METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Daerah dan Waktu Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ini adalah PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar. Sedangkan waktu yang dibutuhkan mengadakan penelitian guna pengumpulan data selama dua bulan yaitu mulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2019.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan dianalisis dalam penyusunan dan penulisan penelitian ini bersumber dari:
3.2.1. Jenis Data 1. Data Kualitatif
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk keterangan-keterangan secara tertulis seperti sejarah singkat,profil perusahaan,struktur organisasi perusahaan serta penjelasan job describtion dari struktur organisasi tersebut berupa buku perusahaan PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello.
2. Data Kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dari PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello yang berisikan angka-angka atau hitungan-hitungan serta data lainnya yang dapat menunjang pembahasan
ini dalam bentuk buku laporan keuangan perusahaan pertahun yang diperoleh dari staf keuangan PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello.
3.2.2. Sumber Data 1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello melalui wawancara dengan staf keuangan, dan sejumlah personalia yang dapat menunjang pembahasan ini.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen- dokumen berupa buku laporan keuangan dan profil perusahaan PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello yang menunjukkan data keuangan seperti neraca,laporan rugi-laba, serta dokumen yang menunjang pembahasan penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh bahan informasi sehubungan dengan penulisan penelitian ini,maka penulis menggunakan metode dan prosedur pengumpulan data dan informasi sebagai berikut:
1. Penelitian kepustaka (Library Reserce) yaitu penelitian yang digunakan degan cara mengumpulkan beberapa teori/formulasi yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.
2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang digunakan dengan cara penulis terjun langsung di lapangan untuk meneliti dengan cara melakukan wawancara dengan pihak perusahaan pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar,terutama bagian keuangan dan akutansi.
3.4. Metode Analisis
Untuk menguji sejauh mana kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya,maka metode untuk menganalisa data keuangan selama kurun waktu 5 tahun (2003-2017)adalah sebagai berikut.
1. Analisis Rasio Solvabilitas,dengan alat analisis sebagai berikut : a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
b. Debt To Equity Ratio (DER)
Merupakan perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
2. Analisis Ratio Profitabilitas dengan alat analisis sebagai berikut:
Return On Investment
Return On Investment (ROI) atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahiu rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
3.5. Definisi Operasional
1. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar.
2. Debt to Asset Ratio (DAR); Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui pada PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar.
3. Debt To Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
4. Profitabilitas adalah kemampuan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar memperoleh laba, semakin besar tingkat keuntungan/laba, semakin baik pula manajemen dalam mengelola perusahaan.
8. Return On Investment (ROI) atau return on assets menunjukkan kemampuan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
9. Net Profit Margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar pada setiap penjualan yang dilakukan.
10. Total Assets Turnover atau TATO menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar didalam menghasilkan volume penjualan tertentu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan
PT PLN (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dibidang ketenagalistrikan. Untuk menjalankan proses bisnisnya, PLN membagi ke dalam beberapa Divisi, Regional, dan Unit. Salah satunya adalah Regional Sulawesi yang di pimpin oleh bapak Syamsul Huda selaku Direktur Bisnis Regional Sulawesi. Dalam regional tersebut, terbagi dalam beberapa unit induk dan unit pelaksana yang memiliki bidangnya masing-masing, mulai dari pembangkitan, transmisi/penyaluran, distribusi, dan niaga.
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan Tello adalah salah satu unit dibawah naungan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran Sulawesi yang bergerak di bidang pembangkitan. PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello atau lebih sering disebut PLN UPDK Tello beralamat di Jalan Urip Sumohardjo Km 7, Makassar.
PLN UPDK Tello menaungi dan mengelola beberapa pembangkit yang memproduksi listrik, yaitu Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Diesel (ULPL- PLTD) Tello, Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Gas (ULPL-PLTG) Tello, Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Diesel (ULPL-PLTD) Selayar, dan PLTU Barru yang di kelola bersama anak perusahaan PT Indonesia Power.
PLN UPDK Tello dipimpin oleh Manager UPDK dan dibantu Oleh 3 Manager Bagian di masing-masing bidang, yaitu; Manager Bagian Operasi &
Pemeliharaan (OPHAR) yang meliputi kegiatan pengelolaan pembangkit listrik mulai dari Energi Primer, Perencanaan & Pengendalian Pengoperasian serta Pemeliharaan Pembangkit, Transaksi energi, Lingkungan, K3 & Keamanan.
