• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 yang bertempat di Kabupaten Gowa Kecamatan Pallangga Kelurahan Pangkabinanga Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif yang nantinya akan menghasilkan gambaran berbagai kondisi, situasi, dan fenomena sosial yang terjadi didalam mayarakat yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Penelitian kualitatif adalah adaya keterkatita secara spesifik dalam studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari plurasi dunia kehidupan, metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek serta objek penelitian yang meliputi orang atau lembaga yang akan muncul sebuah fakta yang tampil secara apa adanya. Dengan adaya pendekatan ini maka nantinya akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif yang menggunakan alat29-alat pengukur30 C. Sumber Data

Adapun sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer (Primary Data) adalah data empirik yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian kelompok, organisasi, perorangan31. Dalam penelitian

30Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Bumi Aksara Cetakan Keempat 2016, h.81-82

31 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010 ) .29.

primer diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat dan pihak instansi terkait.

2. Data Sekunder (Secondaru Data), adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain) atau digunakan oleh pihak lembaga lainnya yang bukan bagian dari pihak pengolahnya melainkan dapat juga dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu32. Data sekuder yang ada dalam penelitian ini didapatkan dari situs institusi resmi terutama dari media on-line yang berkaitan dengan berita pemilu 2019.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi ; 1. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang dimana

seseorang ingin memperoleh informasi dari hasil tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Pada dasarnya wawancara secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu ; wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawanara yang bersifat baku yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan jawaban yang sudah ditetapkan sebelumnya, sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah mirip dengan percakapan informal33.

2. Analisis dokumen yakni berupa catatan harian, surat-surat, otobiografi, memoir,artikel, majalah, berita koran, brosur, foto-foto dan bulletin. Dari dokumen-dokumen ini dapat megungkapkan bagaimana subjek

32 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2010 ) .30.

33 Deddy Mulyaa, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 180.

mendefinisikan dirinya sendiri terhadap situasi dan lingkungan yang dihadapinya34.

E. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data agar mudah dibaca dan diinterpresentasikan, analisa data ini dilakukan sejak awal penelitian hingga penelitian selesai. Untuk menganalisa data yang akan dikumpulkan dalam sebuah penelitian maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa kualitatif, peneliti mengguakan meetode tersebut karena adanya salin keterkatitan antara penelitia sebelumnya sebelum dan sesudah pegumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut dengan analisis35.

1. Reduksi Data

Reduksi data digunakan sabagai proses pemilihan, pemutusan untuk penyederhanaan data yang bersifat abstrak dan kasar dari hasil pengumpulan data yang ada dilapangan. Selama tahap pengumpulan data masih berlangsung peneliti melakukan reduksi data seperti, meringkas dan mengelompokkan data sesuai dengan fokus penelitian36. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilah jawaban-jawaban hasil wawancara yang diperoleh dari informan karena tidak semua hasil uraian dari informan dapat ditarik menjadi sebuah jawaban dari penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian Data merupakan sebagai sekumpulan data informasi yang tersususun serta memberi kemungkinan adanya pemaknaan penarikan kesimpulan (pengambilan keputusan). Pada tahap ini ketika malakukan penyajian data peneliti

34 Deddy Mulyaa, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 195.

35 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.148.

36 Galang Surya Gumilang, “Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling”, Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No.2, Agustus 2016. h. 156.

lebih mudah dalam memahami dan nantinya mengelompokkan data dalam tema/kategori. Dengan melakukan penyajian data peneliti bisa bekerja lebih cepat dan tepat dalam pengkodean dan pengambilan keputusan berdasarkan fokus penelitian. Penyajian data tidak dapat dipisahkan dari analisis data penelitian kualitatif37 .

3. Verifikasi Data

Verifikasi Data ialah adalah sebuah pemeriksaan data, verifikasi merupakan sebuah proses membandigkan dua hal ataupun lebih yang bertujuan untuk memastikan data tersebut bersifat akurat dan menandakan informasi tersebut benar38.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ialah, merupakan hasil akhir dari analisis penelitian kualitatif. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan suatu pemaknaan melalui refleksi data yang telah diperoleh. Hasil pemaparan data tersebut direfleksikan dengan melengkapi kembali atau menulis ulang catatan kejadian nyata yang diperoleh dilapangan39.

