BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
5. Metode Picture and Picture
Menurut Fauziah, dkk (2014: 86), bahwa picture and picture merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi antar anggotanya. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam pembelajaran. Penggunaan model kooperatif picture and picture bukan sekedar membantu guru dalam mengajarkan, tetapi lebih dari itu sebagai usaha memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
Menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu kelancaran bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.
Metode pembelajaran picture and picture yang dikemukakan oleh
Kusumawati (2013: 47), adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Berdasarkan dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran mengandalkan gambar yang mengutamakan adanya kelompok.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture
Dalam menerapkan metode pembelajaran picture and picture ini tidak hanya sekedar menerapkan akan tetapi ada langkah-langkah pembelajaran picture and picture. Menurut Mujiyati (2013: 10-13), ada beberapa langkah pembelajaran picture and picture yaitu sebagai berikut:
1) Penyampaian Kompetensi yang Ingin Dicapai.
Tahap ini, pengajar atau guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mengenai pelajaran. Dengan hal tersebut, siswa dapat mengetahui sampai sejauh mana kompetensi yang harus dikuasai. Di samping itu pula, pengajar atau guru harus menyampaiakan indikator- indikator ketercapaian tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapainya.
2) Menyajikan Materi sebagai Pengantar
Tahap ini, pengajar atau guru telah menciptakan momen awal pembelajaran, ketercapaian dalam proses pembelajaran dapat dari tahap ini. Pada tahap inilah, pengajar harus berhasil memberikan motivasi pada sejumlah siswa yang kemungkinan masih belum siap.
3) Penyajian Gambar
Tahap ini, pemberian materi. Pengajar menyediakan gambar dan mengajak siswa untuk telihat lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati setiap gambar yang ditampilkan. Dengan gambar, guru akan lebih hemat energi dan siswa juga akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
4) Pemasangan Gambar
Tahap ini, pengajar memanggil atau menunjuk siswa secara acak atau bergantian untuk mengurutkan gambar secara berurutan yang benar.
Guru juga bisa memberikan inovasi, karena penunjukan secara langsung membuat siswa merasa dipaksa atau ditekan. Salah satu caranya yaitu dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus benar-benar menjalankan sebuah praturan pembelajaran.
5) Menanyakan Alasan dalam Mengurutkan Gambar.
Tahap ini mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang disusunnya.
Setelah itu, siswa bisa diajak untuk menemukan jalan cerita atau tuntutan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai.
Guru juga bisa mengajak sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin menarik.
6) Penyajian Kompetensi.
Berdasarkan komentar data penjelasan atas urutan gambar-gambar, guru bisa memulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi.
Selama proses ini, guru harus memberikan penekanan pada ketercapaian
kompetensi tersebut. Di sini, guru bisa mengulangi menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
7) Penutup
Di akhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Picture and Picture
Suprijono (dalam Kusumawati 2013: 47-48) mengklafikasikan model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture 1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2) Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis
3) Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktek berfikir 4) Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan,
5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Kekurangan model pembelajaran Picture and Picture 1) Memakan banyak waktu.
2) Membuat sebagian siswa pasif.
3) Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas.
4) Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
B. Karangka Pikir
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan ini memerlukan latihan berulang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Menulis cerpen tanpa latihan yang teratur akan sulit membuat cerpen yang baik. Beberapa pembelajaran menulis di tingkat SMP masih terkesan monoton. Hal ini mengakibatkan keterampilan menulis cerpen siswa rendah. Pemilihan media atau metode yang menarik tentu dapat mengubah kejenuhan menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti menggunakan media gambar.
Media gambar dapat digunakan untuk menggali informasi dan membangkitkan imajinasi dalam menuliskan cerita pendek yang terjadi pada gambar-gambar tersebut. Cerita yang dituliskan tergantung pada imajinasi dan penafsiran masing-masing siswa. Siswa mengamati kemudian menuliskannya dalam bentuk cerpen sesuai dengan media gambar yang diterapkan. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode picture and picture.
Metode pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Penerapan proses pembelajaran pada penelitian ini, dimulai dengan tes awal (pretest). Penyampaian inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai,
guru memberikan materi dibantu menggunakan media gambar melalui metode picture and picture. Setelah itu diberikan tes akhir (posttest).
