• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYARI’AH PADA BMT AL-IHSAN KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SYARI’AH PADA BMT AL-IHSAN KOTA METRO "

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) mempunyai tugas utama melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (NSC). Dewan Pengawas Syariah (DPS) juga harus memastikan bahwa seluruh kontrak, prosedur, dan transaksi yang dilakukan lembaga keuangan syariah mematuhi aturan Islam. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Pengembangan Produk Lembaga Keuangan Syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro”.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam pengembangan produk lembaga keuangan syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro. Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Pengembangan Produk Lembaga Keuangan Syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro. Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa BMT Al-Ihsan Kota Metro merupakan lembaga keuangan syariah.

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORETIK

Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)

  • Pengertian Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)
  • Kedudukan Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)
  • Peran dan Fungsi Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)

Sedangkan skripsi yang penulis kerjakan adalah tentang Peran Dewan Pengawas Syariah dalam Pengembangan Produk Lembaga Keuangan Syariah di BMT Al-Ihsan Metro. Berdasarkan informasi tersebut, penelitian ini secara sistematis, faktual dan akurat menggambarkan peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam pengembangan produk lembaga keuangan syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro. Selanjutnya wawancara dengan Bapak Nur Rahamad selaku Dewan Pengawas Syariah BMT Al-Ihsan Kota Metro diperoleh data bahwa.

Hal senada diungkapkan Wiwik Andayani selaku pengurus BMT Al-Ihsan Kota Metro yang tidak dimiliki oleh pengawas syariah. Apabila BMT Al-Ihsan Kota Metro mengalami pengalihan, DPS berwenang dan wajib memberikan teguran.

Baitul Mal wa Tamwil (BMT)

  • Pengertian Baitul Mal wa Tamwil (BMT)
  • Dasar dan Hukum BMT
  • Badan Hukum BMT
  • Produk BMT

Peran Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) dalam Pengembangan Produk

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Interview/Wawancara
    • Observasi
    • Dokumentasi
  • Teknik Analisa Data
    • Reduksi Data (Data Reduction)
    • Penyajian Data (Data Display)
    • Penarikan Kesimpulan

BMT Al-Ihsan Kota Metro didirikan pada tanggal 10 Januari 1994 dan berlokasi di Jl. Cut Nyak Dien No. Dengan adanya BMT Al-Ihsan cabang Kota Metro diharapkan dapat menambah jumlah anggota, memperluas jaringan dan memudahkan pelayanan. Struktur Organisasi BMT Al-Ihsan Kota Metro Gambar 1 Gambar 1. Struktur organisasi BMT AL-Ihsan Kota Metro66 adalah sebagai berikut :.

Mengawasi proses pengembangan produk baru BMT Al-Ihsan Kota Metro agar sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia. Sebelum BMT Al-Ihsan Kota Metro mengeluarkan produk baru, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah apakah draft kontraknya sudah dibuat. Berdasarkan informasi di atas, produk yang akan diajukan BMT Al-Ihsan Kota Metro harus melalui prosedur terlebih dahulu.

Pentingnya peran DPS dalam menjaga penegakan prinsip syariah di BMT, disampaikan DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro. Hasil wawancara menunjukkan bahwa peran DPS dalam pengembangan produk BMT AL-Ihsan di Kota Metro tidak bersifat langsung. Sebagai pengawas syariah, DPS berperan dalam menentukan produk apa saja yang akan dikeluarkan BMT Al-Ihsan Kota Metro agar selalu dapat dijaga dan dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.

