• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Pada Pemilu 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Pada Pemilu 2019"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) DI KELURAHAN PANGKABINANGA KECAMATAN PALLANGGA

KABUPATEN GOWA PADA PEMILU TAHUN 2019

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Politik Jurusan Ilmu Politik Pada

Fakultas Ushuluddin, Filsafat Dan Politik UIN Alauddin Makassar

Oleh:

NUR AWALIA AHMAD 30600115019

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Nur Awalia Ahmad

NIM : 30600115019

Tempat Tanggal Lahir : Sugguminasa, 19 Juli 1997

Prodi : Ilmu Politik

Fakultas : Ushuluddin Filsafat dan Politik

Alamat : Btn. Bakolu A2/12

Judul : Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Pada Pemilu Tahun 2019.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhya maka skripsi dan gelar diperoleh batal demi hukum.

Gowa, 24 Juni 2022 Penyusun,

NUR AWALIA AHMAD NIM. 30600115019

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PERAN GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Pada Pemilu Tahun 2019” di susun oleh Nur Awalia Ahmad NIM 30600115019 mahasiswa Prodi Ilmu Politik pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jum’at tanggal 24 Juni 2022, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) pada prodi Ilmu Politik (dengan beberapa perbaikan).

Gowa, 24 Juni 2022 DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Abdullah, S.Ag., M.Ag (...) Sekretaris : Nur Utaminingsih, S.IP., M.Si (...) Penguji 1 : Dr. Anggriani Alamsyah, S.IP., M.Si (...) Penguji 2 : Dr. H. Ibrahim, M.Pd (...) Pembimbing 1 : Dr. Dewi Anggriani, S.Sos., M.Si (...) Pembimbing 2 : H. Febrianto Syam, S.IP., M.IP (...)

Diketahi Oleh :

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Dr. Muhsin, S.Ag., M.Th.I NIP: 197111251997031001

(4)

iv

KATA PENGANTAR

مْيِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala curahan rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, yang menjadi tauladan bagi para umat manusia, semoga selalu tercurah rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua.

Skripsi yang berjudul “PERAN GMHP (Gerakan Melindungi Hak

Pilih) DI KELURAHAN PANGKABINANGA KECAMATAN

PALLANGGA KABUPATEN GOWA PADA PEMILU TAHUN 2019” dapat penulis selesaikan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Skripsi ini penulis susun dalam memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk meraih gelar Sarjana (S1) pada jurusan Ilmu Politik di Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar. Penulis sangat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaa, namun penulis telah berupaya utuk memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini dengan senang hati penulis akan menerima saran, kritikan, koreksi, yang bersifat membangun guna penyempurnaan berikutnya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan.

Namun, berkat kerja keras dan kesungguhan serta doa, bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada kedua orang tua penulis yaitu Ahmad Sikki

(5)

v

dan Hawatia yang telah memberikan dukungan serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan anaknya.

Perkenankan juga penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada:

1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Prof. Dr. Mardan, M,Ag selaku wakil Rektor I bidang akademik pengembagan lembaga, Dr. Wahyuddin, M.Hum selaku wakil Rektor II bidang administrasi umum dan perencanaan keuangan, Prof. Dr. Darussalam, M,Ag selaku wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, Prof. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag selaku wakil Rektor IV bidang kerjasama dan pengembangan lembaga.

2. Dr. Muhsin, M.Th.I selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Syahrir Karim, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar.

4. Ibu Nur Utaminingsih, S.IP, M.IP Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar.

5. Ibu Nur Aliyah Zainal, S.IP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik (2015-2020) dan Ibu Reski Yanti Nurdin, S.IP, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik (2021-sekarang).

6. Dr. Dewi Anggariani, M.Si selaku Pembimbing I dan H. Febrianto Syam, S.IP, M.IP selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak pengetahuan dan kontribusi ilmu terkait judul yang diangkat penulis serta selalu sabar dalam membimbing penulis.

(6)

vi

7. Dr. Anggriani Alamsyah., M.Si dan Dr. H. Ibrahim., M.Pd selaku penguji yang memberikan banyak masukan dan perbaikan Skripsi yang disusun oleh penulis.

8. Segenap Dosen Ilmu Politik dan Staf Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis hingga ketahap penyelesaian.

9. Bapak Muhtar Muis selaku ketua KPU Kabupaten Gowa, Drs. M Dahlan selaku Sekretaris Camat Pallangga yang telah bersedia menjadi informan saya dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada teman seperjuangan di Ilmu Politik Angkatan 2015, kelompok 1 Andi Mappisanna, Andi Rika Nur Rahma, Nikma Asrianti, Andi Dian Novita Sari, Nita Noer Rahayu, Syahrul, dan beberapa teman lainnya yang tidak sempat saya sebutkan namanya yang telah memberi semangat dalam perjalanan studi penulis.

11. Kepada seluruh keluarga HIMAPOL Angkatan 2015 yang tidak pernah terbayangkan saya menjadi bagian dari keluarga HIMAPOL.

12. Kepada teman-teman KKN posko 2 Desa Waetuo Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara yang telah membersamai penulis dimasa- masa KKN dan selalu memberikan dukungan satu sama lain.

13. Kepada sahabat saya khususnya kepada Rani Rezky Sari, S.H, Syafriadi Syam S.sos, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan kepada penulis.

(7)

vii

Ucapan terima kasih kepada semua pihak meskipun belum cukup rasanya untuk membalas semua yang telah berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.Mohon maaf apabila belum sempat saya sebutkan satu persatu, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penuntut ilmu serta semoga bernilai ibadah dihadapan Allah Swt.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gowa, 24 Juni 2022 Penyusun,

NUR AWALIA AHMAD NIM. 30600115019

(8)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 11

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

E. Tinjauan Pustaka ... 12

BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 18

A. Landasan Teori ... 18

1. Teori Demokrasi... 18

2. Teori Partisipasi Politik ... 19

3. Teori Peran ... 20

4. Kelompok Kepentingan Asosional ... 20

5. Kelompok Kepentingan Non-Asosional ... 20

6. Teori Kebijakan Publik ... 21

B. Kerangka Konseptual ... 23

(9)

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 24

B. Jenis Penelitian ... 24

C. Sumber Data ... 24

1. Data Primer ... 24

2. Data Sekunder ... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 25

1. Wawancara ... 25

2. Analisis Dokumen ... 25

E. Analisis Data ... 26

1. Reduksi Data ... 26

2. Penyajian Data ... 26

3. Verifikasi Data ... 27

4. Penarikan Kesimpulan ... 27

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

1. Profil Kabupaten Gowa ... 28

2. Gambaran Umum Kecamatan Pallangga ... 30

3. Sejarah Singkat Kelurahan Pangkabinanga ... 31

B. Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ... 37

C. Upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ... 55

(10)

x

BAB V PENUTUP ... 62 A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Batas-Batas Kelurahan Pangkabinanga ... 33

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kelurahan Pangkabinanga ... 34

Table 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 34

Table 4 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Pangkabinanga ... 35

Table 5 : Mata Pencarian... 36

Table 6 : Prasarana Kelurahan ... 36

Table 7 : Sarana Kelurahan ... 37

(12)

xii ABSTRAK Nama : Nur Awalia Ahmad

Nim : 30600115019 Prodi : Ilmu Politik

Judul : Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Pada Pemilu 2019.