Kedua Manager Bagian Enjiniring (ENJ) yang meliputi kegiatan perencanaan perusahaan dan kinerja perusahaan secara teknis. Ketiga, Manager Bagian Keuangan, SDM & Administrasi (KSA)yang meliputi kegiatan finansial, SDM &
Kepegawaian, serta Kesekretariatan & Umum. PLN UPDK Tello memiliki pergawai berjumlah 102 Orang dan Tenaga Alih Daya (Outsourcing) sebanyak 154 Orang.
4.1.2 Sejarah Perusahaan
Dalam meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya, maka pemerintah dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap sebanyak 2 unit (2 x 12,500 MW) yang berlokasi di Tello. Pada tahun 1971 mulai beroperasi dan diresmikan oleh presiden Republik Indonesia Soeharto.
Untuk menunjang kelancaran pasokan listrik, maka pada tahun 1973 dibangun 2 unit mesin Diesel dengan daya terpasang (2 x 2,8 MW) berlokasi di area PLTU Tello. Pada bulan Juni 1976 dibentuk Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan Unit Asuhan PLTD Bontoala dan GI / Transmisi.
Tahun 1976 PLN Wilayah VIII mendapat tambahan 1 Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Westcan dengan daya terpasang 14,466 MW. Dengan berkembangnya pembangunan di kota Makassar dan sekitarnya serta sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. PLN (PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello mendapatkan beberapa pembangkit yaitu :
- Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alsthom (Alsthom 1 = 21,300, Alsthom 2 = 20,100 MW)
- Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi (2 x 12,600 MW) - Tahun 1988 dibangun 2 unit PLTD SWD (2 x 12,396 MW) - Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE (2 x 33,400 MW)
Untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang berada di daerah kerja PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello kepada pelanggan, serta untuk menunjang / mengantisipasi pertumbuhan beban pada daerah–daerah baru, maka secara bertahap sejak tahun 1969 dibangun transmisi sistem tegangan 30 kV dan Gardu Induk (Tello 30 kV, Bontoala, Kalukuang Sungguminasa, Borongloe, Mandai dan Tonasa I) serta perluasan Gardu Induk Existing.
Selanjutnya dibangun saluran transmisi sistem tegangan 70 kV dan sistem tegangan 150 kV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa III, Daya, Tello 70 kV, Tello 150 kV, Tallo lama dan Takalar) serta perluasan Gardu Induk existing.
Pada bulan Agustus 1997 unit PLTD Bontoala dikeluarkan dari pengusahaan. Pada bulan Februari 1999 PT. PLN Sektor Tello mendapat tambahan unit asuhan PLTD Bulukumba.
Pada bulan Juni 2003 PT. PLN Sektor Tello berubah nama menjadi PT.
PLN (PERSERO) UNIT BISNIS SULSELRA UNIT PEMBANGKITAN I dimana Unit PLTD Bulukumba diserahkan pengelolaannya ke UNIT PEMBANGKITAN II dan Unit GI / Transmisi diserahkan pengelolaannya ke PLN UP2B, tetapi mendapat tambahan unit asuhan yaitu PLTD Kendari dan PLTD Bau-bau, dan pada tahun 2004 PT. PLN UNIT PEMBANGKITAN I berubah menjadi PT. PLN (PERSERO) WIL. SULSEL DAN SULTRA SEKTOR TELLO.
Pada bulan Maret tahun 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD Bau- Bau memisahkan diri dari PLN Sektor Tello dan menjadi sektor tersendiri yaitu Sektor Kendari. Perubahan dilakukan kembali pada bulan November 2010, Unit PLTD Selayar yang semula merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.
Pada bulan Mei 2012 Unit PLTU Barru yang semula merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello. Tahun 2013, berdasarkan SK Direksi No. 570 .K/DIR/2012 tanggal 30 November 2012, Sektor Tello berubah menjadi Sektor Pembangkitan Tello dengan struktur organisasi perubahan terlampir.
Pada bulan Juli 2014, Unit PLTU Barru dijasa O&M kan ke Indonesia Power sehubungan dengan SK Dir No 440.K/DIR/2014 tanggal 27 Agustus 2014, terjadi perubahan struktur organisasi Sektor Pembangkitan Tello.
