• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D (Research and Development). Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu yang dapat bermanfaat serta telah diuji kelayakan dan keefektifan dari sebuah produk yang dikembangkan (Sugiyono, 2013). Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis educational game monopoli fisika (MOFISmofis) untuk peserta didik SMA/MA kelas X materi Mmomentum dan Iimpuls.

L. Prosedur Pengembangan

Prosedur yang digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini mengacu pada pengembangan model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Model pengembangan 4-D terdiri dari tahap pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan tahap penyebaran (Disseminate).

Tahapan model pengembangan 4D dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian merupakan tahapan awal untuk menentukan dan mendefinisikan syarat instruksional dan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Sebagian besar tahap ini bersifat analitis.

Melalui analisis, maka tujuan pembelajaran dan pembatasan materi pembelajaran dapat ditentukan. Tahap pendefinisian dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu :

a. Analisis Awal

Analisis kebutuhan dilakukan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran fisika di SMA, baik mengenai kurikulum dan permasalahan lapangan sehingga dibutuhkan pengembangan media pembelajaran. Analisis awal dilakukan dengan studi pendahuluan di SMA Kolombo Sleman. Masalah dasar dalam penelitian ini adalah kurangnya penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran serta penggunaan metode ceramah yang menyebabkan komunikasi satu arah dari guru ke peserta didik saja, sehingga peserta didik pasif dan tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengan cara mengamati karakteristik peserta didik melalui . Karakteristik peserta didik dianalisis secara umum menurut observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru fisika SMA Kolombo, Sleman. Hal ini dibutuhkan untuk mendiagnosa kekurangan yang dialami oleh peserta didik dalam belajar. Peserta didik menganggap mata pelajaran fisika itu sulit. Selain itu, dan pembelajaran fisika denganpenggunaan metode ceramah menjadikan pembelajaran fisika membosankan sehingga peserta didik kurang berminat dalam mempelajari fisika dan. Selain itu, peserta didik cenderung bermain game ketika pembelajaran berlangsung.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas ini bertujuan untuk mengetahui struktur isi, konsep, sumber informasi, tujuan pembelajaran, dan indikator.

Lingkup analisis tugas yaitu menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tentang materi yang akan dikembangkan pada media pembelajaran MOFISmofis. Adapun

kompetensi dasar yang akan dikembangkan pada MOFIS adalah….(KD berapa?)

d. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya dalam bentuk hierarki, merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis secara sistematis dan rasional. Analisis ini meliputi analisis sumber belajar kemudian menghasilkan peta konsep. Pada tahapan ini, analisis konsep dilakukan pada materi Momentum dan Impuls.

e. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran yaitu perumusan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada KI dan KD yang berkaitan dengan materi Momentum dan Impuls. Pada tahapan ini ditentukan tujuan atau indikator pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik dengan melakukan analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar. Tujuan ini akan memberikan dasar untuk desain pengembangan.

f. Penentuan Produk yang Dikembangkan

Dari analisis peserta didik, analisis tugas dan analisis konsep yang telah dilakukan, diketahui (PD main game dll) sehingga dikembangkan,,,

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan adalah tahap kedua dalam penelitian 4D.

Berdasarkan hasil permasalahan analisis yang diperoleh dari tahap pendefinisian, maka selanjutnya peneliti akan melakukan tahapdilakukan perancangan produk media pembelajaran monopoli fisika (MOFIS) yang akan pengembangan media pembelajarandikembangkan. Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian, pemilihan media, pemilihan format, rancangan

awal dan prototipe perangkat pembelajaran lainnya, Berikut merupakan tahapan perancangan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

a. Menyusun Materi Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan Mmateri pembelajaran yang sudah ditentukan pada tahap pendefinisian, yaitu . Pada tahap pendefinisian dalam menentukan materi pembelajaran telah dilakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan kurikulum 2013 tentang materi Momentum dan Impuls. Selanjutnya kemudian melakukandilakukan analisis indikator tentang ketercapaian pembelajaran. Materi yang telah ditentukan kemudian dimasukkan kedalam pengembangan media media educational game mofis MOFIS yang akan dirancang.

b. Pemilihan Media

Pada tahap ini peneliti melakukan pemilihan media pembelajaran yang akan dikembangkan. Pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan analisis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan yang relevan dengan karakteristik materi.