Penelitian ini mengkaji tentang Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilh) di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupeten Gowa Pada Pemilu 2019. Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah (1).

Bagaimana peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) dalam pelaksanaan pemilu 2019 di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa? (2).Bagaimana upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) dalam perlindungan partisipasi pemilih pada pemilu 2019 di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Sumber data terdiri dari dua jenis yaitu, sumber data primer didapatkan melalui wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik pengelololaan data melalui tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunujukkan bahwa peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) pada pemilu 2019 yaitu; (1).Megajak masyarakat proaktif mengecek dan mencari tahu apakah mereka terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap) ditempat tinggal mereka. (2).Memberikan pelayanan KTP EL (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) pada masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap). Dan berikut ini upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) pada pemilu 2019; (1). Mempermudah pengecekan data pemilih, yakni dengan cara dapat datang langsung ke posko GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) yang telah ada dikantor kelurahan/desa. Atau dapat melalui apikasi Mobile KPU RI.

(2).Melakukan gerakan ketuk 1000 pintu, yaitu melakukan diskusi politik dengan masyarakat. (3).Menempelkan nama-nama masyarakat ditempat umum yang telah terdaftar sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) pada kelurahan/desa tempat mereka tinggal. Misalnya ditempat ibadah dan pos ronda.

Adapun implikasi dalam penelitian ini, dalam proses pendataan untuk DPT (Daftar Pemilih Tetap) petugas seharusnya lebih giat lagi dalam proses pengacekan data yang ada dikelurahan atau desa tempat mereka bertugas. Dan dalam bentuk permasalahan lainnya tentang fasilitas kesehatan untuk anggota

(13)

xiii

KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang sedang bertugas pada hari H.

Dalam pesta demokrasi yang dilakukan pada tahun 2019 kemarin merupakan salah satu proses rangkaian pemilu yang begitu banyak menguras tenaga, hal ini disebabkan kerena untuk pertama kalinya proses pemilihan serentak dilakukan dengan sistem lima kotak ( Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD ).

Hal ini tentunya menimbulkan banyaknya angota KPPS yang mengeluh bahkan adanya anggota KPPS yang meninggal karena lelah dangan terlalu banyaknya yang harus mereka kerjakan namun waktunya cukup terbatas. Jadi menurut saya, hal perlu diantisipasi dan tingkatkan lagi yakni perlunya dilakukan pendampingan oleh tenaga medis minimal 1-2 orang disetiap TPS.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu negara yang sangat luas wilayah Indonesia terbentang dari sabang sampai merauke. Menurut pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dengan istilah Negara kesatuan itu dimaksud, bahwa susunan negaranya hanya terdiri dari satu negara saja dan tidak dikenal adanya negara didalam negara seperti halnya pada Negara Federal1.

Diketehui bersama bahwa masa Orde Baru tidak memungkinkan masyarakat untuk memilih secara bebas para wakilnya dilembaga legislatif maupun memilih presiden mengingat sistem kepartaian dan pemilu tidak memberikan ruang untuk itu. Saat ini kita sangat menikmati kebebasan memilih pemimpin yang diinginkan dan dianggap dapat bertanggung jawab kepada masyarakat. Terbukanya demokrasi secara luas di Indonesia memberikan kesempatan yang baik bagi perkembangan perpolitikan bangsa. Salah satu indikator berjalannya suatu sistem politik secara demokratis dan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang politik adalah adanya keterlibatan warga negara untuk turut berpartisipasi dalam pemilu. Kehadiran demokrasi telah membawa perubahan yang sangat besar dalam segi hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam segi perpolitikan2.

1 Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad, Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), Pustaka Sinar Harapan. Jakarta 1996.

2 Amrin, “Perilaku Politik Kaum Muda Dalam Pemilihan Legislatif di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Tahun 2014”, Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2016, h.1

(15)

Pemilu merupakan metode yang terbaik bagi rakyat untuk berpartisipasi di dalam sistem demokrasi perwakilan modern. Sebuah instrumen yang diperlukan bagi partisipasi ialah sistem pemilu. Jika sistem ini tidak memperbolehkan warga Negara untuk menyatakan pilihan-pilihan dan prefensi politik mereka, maka pemilu bisa menjadi kegiatan yang hampir tidak bermakna. Sederhananya pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin politik pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)3.

Di negara-negara demokrasi umumnya dianggap bahwa lebih banyak partisipasi masyarakat lebih baik. Dalam pemikiran ini tingginya tingkat partisipasi menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam kegitan-kegiatan itu. Hal itu juga menunjukkan bahwa rezim yang bersangkutan memiliki kadar keabsahan (legitimacy) yang tinggi. Sebaliknya tingkat partisipasi yang rendah pada umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan.

Seluruh umat manusia dilahirkan merdeka dan setara dalam martabat dan hak. Begitu bunyi kalimat pertama pasal 1, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, pengakuan ini menjungkir balikkan semua pemikiran tentang perbedaan martabat manusia, apakah berdasarkan perbedaan ras, agama, jenis kelamin, atau berbagai perbedaan lainnya. Lahir merdeka dengan martabat dan hak yang sama, itulah satu-satunya gelar manusia yang sama bagi semua manusia, karena gelar itu melekat pada semua manusia sejak ia lahir hingga meninggal dunia. Kesetaraan

3 Syarifuddin Jurdi, Pemilih dan Kedaulatan Rakyat: Refleksi terhadap Proses Pemutakhiran Data Pemilih pada Pemilu Serentak 2019, Jurnal Pemilu Berintegritas Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Selatan, Vol. 1, No. 1, 2018, h. 42.

(16)

manusia harus diakui dan diberlakukan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Semua manusia dewasa bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri, begitu pula kita harus mengakui bahwa semua warga negara dewasa dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan kenegaraan. Demokrasi adalah pemerintahan rakyat, berarti pengakuan bahwa rakyat seluruhnya adalah setara4.

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya dan sebagainya5.

Pemilihan Umum (PEMILU) merupakan pranata terpenting dalam setiap negara demokrasi khususnya bagi negara yang berbentuk republik seperti Indonesia, pranata tersebut berfungsi sebagai pemenuhan tiga prinsip pokok demokrasi yaitu; kedaulatan rakyat, keabsahan pemerintahan dan pergantian pemerintah secara teratur. Ketiga prinsip tersebut memiliki tujuan menjamin terjaga dan terlaksananya sebuah cita-cita kemerdekaan mencegah terbentuknya sebuah kepentingan tertentu dalam sebuah pemerintahanan atau kedaulatan rakyat yang berubah menjadi sebuah kedaulatan bagi penguasa saja6.

Setiap anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam proses pemilihan umum atau yang sering disingkat dengan pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselanggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

4 Merphin Panjaitan, Logika Demokrasi, (Jakarta: Permata Akasara: 2011), h.67-70.

5 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama:

2015), h.367.

6 Muh Imam Adil Aqil, Peran Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilu 2014, Skripsi Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015, h.30

(17)

jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dengan tujuan untuh memilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah(DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), presiden dan wakil presiden, dan kepala daerah dan wakil kepala daerah7.