37 Galang Surya Gumilang, “Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling”, h. 157.

38 Ibid.

39 Ibid.

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Kabupaten Gowa a. Sejarah Kabupaten Gowa

Daerah Kabupaten Gowa dalam sejarah merupakan salah satu kabupaten yang sangat berkembang sesuai dengan pemerintahan Negara. Negara pernah merubahsistem pemerintahan yakni sistem pemerintahan parlemen karena pada saat itu Indonesia bubar dan Makassar juga ikut bubar, sistem parlemen yang berdasar pada Undang-Undang Dasar tahun 1950 dan Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1957. Yang akhirnya Kabupaten Gowa kembali ditetapkan sebagai daerah tingkat II dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 januari 1957, dan pada tanggal 18 januari 1957 Kabupaten Gowa membentuk daerah tingkat II seiring berlakunya UU Nomor 1 tahun 1957. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1957 sebagai sebuah penjabaran Undang- Undang Nomor 1 tahun 1957 yang didalamnya mencabut Undang-Undang Darurat No. 2 tahun 1957 dan meneguhkah Kabupaten Gowa sebagai daerah tingkat II yang berhak menerima rumah tangganya sendiri. Untuk mengoprasionalkannya maka dikeluarkanlah Surat Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor UP/ 7/2/24 pada tanggal 6 Februari 1957 dan mengangkat Andi Ijo Karaeng Laloang sebagai Kepala Daerah yang memenangkan 12 Daerah bawahan koordinator masing-masing.40

40http: //humas.gowakab (diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 21: 45)

Pada tahun 1960 pemerintah pusat yang ada diseluruh wilayah Republik Indonesia terjadi perubahan distrik kecamatan, pada tingkat II daerah Kabupaten Gowa yang pada awalnya terdiri dari 12 distrik diubah menjadi 8 kecamatan yaitu

; pada distrik mangasa dan tombolo diubah menjadi Kecamatan Tamalate, distrik Pattallassang menjadi Kecamatan Panakkukang, distrik Limbung menjadi Kecamatan Bajeng, distrik Limbung menjadi Kecamatan Pallangga, distrik Bontonompo menjadi Kecamatan Bontonompo, distrik Tombolopao dan Parigi menjadi Kecamatan Tinggimomcong, distrik Malakaji menjadi Kecamatan Tompobulu, dan distrik Borisallo, Manuju, Borongloe berubah menjadi Kecamatan Bontomarannu.

Kabupaten gowa berada pada 12°38.16’ Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33,6’ Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak administrasinya antara 12°33,19’ hingga 13°15,17’ Bujur Timur dan 5°5 hingga 5°34,7’ lintang selatan dari Jakarta. Luas kebupaten gowa adalah 1.883,33 Km2 atau sama dengan 3,01

% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan . Wilayah Kabupaten Gowa terdiri dalam 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan defintif sebanyak 167 dan 726 Dusun/lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan parang loe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompo Bulu dan Biring Bulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan41.

Penduduk Kabupaten Gowa mayoritas beragama Islam yang memeiliki semangat jiwa gotong royong yang berlandaskan ketaatan dalam melaksanakan

41http://humas.gowakab (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 22:00) .

nilai-nilai dan ajaran dalam agama Islam. Hal ini telah terbetuk sejak lama dan melahirkan seorang pemimpin yang mempunyai jiwa kepahlawanan untuk pengabdiannya kepada masyarakat yaitu Sultan Hasanuddin dan seorang sufi penyebar agama islam ternama yakni Syekh Yusuf Tuanta Salamaka. Jiwa kepahlawanan yang dimilikioleh keduanya serta ajaran nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan oleh Syekh Yusuf Tuanta Salamaka mereka akhirnya diangkat oleh Negara sebagai Pahlawan Nasional, sosok yang telah melahirkan jiwa kepahlawanan yang menjiwai nurani masyarakat Kabupaten Gowa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara42.

