METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Field Research atau disebut dengan penelitian lapangan artinya “Penelitian yang secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat”.55
Berdasarkan keterangan tersebut peneliti mengadakan penelitian lapangan, di BMT Al-Ihsan Kota Metro.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secara sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat-sifat populasi tertentu. 56
Berdasarkan keterangan tersebut bahwa penelitian ini menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam mengembangkan produk lembaga keuangan syariah di BMT Al- Ihsan Kota Metro.
55 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Edisi 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 80
56 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 2007), h. 14
35
xlix B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua macam sumber data yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber atau subjek dari mana data dapat diperoleh yang berupa benda, gerak atau proses sesuatu.57 Sumber data penelitian diperoleh dari pengelolah dan pengawas syariah BMT Al-Ihsan Kota Metro.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung berupa jumlah keterangan atau fakta dengan memperlajari bahan-bahan perpustakaan. Sumber sekunder merupakan sumber yang diperoleh dari sumber pendukung untuk melengkapi dan memperjelas sumber primer, yang berupa perpustakaan yang berhubungan erat dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh dari permasalahan di lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa bacaan, bahan pustaka, dan laporan- laporan penelitian.
C. Teknik Penumpulan Data 1. Interview
Teknik interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam rangka mengumpulkan data melalui wawancara atau tatap muka langsung.
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan
57 Ibid, h. 77
l
adalah “suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab”.58
Metode interview yang digunakan adalah metode interview bebas terpimpin, artinya interview berjalan dengan bebas tetapi masih dalam bingkai persoalan penelitian. Interview dilakukan dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) BMT Al-Ihsan Kota Metro, dan Kepala Cabang BMT Al-Ihsan Kota Metro, untuk mengetahui peran Dewan Pengawasan Syariah (DPS) dalam pengembangan produk.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya”.59
Dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil data tertulis, visual maupun audiovisual guna memperoleh informasi yang mendalam untuk menjawab pertanyaan penelitian misalnya sejarah berdirinya BMT Al- Ihsan Kota Metro, sarana prasarana, letak geografis, denah dan sebagainya..
D. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dijelaskan mengenai teknik yang digunakan dalam mengambil data dan analisis data. Analisis data kualitatif adalah deskriptif
58 Dja’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 130
59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 135
li
data yang terdiri dari tiga aktivitas yang berlangsung secara bersamaan. Ketiga aktivitas tersebut adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga alur aktivitas tersebut saling keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam analisis data.
1. Reduksi data (Data Reduction)
Mereduksi data ialah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.60
Jadi reduksi data adalah mengolah data mentah yang dikumpulkan dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diringkas dan disistematisasikan agar mudah difahami dan dicermati oleh pembaca.
Terkait dalam hal ini peneliti memproses secara sistematis data-data akurat yang diperoleh terkait dengan peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam pengembangan produk Lembaga Keuangan Syariah pada BMT Al- Ihsan Kota Metro, sehingga dari hasil wawancara dan observasi lapangan ditambah dengan dokumentasi yang ada, proposal skripsi ini dapat difahami dan dicermati secara mudah oleh para pembaca.
2. Penyajian data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori, karena dapat mempermudah merencanakan kerja
60 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 338
lii
selanjutnya.61 Kemudian penyusunan data dilakukan secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang diteliti.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari aktivitas data. Aktivitas ini dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan pola urutan dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi yang diuraikan.62 Di samping itu, kendati data telah disajikan bukan berarti proses analsis data sudah final, akan tetapi masih ada tahapan berikutnya yaitu penarikan kesimpulan yang merupakan pernyataan singkat sekaligus merupakan jawaban dari persoalan yang dikemukakan.
61 Ibid, h. 341
62 Ibid, h. 345
liii BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum Hasil Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Ihsan Kota Metro
KSPPS BMT AL IHSAN BINAUL UMMAH dirintis sejak bulan Oktober tahun 1994 oleh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Pembantu Perwakilan Metro, setelah melakukan kajian dan pelatihan secara mandiri dengan melibatkan kawan kawan yang sudah berkecimpung diberbagai koperasi dan perbankan, maka pada tanggal 24 oktober 1994 dengan modal awal bantuan dari Yayasan Masjid Al Jihad Metro, sebesar Rp.
225.000,- dan bantuan sarana administrasi dari percetakan persada, BMT Al Ihsan mulai beroperasi dengan menjadikan Jamaah masjid yang memiliki usaha kecil sebagai mitra dan calon anggota yang dibiayai.