Pedoman tugas, wewenang dan tanggung jawab DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro mengacu pada PAS BMT, tidak ada kaitan atau hubungan struktural dengan DSN.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Temuan Umum Hasil Penelitian

  • Sejarah Berdirinya BMT Al-Ihsan Kota Metro
  • Visi dan Misi BMT Al-Ihsan Kota Metro
  • Struktur Organisasi BMT Al-Ihsan Kota Metro

KSPPS BMT AL IHSAN BINAUL UMMAH dirintis pada bulan Oktober 1994 oleh Asisten Perwakilan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Metro, setelah melakukan kajian dan pelatihan mandiri dengan melibatkan teman-teman yang berkecimpung di berbagai koperasi dan perbankan, selanjutnya pada tanggal 24 Oktober 1994 dengan inisial bantuan modal dari Yayasan Masjid Al Jihad Metro sebesar Rp. Pada tanggal 22 Maret 1999, dengan modal simpanan utama dan simpanan wajib anggota sebesar Rp. BMT Al Ihsan resmi didirikan dengan Nomor Badan Hukum. Lokasi BMT Al-Ihsan Kota Metro sangat strategis karena dekat dengan Pasar Kota Metro yang berada di kecamatan yaitu Pasar Kota, dan yang membuat BMT Al-Ihsan Kota Metro nyaman adalah tingkat keamanan karena dekat kota.

Dengan letak BMT Al-Ihsan Kota Metro yang dinilai cukup strategis dan mudah diakses oleh masyarakat sekitar serta tidak menjadi masalah untuk menempuhnya. Sejalan dengan tujuan BMT Al-Ihsan Kota Metro diharapkan dapat mensejahterakan anggotanya dan mengembangkan perekonomian umat untuk mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan syariat Islam. BMT Al-Ihsan Kota Metro didirikan untuk membantu dan menjauhkan umat Islam dari sistem riba dan peminjaman kepada rentenir agar tidak terjadi kezaliman terhadap sesama umat Islam dalam kegiatan perekonomian.

Dan dalam menjalankan visinya, BMT Al-Ihsan Kota Metro menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang diterapkan pada Sumber Daya Manusia (SDI) bagi pegawai BMT agar unggul dalam lembaga keuangan yang benar-benar syari'ah.

Temuan Khusus Hasil Penelitian

  • Produk-produk BMT Al-Ihsan Kota Metro
  • Peran Dewan Syariah dalam Pengembangan Produk Lembaga

BMT dalam posisi penyertaan modal pada usaha anggota, bagi hasil akan diambil sesuai dengan proporsi modal yang bersangkutan dan dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati antara KJKS BMT Al-Ihsan. Untuk menjaga agar kegiatan usaha khususnya BMT Al-Ihsan Kota Metro tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah, diperlukan suatu badan independen yang terdiri dari para ahli muamelah syariah yang mempunyai pengetahuan umum di bidang perbankan maupun perbankan. Berkat kepercayaan masyarakat, BMT Al-Ihsan Kota Metro dapat berkembang dengan baik dan eksis di masyarakat sehingga dapat mewujudkan kedua hal tersebut.

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro mengacu pada Pedoman Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab DPS BMT yang terdapat dalam Pedoman Akad Syariah (PAS) BMT. Menilai dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah terhadap pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan BMT Al-Ihsan. Dengan demikian secara kelembagaan atau struktur DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro tidak mempunyai keterkaitan dengan DSN namun terdapat hubungan personal dalam artian sebagian anggota atau pengurus DSN menjadi DPS Himpunan BMT.

Dalam pembahasan ini, pengawas syariah berperan penting dalam menentukan apakah produk baru yang diusulkan sesuai dengan syariah, dilihat dari akadnya dan dinilai kesesuaiannya dengan fatwa Metro yang ada, apakah produk tersebut fatwa DSN atau PAS BMT. , lalu urutannya mulai dari proposal ke pemasaran, berlanjut ke manajemen, lalu ke pengurus dan terakhir ke DPS. 77. Selain hal di atas, BMT Al-Ihsan Kota Metro juga memberikan kewenangan kepada DPS untuk memberikan teguran apabila terdapat penyimpangan bahkan menghentikan kegiatan jika terbukti ditemukan pelanggaran prinsip syariah terhadap kegiatan yang dilakukan BMT. Al-Ihsan dilakukan. Kota Metro. 80. Selidiki apakah pemberian informasi secara lengkap oleh BMT Al-Ihsan Kota Metro kepada anggota baik tertulis maupun lisan tentang persyaratan mudharabah telah dilakukan.