Adanya media pembelajaran diharapkan dapat membantu ketercapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan. Media pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu Mofis.Penyusunan media edugame MOFIS dikembangkan dengan software utama … dan pendukung …Canva dll (sebutkan).

c. Rancangan Awal Monopoli Fisika (MOFIS)

Pada tahap ini peneliti melakukanPenyusunan rancvangan awal akan menghasilkanpada media pembelajaran MOFIS yang akan dikembangkanpada materi... Media pembelajaran mofis

yang sudah dirancang berdasarkan materi Momentum dan Impuls akan divalidasi sebelum dilakukan uji coba, namun sebelum itu peneliti akan menyediakan format media dan instrumen.

1) Pemilihan Format Media 2)

Pemilihan format media yang dikembangkan disesuaikan dengan tampilan permainan monopoli yang disesuaikan dengan pembelajaran fisika pada materi… sesuai dengan … (buku referensi dll).

Rancangan Pemilihan format dalam mengembangkan media pembelajaran ini dengan merancang komponen- komponen dari media pembelajaran mofis MOFIS yang akan dikembangkan menggunakan Canva untuk merancang desain serta Microsoft Word untuk merancang komponen-komponen media pembelajaran mofis lainnya.

Perancangan desain media pembelajaran mofis meliputi:

a) Perancangan Papan Permainan

Gambar 3. 1 Papan Monopoli

b) Perancangan Kartu Permainan

 Kartu Dana Umum

GGambar 3. 2 Tampilan depan dan belakang Kartu Dana Umum

 Kartu Kesempatan

Gambar 3. 3 Tampilan depan dan belakang Kartu Kesempatan

 Kartu Hak Milik

Gambar 3. 4 Tampilan depan dan belakang Kartu Hak Milik

c) Perancangan Uang Permainan

Gambar 3. 5 Rancangan Uang Permainan MOFIS

d) Perancangan Peraturan Permainan

Gambar 3. 6 Rancangan Buku Petunjuk Permainan

3) Rancangan Instrumen

Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan instrumeninstrumen penelitian, yaitu instrumen validasi, instrumen penilaian produk, angket respon peserta didik, lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Pada tahap ini peneliti akan menghasilkan media pembelajaran berbasis educational game mofis,MOFIS atau produk draft I mofis MOFIS yang akan divalidasi. Terdapat dua kegiatan yang akan dilakukan yakni expert appraisal dan developmental testing.

a. Expert Appraisal

Expert appraisal adalah kegiatan untuk memvalidasi atau menilai kelayakan produk yang telah disusun. Dalam kegiatan ini, peneliti melakukan tahap-tahap berikut ini:

1) Produk Draft I Mofis MOFIS yang sudah dikembangkan akan divalidasi oleh beberapa pakar validator menggunakan lembar validasi yang sudah divalidasi

terlebih dahulu. Beberapa pakar validator tersebut yaitu:

dua 2 dosen sebagai ahli media dan dua ahli materi dari Prodi Pendidikan Fisika.

2) Melakukan revisi hasil validasi produk (Revisi I) dan menghasilkan Draft II MOFIS..

3) Melakukan penilaian produk kepada 2 dua ahli media, 2 dua ahli materi, dan 1 seorang guru fisika sebagai ahli pembelajaran dari SMA Kolombo, Sleman.

4) Menganalisa data hasil penilaian para ahli dan guru fisika.

5) Merevisi produk berdasarkan masukan dan saran dari ahli materi, media, dan guru fisika (Revisi II) dan menghasilkan Draft III MOFIS.

b. Developmental Testing

Developmental testing adalah kegiatan uji coba produk pada sasaran subjjek sesungguhnya. Pada tahap ini peneliti melakukan tahapan pengembangan sebagai berikut:

1) Melakukan uji coba terbatas prodfuk kepada 5-10 peserta didik kelas X MIPA SMA.

2) Analisa data uji coba terbatas.

3) Melakukan revisi setelah uji coba terbatas apabila ada kekurangan dan kesalahan (Revisi II) dan menghasilkan Draft IV MOFIS.

4) Melakukan uji coba luas produk kepada 20-30 peserta didik kelas X MIPA SMA.

5) Analisa data uji coba luas. Jika memperoleh hasil dengan respon baik dari peserta didik, maka produk dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Namun, jika respon peserta didik kurang, maka produk akan direvisi kembali agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang baik. Selain itu, pada uji coba luas akan diamati keterlaksanaan pembelajaran

menggunakan MOFIS …. (Ceritakan aspek apa yang akan diamati pada keterlaksaan pembelajaran)

Adapun penelitian dan pengembangan dari produk ini sesuai dengan prosedur model 4D yang lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian.