Berdasarkan uraian di atas, maka karangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bagan 2. 1 Karangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Menulis Cerpen
Pretest Posttest
Media Gambar
Metode Picture and Picture
Analisis
Hasil Temuan
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hipotesis deskripsi teoretis dan karangka pikir yang diajukan dalam menggunakan media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanging melalui metode picture and picture di atas dapat dirumuskan bahwa “terdapat pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanging melalui metode picture and picture”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang menggunakan langkah-langkah secara sistematis. Metodologi sendiri merupakan suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan menguji hipotesis dari data- data yang telah dikumpulkan sesuai dengan teori dan konsep sebelumnya. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh peneliti berupa data angka. Yang dimaksud penelitian kuantitaif adalah penelitian yang menitik beratkan pada penyajian data yang berbentuk angka. Dengan kata lain, dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari sebuah teori (menguji sebuah teori) menuju data dalam bentuk angka dan berakhir pada penerimaan atau penolakan dari teori yang telah diuji kebenarannya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Quasi Experimental Design dengan menggunakan rancangan desain One Group Pretest- postest. Desain penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan teknik analisis untuk menganalisis data tersebut dapat diperoleh dari hasil penelitian. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian serta mengetahui kesulitan yang dihadapi pelajar dalam
pembelajaran berlangsung. Pretest-posttest one group yaitu penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pretest) dan setelah eksperimen (posttest) dengan satu kelompok/kelas subjek. Peneliti menggunakan design penelitian ini karena dirasa cocok dengan judul penelitian yang diambil.
Peneliti memberikan tes awal (pretest) pada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa tentang pembelajaran menulis cerpen hanya berfokus pada penggunaan kaidah struktur penulisan cerpen. Setelah diberikan tes awal, peneliti melakukan eksperimen dengan memberikan perlakuan mengenai menulis cerpen dengan penggunaan media gambar melalui metode picture and picture. Selain itu, penelitipun membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) disetiap siswa yang dilaksanakan secara berkelompok agar siswa mendapat gambaran tentang pembelajaran berlangsung. Tindakan akhir yang dilakukan peneliti yaitu dengan memberikan tes (posttest) bertujuan untuk memperoleh perbandingan data dari tes awal (pretest) ke tes akhir (posttest).
Desain one group ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
O1= Nilai pretest (sebelum diberi treatment) X = Perlakuan (treatment)
O2 = Nilai posttest (sesudah diberi treatment)
Paradigma desain penelitian tersebut terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih jelas, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
O1 X O2
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanging yang terdiri atas 3 kelas yaitu: IX A, IX B, dan IX C.
Tabel 3.1 Keseluruhan Jumlah Siswa Kelas IX
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa
Kelas IX A 13 11 24 Orang
Kelas IX B 12 12 24 Orang
Kelas IX C 12 11 23 Orang
Jumlah 71 Orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dianggap dapat mewakili populasi yang diambil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil dan merupakan objek yang difokuskan sebagai sumber data dalam penelitian. Dalam hal ini, sampelnya adalah siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sajoanging yang berjumlah 24 orang, yang terdiri atas 12 laki-laki dan 12 perempuan
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis cerpen.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yang merupakan tes keterampilan menulis cerpen. Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan tes pretest dan posttest.
Tes merupakan serentetan pernyataan atau latihan yang serta alat lain yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keterampilan, pengetahuan, dan inteligensi.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pengumpulan data berupa tes, yaitu untuk mengetahui kemampuan keterampilan menulis cerpen dengan penggunaan media gambar
melalui metode picture and picture. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pretest dengan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tanpa perlakuan, dan kedua posttest untuk mengetahui hasil akhir kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dengan penggunaan media gambar melalui metode picture and picture
Penilaian keterampilan menulis cerpen pada siswa meliputi beberapa aspek, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Menulis Cerpen
Aspek
Kriteria dan Skor
25 20 15 10
Kelengkapan aspek formal cerpen
Memuat 1) Judul
2) Nama pengarang 3) Dialog
4) Narasi
Hanya
memuat tiga sub aspek
Hanya memuat dua sub aspek
Hanya memuat satu sub aspek Bobot: 1
Kelengkapan unsur intrinsik cerpen
Memuat
1) Fakta cerita (plot, tokoh, dan latar) 2) Sarana cerita
(sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa,
simbolisme, dan ironi),
3) Pengembangan tema yang relevan dengan judul.
Memuat ketiga sub aspek, namun tidak lengkap (misalnya, fakta cerita hanya memuat plot dan tokoh, tanpa disertai latar yang jelas)
Hanya memuat dua sub aspek
Hanya memuat satu sub aspek
Bobot: 1 Keterampilan
unsur/struktur cerpen
Struktur disusun dengan
memperhatian
1) Kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, ketujutan, dan keutuhan) dan
Memuat ketiga sub aspek, namun tidak lengkap
Hanya memuat dua sub aspek
Hanya memuat satu sub aspek
penahapan plot (awal, tengah, akhir)
2) Dimensi tokoh (fisiologis,
psikologis, dan sosiologis)
3) Dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial)
Bobot: 2 Kesesuaian
penggunaan bahasa cerpen
Menggunakan 1) Kaidah PUEBI 2) Keejaan
penulisan
3) Ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar.