Misalnya melalui pemberian suara atau kegiatan lainnya terdorong dengan adanya keyakinan bahwa dengan melakukan kegiatan tersebut melalui kegitan tersebut kepentingan mereka tersalur atau setidaknya aspirasi mereka dapat ditersalur ke pemerintah dan diperhatikan. Dengan banyak atau sedikitnya pengaruh tindakan masyarakat yang berwenang untuk membuat keputusan dari situlah tercipta rasa percaya bahwa kegiatan mereka mempunyai efek politik.

Perilaku politik setiap orang berbeda-beda meskipun demikian perilaku politik pemilih merupakan suatu hal penunjang untuk tercapainya sebuah keberhasilan dalam pemilihan umum (PEMILU). Pemilihan umum (general election) diakui secara global sebagai sebuah arena untuk membentuk demokrasi perwakilan serta menggelar pergantian pemerintahan secara berkala.

Sebagai konsekwensi ketentuan konstitusional bahwa penyelenggara bersifat nasional, tetap dan mandiri pada pasal 5 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 2007 menyatakan bahwa KPU , KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota adalah satu kesatuan organisasi berjenjang walaupun telah ditentukan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing oleh undang-undang. KPU Provinsi adalah organisasi dari KPU yang harus melaksanakan dan mengikuti arahan, pedoman, dan program dari KPU terutama dalam hal pelaksanaan pemilu DPR, DPD, DPRD, serta Presiden. Akan tetapi disisi lain KPU Provinsi harus

7 Cindar Bumi Makmur, Pelaksanaan Pemasangan Alat Peraga Kampanye Pada PemiluKada Kabupaten Luwu 2018 (Study atas peraturan Komisi Pemilihan Umum KPU No.4 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye), Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018, Hal ; 1.

(18)

mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan tugas pelaksanaan KPU Kabupaten/Kota. Dalam undang-undang No. 12 tahun 2003 ditegaskan bahwa KPU adalah lembaga yang bersifat nasional, tetap dan mandiri untuk menyelenggarakan pemilu. Tugas dan wewenang pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah: merencanakan pengelenggaraan pemilu, menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan dalam pelaksanaan pemilu8.

Pada tanggal 5 oktober 2018 lalu KPU (Komisi Pemilihan Umum) maresmikan gerakan melindungi hak pilih (GMHP). “Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim gerakan melindungi hak pemilih saya nyatakan dimulai”. Ucap ketua KPU RI Arief Budiman sembari menekan tombol sirene menandai peresmian gerakan melindungi hak pilih. Dalam sambutannya beliau juga menuturkan bahwa dalam pemilu terdapat tiga pilar utama yakni penyelenggra pemilu (KPU, Bawaslu, dan DKPP), yang kedua peserta pemilu, dan yang ketiga yakni pemilih. Data pemilih merupakan hal yang begitu penting karena meskipun penyelenggara pemilu itu ada tapi tidak ada pemilihnya maka pemilu tersebut tidak akan berjalan seperti yang kita harapkan9.

Setiap individu dimuka bumi ini memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan maupun kehidupan seperti kehidupan individu yang lain. Posisi yang setara menjadi keinginan secara sosiologis dan konstitusional yang menjadi dambaan setiap individu. Pengakuan de facto menjadi penguatan tersendiri yang berlaku dimasyarakat untuk mendapatkan perhatian sosial akan dinamika kehidupan kemasyarakatan. Kepastian yang absolut berdampak pada keberlangsungan

8 Fiska Friyanti, Pelaksanaan Pemilihan Umum dalam Sejarah Nasional Indonesia (Universitas Semarang: Skripsi 2005) h.5

9 KPU resmikan gerakan melindugi hak pilih (https://nasional.kompas.com), Jumat 5 Oktober 2018, Pukul 12:37 WIB

(19)

kehidupan yang ideal dan sejahtera yang akan dirasakan oleh semua individu yang dijelaskan dalam QS. al-Ma‟idah|5:8 sebagai berikut;

ۡسِقۡلاِب َءٓاَدَهُش ِ ِّٰلِل َيۡيِها اَّوَق ا ۡوًُ ۡوُك ا ۡوٌَُهٰا َيۡيِرَّلا اَهُّيَاـٰٰۤي ِط

ُىٰاٌََش ۡنٌََُُّهِس َۡۡي ََََ ۖ

ا ۡوُلِد ۡعَت ََّ َا ىٰٓلَع ٍم ۡوَق ٰوۡقََّّلِل َُُسۡقَا َوُُ ا ۡوُلِد ۡعِا ؕ

َّٰالل اوُقَّتاََ

س ۡيََِِ َ ّٰالل َّىِا ؕ

َى ۡوُلَو ۡعَت َنِب

Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap satu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan10.

Pada ayat diatas dinyatakan bahwa adil lebih dekat kepada takwa. Perlu dicatat bahwa keadilan dapat merupakan kata yang menunjuk kepada suatu subtansi ajaran islam jika ada agama yang menjadikan kasih sebagai tuntunan tertinggi islam tidak demikian. Ini karena kasih, dalam kehidupan pribadi apa lagi dalam kehidupan masyarakat akan berdampak buruk. Bukankah jika anda merasa kasihan kepada seorang penjahat anda tidak akan menghukumnya? Adil adalah menetapkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika seseorang memerlukan kasih dengan berlaku adil anda mencurahkan kasih kepadanya, jika seseorang melakukan pelanggran dan wajar mendapat sanksi yang berat ketika itu kasih tidak boleh berperanan karena ia dapat menghambat jatuhnya ketetapan hukum

10 Kementrian Agama RI, Al-quran dan terjemahannya, (Semarang: CV Karya putra utama semarang, 2010), h.86.

(20)

atasnya. Ketika itu yang dituntut itu adalah adil yakni menjatuhkan hukuman setimpal atasnya11.

Hak-hak fundamental universal yang tertuang dalam peraturan perundang- undangan melahirkan hak dasar yang terbentuk melalui sistematika produk regulasi nasional hingga kebawah. Guna mempertegas hal tersebut bahwa dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration Of Human Rights) pasal 29 Ayat 2; Dalam mempergunakan hak-hak dan kebebasan ini setiap orang hanya dapat oleh hal-hal yang ditetapkan oleh hukum yang ditujukan semata-mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan yang layak atas hak-hak dan kebebasan sesamanya serta memenuhi syarat-syarat moral, ketertiban umum yang patut dalam masyarakat demokratis12.

Partisipasi politik dalam Negara Demokrasi ialah sebuah indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaan negara tertinggi yang bersifat absah terhadap rakyat (kedaulatan rakyat), yang memiliki keterlibatan dalam sebuah pesta demokrasi (Pemilu), semakin tingginya partisipasi masyarakat maka disitu dapat dilihat bahwa masyarakat sadar karena telah memahami, mengikuti dan pentingnya mereka ikut serta dalam kegiatan kenegaraannya yang dijelaskan dalam demokrasi tentunya telah ada GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) yakni menyangkut tentang partisipasi dan diatur dalam undang-undang No.39 Tahun 1999 HAM (Hak Asasi Manusia) dan didalamnya itu juga berbicara

11 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Miabah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran), (Jakarta: Lentera Hati: 2009), h.50.

12 Nur Aliyah Zainal, Nur Syarif Ramadhan dan Firman Umar, “Efektifitas Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2013 Dalam Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Penyandang Disabilitas di Kota Makassar”, 2017, h. 136.