Pada tanggal 22 Maret 1999 dengan bermodalkan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebesar Rp. 26.275.000,- BMT Al Ihsan resmi berdiri dengan Badan Hukum Nomor :
35/BH/KDK.7.2/III/1999. Landasan Hukum KSPPS BMT AL IHSAN BINAUL UMMAH merupakan bagian dari Gerakan Koperasi di Indonesia yang pendiriannya berdasarkan:
a. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
b. Kepmen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI No.
35/kdk.72/III/1999 tertanggal 22 Maret 1999
liv
c. Keputusan Menteri Negara RI No. 518/003/bh/pad/d.7.04/III/2005 d. Keputusan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Propinsi
Lampung No. M.492/III.10/KK.1/XI/2008.63
BMT Al-Ihsan Kota Metro berdiri pada tanggal 10 Januari 1994, yang beralamatkan di Jl. Cut Nyak Dien no. 32 15b Barat Imopuro Metro Pusat. Letak BMT Al-Ihsan Kota Metro sangat strategis karena dekat pasar Kota Metro yang ada dalam satu kecamatan yaitu Pasar Kota, serta yang menjadi kenyamanan BMT Al-Ihsan Kota Metro adalah tingkat keamanan karena dekat dengan perkotaan. Dengan lokasi BMT Al-Ihsan Kota Metro yang dinilai cukup strategis untuk memudahkan dan
mengaksesnya dapat dijangkau oleh masyarakat sekitar dan tidak ada kesulitan untuk menempuhnya. Dengan adanya kantor cabang BMT Al- Ihsan Kota Metro diharapkan dapat meningkatkan jumlah anggota dan mempeluas jaringan dan mempermudah pelayanannya.
2. Tujuan, Visi dan Misi BMT Al-Ihsan Kota Metro
Operasional BMT Al-Ihsan Kota Metro mempunyai tujuan, visi dan misi sebagai berikut:
a) Tujuan BMT Al-Ihsan adalah meningkatkan kesejahteraan anggota serta membangun ekonomi umat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Syari’at Islam.
63 Dokumentasi dan wawancara dengan Sunaryo, Manager BMT Al-Ihsan, Wawancara, Metro, 18 April 2018
lv
b) Visi BMT Al-Ihsan adalah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah yang “Memajukan dan memakmurkan Anggota menuju ekonomi syariah, untuk menggapai ridho Illahi”.
c) Misi BMT Al-Ihsan Metro
1) Mempelopori kemajuan usaha kecil dan menengah
2) Melaksanakan sistem usaha sesuai syari’ah dalam bermu’amalah 3) Menjadi mediator antara Shohibul maal dengan mudhorib
4) Meningkatkan pelayanan kepada kepada Anggota 5) Melaksanakan bimbingan muslim kaffah. 64
Sesuai dengan tujuan BMT Al-Ihsan Kota Metro diharapkan dapat mensejahterakan anggota serta membangun ekonomi umat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Syari’at Islam.
BMT Al-Ihsan Kota Metro didirikan untuk membantu dan menghindarkan Umat Islam dari sistem riba, dan pinjaman kepada renternir, sehingga tidak terjadi kedzaliman terhadap sesama muslim dalam kegiatan ekonomi. Dan dalam menjalankan Visinya BMT Al-Ihsan Kota Metro sangat menjunjung tinggi nilai islami yang di terapkan kepada Sumber Daya Insani (SDI) kepada karyawan-karyawan BMT, sehingga unggul dalam lembaga keuangan syari’ah yang benar-benar syari’ah.65
64 Dokumentasi dan wawancara dengan Sunaryo, Manager BMT Al-Ihsan, Ibid, Metro, 18 April 2018
65 Anwarsyah, KA Administrasi/Umum, Wawancara, 18 April 2018
lvi
3. Struktur Organisasi BMT Al-Ihsan Kota Metro Gambar 1
Struktur Oraganisasi BMT AL-Ihsan Kota Metro66 yaitu sebagai berikut:
B. Temuan Khusus Hasil Penelitian
1. Produk-produk BMT Al-Ihsan Kota Metro a. Produk Simpanan (Tabungan)
1) Simpangan Mudharabah (Simud) 2) Simpanan Tarbiyah (pendidikan) 3) Simpanan Idul Adha (Qurban) 4) Simpanan Hari Raya Idul Fitri 5) Simpanan Aqiqah