Memuat ketiga sub aspek, namun tidak lengkap
Hanya memuat dua sub aspek
Hanya memuat satu sub aspek
Bobot: 1
Rubrik penilaian di atas berdasarkan kriteria penilaian menulis cerpen.
Adapun kriteria penilaian menulis cerpen dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Cerpen
No Skor Kategori
1 85-100 Sangat Baik
2 75-84 Baik
3 60-74 Cukup
4 0-59 Kurang
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik data dalam penelitian ini yaitu cara-cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan empiris yang dipergunakan untuk
penelitian. Data merupakan unit informasi yang rekam media yang dapat dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dan relevan dengan program tertentu.
Untuk mengumpulkan data penelitian tersebut, peneliti mengumpulkan data tersebut terlebih dahulu ditentukan sumber data, tes, perlakuan dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah salah satu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses psikologis dan biologis. Dua diantara yang terpenting yaitu proses ingatan dan pengamatan. Jadi, observasi adalah kegiatan ingatan dan pengamatan yang dilakukan oleh beberapa objek dengan menggunakan pancaindra secara psikologis dan biologis. Observasi yang dilaksanakan peneliti lakukan pada saat pelajar melakukan kegiatan proses pembelajaran mengenai materi menulis cerpen.
2. Tes
Teknik pengumpulan penelitian ini merupakan dalam keterampilan menulis cerpen. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui keterampilan menulis cerpen dengan penggunaan media gambar melalui metode picture and picture. Tes yang digunakan berisi sejumlah pertanyaan atau latihan alat lain yang digunakan untuk mengetahui keterampilan, pengetahuan, dan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki siswa. Tes adalah alat untuk mengukur kemampulan, keterampilan, dan pengetahuan dasar pencapaian atau prestasi siswa secara individu atau kelompok.
Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa, sedangkan posttest digunakan untuk melihat hasil akhir siswa setelah pemberian perlakuan.
3. Perlakuan (treatment)
Instrumen pemberian perlakuan ini, dengan cara peneliti mengajar pada kelompok eksperimen. Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen melalui metode picture and picture.
4. Dekomentasi
Dekomentasi suatu kegiatan atau aktivitas proses sistematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, menyelidiki, pemakain dan menyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna. Dekomentasi adalah catatan kejadian yang sudah atau yang sedang berlaku berupa data mengenai sekolah, populasi dan sampel penelitian. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian atau diary, sejara kehidupan dan lain-lain. Dokumen yang berupa gambar biasanya foto, sketsa, dan lain-lain. Jadi, dokumentasi dapat menyempurnakan dalam penelitian yang dilakukan.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk membuktikan kenormalan data yaitu untuk mengetahui apakah data yang diteliti memiliki distibusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini, yaitu uji normalitas sebaran yang dilakukan terhadap skor pretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen.
Pada data ini menggunakan teknik normalitas Kolmogorov- Smirnov dan Shapiro Wilk. Proses perhitungan dengan penggunaan bantuan SPSS 20.0. Adapun interpretasi dari uji normalitas yaitu sebagai beriku:
1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari tingkat α 5% (sig. > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat α 5% (sig. > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa data bersal dari populasi yang sebarannya tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas ini merupakan jika kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, yaitu guna mengentahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki varians yang sama
atau tidak. Guna melakukan pengujian homogenitas varians ini dapat dilakukan dengan penggunaan bantuan komputer program SPSS 20.0.
Dengan uji statistik (test of homogeneity variances). Adapun kriteria pengujian homogenitas yaitu sebagai berikut:
1) Jika probabilitas > 0,05, maka varians dinyatakan homogen.
2) Jika probabilitas < 0,05, maka varians dinyatakan tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis dengan penggunaan uji-t. uji-t dipergunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari kelompok tersebut memiliki perbedaan atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 20.0, kriteria uji hipotesis yaitu sebagai berikut:
a. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen pada peserta didik.
b. jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen pada peserta didik.
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 > 𝜇2 H1 : 𝜇1 < 𝜇2
Keterangan :
H0 : Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis cerpen melalui metode picture and picture siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanging.
H1 : Penggunaan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis cerpen melalui metode picture and picture siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanging.
𝜇1 : Nilai pretest menulis cerpen siswa sebelum diberikan perlakuan.
𝜇2 : Nilai posttest menulis cerpen siswa setelah diberikan perlakuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan peneitian
Pada bab ini, data kuantitatif dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IX B dilakukan secara terperinci. Sesuai dengan penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu penelitian Quasi Experimental Design.