(21)

tentang ketakwaan serta penjaminan pemberian hak kepada orang lain, maka dari itu menurut saya masalah tersebut selaras dengan apa yang tercantum dalam QS.

an-Nisa|4:58 sebagai berikut;

ىَأ ِساٌَّلٱ َيْيَب نَُّْوََُح اَذِإََ اَهِلَُْأ ٰٓىَلِإ ِتٌَٰ َٰهَ ْلْٱ ۟اَُّدَؤُت ىَأ ْنُكُسُهْأَي َ َّلِلٱ َّىِإ ِلْدَعْلٲِب ۟اوُوُُْحَت سيِصَب ا عيِوَس َىاَك َ َّلِلٱ َّىِإ ۗ ٓۦِهِب نُُُظِعَي اَّوِعًِ َ َّلِلٱ َّىِإ

ا

Terjemahnya:

Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannaya dengan adil. Sungguh Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha mendengar maha melihat13.

Amanah merupakan sesuatu yang diserahkan kepada orang lain untuk dijaga dan akan dikembalikan apabila telah diminta kembali oleh pemiliknya, amanah merupakan lawan dari khianat. Karena amanah tidak akan diberikan kepada seseorang kecuali kita percaya bahwa orang tersebut dapat memeliharanya dengan baik.

Ayat diatas tersebut ketika memerintahkan meunaikan amanah ditekankannya bahwa amanah tersebut harus ditunaikan kepada ahliha yakni pemiliknya, dan ketika memerintahkan ketetapan hukum dengan adil dinyatakannya apabila kamu menetapkan hukum pada manusia. Ini berarti bahwa pemerintahan dan berlaku adil itu ditunjukkan terhadap manusia secara

13 Kementrian Agama RI, Al-quran dan terjemahannya, (Semarang: CV Karya putra utama semarang, 2010), h.69.

(22)

keseluruhan. Dengan demikian baik amanah maupun keadilan harus ditunaikan dan ditegakkan tanpa membedakan agama, keturunan, dan ras14.

Pada kedua ayat tersebut diatas sudah diceritakan secara jelas bahwa kita diperintahkan berlaku adil dan tentunya memberikan hak seseorang kita tidak diperbolehkan untuk merampas hak orang lain karena jika kita berperilaku seperti itu maka cepat atau lambat kita akan mendapatkan balasannya.

َنَّلَسََ ِهْيَلَع ُالل ىَّلَص ِالل َلوُسَز ُّيِفْعُْۡلا َديِزَي ُيْب ُةَوَلَس َلَأَس ،ِالل َّيًَِِ اَي :َلاَقَف ،

َوَف ،اٌََّقَح ؟اًَُسُهْأَت اَوَف ،اٌََّقَح اًَوُعٌَْوَيََ ْنُهَّقَح اًَوُلَأْسَي ُءاَسَهُأ اٌَْيَلَع ْتَهاَق ْىِإ َتْيَأَزَأ ا

ْنَُّْلِّوُح اَه ْنُُْيَلَعََ ،اوُلِّوُح اَه ْنِهْيَلَع اَوًَِّئَف ؟اًَُسُهْأَت

Artinya:

"Salamah bin Yazid Al Ja'fi pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Nabi Allah, bagaimanakah pendapatmu jika para penguasa yang memimpin kami selalu menuntut hak mereka atas kami tapi mereka tidak mau memenuhi hak kami, sikap apa yang anda anjurkan kepada kami? Beliau lalu bersabda: "Dengarkan dan taatilah, sesungguhnya mereka akan mempertanggung jawabkan atas semua perbuatan mereka sebagaimana kalian juga akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kalian".15

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pemilu 2019 ini didominasi oleh kelompok pemilih pemula atau yang sering disebut dengan kaum milenial, kelompok pemilih pemula ialah kelompok yang baru pertama kalinya ikut berpartisipasi dalam proses pemilihan baik itu pemilu, pilkada, pilwalkot dll, tapi pada pembahasan kali ini terfokus pada pemilu 2019 yang untuk pertama kalinya

14 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Miabah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran), (Jakarta: Lentera Hati: 2009), h.582.

15 Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Husaini al-Qusyairi al-Naisaburi, “Shohih Muslim, Juz 3”

(Beirut: Dar Ihya al-Turas al-„Arabi), h. 1474

(23)

dilakukan serantak dengan sistem 5 (lima) kotak yakni pemilihan presiden, anggota DPR.RI, DPR.Pfov, DPRD.Kab, dan DPD.

Tabel diatas telah menunjukkan angka masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya itu cukup banyak dan meningkat disetiap tahunnya. 16.

Di kabupaten Gowa tepatnya di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga terdapat beberapa kejanggalan yakni adanya pembagian undangan secara double, terdapat undangan bagi orang yang telah meninggal dan warga yang telah pindah tempat tinggal. Sedangkan para pemilih pemula yang genap berusia 17 tahun yang katanya telah didata justru tidak mendapatkan undangan memilih dan ada juga beberapa penduduk lama yang tidak mendapatkan undangan memilih bukankah ini salah satu bagaimana partisipasi itu tidak dapat disalurkan meskipun ada beberapa cara untuk mengatasinya yakni dikategorikan dalam

16 Muh Imam Adil Aqil, Peran Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pada Pemilu 2014, Skripsi Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015, h.42-43.

(24)

pemilih tambahan atau pemilih khusus. Akan tetapi jika orang yang acuh akan yang namanya proses pemilihan dalam demokrasi dia tetap tidak ingin menyalurkan haknya dalam proses tersebut atau hanya sekedar ikut-ikutan dalam proses pemilihan tersebut.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas mengenai apa yang akan diteliti. Peneliti memfokuskan penelitiannya tentang Peran dan Upaya Gerakan Melindungi Hak Pilih di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

2. Deskripsi fokus

Deskripsi fokus bertujuan untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca agar memudahkan pemahaman terhadap makna yang terkandung dalam makna tulisan ini. Maka peneliti mengemukakan beberapa pengertian terhadap kata yang dianggap perlu.

a. Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) yakni, mengajak masyarakat untuk proaktif mengecek dan mencari tahu apakah mereka telah terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).

b. Upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) yaitu, mempermudah pengecekan data dapat dilakukan secara langsung diposko GMHP (Sekretariat PPS) atau melalui website dan aplikasi mobile KPU RI.

C. Rumusan Masalah

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah Peran GMHP (gerakan melindungi hak pilih) di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa adapun sub rumusan masalah sebagai berikut:

(25)

1. Bagaimana peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) dalam pelaksanaan pemilu 2019 di Kelurahan Pangkabinaga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

2. Bagaimana upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) dalam perlindungan partisipasi pemilih pada pemilu 2019 di Kelurahan Pangkabinaga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan serta memahami apa yang telah dirumuskan pada rumusan masalah sebelumnya.

a. Manfaat Akademik

1. Memahami Peran GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih).

2. Memahami upaya GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih).

b. Manfaat Praktis

1. Dapat dijadikan sebagai sebuah bahan rujukan penelitian yang nantinya akan terus dikembangkan oleh penelitian lainnya.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berguna untuk membantu penulis dalam menentukan langkah-langkah sistematis dari teori dan kebijakan politik. Tinjauan pustaka dijadikan referensi dalam menggunakan kebijakan politik pada objek yang akan diteliti. Berikut adalah tinjauan pustaka yang telah penulis kumpulkan, sebagai referensi dengan karakterlistik judul yang sama dengan judul peneliti.