2. Gambaran Umum Kecamatan Pallangga

Kecamatan Pallangga adalah merupakan salah satu kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa Sulawesi-Selatan (SulSel). Kecamatan Pallangga berada pada daerah yang dimana dataran wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa Kecamatan lainnya di Kabupaten Gowa, adapun batas- batas wilayah Kecamatan Pallangga disebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Somba Opu, dibagian Selatan berbatasan langsung dengan Kecamatan Bajeng, disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bontomarannu, dan disebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Barombong. Kecamatan Pallangga secara administratif terbagi menjadi 3 kelurahan dan 13 desa hal ini menjadi salah satu faktor Kecamatan Pallangga merupakan kecamatan yang memiliki desa dan kelurahan terbesar di Kabupaten Gowa. Kecamatan Pallanga dibentuk berdasarkan perda (Peraturan Daerah) Kabupaten Gowa No. 7 Tahun 2007 Tentang Pembetukan Kecamatan di Kabupaten Gowa43.

Adapun nama-nama kelurahan dan desa yang ada di Kecamatan Pallangga sebagai berikut; Kelurahan Pangkabinaga, Kelurahan Mangalli, Kelurahan

42 http://humas.gowakab (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 22:22).

43 https://docplayer.info (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, Pukul 10:00).

Tetebatu, Desa Bungaejaya, Desa Pallangga, Desa Panakkukang, Desa Julukanaya, Desa Kampili, Desa Bontoramba, Desa Todotoa, Desa Taeng, Desa Parangbanoa, Desa Julupamai, Desa Julubori, Desa Jenetallasa, dan Desa Bontoala. Ibu kota kecamatan yakni Kelurahan Manggalli yang berjarak sekitar 3 Km disebelah selatan Kota Sunguminasa yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Gowa44.

3. Sejarah Singkat Kelurahan Pangkabinanga

Kelurahan Pangkabinanga adalah merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang berbatasan dengan Kota Sungguminasa Kecamatan Somba Opu yang dibatasi dengan sebuah sungai terkenal yakni Sungai Je’neberang. Kelurahan Pangkabinanga adalah merupakan hasil pemekaran dari Desa Tetebatu yang dipimpin oleh seorang gallarang tang bernama Tetebatu (Daeng Nompo) pada sekitar tahun 1940an terjadi kekosongan Pemerintahan karena gallarang Tetebatu yang dalam hal ini Daeng Nompo meninggal dunia.

Tahun 1975 gallarang Tetebatu berganti nama menjadi Desa Tetebatu yang mengcakup beberapa Lingkungan yakni Lingkungan Pekanglabbu, Biringkaloro, Allattappampang, Cambaya, Mangalli, Pangkabinanga, Tetebatu, Tattakang, Parangbanoa, Barua, dan Dusun Kecil yakni Mappala dan Salekoa yang dipimpin oleh Supu Daeng Ramma sampai pada tahun 1984, pada tahun 1984 Desa Tetebatu berganti nama menjadi Kelurahan Tetebatu yang dipimpin oleh Abdul Rajab. Pada tahun 1993 terjadi pemekaran Kelurahan Tetebatu yang dimekarkan menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu Kelurahan Mangalli, Kelurahan

44 https://docplayer.info (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, Pukul 10:15).

Pangkabinanga, dan Kelurahan Parangbanoa. Dan pada saat itu pula kelurahan Pangkabinanga di pimpin oleh Abdul Rahman Daeng Lurang45.