Hasil dari penelitian ini berupa angka (data kuantitatif) yang diperoleh guna mengetahui berpengaruh atau tidaknya menggunakan media gambar terhadap keterampilan menulis cerpen melalui metode picture and picture siswa kelas SMP Negeri 1 Sajoanging. Penelitian yang dilakukan merupakan hasil kuantitatif yang dinyatakan dengan angka dan dioalah dengan teknik analisis data.
Pada kelompok eksperimen, proses pembelajaran menggunakan media gambar melalui metode picture and picture, sedangkan pada kelompok kontrol, tidak menggunakan media gambar dan metode picture and picture. Pada pelaksannan pembelajaran peneliti bertindak sebagai pengajar. Pelaksanaan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di ikuti oleh siswa kelas IX B. Data hasil posttest diperoleh setelah dua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis cerpen.
Data tersebut untuk menentukan perbedaan hasil belajar siswa antara dua kelompok. Pada penelitian ini jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah sebanyak tiga kali, pertemuan pertama pretest, pertemuan kedua pemberian
41
materi menulis cerpen dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan media gambar melalui metode picture and picture, sedangkan pada pertemuan ketiga diadakan posttest. Sebelum dilaksanakan pembelajaran di kelas terlebih dahulu dilaksanakan pretest yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis cerpen. Pada pelaksanaan pretest kelompok eksperimen diikuti oleh 24 siswa dan kelompok kontrol diikuti oleh 24 siswa. Setelah dilakukan pretest kemudian peneliti melaksanakan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda , kemudian dilakukan posttest untuk menentukan perbedaan hasil belajar.
1. Deskripsi Tempat Penelitian
SMP Negeri 1 Sajoanging merupakan Sekolah menegah pertama di Sulawesi Selatan yang merupakan lembaga pendidikan yang beralamat Jl.
Veteran No. 26 Akkajeng, kec. Sajoanging, Kab. Wajo Provensi Selawesi Selatan.
SMP Negeri 1 Sajoanging memliki visi dan misi yaitu visi “Beriman dalam mendidik diri, dinamis dalam mengikuti perkembangan dan pembaharuan, ringkas dalam merencanakan dan melaksanakan program kerja”
dan misi SMP Negeri 1 Sajoanging yaitu:
a. Mewujudkan insan yang religious, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
b. Mengembangkan kerjasama dalam meningkatkanmutu pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
c. Meningkatkan perkembangan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan.
d. Meningkatkan profesionalisme kerja, kesadaran tugas dan tanggung jawab.
e. Mempersiapkan peserta didik yang mandiri
f. Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dalam mengembangkan kebutuhan jasmani dan rohani dalam menyongsong masa depan cerah.
Adapun jumlah siswa SMP Negeri 1 Sajoanging adalah 250 siswa.
Kelas VII berjumlah 85 siswa yang terdiri atas 38 siswa laki-lakidan 47 siswa perempuan. Kelas VIII berjumlah 94 siswa yang terdiri atas 47 siswa laki- laki dan 47 perempuan. Kelas IX berjumlah 71 siswa yang terdiri atas 37 siswa laki-laki dan 34 siswa perempuan. SMP Negeri 1 Sajoanging memeliki 9 ruang kelas yang terdiri atas 3 ruang kelas VII, yaitu VIIA, VIIB, dan VIIC.
3 ruang kelas VIII yaitu, VIIIA, VIIIB, dan VIIIC. 3 ruang kelas IX yaitu, IXA, IXB, dan IXC. Sarana dan prasarana atau fasilitas kelas tergolong memadai yang terdiri aras meja, kursi, white board, boardmarker, dan alat pendukung kelas lainnya. Berikut ruang yang dimiliki SMP Negeri 1 Sajoanging.
Tabel 4.1 Fasilitas SMP Negeri 1 Sajoanging
Nama Ruangan Jumlah
Kelas 12
Ruang Ganti 1
Ruang Kepsek 1
Ruang Guru 1
Ruang Tata Usaha 1
WC Guru 2
WC Siswa 3
Mushollah 1
Lab. Komputer 1
Ruang UKS 1
Perpustakaan 1
Labotarium/Konseling 1
Parkir 2
2. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam katagori penelitian eksperimen dengan penelitian “Pengaruh Media Gambar terhadap Keterampilan
Menulis Cerpen melalui Metode Picture and Picture siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sajoanginng. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar menulis cerpen siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, pada awal kemampuan siswa dan data akhir hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang diberikan ada yaitu tes tertulis (Menulis Cerpen), adapun hasil tes menulis cerpen pada tes pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Keterampilan Menulis Cerpen
NO Nama Siswa Nilai Pre-test Nilai Post-test
1 Agus Fikram 40 80
2 Alda Navilla Ideal 75 95