6) Simpanan Berjangka Mudharabah67
66 Dokumentasi BMT Al-Ihsan Kota Metro.
67 Dokumentasi dan Wawancara dengan Anwarsyah, KA Subag Administrasi di BMT AL-Ihsan pada Tanggal 18 April 2018
Rapat Anggota Tahunan
Dewan Pengawas Ketua : Drs. Bujang Dani Sekretaris : Winarno, SH Anggota : Mudhofir
Dewan Syariah Ketua : H. Alfuadi Rusli Anggota : H. Waris
Manager Sunaryo, S.Ag
KA. Sumber Daya Insani Wiwik Andhayani, S.Pd KA. Administrasi/Umum
Anwarsyah
Teller Rofiah
lvii
Keenam produk simpanan BMT AL IHSAN di atas akan dijelaskan satu persatu yaitu sebagai berikut:
1) Simpanan Mudharabah (Simud)
Simpanan mudharabah adalah simpanan dengan sistem bagi hasil keuntungan yang dihitung atas saldo rata-rata harian dan diberikan tiap bulan.
2) Simpanan Tarbiyah (Pendidikan)
Simpanan tarbiyah adalah simpanan yang dikhususkan untuk keperluan pendidikan. Pengambilannya setiap ada keperluan untuk pendidikan. Setiap bulan berhak mendapatkan bagi hasil.
3) Simpanan Idul Adha (Qurban)
Simpanan Qurban adalah simpanan yang dikhususkan untuk keperluan Qurban, yang pengambilannya menjelang hari Raya Qurban (Idhul Adha) anngota berhak mendapatkan bonus.
4) Simpanan Hari Raya Idul Fitri
Simpanan Hari Raya Idul Fitri adalah simpanan yang penarikannya dilakukan saat menjelang hari Raya Idhul Fitri.
Simpanan ini memudahkan nasabah yang membutuhkan dana pada saat Idhul Fitri yang akan datang dan akan mendapatkan bagi hasil yang akan dihitung saldo rata-rata perbulan dijamin aman.
lviii 5) Simpanan Aqiqah
Simpanan aqiqah merupakan simpanan yang penarikannya dilakukan saat nasabah akan melaksanakan aqiqah putra-putrinya.
Simpanan ini aqiqah akan datang dan akan mendapatkan bagi hasil yang akan dihitung saldo rata-rata perbulan dijamin aman.
6) Simpanan Berjangka Mudharabah
Simpanan berjangka mudharabah merupakan simpanan dari anggota BMT untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian dan tidak boleh diambil sampai batas waktu tertentu sesuai dengan perjanjiaan. Bagi hasil yang akan dihitung saldo rata-rata perbulan dijamin aman.
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Musyarakah (Penyertaan Modal) 2) Pembiayaan Mudharabah (Investasi Modal BMT) 3) Pembiayaan Murabahah ( Jual Beli)
4) Pembiayaan Al-Ijaroh (Pure Leasing) 5) Pembiayaan Ar Rahn
6) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil ( Jual Beli dengan Bayar Angsuran) 7) Pembiayaan Qardul Hasan ( Dana Kebajikan)68
Berdasarkan keterangan di atas bahwa ketujuh produk pembiayaan BMT Al-Ihsan akan dijelaskan satu persatu yaitu sebagai berikut:
1) Pembiayaan Musyarakah (Penyertaan Modal)
Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan investasi antara KJKS BMT Al-Ihsan Kota Metro dengan anggota. BMT berada pada posisi penyertaan modal pada usaha anggota, bagi hasil akan di ambil
68 Dokumentasi, dan Wawancara, Anwarsyah, Ibid, Pada Tanggal 18 April 2018
lix
dengan proporsi modal yang disertakan dan di bagi sesuai nisbah bagi hasil yang disepakati antara KJKS BMT Al-Ihsan. Dan jika terjadi resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan bersama. Produk ini belum banyak diminati dan direspon oleh pihak nasabah.
2) Pembiayaan Mudharabah (Investasi Modal BMT)
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan untuk investasi usaha, modal sepenuhnya dari KJKS BMT Al-Ihsan, bagi hasil akan diambil dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.
3) Pembiayaan Murabahah ( Jual Beli)
Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli dengan pembayaran kembali (harga pokok dan keuntungan ) setelah jatuh tempo. Yaitu pembiayaan untuk membeli barang dengan sistem jual beli berdasarkan kebutuhan nasabah dan kesepakatan besama dengan pembayaran kembali seluruhnya pada saat jatuh tempo.
4) Pembiayaan Al-Ijaroh (Pure Leasing)
Pembiayaan Ijaroh adalah pemberi kesempatan kepada penyewa untuk mengambil manfaat dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu. Dan jika sudah selesai maka penyewa berhak
sepenuhnya atas barang sewaannya.
