KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
6. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran merupakan suatu strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar peserta didik, melatih berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial serta pencapaian hasil belajar yang lebih optimal. Pemilihan model pembelajaran berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran dan dapat memacu peserta didik lebih aktif dalam belajar. Salah satu alternatif model pembelajaran yang mampu melatih keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning (Arsyad, 2004: 29).
Problem Based Learning (PBL) pertama kali dikembangkan oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (dalam Amir, 2014: 21). Model pembelajaran ini menggunakan masalah di dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar bagaimana cara berpikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Putra & Stitava, 2013: 65).
Menurut Dutch (dalam Amir, 2014: 21) Problem Based Learning merupakan metode instruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari alternatif atau solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa ingin tahu serta kemampuan analisis untuk berpikir kritis dan analitis serta untuk mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Sedangkan menurut Howard Barrows dan Kelson (dalam Amir, 2010: 21) Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulum dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan dan membuat mereka kritis dalam memecahkan masalah serta memiliki strategi belajar sendiri.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik turut aktif dan mandiri dalam
mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh solusi yang rasional.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Menurut Arends (dalam Suprihatiningrum, 2013: 220) model pembelajaran Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi peserta didik.
2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin
Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya peserta didik meninjau masalah dari banyak mata pelajaran. Misalnya masalah polusi yang di Teluk Chesapeake yang dimunculkan mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran, seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan peserta didik untuk mencari penyelesaian yang nyata terhadap permasalahan nyata dengan menganalisis dan mendefinisikan masalah, serta mengembangkan hipotesis.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata, transkrip debat, laporan, video maupun program komputer yang kemudian didemonstrasikan oleh peserta didik kepada teman- temannya tentang apa yang mereka pelajari.
5) Kolaborasi
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh peserta didik yang berkolaborasi dengan yang lain secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk saling bekerjasama memberikan motivasi untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah
Pada langkah ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, memaparkan fenomena, demonstrasi atau cerita untuk memunculkan suatu permasalahan, serta memotivasi peserta didik agar terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu peserta didik untuk menjelaskan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang tepat, serta melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah yang sesuai.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan. (Jauhar, 2013:
89).
d. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tujuan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu antara lain 1) Pembelajaran berbasis masalah akan mendorong kerjasama dalam penyelesaian tugas, 2) Pembelajaran berbasis masalah mempunyai unsur-unsur belajar yang bisa mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga peserta didik secara bertahap dapat memahami peran penting dari aktivitas mental
dan belajar yang berlangsung di luar sekolah, 3) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan peserta didik dapat menjelaskan fenomena dunia nyata. Problem Based Learning akan menjadikan peserta didik kreatif serta mandiri dalam proses belajar mengajarnya, dan mempunyai keinginan untuk memahami.
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kelebihan dari Problem Based Learning menurut Sanjaya (2007: 218), sebagai suatu model pembelajaran yaitu antara lain:
1) Pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta akan memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
2) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik cara mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
3) Pemecahan masalah dapat memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, dan lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya sekedar belajar dari guru ataupun buku saja.
4) Pemecahan masalah dapat mengembangkan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
5) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kelemahan Problem Based Learning menurut Sanjaya (2007: 219) yaitu antara lain:
1) Ketika peserta didik sedang tidak memiliki minat atau mempercayai bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.