• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SEKS TERHADAP ANAK USIA DINI DI DESA TAENG KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SEKS TERHADAP ANAK USIA DINI DI DESA TAENG KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA "

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah peran orang tua dalam pengenalan pendidikan seks pada anak usia dini di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran orang tua dalam pengenalan pendidikan seksualitas pada anak usia dini dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran orang tua dalam pendidikan seksualitas anak usia dini di Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Orang tua harus berperan dalam memberikan pendidikan komprehensif, termasuk pendidikan seks, kepada anak kecil. Berdasarkan hasil observasi orang tua pada keluarga muslim di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terlihat terdapat orang tua yang berperan dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia dini.

Rumusan Masalah

Orang tua di Desa Taeng, Kecamatan Pallanga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan berperan dalam menciptakan suasana sehat (baik), suasana dimana seorang anak merasa diterima oleh ayah dan ibunya. Namun, masih ada orang tua di Desa Taeng, Kecamatan Pallanga, Sulawesi Selatan yang kurang peduli dalam mengenalkan seks pada anak kecil dan kerap mengabaikan waktu bersama anak.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Pendidikan Anak Usia Dini
  • Pengertian Peran Orang Tua
  • Pendidikan Seks Anak Usia Dini a. Pendidikan Seks Anak Usia Dini
  • Tahap Pragential
  • Tahap Phallus
  • Tahap Laten
  • Tahap Genital

Peran orang tua sangat penting sebagai figur untuk mendidik dan membimbing anak mengenai pembelajaran pendidikan seks dalam hal menjaga aurat, menjunjung tinggi pandangan dan menjaga batasan dengan lawan jenis yang bermanfaat bagi anak usia dini. Menurut Hadi, “orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merawat, memelihara, mendidik dan melindungi anak.” Menurut Soerjono Soekanto, “peran orang tua merupakan pendidik terpenting dan pertama bagi anak-anaknya, karena anak-anaklah yang menerima pendidikan dari mereka terlebih dahulu.”

Peran orang tua sebagai guru pengganti di rumah dalam membimbing anaknya selama anak berada di lingkungan keluarga. Orang tua mempunyai peran sebagai guru di rumah, dimana orang tua dapat membimbing anaknya dalam mendidik anaknya di rumah. Menurut Munarji, “orang tua atau keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak”.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa orang tua merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak dimana orang tua mengajarkan aspek moral dan agama kepada anak sejak dini. Namun yang terjadi di lapangan adalah orang tua apatis dan tidak berperan aktif dalam memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anaknya. Dalam memperhatikan dan menutup aurat antara orang tua dan anak-anak, orang dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan.”

Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nadrotul Wahidayah dengan judul “Pendidikan Seks pada Anak dalam Perspektif Islam”. Penelitian yang dilakukan oleh Apma Hidayah tentang “Pendidikan Seksual dan Bentuk-Bentuk Penyimpangan Remaja dalam Keluarga Muslim”. Dalam penelitian tersebut terdapat penjelasan bahwa pendidikan seks merupakan upaya untuk memberikan pemahaman kepada anak sejak dini agar mencapai usia remaja atau pubertas, serta jujur ​​terhadap permasalahan yang berkaitan dengan seks, naluri dan pernikahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitrah Nabila Dista tentang Pengembangan Modul Pendidikan Seks Anak Usia Dini Sebagai Bahan Ajar Bagi Guru (Usia 5-6 Tahun Di TK Amal Insani Sleman. Dari penelitian tersebut peneliti lebih fokus pada pendidikan seks dan bentuk-bentuk penyimpangan remaja dalam keluarga muslim. Sebab orang tua merupakan orang pertama yang mengajarkan anak tentang konseling seks sejak usia dini dalam keluarga muslim.

Dari ketiga penelitian tersebut nampaknya terdapat sedikit kesamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan para peneliti, dimana dalam penelitian ini sama-sama ingin meneliti pendidikan seks.

Kerangka Konsep Teori

Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  • Jenis penelitian

Jadi nantinya dalam penelitian ini data-data yang diperoleh akan dianalisis secara berkala, kemudian diklarifikasi dan diberikan pengertian serta penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang mengharuskan penulis turun ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi pada suatu lingkungan alam. Moleong Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu yang ditampilkan dalam bentuk kata-kata lisan atau tulisan yang diteliti oleh peneliti, dengan tujuan untuk mengungkapkan latar belakang, peristiwa terkini dan interaksi kondisi lingkungan sosial, individu, kelompok, lembaga dan orang untuk mendapatkan informasi."

Tempat penelitian ini dilakukan adalah di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilakukan sejak tanggal izin penelitian diberikan, dalam kurun waktu kurang lebih 1 (satu) bulan, 2 minggu pengumpulan data dan 2 minggu pengelolaan data termasuk presentasi dalam bentuk skripsi. dan proses bimbingan yang sedang berlangsung. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa “sumber data adalah suatu sumber yang darinya peneliti ingin memperoleh sejumlah informasi atau data yang diperlukan untuk suatu penelitian.

Subjek Penelitian

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengamati peran orang tua dalam pendidikan seks pada anak usia dini, peneliti terjun langsung ke TK Arsyila untuk melihat aktivitas yang menjadi fokus penelitian seperti aktivitas sehari-hari anak. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang kondisi sosial budaya yang terjadi di masyarakat khususnya pada keluarga di Desa Taeng Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Teknik Analisis Data

Jumlah data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak sehingga peneliti harus mencatatnya dengan cermat dan rinci. Artinya, semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah datanya akan semakin besar, sehingga analisis data harus segera dilakukan dengan reduksi data yang bermakna untuk merangkum dan memilih hal yang paling penting. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya.

