe, M. (2020). Human-Like Balance Recovery Based on Numerical Model Predictive Control Strategy. IEEE Access, 8,

92050–92060. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2020.2995104

Sulfitria. (2022). Perbedaan Efek Square Step Exercise Dan Balance Strategy Exercise Terhadap Perubahan Kekuatan Otot Tungkai Dan Keseimbangan Pada Lansia (Vol. 9).

Tinetti, M. E., & Kumar, C. (2010). The patient who falls: “It’s always a trade- off.” Jama, 303(3), 258–266. https://doi.org/10.1001/jama.2009.2024 Wintara, G. A. G. R., Nurmawan, P. S., Muliarta, M., & Griadhi, P. A. (2018).

Ntervensi Balance Strategy Exercise Lebih Baik Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Daripada Isotonic Quadriceps Exercise Dengan Beban 1 Kilogram Pada Lansia. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 5–9.

Witten & Digest. (2023). 10 Simple Moves To Keep You Fit. retrieved Februari, 01, 2025, from : https://www.readersdigest.ca/health/fitness/easy-exercises- for-health/

Yuswatinigsih, E., & Suhariati, hundyah ike. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kemandirian Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari hari. Stikes Insan Cendekia Medika Jombang, 13.

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : L / P

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan penelitian, prosedur pelaksanaan dan konsekuensinya demi kemanfaatan yang sebesar – besarnya terhadap upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, dengan ini saya menyatakan bersedia mengikuti program penelitian yang diselenggarakan oleh Meuthia Imtaqilah Paratin dengan judul “Perbedaan Pengaruh Latihan Jalan Tandem Dengan Latihan Balance Strategy Terhadap Keseimbangan Lansia”, saya setuju tanpa paksaan dari pihak manapun, untuk kiranya menjadi pegangan bagi peneliti dari pihak yang berkepentingan terkait dengan penelitian ini.

Surakarta,... 2025

Peneliti,

(Meuthia Imtaqilah Paratin)

Subjek penelitian

(...) LAMPIRAN 2

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penejelasan dari peneliti tentang penelitian “Perbedaan Pengaruh Latihan Jalan Tandem Dengan Latihan Balance Strategy Terhadap Keseimbangan Lansia” yang dilakukan oleh MEUTHIA IMTAQILAH PARATIN dan petunjuk pelaksanaan pengukuran pengukuran, maka dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Bersedia menjadi pengukur saat pengmbilan data penelitian.

2. Bersedia memenuhi peraturan yang telah disepakati antara peneliti dan pengukur.

3. Bersedia bertanya pada peneliti apabila ada hal – hal yang belum dimengerti tentang pelaksanaan pengukuran.

4. Bersedia melakukan pengukuran sesuai waktu yang disepakati.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manpun.

Peneliti,

(Meuthia Imtaqilah Paratin)

Pengukur

(...) LAMPIRAN 3

LEMBAR PEMERIKSAAN

Alamat :

No.Telp :

Posyandu :

Tensi :

1. Dalam beberapa waktu terakhir, apakah Saudara pernah mengalami jatuh yang masih menyebabkan bengkak, nyeri, atau ketidaknyamanan saat bergerak?

2. Apakah Saudara pernah mengalami atau memiliki riwayat penyakit yang bisa mengganggu keseimbangan?

 Vertigo (...)

 Parkinson (...)

Pemeriksaan TUG Test : Tanggal pengukuran pre test : Tanggal pengukuran post test :

Tes tug Hasil (detik)

Pre test Post test

Surakarta,...2025

LAMPIRAN 4

Peneliti

(...)

Subjek Penelitian

(...)

Deskripsi

Timed Up and Go Test (TUGT) merupakan tes sederhana yang digunakan untuk menilai keseimbangan. Pengukuran keseimbangan menggunakan TUGT dilakukan pada saat (pre- test) dan setelah pemberian intervensi (post-test ) sebagai sarana evaluasi dari program latihan yang diberikan. Data post test dilakukan 1 kali diakhir pertemuan.

Peralatan (1). Stopwatch, (2). Kursi dengan sandaran, (3).

Bolpoin, (4). Pita ukur (mitlin) (5). Lembar data pengukuran subjek penelitian.

Prosedur Pelaksanaan

(1). Menyiapkan kursi dengan sandaran, lintasan sepanjang 3 meter dan stopwatch, (2).

Pelaksanaan Pasien diminta untuk duduk bersandar pada kursi dan lengan berada pada penyangga lengan kursi. Subjek diminta tetap memakai alas kaki yang biasa digunakan.

Ketika fisioterapis memberikan aba-aba

“mulai”, pasien berdiri dari kursi dan boleh

menuju kursi hingga duduk bersandar. Waktu yang diperlukan untuk menyelsaikan tes dihitung menggunakan stopwatch sejak aba-aba

“mulai” hingga pasien duduk bersandar.

dilakukan dengan cara berjalan dalam satu garis lurus dengan posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya sejauh 3 meter dengan mata terbuka.

Peralatan (1). Ruangan terbuka, (2). Lintasan sepanjang 3 Meter (3). Lakban hitam

Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan : pemberian jalan tandem yaitu sebagai berikut: Frekuensi : 3 kali/minggu selama 4 minggu.

Intensitas : 10 kali bolak balik. Istirahat diberikan 1 menit tiap 2 kali bolak balik. Teknik : (1) Posisi berdiri tegak dan nyaman dengan kedua kaki, (2) Pandangan mengarah ke kaki, (3) Berjalan maju pada jalur (satu garis lurus) dengan menempatkan kaki kanan menyentuh tumit kaki kiri dan berjalan sejauh 3 meter. Dilakukan sebanyak 10 kali bolak-balik kemudian istirahat.

Dokumen terkait