PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
- Manajemen Keuagan
- Laporan Keuangan
- Analisis Rasio Keuangan
- Rasio Solvabilitas
- Rasio Profitabilitas
Manfaat pelaporan keuangan sendiri terletak pada penafsiran masing-masing pengguna laporan keuangan. Secara garis besar manfaat laporan keuangan yang utama adalah informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang melaporkan keuangannya. Laporan keuangan merupakan media utama untuk menilai kinerja dan kondisi perekonomian suatu perusahaan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang disajikan manajemen kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Suatu laporan keuangan tidak dapat memberikan informasi yang berguna jika hanya dilihat sekilas saja. Laporan keuangan baru dapat memberikan informasi yang berguna mengenai posisi dan kondisi keuangan suatu perusahaan jika dipelajari, dibandingkan dan dianalisis.
Semua laporan keuangan bisa digunakan untuk analisis profitabilitas, namun yang terpenting adalah laporan laba rugi.
Kerangka Pikir
Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
- Daerah dan Waktu Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Jenis data
- Sumber data
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis
- Definisi Operasional
Yakni data yang diperoleh langsung dari Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello PT PLN (Persero) melalui wawancara dengan staf keuangan dan sejumlah staf yang dapat mendukung diskusi tersebut. Yaitu data yang diperoleh dengan mengumpulkan dokumen berupa buku laporan keuangan dan profil perusahaan PT. Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello PLN (Persero) menampilkan data keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, serta dokumen pendukung pembahasan penelitian. Penelitian Lapangan (Field Research) merupakan penelitian yang digunakan oleh penulis yang terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian dengan cara melakukan wawancara pada perusahaan di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar khususnya bagian keuangan dan akuntansi.
Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan PLN (Persero) Tello Makassar memperoleh keuntungan, semakin tinggi tingkat keuntungan/profit maka semakin baik pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaannya. Pada bulan November 2018, PT PLN (Persero) Bidang Pembangkitan Tello resmi berganti nama menjadi Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan PT PLN (Persero). Dalam menganalisis permasalahan tersebut, penulis menggunakan laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan pada Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan PT.PLN (Persero) Tello Makassar periode 2014-2017.
Dari hasil rasio diatas selama periode 2014-2017 PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar terlihat bahwa utang terhadap aset atau debt to aset rasio (DAR) pada tahun 2014-2016 mengalami fluktuasi rasio yang tidak stabil setiap saat. tahun. . Pada tahun 2014, rasio utang terhadap ekuitas sebesar 7,3% yang berarti setiap modal Rp 1,00 saja sudah mampu menjamin utang usaha sebesar Rp 0,07. Pada tahun 2015, rasio utang terhadap ekuitas atau modal perusahaan meningkat menjadi 11,4% yang berarti setiap modal sebesar Rp 1,00 saja sudah mampu menjamin utang usaha sebesar Rp 0,11.
Pada tahun 2016, rasio utang terhadap ekuitas kembali meningkat menjadi 17,3% yang berarti setiap modal Rp1 saja sudah mampu menjamin utang usaha sebesar Rp0,17. Pada tahun 2017, rasio hutang terhadap ekuitas secara persentase turun menjadi 14,03% yang berarti setiap modal sebesar Rp1,00 saja dapat menjamin hutang usaha sebesar Rp0,14. Dari hasil rasio diatas selama periode 2014-2017 PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan Tello Makassar, dapat dilihat hal tersebut.
Pada tahun 2014, total ROI yang diperoleh sebesar 310% yang berarti setiap total aset dana perusahaan sebesar Rp 100 dapat menghasilkan laba bersih (setelah pajak) sebesar Rp 310,-. Pada tahun 2015, total ROI yang diperoleh naik menjadi 420% yang berarti setiap total aset dana perusahaan sebesar Rp100 mampu menghasilkan laba bersih (setelah pajak) sebesar Rp420,- c.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
- Profil Perusahaan
- Sejarah Perusahaan
- Struktur Organisasi
- Uraian Tanggungjawab dan Tugas
- Makna Logo PLN
Pada bulan Juni 1976, dibentuk Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan PLTD Bontoala dan Unit Perawatan GI/Transmisi. Pada bulan Maret 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD Bau-Bau dipisahkan dari PLN Sektor Tello dan menjadi satu sektor tersendiri yaitu Sektor Kendari. Pengelola Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan bertugas merencanakan, mengevaluasi pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit serta mendorong pengelolaan Unit Pelayanan Listrik Pusat secara optimal untuk mencapai produksi tenaga listrik yang efisien sesuai dengan pengelolaan pembangkit untuk menghasilkan kualitas yang dapat diandalkan. penyediaan tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan.