5) Pembiayaan Ar Rahn
Pembiayaan Ar-Rahn merupakan pembiayaan yang
memberikan kemudahan untuk melakukan usaha dengan sistem gadai.
lx
6) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil ( Jual Beli dengan Bayar Angsuran) Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil adalah pembelian untuk keperluan pembelian barang-barang kebutuhan rumah tangga, barang- barang investasi usaha dan lain-lain.
7) Pembiayaan Qardul Hasan ( Dana Kebajikan)
Yaitu pembiayaan terhadap nasabah pengusaha kecil atau bisa juga untuk konsumtif, dan pembayaranya dengan sistem
cicilan/angsuran atau kontan pada waktu jatuh tempo dan tidak ada bagi hasil, melainkan diwajibkan untuk menabung dan membayar infak/sedekah.
2. Peran Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) dalam Pengembangan Produk Lembaga Keuangan Syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro
Dalam rangka menjaga kegiatan usaha yang khususnya BMT Al- Ihsan Kota Metro agar senantiasa berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah, maka diperlukan suatu badan independen yang berdiri dari para pakar syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan. DPS merupakan pengawas suatu lembaga keuangan syariah yang mempunyai peran yang telah ditetapkan oleh DSN-MUI.
Setiap DPS harus melaksanakan perannya dengan penuh amanah dan dedikasi yang tinggi sehingga semua yang diemban oleh para anggota DPS
lxi
dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya sesuai dengan visi dan misi lembaga syariah yang diawasi.69
Disadari bahwa ruang lingkup tugas DPS sebagai pengawasan atas kegiatan BMT sangat luas, yang mencakup draft kontrak, fatwa-fatwa DSN, serta pelaksanaan kontraknya. Maka dari itu dalam melaksanakan pengawasan perlu adanya sekala prioritas. Dalam prinsip ini kegiatan pengawasan ditekankan pada hal-hal yang bersifat penyimpangan dari prinsip-prinsip syariah. Untuk itu pihak pengawas yang dsisini adalah dewan pengawas syariah harus orang-orang yang mengerti betul tentang perbankan, ekonomi syariah dan fiqih muamalat dan dalam bekerja harus penuh hati-hati.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Bujang Dani selaku anggota DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro, diperoleh data bahwa bagi BMT Al-Ihsan Kota Metro peran DPS sangat penting, karena BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang belum begitu dipahami masyarakat, secara kompetensi pengelolanya masih belum diakui oleh masyarakat dapat benar-benar menjalankan prinsip syariah dalam operasional BMT, untuk itu dibutuhkan peran dari DPS untuk bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat bahwa BMT Al-Ihsan Kota Metro menjalankan
operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Berkat kepercayaan dari masyarakat lah maka BMT Al-Ihsan Kota Metro bisa berkembang dengan baik dan memiliki eksistensi di masyarakat, yang dapat menjalankan kedua
69 Wawancara dengan Pengurus DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro Bapak Drs. Bujang Dani pada Tanggal 19 April 2018
lxii
fungsinya yaitu sebagai lembaga bisnis (baitul maal) dan lembaga sosial (baitul tamwil), bahkan mampu menjadi BMT terbesar di Kota Metro.70
Tugas, wewenang dan tanggung jawab DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro mengacu pada Pedoman Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab DPS BMT yang terdapat dalam Pedoman Akad Syariah (PAS) BMT.
BMT yang berbadan hukum koperasi tidak memiliki pedoman pengawasan dan Tata Cara Pelaporan hasil Pengawasan yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan UKM. Meskipun sebenarnya ada Surat Keputusan DSN MUI tentang petunjuk pelaksanaan tugas Dewan Pengawas Syariah di Lembaga Keuangan syariah, tetapi Asosiasi BMT membuat sendiri pedoman tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah di Baitul Maal Wa Tamwil yang termuat dalam PAS BMT.71
Tugas, wewenang dan tanggung jawab DPS BMT Safinah mengacu pada PAS BMT meliputi:
a. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BMT terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI, serta PAS BMT.
b. Menilai aspek Syariah terhadap pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan BMT
c. Memberikan opini dari aspek Syariah terhadap pelaksanaan operasional BMT secara keseluruhan dalam laporan publikasi BMT (audit syariah).