Kelurahan Pangkabinanga dibagi menjadi dua (2) Lingkungan yaitu Lingkungan Kampung Jangka yang dipimpin oleh Abd Rasyid Dg Sutte dan Lingkungan Mappala yang dipimpin oleh Sulaeman Dg Nyampa. Selang beberapa tahun kemudian Sulaeman Dg Nyampa di gantikan oleh Hasan Basri. Pada tahun 1995 Kepala Lingkungan Mappala dipimpin oleh Ramli Dg Lallo, Lingkungan Pangkabinanga dipimpin oleh Abd Rasyid Dg Sutte dan Lingkungan Kampung Jangka dipimpin oleh Burhanuddin Jawas, pada tahun 2012 Burhanuddin Jawas meninggal dunia pada saat itu, dan digantikan oleh M. Natsir MR, SE Dg Siala.

Pada tahun 2004 Lurah Pangkabinanga yang saat itu dijabat oleh Abd Rahman Dg Lurang diganti oleh A. Chalid Adam Dg Bella, pada tahun akhir 2007 A. Chalid Adam Dg Bella diganti oleh Sachrial, S.Sos yang menjabat Lurah Pangkabinanga, pada bulan maret tahun 2015 Sachrial, S.Sos digantikan oleh Nuraeny Apriyani, S.STP yang menjabat Lurah Pangkabinanga, selanjutnya pada bulan mei 2017 Nuraeny Apriyani, S.STP digantikan oleh H. Syakhrir, SE, M.Si yang menjabat sebagai Lurah Pangkabinanga sampai saat ini46.

Kelurahan Pangkabinanga adalah 1 (satu) dari 4 Kelurahan dan 12 Desa di wilayah Kecamatan Pallangga. Kelurahan Pangkabinanga ini berjarak kurang lebih 1 Km dari Ibu Kota Kecamatan Pallangga, 2 Km dari Ibu Kota Kabupaten Gowa dan 10 Km dari Makassar Ibu Kota Sulawesi Selatan. Dan mempunyai gambaran umum antara lain :

45 Hasil Wawancara dengan Muhtar Nompo selaku petugas GMHP, Pada tangal 10 Agustus 2019, Pukul 16:00.

46 Hasil Wawancara dengan Muhtar Nompo selaku petugas GMHP, Pada tanggal 10 Agustus 2019, Pukul 16:00.

Tabel 1. Batas-batas Wilayah Kelurahan Pangkabinanga Utara Kelurahan Tompo Balang (Kecamatan Somba Opu) Selatan Kelurahan Tetebatu

Barat Desa Parangbanoa Timur Desa Bontoala

Sumber: Kelurahan Pangkabinaga Tahun 2019.

a. Luas Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Pangkabinanga.

Kelurahan Pangkabinanga mempunyai luas wilayah keseluruhan sekitar 10,50 Km2.

b. Keadaan Demografi

Berikut ini adalah jumlah penduduk di Kelurahan Pangkabinanga ; Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Pangkabinanga

Jumlah penduduk

Laki-laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah

3.429 3.435 6.864

Sumber : Kelurahan Pangkabinanga Tahun 2019.

Table 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 Islam 2.793 2.812 5.605

2 kristen protestan - - -

3 kristen katholik 5 7 12

4 Hindu 1 1 2

5 Budha - - -

6 Kong huchu - - -

7 Lain-lain - - 1.245

8 Jumlah 3.799 2.820 6.864

Sumber : Kelurahan Pangkabinanga Tahun 2019.

c. Tingkat Pendidikan

Berikut ini adalah data berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Kelurahan Pangkabinanga.

Table 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Pangkabinanga

No Pendidikan Laki –

Laki Perempuan Jumlah

1 Belum Sekolah 176 173 349

2 Tidak/Belum Tamat Sekolah

324 329 653

3 Tamat SD 579 582 1,161

4 Tamat SLTP 694 698 1,392

5 Tamat SLTA 922 927 1,849

6 Sarjana Muda (D3) 12 21 33

7 Sarjana Strata 1 (S1) 87 90 177

8 Sarjana Strata 2 (S2) 2 3 5

9 Sarjana Strata 3 (S3) - - -

Jumlah 2,796 2,823 5,619

Sumber : Kelurahan Pangkabinanga Tahun 2019.

d. Mata Pencarian

Mata pencarian terbanyak di Kelurahan Pangkabinanga ialah pegawai swasta, data selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut;