Mengembangkan dan mengawasi pengelolaan pengoperasian dan pemeliharaan unit pelayanan kelistrikan pusat, pengadaan dan penggunaan material (suku cadang, bahan bakar, pelumas dan bahan kimia, consumable dan lain-lain) untuk mencapai tujuan kerja produksi. Penerapan manajemen produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan keselamatan, kesehatan kerja, keselamatan dan lingkungan hidup (K3L). Mengkoordinasikan, menganalisis dan mengevaluasi kinerja kegiatan SERP (System Equipment Reliability Prioritization) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) untuk pembangkitan peralatan.
Tujuan dari jabatan HR dan general supervisor adalah untuk memantau perencanaan dan pengembangan SDM dan organisasi, serta pengelolaan sumber daya manusia yang efektif, efisien dan produktif guna mencapai kinerja perusahaan serta mengatur pemanfaatan dan pemeliharaannya. Memantau penyusunan usulan pengembangan kompetensi dan karir, rotasi, mutasi, evaluasi pegawai serta struktur organisasi dan uraian tugas agar dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan. Menganalisis, mengevaluasi dan meningkatkan operasional dan pemeliharaan pembangkit sehingga dapat mendukung penyediaan tenaga listrik yang andal dan efisien.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan biaya operasi dan pemeliharaan serta pengadaan material (suku cadang dan bahan bakar) secara efektif dan efisien sesuai anggaran yang ditetapkan. Melakukan, menganalisa dan mengevaluasi mutu, kuantitas, penatausahaan dan pemasukan bahan bakar, pelumas dan bahan lainnya sehingga sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi serta alur penyimpanan dan pengeluaran barang yang diperlukan untuk pembangkitan sesuai dengan pedoman dan pedoman yang telah ditetapkan. Mengelola, memantau dan mengendalikan kebutuhan batubara sesuai dengan spesifikasi masing-masing unit pelayanan untuk menjaga ketersediaan energi primer dalam produksi listrik yang andal dan efisien.
Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi pengoperasian, pemeliharaan dan meteran transaksi energi unit PLTU/PLTD dalam mendukung penyediaan tenaga listrik yang andal dan efisien. Mengawasi, mengkoordinasikan dan mengawasi pengoperasian dan pemeliharaan unit produksi serta mengevaluasi laporan pengoperasian dan pemeliharaan unit PLTU/PLTD. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan operasional dan pemeliharaan unit produksi, serta mengawasi transaksi energi listrik.
Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan serta LKAO (Laporan Keuangan Anggaran Operasional) tahunan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan serta LKAO tahunan sesuai 5.31 (bahan bakar).
Analisis Rasio Solvabilitas
- Debt to Asset Ratio (DAR)
- Debt to Equity Ratio (DAR)
Pada tahun 2014 terlihat DAR sebesar 23,3% yang berarti dana atau aset tersebut dibiayai dengan hutang (modal pinjaman) sebesar 23,3%. Pada tahun 2017, DAR turun menjadi 4,9% yang berarti aset dibiayai dengan utang (modal pinjaman) sebesar 4,9%. Pada tahun 2014 koefisiennya cukup tinggi yang berarti perusahaan mengalami kendala dalam memperoleh pinjaman pada periode tersebut karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutangnya dengan aset yang dimilikinya.