70 Wawancara dengan Bapak Drs. Bujang Dani pada Tanggal 19 April 2018, Ibid
71 Wawancara dengan Bapak Drs. Bujang Dani Tanggal 19 April 2018, Ibid
lxiii
d. Mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada dewan syariah asosiasi untuk diteruskan kepada DSN
e. Menyampaikan hasil pengawasan/ audit syariah sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan kepada Pengurus dan Pengelola, dan menjadi opini pada RAT.72
Di tambahkan lagi pernyataannya bahwa dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS di BMT Al-Ihsan Kota Metro meliputi:
a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan oleh BMT Al-Ihsan.
b. Mengawasi proses pengembangan produk baru BMT Al- Ihsan Kota Metro agar sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majlis Ulama Indonesia.
c. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru BMT yang belum ada fatwanya.
d. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dan penyaluran dan serta pelayanan jasa BMT.
e. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja bank dalam rangka pelaksanaan tugas.73
Jika produk atau jasa baru yang diusulkan sudah ada fatwanya, maka tugas DPS adalah memastikan kesesuaiannya terhadap fatwa yang
72 Wawancara dengan Bapak Drs. Bujang Dani Tanggal 19 April 2018, Ibid
73 Wawancara dengan Bapak Drs. Bujang Dani Tanggal 19 April 2018, Ibid
lxiv
dikeluarkan oleh DSN-MUI, serta PAS BMT. Mekanisme permohonan produk dan jasa baru yang sudah ada fatwanya diusulkan oleh bagian marketing kepada manajer kemudian didiskusikan. Hasil diskusi bagian marketing dengan manajer kemudian disampaikan kepada pengurus, pengawas syariah dan penasihat. Setelah dibahas antara pengurus,
pengawas dan penasihat, maka disetujui atau tidaknya produk disampaikan dan ditentukan disana, kemudian hasilnya disampaikan kepada manajer.
Dalam pembahasan tersebut pengawas syariah memainkan peran penting untuk mengkaji apakah produk baru yang diajukan tersebut sesuai dengan syariah, dilihat dari akad-akadnya dan dilihat kesesuaiannya dengan fatwa yang telah ada.
Mengenai tugas mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan kepada dewan syariah asosiasi untuk diteruskan kepada DSN, yang dimaksud diteruskan kepada DSN bukan DSN secara kelembagaaan akan tetapi kepada dewan syariah asosiasi BMT yang anggotanya terdapat anggota DSN. Jadi secara kelembagaan atau struktural DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro tidak ada hubungan dengan DSN, tapi ada hubungan secara personal dalam arti beberapa anggota atau pengurus DSN menjadi DPS asosiasi BMT. 74
Sebelum BMT Al-Ihsan Kota Metro mengeluarkan produk baru, yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah draft kontrak apakah telah
74 Wawancara dengan Winarso, SH Anggota DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro Tanggal 20 April 2018
lxv
sesuai dengan syariah dan hukum positif ataukah belum. Menurut Nur Rahmad. ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam kontrak adalah:
a. Bahasa b. Saksi-saksi
c. Pembebanan Bea Materai d. Perpajakan
e. Peraturan terkait75
Di tambahkan lagi pernyataannya berikut ini:
“Jika produk dan atau jasa baru yang diusulkan sudah ada fatwanya, maka tugas DPS adalah memastikan kesesuaiannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI, serta PAS BMT.
Mekanisme permohonan produk dan jasa baru yang sudah ada fatwanya diusulkan oleh bagian marketing kepada manajer kemudian didiskusikan. Hasil diskusi bagian marketing dengan manajer kemudian disampaikan kepada pengurus, pengawas syariah dan penasihat. Setelah dibahas antara pengurus, pengawas dan penasihat, maka disetujui atau tidaknya produk disampaikan dan ditentukan disana, kemudian hasilnya disampaikan kepada manajer. Dalam pembahasan tersebut pengawas syariah memainkan peran penting untuk mengkaji apakah produk baru yang diajukan tersebut sesuai dengan syariah, dilihat dari akad- akadnya dan dilihat kesesuaiannya dengan fatwa yang telah ada.76 Ditambahkan lagi pernyataannya bahwa “mekanisme pengajuan produk baru di BMT Al-Ihsan Kota Metro, jika produk tersebut telah ada fatwa dari DSN atau PAS BMT maka urutannya adalah dimulai dari usulan ke marketing, terus ke manajemen, kemudian ke pengurus dan terakhir ke DPS.77
Berdasarkan keterangan di atas bahwasannya produk yang akan diajukan oleh BMT Al-Ihsan Kota Metro harus lewat prosedur terlebih
75 Wawancara dengan Winarno, SH Tanggal 20 April 2018
76 Wawancara dengan Winarno, SH Tanggal 20 April 2018
77 Wawancara dengan Winarno, SH Tanggal 20 April 2018