Memeriksa apakah BMT Al-Ihsan Kota Metro tidak menjanjikan hadiah yang telah ditentukan berupa persentase pengembalian pada saat menawarkan produk tabungan dan investasi.

Pembahasan

Jika melihat dari hasil penelitian dan wawancara terlihat jelas bahwa peran DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro dalam mengembangkan produk-produk yang dikeluarkan BMT Al-Ihsan Kota Metro sangat diperlukan. Selanjutnya peran DPS dalam pengembangan produk BMT Al-Ihsan Kota Metro terlihat dari usulan produk dan/atau jasa baru yang sudah mempunyai fatwa, sehingga tugas DPS adalah memastikan kepatuhan terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. . serta SETELAH BMT. Kemudian dalam mekanisme pengiriman produk baru ke BMT Al-Ihsan Kota Metro harus ada fatwa dari DSN atau PAS BMT, jadi urutannya mulai dari proposal ke pemasaran, berlanjut ke manajemen, lalu ke manajemen dan terakhir ke DPS, dan seterusnya. . di dalam.

Oleh karena itu, produk yang diajukan BMT Al-Ihsan Kota Metro harus melalui prosedur terlebih dahulu dan harus memiliki fatwa agar lebih mudah disampaikan kepada regulator syariah. Hasil wawancara dengan BMT Al-Ihsan Kota Metro adalah BMT AL-Ihsan Kota Metro wajib memberikan fasilitas kepada DPS, jika memang kinerja DPS penuh tanggung jawab, dan BMT Al-. Namun menurut penulis, meskipun BMT Al-Ihsan Kota Metro tidak melakukan penyimpangan, namun hal-hal di atas lah yang membuat kemungkinan terjadinya penyimpangan praktik BMT terhadap fatwa DSN sangat terbuka, karena pengawasan BMT tanpa induk.

Selain itu, pada produk pembiayaan DPS BMT Al-Ihsan Kota Metro diterapkan berbagai prinsip yaitu Muhdarabah yaitu pengujian substantif atas transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah yang wajib dilakukan oleh DPS. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam pengembangan produk lembaga keuangan syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro, dapat disimpulkan bahwa tugas dan wewenang DPS di BMT Al-Ihsan Kota Metro -Ihsan Kota Metro berperan sangat penting dalam pengembangan produk syariah di BMT Al-Ihsan Kota Metro. Kepada lembaga keuangan syariah pada umumnya dan BMT Al-Ihsan Kota Metro pada khususnya agar memperkuat DPS dengan mengoptimalkan fungsi kontrol syariah khususnya dalam pengembangan produk-produk yang akan dikeluarkan oleh BMT.

Bagi Lembaga Keuangan Syariah pada umumnya dan BMT Al-Ihsan Kota Metro pada khususnya agar mengadakan program rutin untuk membina spiritualitas para pengelola lembaga keuangan syariah agar kuat keimanannya dan dapat memperkuat sistem pengawasan hati nurani (riqobah dzatiyah) serta membantu mengawasi penerapan prinsip – prinsip syariah khususnya dalam pengembangan produk baru.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Keberadaan Dewan Pengawas Syariah di setiap lembaga keuangan mikro syariah menjadi faktor penting dalam penegakan prinsip syariah di lembaga tersebut. Peran penting ini tergantung pada pemahaman masing-masing BMT dan penempatan peran DPS di BMT masing-masing. Keberhasilan pelaksanaan tugas dan wewenang pengawasan syariah bergantung pada independensi mereka dalam mengambil pertimbangan atau keputusan yang diperlukan.

Saran

Akhmad Faozan, “Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syariah pada Lembaga Keuangan Syariah” (Jurnal el-JIZYA, Bagian II, No. 1, Januari – Juni 2014) Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2005 ). Rinda Asytuti, Isu Kontemporer Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia, (Pekalongan: CV. Duta Media Utama, 2015).

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, berdasarkan penggolongan bank syariah ditemukan hasil yaitu pada sampel Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, Bank pembiayaan Rakyat Syariah menunjukan financial constraints

Skripsi yang ditulis oleh Meri Diana Puteri Mahasiswi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tahun 2019, dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di