Table 5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian

No Pekerjaan Jumlah

1 Petani 118

2 Buruh 320

3 Jasa Angkutan 108

4 PNS 150

5 Pedagang 218

6 TNI/POLRI 30

7 Pegawai Swasta 2832

8 Wiraswasta 285

9 Lain-lain 2.803

Sumber: Kelurahan Pangkabinanga Tahun 2019.

e. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana umum Kelurahan Pangkabinaga secara garis besar sebagai berikut;

Table 6. Prasarana Kelurahan

No Uraian Jumlah

1 Jalan Negara -

2 Jalan Provinsi 2.7 km

3 Jalan Kota -

4 Jalan Kelurahan 5,3 Km Sumber: Kelurahan Pangkabinga Tahun 2019.

Table 7. Sarana Kelurahan

No Sarana Jumlah

1 Kantor Pemeritahan 1

2 Sekolah 8

3 Puskesmas/pustu 1

4 Apotik 2

5 Posyandu 4

Sumber: Kelurahan Pangkabinanga Tahun 2019.

Sarana yang tersedia di Kelurahan Pangkabinga terdapat (1) satu kantor pemerintahan yakni kantor lurah, (8) delapan sekolah terdiri dari (4) empat taman kanak-kanak, (2) dua Sekolah Dasar, (1) satu Sekolah Menengah Pertama, dan (1) satu Sekolah Menegah Atas.

B. Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Tahun 2019 untuk pertama kalinya pemilihan serentak lima kotak terselenggarakan di Indonesia yang dilakukan pada 17 April 2019 hal ini merupakan sejarah pertama dalam sistem demokrasi dan pemilu yang ada di Indonesia. Pemilu serentak yang dilakukan ini awal dan pertama kalinya dalam perjalanan pemilu di Indonesia good govermance merupakan salah satu alasan diselengarakannya pemilu serentak lima kotak ini.

Disetiap penyelenggaraan pemilu pastinya selalu dibutuhkan yang namanya efektivitas dan efisien dalam segi kinerja efektivitas, efisien sangatlah dibutuhkan agar penyelenggaraan pemilu tersebut menyatu namun dalam penyelenggaraan pemilu yang dilakukan secara serentak kali ini kita tidak dapat pungkiri banyak permasalahan yang terjadi terdapat beberapa tantangan sebelum

pemilu itu berlangsung. Misalnya bagaimana cara menjelaskan kepada masyarakat tata cara pemilu sistem lima kotak dan jenis surat suara yang natinya akan dicoblos.

Adapun peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) pada pemilu 2019 yaitu;

1. Megajak masyarakat proaktif menecek dan mencari tahu apakah mereka terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap) ditempat tinggal mereka.

2. Memberikan pelayanan KTP EL (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) pada masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).

Berikut ini merupakan nama-nama partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum pada tahun 2019 di Kabupaten Gowa;

NO.

PARPOL NAMA PARTAI POLITK PENGHUBUNG (LO) NAMA

1 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

1 Solihin Dg. Nappa 2 Erwin Seiawan 2 Partai Gerakan Indonesia Raya

(GERINRA)

1 M. Idris, SE

2 Rahma Eka Saputri Muin

3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

1 Rohani Jafar 2 Munandar, S.Pd.I 4 Partai Golongan Karya

(GOLKAR)

1 Ismail M. Said 2 Risandi Rivai

5 Partai Nasdem 1 Hamril Tata

2 Ir. Kurnia Tufiq

6 Partai Garuda 1 Muh. Bakri, S.H

2 Jusri

7 Partai Berkarya 1 Zulkifli Aljahori Bakri S.H

2 Muhammad Ainun Najib

8 Partai Keadilan Sejahtra (PKS) 1 Abd. Rahman

2 Irwan Muh. Zain, S.T

9 Partai Perindo 1 Drs. FirdausDg. Lengu

2 10 Partai Persatuan Pembangunan

(PPP)

1 Mustafa Mansyur. SS

2 Lukman Alauddin

Sumber: PPID Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Tahun 202247.