1. Penelitian yang di lakukan oleh Amrin, „Perilaku Politik Kaum Muda Dalam Pemilihan Legislatif di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Tahun 2014, Skripsi Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin

(26)

Makassar, 2016‟. Hasil penelitian menggambarkan kaum muda menjatuhkan pilihan politiknya berdasarkan perilaku idealis, kritis dan pragmatis, hal ini membuat pilihan politik tiap kaum muda berbeda-beda dengan menggunakan pilihannya, berdasarkan dukungan dalam pemilihan umum legislatif di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Tahun 201417.

Perbedaan dari skripsi ini bahwa pada penelitian sebelumnya menggambarkan bahwa para pemilih pemula sudah memiliki kesadaran pentingnya untuk ikut terlibat dalam pesta demorasi khususnya pada pileg di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Sedangkan skripsi pada peneliti yang sekarang ini fokus kepada bagaimana peran GMHP untuk mengajak masyarakat untuk turut andil dalam pesta demokrasi pada pemilu 2019.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Cindar Bumi Makmur „Pelaksanaan Pemasangan Alat Peraga Kampanye Pada PemiluKada Kabupaten Luwu 2018 (Study atas peraturan Komisi Pemilihan Umum KPU No.4 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye)”, Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018‟.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa seharusnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus lebih tegas lagi terhadap partai-partai yang kader- kadernya masih melanggar dan mengabaikan PKPU No.4 Tahun 2017, karena ini sudah menjadi fenomena yang harus dituntaskan oleh KPU menjelang pemilukada 201818.

17 Amrin, “Perilaku politik kaum muda dalam pemilihan legislatif di Desa Rato Kecamatan Lambu Kabupaten Bima Tahun2014”, (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar;

Skripsi, 2016). h. 56

18 Cindar Bumi Makmur, “Pelaksanaan pemasangan alat peraga kampanye pada pemilukada Kabupaten Luwu Tahun 2018”, (Universitas Islam NegeriAlauddin Makassar; Skripsi, 2018), h.56

(27)

Perbedaan skripsi diatas lebih fokus pada penertiban alat peraga kampanye (Baliho) para anggota kader partai politik yang mencalonkan diri pada pesta demokrasi yang dilakukan di Kabupaten Luwu yang harus ditertibkan atau dihilangkan menjelang pemilukada (Masa tenang) yang dilakukan kurang lebih satu satu pekan sebelum pemilukada itu dilaksanakan.sedangkan skripsi peneliti terfokus pada pentingnya GMHP menjelaskan jenis pemilihan apa yang akan dilakukan pada pemilu 2019.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hamka „“Kontribusi Sekolah Demokrasi Terhadap Pembangunan Politik di Kabupaten Pangkep”, Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013. Hasil dari penelitian tersebut yakni penjelasan tentang bentuk kontribusi Sekolah Demokrasi pangkep (SDP) terhadap pembangunan publik di kabupaten pangkep adalah desiminasi opini publik, yaitu memberikan pemahaman baik kepada peserta didik maupun kepada anggota masyrakat yang ada dikabupaten pangkep tentang cara berdemokrasi dan berpolitik, cara memilih calon pejabat eksekutif misalnya pemilukada, cara memilih calon legislatif misalnya memilih anggota DPRD, yakni memiih pejabat eksekutif dan legislatif yang dianggap bersih dan bertanggung jawab kepada rakyat atau masyarakat agar kesejahtraan masyarakat pangkep dapat terwujud. Advokasi yaitu melakukan pembelaan terhadap hak-hak anggota masyarakat19.

Perbedaan skripsi diatas terfokus pada cara memilih seorang pemimpin seseorang yang dianggap bersih dan bertanggung jawab kepada rakyat, sedangkan pada skripsi yang sekarang ini terfokus pada bagaimana cara agar masyarakat percaya kepada wakil rakyat yang dipilih dalam sebuah

19 Hamka, “Kontribusi Sekolah Demokrasi Terhadap Pembangunan Politik di Kabupaten Pangkep” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; Skripsi, 2013), h.56

(28)

pesta demokrasi agar mereka datang ke TPS untuk meyalurkan hak pilihnya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Mujahidatul Khaerat „Peran Politik Ratu Bilqis dalam Al-Qur‟an, Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015. Hasil penelitian tersebut menggambarkan sejarah Ratu Balqis menjadi salah satu sejarah yang hampir terlupakan tidak banyak literatur yang membahas tentang Ratu Balqis apalagi peranannya terhadap perpolitikan. Wujud perpolitikan Ratu Balqis jelas tertulis dalam Al-Qur‟an yakni Qs.al-Naml berbicara tentang cara kepemimpinan Ratu Balqis yang demokratis, pro rakyat tanpa egoh kekuasaan. Contoh kepemimpinan Ratu Balqis ini menjadi penguat bagi untuk perempuan masa kini untuk menjadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab20.

Perbedaan dengan skripsi sebelumnya pada penelitian sebelumnya terfokus pada bagaimana seorang perempuan menjadi seorang pemimpin, sedangkan pada penelitian kali ini memfokuskan bagaimana cara agar masyarakat percaya khususnya kaum perempuan pada pesta demokrasi agar terciptanya pemilu yang jujur dan adil.

5. Penelitian Yang dilakukan Oleh, Muh Imam Adli Aqil, „‟Peran Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Masyarakat Pada Pemilu Presiden Tahun 2014‟‟, Skripsi, Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015. Hasil penelitian yaitu masyarakat Kabupaten Gowa telah berpartisipasi dalam pemilihan presiden pada tanggal 9 juli tahun 2014 dalam rangka memilih capres dan cawapres akan tetapi peran Komisi

20 Mujahidatul Khaerat, “Peran Politik Ratu Balqis Dalam Al-Quran” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; Skripsi, 2015) h.68

(29)

Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gowa dalan meningkatkan partisipasi pada pemilu presiden 2014 ini masih belum cukup efektif. KPU Kabupaten Gowa harus terus bekerja keras untuk meningkatkan partisipasi jumlah pemilih setiap perhelatan pemilih dilaksanan terutama setiap penyelenggaraan pemilihan presiden. Mengingat data laporan KPU yang menyebutkan jumlah pemilih setiap diselenggarakan pemilu jumlah pemilih selalu saja meninggkat dan yang menjadi syaratan utama yakni jumlah yang tidak menggunakan hak pilih juga terus meningkat. KPU Kabupaten Gowa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat21.

Perbedaan peneliti pada skripsi sebelumnya terjadinya peningkatan partisipasi bagi yang dilakukan oleh kaum pemilih pemula. Dan dalam proses tahapan pesta demokrasi kali ini terdapat program tahapan baru agar lebih tertarik lagi untuk datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih mereka untuk lebih efektifnya lagi sebuah tahapan pesta demokrasi yang akan dilaksanakan.