Pada bulan November 2018, PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello resmi berubah nama menjadi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello.
Adapun visi dan misi dari PT PLN (Persero) itu sendiri,yaitu:
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Dengan motto “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”
4.1.3 Struktur Organisasi
MANAJER BAGIAN KEU.SDM dan ADMINISTRASI
MANAJER UPDK
SUPERVISOR SDM dan UMUM
SUPERVISOR KEUANGAN MANAJER BAGIAN
OPERASI &
PEMELIHARAAN
SUPERVISOR LOGISTIK
SUPERVISOR ENERGI PRIMER
SPV RENDAL OPHAR & TE MANAJER
BAGIAN ENJINIRING
PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN
PEJABAT PELAKSANA LINGKUNGAN
PEJABAT PELAKSANA K3 &
KEMANANAN
4.1.4 Uraian Tanggungjawab dan Tugas Manajer UPDK Tello
Manajer Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan bertanggungjawab atas perencanaan,evaluasi operasi dan pemeliharaan pembangkit serta membina pengelolaan Unit Layanan Pusat Listrik secara optimal untuk mencapai produksi tenaga listrik secara efesiebb sesuai tata kelola pembangkit untuk menghasilkan mutu keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan.
Tugas Pokok:
- Merencanakan dan menyusun program kerja Unit Pelaksanaan Pengendalian Pembangkitan sebagai pedoman kerja dan bahan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pelaksana.
- Membina dan mengendalikan tata kelola operasi dan pemeliharaan Unit Layanan Pusat Listrik,pengadaan dan pemakaian material (spare parts,bahan bakar,pelumas dan bahan kimia,material konsumabel dan lain- lain) untuk mencapai target kerja pembangkitan.
- Menyusun laporan realisasi kinerja untuk pertanggungjawaban pencapaian realisasi target kinerja dan upaya perbaikan.
- Menetapkan dan mengendalikan anggaran Operasi dan Pemeliharaan kepada Unit Layanan Pusat Listrik.
- Mengelola kegiatan CSR(Corperate Social Responsibility) sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Meningkatkan efesiensi dan keandalan Unit Layanan Pusat Listrik serta mendorong terlaksananya perbaikan secara berkesinambungan.
- Mengimplementasikan Tata Kelola Pembangkitan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan berbasis Keselamatan,Kesehatan Kerja,Keamanan dan Lingkungan (K3L)
- Mengelola dan mengembangkan SDM di Unitnya dengan melaksanakan Coaching,Monitoring dan Counceling (CMC) selaras dengan kebijakan MSDM-BK.
MANAJER BAGIAN 1. Manajer Bagian Enjiniring
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tata kelola reability improvement dan effecientcy management,standarisasi,inovasi Enjiniring pembangkitan dan evaluasi implementasinya dengan dukungan Sistem Informasi Teknologi untuk menjamin tingkat keandalan pembangkit dan mencapai target kinerja perusahaan yang terlah ditetapkan.
Tugas Pokok:
- Mengkoordinasikan,menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan SERP(System Equipment Reliability Prioritization) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) peralatan pembangkit.
- Mengkoordinasikan,menganalisa dan mengevaluasi RCFA (Root Cause Failure Analysis) pembangkit.
- Mengkoordinasikan,menganalisa dan mengevaluasi kegiatan dan rekomendaai PdM (Pemeliharaan Prediktif) peralatan pembangkit.
- Melaksanakan assessment kesehatan peralatan pembangkit dan membuat rekomendasi pemulihan/penyehatan pembangkit.
- Mengkoordinasikan,merencanakan dan mengevaluasi kegiatan teknologi informasi,meliputi pemeliharaan data informasi,pemeliharaan infrastruktur,keamanaan informasi dan pelayanan kebutuhan user.
- Mengkoordinasi penyususnan PRK (Program Rencana Kerja) bagian Enjiniring.