Saifuddin Anawar mengatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif penyajian data dikategorikan, diurutkan dan disisipkan menurut kategori masalahnya, termasuk kesimpulan sementara yang diperoleh selama reduksi”. Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menampilkan data agar mudah dipahami berdasarkan penyajian datanya. Dalam proses ini, peneliti mencatat data penelitian berdasarkan wawancara mendalam kepada informan serta observasi mendalam melalui observasi terhadap anak-anak usia dini di Desa Taeng.

Data ini dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran permasalahan terkait pendidikan seks pada anak usia dini.

Prosedur Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan mewawancarai tiga orang tua di Desa Taeng Kabupaten Gowa tentang “Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini”. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terdapat kesamaan antara hasil observasi dan wawancara dan dapat disimpulkan bahwa kerjasama yang baik dicapai dengan selalu memberikan nasehat dari orang tua dan komunikasi yang baik dengan guru. Setelah mengamati dan mewawancarai orang tua di Desa Taeng untuk mengetahui apakah pengajaran pendidikan seks berpengaruh terhadap agama dan bahasa anak.

Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting, karena orang tua merupakan agen pendidikan pertama bagi anak pada masa pertumbuhannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, hasil wawancara yang diperoleh dari wawancara dengan orang tua Rifky Maulana Arfandi, dapat disimpulkan bahwa orang tua Rifky belum menerapkan pengenalan seks pada anaknya karena usia anak yang masih muda. masih terlalu dini untuk mengenalkan pengenalan pendidikan seksual bagi dirinya. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, hasil wawancara yang diperoleh dari orang tua Novika dapat disimpulkan bahwa orang tua Novika telah menerapkan pendidikan seks pada anaknya melalui cara berpakaian anaknya sehari-hari.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti diperoleh hasil wawancara orang tua mempelajari pendidikan seks melalui cara berpakaian anak yang baik (sopan).

Pembahasan

Semua pernyataan di atas, mengenai peran orang tua dalam pendidikan seks pada anak, mengandung makna bahwa mereka perlu mempelajari hal-hal terkait mengenalkan pakaian dan menghormati perempuan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan dijelaskan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks merupakan suatu pendidikan yang tidak memuat berbagai jenis pelajaran tentang seks. Pendidikan seks pada anak usia dini lebih pada upaya membantu anak memahami organ tubuh, perbedaan kedua jenis organ intim, serta pengenalan anatomi tubuh secara sederhana dan mudah dipahami.

Pendidikan seks hendaknya menjadi bentuk kepedulian orang tua terhadap masa depan anak, dengan menjaga apa yang sudah menjadi kehormatannya, khususnya bagi seorang anak. Orang tua berperan dalam menyampaikan pendidikan seks pada anak dengan cara mengenalkan alat reproduksi anak dengan menggunakan bahasa yang sopan dan mendidik, mengajarkan anak menutup aurat, dan mengajarkan anak untuk memisahkan tempat tidur anaknya. Namun peran orang tua setiap individu dalam pendidikan seks anak usia dini di Desa Taeng belum berjalan sebagaimana mestinya, pengetahuan orang tua terhadap pendidikan seks sangat minim, orang tua cenderung apatis terhadap seks hingga transfer informasi dan pendidikan seks ke sekolah. institusi.

Saran

Menuntun Anak Menuju Surga: Aplikasi Pendidikan Anak Dalam Perspektif Islam (Solo: Era Adicitra Intermedia). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Seksual Orang Tua Mengenai Pendidikan Anak Usia Dini vol.1 No. Gunarsa, 1995 Pola Komunikasi Orang Tua dan Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta) Hadi Abdul, 2016 Nilai-nilai pendidikan keluarga dalam undang-undang no. 23 Tahun 2002.

Hakim Imam /https://www.idntimes.com/men/attitude/saifuddin-syadiri/buat-boy/6-hadits-ini-mengarimu-untuk-memulikaan-perempuan-c1c2.

Hasil Observasi Dan Wawancara Guru dan Orang Tua

Kalau anakku dek, aku suruh dia mandi dan jangan lupa tutup pintu kamar mandinya. Karena anak zaman sekarang masih anak-anak, kalau dikasih tahu harus hati-hati, lagipula anak saya laki-laki, jadi saya suruh hormati perempuan, jangan berkelahi dengan perempuan seperti itu. Untuk anak saya, saya batasi bermain ponsel, kecuali anak saya mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Kenalkan padanya perbedaan perempuan dan laki-laki, seperti ketika saya mendapat haid dan anak saya bertanya mengapa saya tidak shalat. Saya sejak dini sudah menjelaskan kepada anak saya untuk tidak berdekatan dengan orang asing apalagi menyentuh tubuh anak saya, dan saya juga mengajarkan anak saya untuk berteriak jika ada yang berbuat tidak senonoh padanya. Anakku biasa bertanya siapa yang menciptakan bumi, matahari dan aku menjawab bahwa Allahlah yang menciptakan semua ini.

Iya tentu saja, tapi aku bilang pada anakku kalau adiknya itu adalah anugerah Allah SWT untuk ibunya.

Referensi

Dokumen terkait

PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengenai penyusunan laporan keuangan pada EMKM Konveksi di Kecamatan Soreang,