Metode berasal dari bahasa yunani (Grecca) yaitu metha dan hados. Metha berarti melalui atau melewati, sedangkan hados berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.38
Metode sangat penting dalam mencapai keberhasilan menghafal, karena berhasilnya suatu tujuan ditentukan oleh metode yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Lebih jauh lagi Peter R. Senn mengemukakan bahwa metode merupakan suatu produser atau cara mengetahui sesuatu yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.39
Menghafal Al-Qur.an merupakan simpanan yang sangat berharga yang sangat diperebutkan oleh orang yang bersungguh-sungguh. Hal ini karna Al- Qur’an adalah kalam Allah SWT yangbisa menjadi syafa’at bagi pembacanya kelak di hari kiamat nanti.40
38 Zuhairi, metodologi Pendidikan Agama, (solo: Ramadhani, 1993), hal. 66
39 Mujamil Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Erlangga, 1995), hlm. 20
40 Abdul Muhsin, kunci-Kunci Surga, solo: Aqwam, 2007), hal. 205
Metode menghafal Al-Qur’an yang bisa dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Al-Qur’an dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal Al-qur’an dalam mengurangi kepayahan dalam menghafal Al-Qur’an.
Didalam buku bimbingan praktis menghafal Al- Qur’an, Ahsin W. Alhafizh menuliskan metode-metode menghafal al-Qur’an diantaranya:
a. Metode wahdah
Metode wahdah yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya.
Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kaliatau dua puluh kali atau lebih, sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya.
b. Metode Khitbah
Metode khitbah yaitu menulis ayat-ayat yang akan di hafal pada secarik kertas, kemudian ayat tersebut dibaca sampai lancar dan benar, lalu dihafalkannya.
c. Metode Sima’i
Metode sima’i adalah mendengarkan suatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan sanagt efektif pahi penghafal yang mempunyai daya inget exstra, terutama bagi penghafal yang tuna netra atau anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal baca tulis Al- Qur’an. Cara ini bisa dengan mendengar dari guru atau mendengar dari kaset.
d. Metode Gabungan
Metode gabungan adalah metode yang merupakan gabungan antara metode wahdah
dan khitabah, hanya saja penulisan ayat disini lebih mempunyai fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya.
Prakteknya yaitu setelah menghafal kemudian ayat yang telah dihafal ditulis kembali, sehingga hafalan akan mudah di ingat.
e. Metode Jama’
Metode jama’ adalah metode yang dilakukan secara kolektif atau bersama sama dengan dipimpin oleh instruktur, instruktur membacakan ayat kemudian santri atau siswa menirukan secara bersama-sama.
Pada prinsipnya semua metode di atas baik semua untuk dijadikan pedoman menghafal Al- Qur’an, baik dengan menggunakan salah satu diantaranya atau dengan menggunakan semua sebagai alternatif atau selingan sehingga dengan demikian akan menghilangkan kejenuhan dalam proses menghafal Al-Qur’an.41
Menurut Zen, secara umum metode yang dipakai dalam menghafal Al-Qur’an ada dua macam, yaitu : metide tahfidz dan metode takrir, kedua metode ini pada dasarnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Metode tahfidz adalah menghafal materi baru yang belum pernah dihafal, sedangkan metode takrir
41 Ahsin W, Bimbingan Praktis menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 3, hal. 63-66
adalah mengulang hafalan yang sudah didengar pada instrukturnya.42
Kemudian untuk membantu mempermudah membentuk kesan dalam ingatan terhadap ayat ayat yang dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang baik, adapun strategi itu antara lain:
a. Strategi pengulangan ganda
b. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang yang sedang dihafal benar-benar hafal c. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya
dalam satu kesatuan jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya
d. Menggunakan satu jenis mushaf e. Memahami ayat-ayat yang dihafalnya f. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa g. Disetorkan kepada seorang pengampu43
Seorang penuntut ilmu hendaknya mengetahui bahwa menuntut ilmu memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui. Ia harus memulai dari yang paling penting kemudian yang penting. Ia tidak boleh tergesa-gesa, bahkan ia harus bersabar dan mengetahui kadar kemampuan dirinya.
42 Muhaemin Zen, Tata cara/ Problematika Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Husna), hal.248
43 Ahsin W, Bimbingan Praktis menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 3, hal. 67-72
Para ulama kita tidak pernah melewati dan menyimpang dari tahapan menuntut ilmu karena bertahap dalam menuntut ilmu adalah jalan selamat untuk memperoleh ilmu.