- Mengkoordinasi kegiatan OPI (Operational Performance Improvement) dan ISO (International Organization for Standardization)
2. Manajer Bagian Keuangan,SDM dan Administrasi
Merencanakan,mengkoordinasikan,mengendalikan dan mengevaluasi fungsi sekretariat dan umum,pengelolaan administrasi SDM,pengelolaan sumber daya keuangan secara optimal,fungsi akuntansi,pengendalian logistik umum dan mengatur serta mengkoordinasikan keamanan dan K3 dalam mendukung peningkatan kinerja perusahaan.
a. Supervisor SDM dan Umum
Tujuan dari jabatan supervisior SDM dan Umum adalah memonitor perencanaan dan pengembangan SDM dan Organisasi serta manajemen SDM yang efektif efesien dan produktif guna tercapainya kinerja perusahaan dan mengatur pemanfaatan dan pemeliharaan
fasilitas dan sarana kantor untuk dapat digunakan seoptimal mungkin sesuai peraturan yang berlaku serta mengatur administrasi surat menyurat.
Tugas Pokok:
- Melakukan perencanaan terhadap kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga kantor,pemeliharaan kendaraan dinas,serta pengadaan fasilitas kantor.
- Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pemeliharaan fasilitas kantor yang menyangkut sarana dan prasarana, serta mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu guna menjaga tersedianya fasilitas yang mampu mendukung terlaksananya kegiatan kantor, baik itu perbaikan terhadap fasilitas yang telah ada maupun pengadaan fasilitas baru untuk mengganti sarana dan prasarana yang telah rusak.
- Melaporkan hasil kerja per waktu tertentu berkaitan dengan pelaksaan tugas Sekretariat & Umum, serta administrasi SDM yang disampaikan langsung kepada Manajer Bagian SDM, Keuangan &Administrasi
- Mengelola kehumasan untuk membangun komunikasi yang efektif dengan pihak-pihak terkait
- Pemuktahiran data SAP, mengawasi dan menegakkan disiplin pegawai, memonitor pelaksanaan diklat
- Memonitor penyusunan usulan pembinaan kompetensi & karir , rotasi, mutasi, penilaian pegawai dan struktur organisasi serta job description agar dapat dilaksanakan sesuai dengan kententuan perusahaan
- Mengatur pelaksanaan pembuatan Surat Keputusan (SK)
- Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan di bidang Kepegawaian dan Diklat untuk peningkatan kinerja
- Memeriksa penyusunan daftar gaji & emolument serta pajak b. Supervisior Keuangan
Tujuan dari jabatan supervisior keuangan adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja keuangan pada fungsi akuntansi dan monitoring anggaran, pengendalian laporan keuangan, serta peningkatan kinerja perusahaan.
Tugas pokok:
- Melakukan penyusunan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) - Memonitoring Pelaksanaan pembayaran tagihan Anggaran Operasi - Memonitoring Pelaksanaan pembayaran tagihan Anggaran Investasi 3. Manajer Bagian Operasi dan Pemeliharaan
Menganalisa,mengevaluasi dan menyempurnakan kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkit sehingga dapat menunjang penyediaan tenaga listrik yang handal dan efesien.
Tugas Pokok:
- Melaksanakan tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkupnya.
- Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
- Mengawasi pekerjaan operasi dan pemeliharaan unit dan mengevaluasi hasil kerja operasi dan pemeliharaan pembangkit.
- Mengawasi manajemen outage.
- Mengelola pemeliharaan preventive, korektif, re-engineering & OH, termasuk ketersediaan tools.
- Membuat berita acara transfer energi
- Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan di bidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan motivasi kerja.
- Membina bawahan yang menjadi kewenangannya.
- Mengkoordinasikan dan mengendalikan biaya operasi dan pemeliharaan dan pengadaan bahan (spare part dan bahan bakar) secara efektif dan efisien sesuai anggaran yang ditetapkan.
a. Supervisor Logistik
Melaksanakan, menganalisa dan mengevaluasi kualitas, kuantitas, administrasi pemakaian dan masuknya bahan bakar, pelumas dan material lainnya agar sesuai dengan spesifikasi yang diminta untuk kelancaran proses produksi serta mensirkulasikan penyimpanan dan pengeluaran barang-barang keperluan pembangkitan sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan.
Tugas pokok:
- Mensupervisi, mengelola dan mengendalikan proses administrasi barang yang masuk agar sesuai dengan spesifikasi.
- Menganalisa, mengevaluasi dan menyempurnakan laporan pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran bahan bakae, pelumas dan material lainnya.
- Mensupervisi, mengelola dan mengendalikan pembuatan PO (Purchase Order)
- Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar kualitas dan kuantitas sesuai dengan spesifikasi.