47 PPID Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Tahun 2022.

11

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 1 Nur Rigahari Syuaib

12 Partai Amanat Nasional (PAN) 1 Iskandar Idrus 2

13 Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA)

1 Ir. Abd. Harid Dn

2 Fandi Sahabuddin

14 Partai Demokrat 1 Taufik Alwi

2 Ir. Israwadi 19 Partai Bulan Bintang (PBB) 1 Muh.Taufiq, S.Pd

2 Abd. Haris, S.Pd 20 Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia (PKPI)

1 Sunandar SM

2 Haerun Genda

Jika kita berbicara tentang pengawasan pemilu tentunya pasti kita berpikir yang paling terdepan dalam tugas ini ialah BAWASLU ( Badan Pengawas Pemilihan Umum) berikut ini ialah Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Pengawas Pemilu berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum adalah sebagai berikut :

Tugas Bawaslu

1. Menyusun standar tata laksana pengawasan Penyelenggaraan Pemilu untuk pengawas Pemilu di setiap tingkatan.

2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap Pelanggaran Pemilu dan Sengketa proses Pemilu.

3. Mengawasi persiapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas a. Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;

b. Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;

c. Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu; dan

d. Pelaksanaan persiapan lainnya dalam Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

4. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu, yang terdiri atas:

a. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar pemilih tetap;

b. Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;

Penetapan Peserta Pemilu;

c. Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Pelaksanaan dan dana kampanye;

e. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

f. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di TPS;

g. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan

h. sertifikat hasil penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

i. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;

j. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

k. Penetapan hasil Pemilu.

5. Mencegah terjadinya praktik politik uang.

6. Mengawasi netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.

7. Mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan, yang terdiri atas:

a. Putusan DKPP;

b. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;

c. Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Ihbupaten/

Kota;

d. Keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan

e. Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas aparatur sipil negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.

8. Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu kepada DKPP.

9. Menyampaikan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Gakkumdu.

10. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

11. Mengevaluasi pengawasan Pemilu.

12. Mengawasi pelaksanaan Peraturan KPU; dan

13. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan48.

Wewenang Bawaslu

1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengahrr mengenai Pemilu.

2. Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu.

3. Memeriksa, mengkaji, dan memuttrs pelanggaran politik uang.

4. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengadjudikasi, dan memutus penyelesaian sengketa proses Pemilu.

5. Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai hasil pengawasan terhadap netralitas aparatur sipil-negara, netralitas anggota Tentara Nasional Indonesia, dan netralitas anggota Kepolisian Republik Indonesia.

6. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota secara berjenjang jika Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan .

7. Meminta bahan keterangan yang dibuhrhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu.

48 https://www.bawaslu.go.id (diakses pada tanggal 14 Oktober 2019 Pukul 09:45).

8. Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

9. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu LN.

10 Mengangkat, membina, dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi, anggota Bawaslu Kabupaten/Kota, dan anggota Panwaslu LN; dan

11 Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan49.

Kewajiban Bawaslu

1. Bersikap adil dalam menjalankan tugas dan wewenang.

2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan.

3. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan DPR sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik darr/atau berdasarkan kebutuhan.

4. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan yang ditakukan oleh KPU dengan memperhatikan data kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

5. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan50. Dari beberapa penjelasan diatas tentang tugas, wewenang, dan kewajiban BAWASLU (Badan Pengawas Pemilihan umum) secara garis besarnya mereka bertugas untuk mengawasi segala bentuk rangkaian tahapan dari awal hingga akhir pemilihan. Sedangkan tugas dari GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) ialah hanya merupakan sebuah upaya dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk memastikan warga masyarakat yang telah memenuhi syarat terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) diwilayah tempat tinggal mereka.

49 https://www.bawaslu.go.id (diakses pada tanggal 14 Oktober 2019 Pukul 09:48).

50 https://www.bawaslu.go.id (diakses pada tanggal 14 Oktober 2019 Pukul 09:55).

Dokumen terkait