Secara keseluruhan penelitian yang menjadi rujukan diatas hampir memiliki kesamaan dengan penelitian yang saya lakukan. Namun, penelitian diatas hanya berfokus pada cara mengajak masyarakat agar ikut serta dalam pesta demokrasi dan percaya kepada calon wakil rakyat yang menjadi kadidat pada pemilihan tersebut. Sedangkan pada peelitian ini saya berupaya untuk terfokus bagamana cara serta upaya pihak KPU (Komisi Pemilihan Umum) merangkul semua golongan masyarakat yang

21 Muh Imam Adil Aqil, “Peran Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gowa Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Masyarakat Pada Pemilu Presiden Tahun2014” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; Skripsi, 2015) h.75

(30)

telah memenuhi syarat untuk datang memilih agar dapat menyalurkan hak pilihnya pada pesta demokrasi yang dilaksanakan pada saat itu.

(31)

18 BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Landasan Teori

1. Teori Demokrasi

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah Pemerintahan suatu negara yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Intinya demokrasi adalah suatu tata pemerintahan dimana rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung berkuasa dan berdaulat penuh22

Dari rakyat, artinya bahwa suatu negara terbentuk karena adanya kekuasaan pemerintahan yang diberikan dari rakyat unsur dalam negara yang paling pokok adalah rakyat, karena semua hasil pemikirannya adalah dari rakyat.

Dan perlu diingat pula dalam suatu sistem demokrasi, pemerintah mendapatkan kekuasaan yang berasal dari rakyat.

Oleh rakyat, artinya bahwa dalam suatu negara, rakyat harus diikutsertakan. Karena rakyat telah mendapatkan kekuasaan terbesar dalam posisi di negaranya, maka rakyat harus bertanggung jawab atas segala fasilitas yang disediakan pemerintah; masyarakat harus ikut menjaga ketertiban dan ketentraman masyarakat lainnya di negara tersebut.

Untuk rakyat, artinya bahwa segala keterlibatan dan ketentraman yang dipelopori oleh masyarakat itu pada akhirnya akan menjadi hadiah bagi rakyat itu sendiri, karena itulah dalam membantu menjaga keterlibatan rakyat harus mengingat harus mengingat bahwa semua itu adalah untuk diri rakyat sendiri

Oleh karena itu, melihat hubungan wakil dan yang terwakili memiliki dua dimensi relasi individu yakni antara pemilih dan wakil rakyatnya yang bersifat

22 Rahman Yasir, Gagasan Islam Tentang Demokrasi, (Yogyakarta: A KA Group). h.27

(32)

agregatif antara warga masyarakat dan partai politik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori demokrasi untuk melihat bagaimana keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat.

2. Teori Partisipasi Politik

Silvia Bolgherini dalam Mauro Calise and Theodore J.lowi, Hyperpolitics:

An Interactive Dictionary of Pilitical Sience Concep yang diterbitkan oleh Univercityof Chichago tahun 2010, mendefinisikan partisipasi politik sebagai “a series of activities related to political life, aimed at influencing public desinions in a more or less direct way-legal, conventional, pacific, or contentious”

menurutnya, partisipasi politik adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan politik yang ditujukan untuk mempengaruhi keputusan baik langsung maupun tidak langsung-secara legal, konvensional, damai atau memaksa.

Harbert Miclosky mengemukakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.23 Sementara itu Miriam Budiarjo menyatakan partisipasi politik secara umum dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan ikut memilih pemimpin Negara dan secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.24

Oleh karena itu dalam hal ini antara katerkaitan teori dan penelitian dengan adanya definisi partisipasi politik ini partisipasi masyarakat merupakan sebagai sebuah proses komunikasi dua arah yang dilakukan secara terus menerus, dengan itu dapat diartikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan komunikasi antara

23Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: Prenadamedia, 2013), hal. 129

24Cholisin M. Si. & Nasiwan M. Si, Dasar-dasar Ilmu Politik (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), Hal. 45.

(33)

pihak pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan dipihak lain masyarakat merupakan sebagai pihak yang merasakan secara langsung dari dampak kebijakan tersebut.

3. Teori Peran

Peran menurut Soerjono Soekanto peran merupakan suatu aspek yang bersifat dinamis kedudukan (status) apa bila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah hanya sebatas kepentingan ilmu pengetahuan, tidak akan ada peran tanpa adanya kedudukan begitupun juga tidak akan ada kedudukan tanpa adanya peranan tertentu yang dilakukan dimasyarakat25.

Dengan adanya teori peran ini maka keterkaitan antara teori dan penelitian yakni, apa bila kita memiliki jabatan atau kedudukan tertentu dalam suatu kelompok maka dengan adanya pendekadatan kemasyarakat ini jika ingin untuk mencapai suatu tujuan politik itu mudah untuk dicapai karena orang yang seperti ini mudah untuk didegarkan dan dipatuhi perintahnya oleh masyarakat.

4. Kelompok kepentingan Asosiasional

Kelompok yang dibentuk untuk mewakili kepentingan suatu kelompok yang bersifat khusus atau spesifik, memiliki lembaga yang mapan, menggunakan tenaga yang professional, memiliki prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan, kepemimpinan yang terseleksi dan tujuan yang bersifat khusus. Yang secara efektif mempengaruhi kebijakan pemerintah26.

5. Kelompok kepentingan Non- Asosiasional

Suatu kelompok kepentingan yang bersifat informal memiliki suatu lembaga atau organisasi yang agak sedikit mapan, anggotanya berasal dari faktor

25Brian MeNair, Pengantar Komunikasi Politik, (Bandung: Nusa Media, 2016), Hal. 91 .

26Ikhsan Darmawan, Mengenal Ilmu Politik, (Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 2015), Hal. 127.

(34)

keturunan dan tidak ada unsur memilih untuk menjadi anggota kelompok ini.

Muncul apabila ada kepentingan yang bersifat khusus, bekerja tidak teratur dan pada waktu tertentu saja, memiliki kepemimpinan yang relative longgar bersifat sukarela dan kurang efektif27.

Dalam hal ini GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) merupakan suatu lembaga atau kelompok khusus dibawah naungan KPU (Komisi Pemilihan Umum), yang dimana anggotanya direkrut dari beberapa kelompok misalya RELASI (Relawan Demokrasi) kelompok ini sama juga kedudukannya yakni merupakan kelompok lembaga dibawah naungan KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang dibentuk jika akan melakukan rangkaian pemilihan.

GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) itu sendiri tidak hanya mengandalkan atau direkrut dari satu kelompok saja akan tetapi melibatkan beberapa pihak yakni, PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang berada ditikat kelurahan atau desa.

6. Kebijakan Publik

Kebijakan dalam pengertian umum adalah sebuah rencana aksi. Untuk menganggap sesuatu sebagai sebuah kebijakan mengimplementasikan bahwa sebuah keputusan formal telah dibuat, memberikan persetujuan formal pada sebuah rencana aksi tertentu. Kebijakan publik karenanya dapat dilihat sebagai keputusan-keputusan formal dari badan-badan pemerintah.

Kebijakan publik menurut Thomas Dye adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public policy is whatever governments choose to do or not to do). Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah di samping yang dilakukan oleh pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik.