- Mengelola, memonitor dan mengendalikan penerimaan, pemakaian dan selisih bahan bakar, pelumas dan material lainnya
- Mengelola, memonitor dan mengendalikan penerimaan dan pemakian stock bahan bakar, pelumas dan material lainnya.
b. Supervisor Energi Primer
Mengelola, memonitor dan mengendalikan kebutuhan batubara sesuai dengan spesifikasi masing-masing unit layanan guna menjaga ketersediaan energi primer dalam produksi tenaga listrik yang handal dan efisien.
Tugas pokok:
- Melaksanakan, menganalisa dan mengevaluasi SOP penerimaan batu bara dari pemasok dan pihak ketiga untuk kelancarab pasokan persediaan batubara pembangkit.
- Mensupervisi, mengelola dan mengendalikan laporan realisasi kualitas batubara.
- Menganalisa, mengevaluasi dan menyempurnakan spesifikasi tiap jenis batubara pembangkit.
- Menyusun, mengevaluasi, dan merekomendasikan rencana penggunaan batu bara, guna mendukung perumusan strategi manajemen supply chain.
- Mengelola, memonitor dan mengendalikan kebutuhan batubara pembangkit bulanan dan tahunan
- Melaksanakan, mereview dan merekomendasikan penyempurnaan data mengenai kontrak pengadaan batubara.
c. Superivisor Perencanaan dan Pengendalian Operasi dan pemeliharaan dan Transaksi Energi (RENDAL OPHAR & TE).
Mengkoordinasi, mensupervisi dan mengevaluasi operasional, pemeliharaan, serta pengukuran transaksi energi unit PLTU/PLTD untuk mendukung penyediaan tenaga listrik yang handal dan efisien.
- Melakukan supervisi, koordinasi, dan pengawasan terhadap operasional dan pemeliharaan unit pembangkit dan mengevaluasi laporan operasi dan pemeliharaan unit PLTU/PLTD.
- Merencanakan serta mengendalikan kegiatan operasional dan pemeliharaan unit pembangkit serta pengawasan terhadap transaksi energi listrik.
- Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan LKAO (Laporan Keuangan Anggaran Operasi) tahunan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan dan LKAO tahunan pos 5.31 (bahan bakar)
- Supervisi pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan dievaluasi.
- Supervisi pelaporan penggunaan dan kebutuhan bahan bakar, laporan pola pembebanan, laporan kegiatan pemeliharaan.
- Melakukan review SOP
- Melaksanakan peraturan SMM (Sistem Manajemen Mutu) , SML (Sistem Manajemen Lingkungan), SMK3 & K2LH (Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Keselamatan Ketenagalistrikan &
Lingkungan Hidup)
- Melakukan pengembangan, pembinaan serta penilaian bawahan dibidangnya untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan motivasi kerja.
PEJABAT PELAKSANA
1. Pejabat Pelaksana Pengadaan
- Melaksanakan pengadaan barang/jasa.
- Melakukan pelaksanaan proses pelelangan pengadaan/jasa umum.
- Menyusun dan mengevaluasi kontrak pengadaan barang/jasa atau surat perjanjian
- Melakukan penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) - Melakukan pengawasan aktifitas manajemen resiko
2. Pejabat Pelaksana Lingkungan
- Melaksanakan studi kelayakan lingkungan dan perizinan terkait lingkungan.
- Pengelolaan dokumen dan perizinan lingkungan
- Melakukan penyusunan dan perencanaan aktifitas pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
- Mengawasi aktifitas kepatuhan lingkugan.
3. Pejabat Pelaksana K3 dan Keamanan.
- Melaksanakan pengelolaan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
- Melakukan identifikasi bahaya,penilaian dan pengendalian terhadap resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
- Menyusun prosedur keselamatan bekerja sesuai peraturan keselamatan ketenaga listrikan.
- Mengawasi pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
4.1.5 Makna Logo PLN
Lambang PT PLN (Persero) terdiri dari :
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen- elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
4.2 Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset dibiayai dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset.
Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan misalnya dalam hal memenuhi persediaan,utang usaha,pajak,pemeliharaan aset serta beban-beban lainnya.
Dalam menganalisa hal tersebut maka penulis menggunakan laporan financial berupa Laporan Posisi Keuangan pada PT.PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar periode 2014-2017.
4.2.1 Debt To Asset Ratio (DAR)