Bertahap dalam menuntut ilmu ini berdasarkan firman Allah SWT:
“dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al- Israa’:[17]:106)
“berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar) (QS. Al-Furqaan:[25]:32)
menghafalkan Al Qur’an agar cepat hafal dan tidak mudah hilang dari ingatan. Simak hadits berikut ini.
Dicatat oleh Ibnu Nashr dalam Qiyamul Lail (73),
ِﻦْﺑ ﻰَﺳﻮُﻣ ْﻦَﻋ , ﻲِﻧَﺮَـﺒْﺧَأ ٍضﺎَﻴِﻋ ُﻦْﺑ ُﺲَﻧَأ , ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ﻰَﻠْﻋَﻷا ِﺪْﺒَﻋ ُﻦْﺑ ُﺲُﻧﻮُﻳ , َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟا ِﻦَﻋ , ُﻪْﻨَﻋ ﺎُﻬﱠﻠﻟ َﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑا ِﻦَﻋ ٍﻊِﻓﺎَﻧ ْﻦَﻋ َﺔَﺒْﻘُﻋ
ُﻪَﻴِﺴَﻧ ِﻪِﺑ ْﻢُﻘَـﻳ ْﻢَﻟ ْنِإَو ُﻩَﺮَﻛَذ ِرﺎَﻬﱠـﻨﻟاَو ِﻞْﻴﱠﻠﻟﺎِﺑ ُﻩَأَﺮَﻘَـﻓ ِنآْﺮُﻘْﻟا ُﺐِﺣﺎَﺻ َمﺎَﻗ اَذِإ : َلﺎَﻗ
“Yunus bin Abdil A’la menuturkan kepadaku, Anas bin ‘Iyadh mengabarkan kepadaku, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’ dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda:
“Jika seseorang shahibul Qur’an membaca Al Qur’an di malam hari dan di siang hari ia akan mengingatnya. Jika ia tidak melakukan demikian, ia pasti akan melupakannya.”
2. Syarat-syatrat Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an adalah pekerjaan yang sangat mulia. Akan tetapi menghafal Al-Qur’an tidaklah mudah membalikkan telapak tangan, oleh
karena itu ada hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menghafalagar dalam proses menghafal tidak begitu berat. Beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang memasuki periode menghafal Al-Qur’an ialah:
a. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran- pikiran dan teori-teori atau permasalahan- permasalahan yang sekiranya akan mengganggunya. Mengosongkan pikiran lain yang sekitarnya menggannggu dalam proses menghafal merupakan hal yang penting dengan kondisi yang seperti ini akan mempermudah dalam proses menghafal Al-Qur’an karena benar-benar fokus pada hafalan Al-Qur’an
b. Niat yang ikhlas
Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama dalam masalah hafalan Al-Qur’an.
Sebab, apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhoan Allah semata, maka hanya kan jadi sia-sia aja.44
c. Sabar
44 Bahirul Amali Harry, Agar Orang sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pro You, 2012), cet. 3, hal. 103
Kesabaran merupakan faktor yang sangat penting bagi orang yang sedang proses menghafal Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Qur’an akan banyak sekali di temuiberbagai macam kendala.
Kualitas hafalan dan kemampuan bertahan kita ternyata porosnya berada di zona proses, bukan dihasil, oleh karena itu sabar dan menikmati proses menghafal adalah suatu keharusan.45 d. Disiplin dan Istiqomah
Istiqomah adalah konsisten, yaitu tetep menjaga kdalam menghafal Al-Qur’an. Seorang penghafal Al-Qur’an harus disiplin dan istiqomah. Harus gigih memanfaatkan waktu senggang, cekatan, kuat fisik, bersemangat tinggi, mengurangi kesibukan-kesibukan yang tidak ada gunanya.46
e. Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan tercela
45 Amanu abdul Aziz, Hafal Al-Qur’an Dalam Hitungan Hari, (Bogor:
CV Hilal Media Group, 2013), hal. 109
46 Sa’dulloh, 9 Cara Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hal. 31
Perbuatan maksiat dan perbuatan tercela merupakan sesuatu perbuatan yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an, tetapi semua kaum muslim pada umumnya.47 Karena keduanya mempengaruhi terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati, sehingga akan menghancurkan istiqamah dan konsentrasi yang telah terbina dan terlatih sedemikian bagus.
f. Izin dari orang tua, wali atau suami.
Walaupun hal ini tidak merupakan keharusan yang mutlak, namun harus ada kejelasan.