27Ibid

(35)

Sebagai contoh, ketika pemerintah mengetahui bahwa ada jalan raya yang rusak dan dia tidak membuat kebijakan untuk memperbaikinya, berarti pemerintah sudah mengambil kebijakan. Defenisi kebijakan publik Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk tidak membuat program baru atau tetap pada status quo, misalnya tidak menunaikan pajak adalah sebuah kebijakan publik.28

Suatu kebijakan publik akan cepat terlihat pengaruhnya jika terjadi sebuah komunikasi politik yang baik, komunikasi politik merupakan dari cara mempengaruhi budaya politik suatu masyarakat. Pada saat yang sama komunikasi politik juga dapat melahirkan, memelihara, serta mewariskan budaya politik yang nantinya akan memperlihatkan sebuah pola komunikasi politik.

28 Subarsono, Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar,2005) h.2.

(36)

B. Kerangka Konseptual

Dari struktur diatas peneliti bermaksud untuk menjawab rumusan masalah yang peneliti angkat dan dijadikan sebagai fokus dari penelitian ini. Dengan cara mengkorelasikan fenomena yang ada dengan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.

GMHP (Gerakan Melindungi Hak Pilih) Di Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga

Kabupaten Gowa

Peran GMHP dalam pelaksanaan pemilu 2019;

- Mengajak

masyarakat untuk proaktif mengecek dan mencari tahu apakah mereka telah terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).

Upaya GMHP dalam perlindungan partisipasi pemilu 2019;

- Mempermudah pengecekan data dapat dilakukan secara langsung diposko GMHP (Sekretariat PPS) atau melalui website dan aplikasi mobile KPU RI.

- Gerakan ketuk

(37)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 yang bertempat di Kabupaten Gowa Kecamatan Pallangga Kelurahan Pangkabinanga Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif yang nantinya akan menghasilkan gambaran berbagai kondisi, situasi, dan fenomena sosial yang terjadi didalam mayarakat yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Penelitian kualitatif adalah adaya keterkatita secara spesifik dalam studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari plurasi dunia kehidupan, metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek serta objek penelitian yang meliputi orang atau lembaga yang akan muncul sebuah fakta yang tampil secara apa adanya. Dengan adaya pendekatan ini maka nantinya akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif bukan kuantitatif yang menggunakan alat29-alat pengukur30 C. Sumber Data

Adapun sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer (Primary Data) adalah data empirik yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian kelompok, organisasi, perorangan31. Dalam penelitian

30Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Bumi Aksara Cetakan Keempat 2016, h.81-82

31 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010 ) .29.

(38)

primer diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa masyarakat dan pihak instansi terkait.

2. Data Sekunder (Secondaru Data), adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain) atau digunakan oleh pihak lembaga lainnya yang bukan bagian dari pihak pengolahnya melainkan dapat juga dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu32. Data sekuder yang ada dalam penelitian ini didapatkan dari situs institusi resmi terutama dari media on-line yang berkaitan dengan berita pemilu 2019.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi ; 1. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang dimana

seseorang ingin memperoleh informasi dari hasil tanya jawab dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Pada dasarnya wawancara secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu ; wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawanara yang bersifat baku yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan jawaban yang sudah ditetapkan sebelumnya, sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah mirip dengan percakapan informal33.

2. Analisis dokumen yakni berupa catatan harian, surat-surat, otobiografi, memoir,artikel, majalah, berita koran, brosur, foto-foto dan bulletin. Dari dokumen-dokumen ini dapat megungkapkan bagaimana subjek

32 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2010 ) .30.

33 Deddy Mulyaa, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 180.

(39)

mendefinisikan dirinya sendiri terhadap situasi dan lingkungan yang dihadapinya34.

E. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data agar mudah dibaca dan diinterpresentasikan, analisa data ini dilakukan sejak awal penelitian hingga penelitian selesai. Untuk menganalisa data yang akan dikumpulkan dalam sebuah penelitian maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa kualitatif, peneliti mengguakan meetode tersebut karena adanya salin keterkatitan antara penelitia sebelumnya sebelum dan sesudah pegumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut dengan analisis35.

1. Reduksi Data

Reduksi data digunakan sabagai proses pemilihan, pemutusan untuk penyederhanaan data yang bersifat abstrak dan kasar dari hasil pengumpulan data yang ada dilapangan. Selama tahap pengumpulan data masih berlangsung peneliti melakukan reduksi data seperti, meringkas dan mengelompokkan data sesuai dengan fokus penelitian36. Reduksi data dalam penelitian ini yaitu memilah jawaban-jawaban hasil wawancara yang diperoleh dari informan karena tidak semua hasil uraian dari informan dapat ditarik menjadi sebuah jawaban dari penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian Data merupakan sebagai sekumpulan data informasi yang tersususun serta memberi kemungkinan adanya pemaknaan penarikan kesimpulan (pengambilan keputusan). Pada tahap ini ketika malakukan penyajian data peneliti

34 Deddy Mulyaa, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 195.

35 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Erlangga, 2011) h.148.

36 Galang Surya Gumilang, “Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling”, Jurnal Fokus Konseling Volume 2 No.2, Agustus 2016. h. 156.

(40)

lebih mudah dalam memahami dan nantinya mengelompokkan data dalam tema/kategori. Dengan melakukan penyajian data peneliti bisa bekerja lebih cepat dan tepat dalam pengkodean dan pengambilan keputusan berdasarkan fokus penelitian. Penyajian data tidak dapat dipisahkan dari analisis data penelitian kualitatif37 .

3. Verifikasi Data

Verifikasi Data ialah adalah sebuah pemeriksaan data, verifikasi merupakan sebuah proses membandigkan dua hal ataupun lebih yang bertujuan untuk memastikan data tersebut bersifat akurat dan menandakan informasi tersebut benar38.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ialah, merupakan hasil akhir dari analisis penelitian kualitatif. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan suatu pemaknaan melalui refleksi data yang telah diperoleh. Hasil pemaparan data tersebut direfleksikan dengan melengkapi kembali atau menulis ulang catatan kejadian nyata yang diperoleh dilapangan39.

37 Galang Surya Gumilang, “Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling”, h. 157.

38 Ibid.

39 Ibid.

(41)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Kabupaten Gowa a. Sejarah Kabupaten Gowa

Daerah Kabupaten Gowa dalam sejarah merupakan salah satu kabupaten yang sangat berkembang sesuai dengan pemerintahan Negara. Negara pernah merubahsistem pemerintahan yakni sistem pemerintahan parlemen karena pada saat itu Indonesia bubar dan Makassar juga ikut bubar, sistem parlemen yang berdasar pada Undang-Undang Dasar tahun 1950 dan Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1957. Yang akhirnya Kabupaten Gowa kembali ditetapkan sebagai daerah tingkat II dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 januari 1957, dan pada tanggal 18 januari 1957 Kabupaten Gowa membentuk daerah tingkat II seiring berlakunya UU Nomor 1 tahun 1957. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1957 sebagai sebuah penjabaran Undang- Undang Nomor 1 tahun 1957 yang didalamnya mencabut Undang-Undang Darurat No. 2 tahun 1957 dan meneguhkah Kabupaten Gowa sebagai daerah tingkat II yang berhak menerima rumah tangganya sendiri. Untuk mengoprasionalkannya maka dikeluarkanlah Surat Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor UP/ 7/2/24 pada tanggal 6 Februari 1957 dan mengangkat Andi Ijo Karaeng Laloang sebagai Kepala Daerah yang memenangkan 12 Daerah bawahan koordinator masing-masing.40

40http: //humas.gowakab (diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 21: 45)

(42)

Pada tahun 1960 pemerintah pusat yang ada diseluruh wilayah Republik Indonesia terjadi perubahan distrik kecamatan, pada tingkat II daerah Kabupaten Gowa yang pada awalnya terdiri dari 12 distrik diubah menjadi 8 kecamatan yaitu

; pada distrik mangasa dan tombolo diubah menjadi Kecamatan Tamalate, distrik Pattallassang menjadi Kecamatan Panakkukang, distrik Limbung menjadi Kecamatan Bajeng, distrik Limbung menjadi Kecamatan Pallangga, distrik Bontonompo menjadi Kecamatan Bontonompo, distrik Tombolopao dan Parigi menjadi Kecamatan Tinggimomcong, distrik Malakaji menjadi Kecamatan Tompobulu, dan distrik Borisallo, Manuju, Borongloe berubah menjadi Kecamatan Bontomarannu.