Dari keempat periode tersebut, perusahaan mengalami pertumbuhan aset yang tinggi pada tahun 2016 hingga 2017 yang berdampak pada turunnya rasio DAR pada tahun 2015 hingga 2016-2017 yang berarti nilai atau kemungkinan pembiayaan perusahaan dengan utang semakin menurun. Rasio ini merupakan perbandingan utang terhadap ekuitas dalam pembiayaan suatu perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal ekuitas perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Dengan menurunkan tingkat rasio pada periode tersebut maka dapat dikatakan menguntungkan bagi kreditur, dimana perlindungan terhadap kreditur dalam hal ini dapat menunjukkan kemampuan modal perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
Analisis Rasio Profitabilitas
Pada periode tahun 2014, tingkat ROI yang relatif tinggi mencapai 310%, hal ini dipengaruhi oleh laba bersih perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan total aset. Begitu pula pada periode berikutnya di tahun 2015, rasionya meningkat menjadi 420% yang berarti perseroan sudah efisien dalam mengelola keuangannya, terutama dalam investasinya pada dua periode tersebut. Semakin kecil (rendah) rasio tersebut maka semakin rendah pula keberhasilan perusahaan dalam mengelola efisiensi perusahaan, padahal laba bersih perusahaan pada empat periode diatas mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Berikut ini gambaran hasil penelitian mengenai interaksi rasio solvabilitas terhadap Return On Investment. Berdasarkan hasil analisis rasio solvabilitas dalam hal ini DAR (Debt to Assets Ratio) dan DER (Debt to Equity Ratio) selama periode empat tahun yaitu dari tahun 2014-2017 terdapat variasi kenaikan rasio angka dan jatuh ke arah yang sama dengan Pengembalian Investasi. Rasio utang terhadap ekuitas atau DER menunjukkan peningkatan rasio yang signifikan antara tahun 2014 dan 2016, yang ditandai dengan peningkatan total utang dan modal perusahaan.
Pada kondisi rasio utang terhadap aset atau DAR, perusahaan menunjukkan rasio yang menurun dari. Menurunnya angka DAR menunjukkan perusahaan mampu melunasi utangnya dengan menggunakan aset yang ada. Jadi dapat dikatakan kecil kemungkinan perusahaan dibiayai dengan hutang. Pada dua periode tahun 2014-2015 menunjukkan angka Return On Investment (ROI) perusahaan yang tinggi dengan rasio 310% dan 420%, namun pada tahun berikutnya mengalami penurunan drastis menjadi 40% hingga 30% pada tahun terakhir (2017).
Artinya kinerja perusahaan semakin menurun yang berarti tidak efektif dalam mengelola perusahaan. Perubahan angka naik dan turun pada rasio Solvabilitas dan Return on Investment dipengaruhi oleh kenaikan total aset pada tahun 2016, sehingga angka pada rasio DAR dan ROI mengalami penurunan sehingga menunjukkan situasi yang baik bagi DAR dan sebaliknya. yang tidak baik untuk profitabilitas investasi itu sendiri. Agar rasio DAR tetap stabil sehingga tetap berada pada rasio yang rendah, sebaiknya perusahaan menekan biaya.
Atau dengan cara menambah aktiva yang lebih tinggi dari total utang yang dimiliki sehingga perusahaan dianggap oleh pihak luar (kreditur) mampu menutupi utangnya dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Efektivitas manajemen dalam mengelola investasi atau keuangan merupakan hal yang paling penting untuk dijaga oleh perusahaan, untuk itu penting untuk menjaga angka laba atas investasi agar tetap menunjukkan rasio yang tinggi dengan meningkatkan penjualan sehingga total laba bersih. jauh lebih tinggi dibandingkan total aset yang dimiliki.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Keadaan ini sebenarnya merupakan risiko yang besar bagi kreditor karena menandakan bahwa setiap tahunnya perusahaan mengalami penurunan modal yang harus dijadikan utang.
Saran
Dalam rasio DER yang digunakan oleh perusahaan atau pihak luar (kreditur) untuk mengukur setiap rupee modal perusahaan yang dijadikan jaminan utang, maka perusahaan harus menunjukkan tingkat ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan total utang yang dimiliki perusahaan agar pihak eksternal tidak memiliki utang. (kreditur) ) tidak terima akan adanya risiko biaya tinggi yang ditanggung akibat kegagalan perusahaan.