• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dan Pengembangan

Dalam dokumen pengembangan e-lkpd berbasis problem based (Halaman 38-43)

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian penelitian dan pengembangan

Menurut Mustami (2015: 12), penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang dilakukan secara teratur dan objektif dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Sedangkan pengembangan diartikan sebagai aplikasi yang teratur dari pengetahuan, diarahkan pada pembuatan bahan yang bermanfaat, perangkat dan sistem atau metode,

termasuk dari segi desain, dan peningkatan utama serta langkah baru untuk memenuhi persyaratan (Putra, 2015: 70). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah model penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah produk dengan diawali riset kebutuhan kemudian dilakukan pengembangan untuk menghasilkan sebuah produk yang sudah teruji.

Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan yang dikenal dengan istilah Research and Development (R&D) adalah suatu proses pengembangan dan validasi pendidikan. Produk pendidikan yang dihasilkan dari penelitian itu tidak terbatas pada bahan pembelajaran seperti modul, buku paket, LKPD, film pendidikan dan lain sebagainya, akan tetapi juga dapat berbentuk prosedur atau proses seperti metode pembelajaran. Tahapan penelitian dan pengembangan biasanya membentuk siklus yang konsisten untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dengan melalui langkah desain awal produk, uji coba produk untuk menemukan kelemahan-kelemahannya, kemudian perbaikan kelemahan, dan diuji coba kembali sampai didapatkan produk yang dianggap ideal (Sanjaya, 2013: 129).

Sedangkan menurut Sugiyono (2015:30), metode penelitian dan pengembangan diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi serta menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey

atau kualitatif) sera untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat digunakan oleh masyarakat luas, maka dibutuhkan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen).

Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual dan model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model prosedural biasa dijumpai dalam model rancangan pembelajaran, misalnya Dick & Carey, Model Borg & Gall, Dan Model ADDIE (Setyosari, 2015: 284). Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara terperinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan. Model ini bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan, misalnya model R2D2. Model teoritik adalah model yang menggambarkan kerangka berpikir berdasarkan pada teori- teori yang relevan dan didukung data empirik.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan bagi kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat

mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

b. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan

Menurut Sugiyono (2011:408) langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk yang dikembangkan, adalah :

1) Potensi dan masalah

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga dapat dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.

2) Pengumpulan data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan bisa mengatasi masalah tersebut. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang dapat mendukung

suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya.

3) Desain produk

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan pihak lain untuk memulainya.

Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian- pengujian.

4) Validasi desain

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

5) Perbaikan desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya.

Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain oleh peneliti.

6) Uji coba produk

Pengujian dapat dilakukan dengan melakukan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru.

7) Revisi produk

Pengujian produk pada sampel yang terbatas menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama.

Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.

8) Uji coba pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas.

9) Revisi produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan.

10) Pembuatan produk massal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

Dalam dokumen pengembangan e-lkpd berbasis problem based (Halaman 38-43)

Dokumen terkait