Kabupaten gowa berada pada 12°38.16’ Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33,6’ Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak administrasinya antara 12°33,19’ hingga 13°15,17’ Bujur Timur dan 5°5 hingga 5°34,7’ lintang selatan dari Jakarta. Luas kebupaten gowa adalah 1.883,33 Km2 atau sama dengan 3,01

% dari luas Provinsi Sulawesi Selatan . Wilayah Kabupaten Gowa terdiri dalam 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan defintif sebanyak 167 dan 726 Dusun/lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan parang loe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompo Bulu dan Biring Bulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan41.

Penduduk Kabupaten Gowa mayoritas beragama Islam yang memeiliki semangat jiwa gotong royong yang berlandaskan ketaatan dalam melaksanakan

41http://humas.gowakab (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 22:00) .

(43)

nilai-nilai dan ajaran dalam agama Islam. Hal ini telah terbetuk sejak lama dan melahirkan seorang pemimpin yang mempunyai jiwa kepahlawanan untuk pengabdiannya kepada masyarakat yaitu Sultan Hasanuddin dan seorang sufi penyebar agama islam ternama yakni Syekh Yusuf Tuanta Salamaka. Jiwa kepahlawanan yang dimilikioleh keduanya serta ajaran nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan oleh Syekh Yusuf Tuanta Salamaka mereka akhirnya diangkat oleh Negara sebagai Pahlawan Nasional, sosok yang telah melahirkan jiwa kepahlawanan yang menjiwai nurani masyarakat Kabupaten Gowa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara42.

2. Gambaran Umum Kecamatan Pallangga

Kecamatan Pallangga adalah merupakan salah satu kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Gowa Sulawesi-Selatan (SulSel). Kecamatan Pallangga berada pada daerah yang dimana dataran wilayahnya berbatasan langsung dengan beberapa Kecamatan lainnya di Kabupaten Gowa, adapun batas- batas wilayah Kecamatan Pallangga disebelah utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Somba Opu, dibagian Selatan berbatasan langsung dengan Kecamatan Bajeng, disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bontomarannu, dan disebelah barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Barombong. Kecamatan Pallangga secara administratif terbagi menjadi 3 kelurahan dan 13 desa hal ini menjadi salah satu faktor Kecamatan Pallangga merupakan kecamatan yang memiliki desa dan kelurahan terbesar di Kabupaten Gowa. Kecamatan Pallanga dibentuk berdasarkan perda (Peraturan Daerah) Kabupaten Gowa No. 7 Tahun 2007 Tentang Pembetukan Kecamatan di Kabupaten Gowa43.

Adapun nama-nama kelurahan dan desa yang ada di Kecamatan Pallangga sebagai berikut; Kelurahan Pangkabinaga, Kelurahan Mangalli, Kelurahan

42 http://humas.gowakab (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2019, pukul 22:22).

43 https://docplayer.info (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, Pukul 10:00).

(44)

Tetebatu, Desa Bungaejaya, Desa Pallangga, Desa Panakkukang, Desa Julukanaya, Desa Kampili, Desa Bontoramba, Desa Todotoa, Desa Taeng, Desa Parangbanoa, Desa Julupamai, Desa Julubori, Desa Jenetallasa, dan Desa Bontoala. Ibu kota kecamatan yakni Kelurahan Manggalli yang berjarak sekitar 3 Km disebelah selatan Kota Sunguminasa yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Gowa44.

3. Sejarah Singkat Kelurahan Pangkabinanga

Kelurahan Pangkabinanga adalah merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang berbatasan dengan Kota Sungguminasa Kecamatan Somba Opu yang dibatasi dengan sebuah sungai terkenal yakni Sungai Je’neberang. Kelurahan Pangkabinanga adalah merupakan hasil pemekaran dari Desa Tetebatu yang dipimpin oleh seorang gallarang tang bernama Tetebatu (Daeng Nompo) pada sekitar tahun 1940an terjadi kekosongan Pemerintahan karena gallarang Tetebatu yang dalam hal ini Daeng Nompo meninggal dunia.

Tahun 1975 gallarang Tetebatu berganti nama menjadi Desa Tetebatu yang mengcakup beberapa Lingkungan yakni Lingkungan Pekanglabbu, Biringkaloro, Allattappampang, Cambaya, Mangalli, Pangkabinanga, Tetebatu, Tattakang, Parangbanoa, Barua, dan Dusun Kecil yakni Mappala dan Salekoa yang dipimpin oleh Supu Daeng Ramma sampai pada tahun 1984, pada tahun 1984 Desa Tetebatu berganti nama menjadi Kelurahan Tetebatu yang dipimpin oleh Abdul Rajab. Pada tahun 1993 terjadi pemekaran Kelurahan Tetebatu yang dimekarkan menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu Kelurahan Mangalli, Kelurahan

44 https://docplayer.info (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, Pukul 10:15).

Gambar

Tabel  diatas  telah  menunjukkan  angka  masyarakat  yang  tidak  menggunakan hak pilihnya itu cukup banyak dan meningkat disetiap tahunnya
Tabel 1. Batas-batas Wilayah Kelurahan Pangkabinanga  Utara  Kelurahan Tompo Balang (Kecamatan Somba Opu)  Selatan  Kelurahan Tetebatu
Table 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Table 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Pangkabinanga
+3

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor apakah yang mendorong pemuda tidak berpartispasi dalam menggunakan hak pilih pada Pemilu Legislatif tahun 2014 bagi para pemilih pemula di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh kesadaran masyarakat terhadap penggunaan hak pilih pada pemilu legislatif 2014 di Dusun Sadar Barat Desa Sekip Kecamatan

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosialisasi program KB MKJP terhadap sikap pasangan usia subur di Kelurahan Parang Banoa Kecamatan Pallangga

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana peran dan usaha yang dilakukan para ibu rumah tangga terhadap kesejahteraan keluarga di Biringkaloro Kelurahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) penyebab rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, dan 2)

Hal ini menunjukkan bahwa Praktik Appita’galak tana (gadai sawah) Perspektif Hukum Islam di Desa Julukanaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa belum sepenuhnya sesuai

Karakteristik responden petani padi sawah di Desa Bungaejaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa yang menerapkan sistem tanam jajar legowo dalam penelitian ini meliputi tentang

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai analisis daya saing padi sawah di Desa Toddotoa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa memiliki daya