Karena hal demikian akan menciptakan saling pengertian antara kedua belah pihak, yakni antara anak dan orang tua, antara suami dan istri, dan antara pihak wali dengan pihak yang berada diperwaliannya
g. Mampu membaca dengan baik
Sebelum penghafal Al-Qur’an memulai hafalannya. Hendaknya penghafal mampu mambaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,
47 Muhaemin Zen, Tata cara/ Problematika Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Husna), hal. 240
baik dalam tajwid maupun makhrij al-hurufnya, karena hal ini akan mempermudah penghafal untuk melafadzkannya dan menghafalkannya.48 h. Tekad yang kuat dan bulat
Tekad yang kuat dan yang bersungguh-sungguh akan mengantar seseorang ketempat tujuan, dan akan membentengi atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang menjadi rintangan.49
i. Waktu
Waktu menghafal terkait dengan keadaan setiap orang. Ada yang merasa enak menghafalkan Al- Qur’an setelah shalat shubuh atau malam hari sebelum subuh, semua tergantung pada pribadi masing-masing, yang penting adalahadanya mood atau semangat menghafal.50
48 Ahsin W, Bimbingan Praktis menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 3, hal. 48-54
49 Raghib Al-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al-Qur’an, (solo:
Aqwam, 2007), hal. 63
50 Ahsin W, Bimbingan Praktis menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 3, hal. 114
3. Problematika Menghafal Al-Qur’an
Agar proses menghafal dapat berjalan afektif dan efisien, seoarng penghafal al-qur’an hendaknya mengetahui faktor-faktor penghambat menghafal Al- Qur’an. Sehingga pada saatnya menghafal ia sudah mendapatkan solusi terbaik untuk pemecahannya.
Diantara hambatan-hambatan untuk menghafal Al-Qur’an yang sering terjadi adalah sebagai berikut dengan solusinya adalah:
a. Kesehatan
Kesehatan seseorang baik kesehatan fisik maupun psikis yang sednag menghafal Al- Qur’an harus selalu dijaga, supaya pencapaian target hafalan tidak tergangau. Gangguan pada fisik contohnya seperti penyakit mata, telingga, tenggorokan, flu, panas dingin dan lain-lain yang akan mengganggu konsentrasi menghafal.
Hal ini dapat dicegah dengan banyak berolahraga, memeriksa kesehatan secara rutin ke dokter, menjaga agar tidak kurang tidur. Dll b. Aspek psikologis
Diantara faktor penghambat dalam menghafal Al-Qur’an adalah berasal dari diri sendiri yaitu
pasif, pesimis, putus asa, bergantung pada orang lain, materialistik, dan lain-lain. Jika sifat ini bersemayam dihati seseoarang yang sedang menghafal al-qur’an makan akan berakibat iya akan berhenti sebelum selesai karena ia mersa dirinya tidak siap dan tidak akan mampu untuk menghafal sampai 30 juz, atau khawatir nanti setelah hafal 30 juz ia tidak mampu untuk mempertahankannya hingga lupa.
Masalah yang dihadapi oleh penghafal al- Qur’an seperti ayat ayat yang telah dihafal lupa lagi, banyak ayat ayat yang serupa tetapi tidak sama dapat diatasi dengan teknik berikut ini:
a. Teknik memahami ayat-ayat yang akan dihafal.
Ayat-ayat yang akan dihafal difahami terlebih dahulu, ini dapat dilakukan dengan menggunakan terjemah al-qur’an, setelah faham, dibaca berkali-kali dengan tetap memahami setiap bacaan.
b. Teknik mengulang-ngulang sebelum hafalan.
Membaca ayat-ayat yang akan dihafal berulang- ulang, sebagian penghafal melakukannya sebanyak35 kali pengulangan, setelah itu baru memulai menghafal.
c. Teknik mendengarkan sebelum menghafal.
Penghala memerlukan keseriusan mendengar ayat-ayat yang akan dihafal melalui kaset-kaset
tilawah Al-Qur’an, mendengarkannya haru dilakukan dengan berulang-ulang.51
Dan adapun problem yang umumnya sering ditemui oleh calon hafidz dan hafidzah adalah:
a. Cepat lupa bagaimana cara cepat menghafal b. Banyaknya kesepadanan ayat dalam struktur
ayat
c. Sewaktu-waktu lupa atau fanding, dan barangkali ini merupakan sebab paling jelas bagi terjadinya kelupaan-kelupaan yang datang secara bertahap karena pengaruh dari jaringan-jaringan sel-sel yang semangatnya lemah karena tidak diperbaharui
d. Terhalanganya ingatan yang disebabkan.
1) Masuknya hafalan-hafalan lain yang serupa, sehingga melepaskan berbagai hal yang sudah dihafal.
2) Benturan yang dapat mengubah berbagai proses hafalan menjadi hilang.
3) Perasaan yang tertentu yangterkristal dalam jiwa seperti rasa takut, sakit syaraf dan gangguan jiwa.52