45 Analisis Awal

Analisis Peserta Didik, Analisis Tugas, Analisis Konsep Perumusan Tujuan Pembelajaran

Menyusun materi pembelajaran Pemilihan media

Rancangan awal produk Produk I Mofis

Validasi Revisi I

Penilaian kualitas produk Ahli materi, ahli media dan guru fisika

Kualitas modul sangat baik (SB)/Baik Ya

Uji terbatas

Respon peserta didik Sangat Setuju Ya

Uji luas

Respon peserta didik Sangat Setuju

Define

Design

Develop

Tidak

Revisi II

Revisi Tidak

Tidak

Gambar 3.1 Bagan ProsedurAlur Peneliyian Pengembangan Penelitian

Ya Produk akhir Mofis

Ya

Revisi

M. Uji Coba Produk

N. Uji coba produk berfungsi untuk mengetahui tingkat kevalidan pengembangan media mofis melalui data-data yang dikumpulkan oleh peneliti.

O. Desain Uji Coba

P. Media pembelajaran yang akan dikembangkan sebelum diuji coba kepada peserta didik, akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dilakukan uji validitas kepada oleh beberapa validator. Setelah media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid untuk digunakan sebagai media pembelajaran di kelas, maka akan dilakukan tahap uji coba terhadap peserta didik. Peserta didik akan memberikan penilaian terhadap pengembangan media melalui angket respons peserta didik yang telah disediakan oleh peneliti.

Q. Subjek Uji Coba

R. Subjek uji coba pada penelitian pengembangan ini melibatkan ahli media dan ahli materi (Dosen), ahli pembelajaran (Guru Fisika), dan peserta didik. Subjek coba akan diuraikan sebagai berikut:

S. Dosen

T. Dosen sebagai subjek coba pada penelitian pengembangan terdiri dari 2 dosen sebagai ahli media dan ahli materi dari Prodi Pendidikan Fisika.

Ahli media yakni dosen yang menguasai media yang dikembangkan yaitu mofis. Ahli materi merupakan dosen yang menguasai materi yang digunakan pada media yang dikembangkan yakni materi Momentum dan Impuls.

U. Guru Fisika

V. Guru fisika sebagai subjek pada penelitian pengembangan sebagai ahli pembelajaran dari SMA Kolombo Sleman. Ahli pembelajaran merupakan guru yang menguasai bidang fisika pada materi Momentum dan Impuls.

W. Peserta Didik

X. Peserta didik sebagai subjek coba pada penelitian pengembangan merupakan peserta didik kelas X MIPA SMA Kolombo Sleman. Subjek uji coba dilakukan terhadap 23 peserta didik, 5-10 peserta didik dalam uji coba terbatas dan 23 peserta didik dalam uji coba luas.

Y.

Z. Jenis Data

AA. Jenis data dalam penelitian pengembangan yang akan diperoleh oleh peneliti mencakup data kualitatif dan kuantitatif. Berikut jenis data dalam pengembangan akan diuraikan sebagai berikut:

BB.Data Kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012). Data yang akan diperoleh dari pengembangan media pembelajaran mofis berupa kritikan, saran dan masukan dari ahli media dan ahli materi, dan dari ahli pembelajaran, untuk bahan revisi media mofis yang dikembangkan.

CC.Data Kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012). Data yang akan diperoleh dari pengembangan media pembelajaran mofis MOFIS berupa hasil uji validitas media oleh beberapa validator serta hasil angket respon peserta didik terhadap media pembelajaran mofis.

DD.

EE. Instrumen Pengumpulan Data

FF.Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari hasil angket validasi kelayakan produk dan angket respons peserta didik yang akan dijadikan sebagai instrumen penelitian.

GG. Instrumen Validasi dan Penilaian Kualitas Produk

HH. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang validasi dan penilaian dari validator ahli, penilai dan praktisi terhadap media…

yang dikembangkan. Validasi dan Instrumen validasi digunakan sebagai pedoman untuk validator menilai produk yang telah dikembangkan.

pPenilaian dilakukan sesuai dengan kolom pada lembar validasi/penilaian dan . Pada tahap ini, validator/penilai akan memberikan check list pada jawaban yang dianggap sesuai. Jika Instrumen validasi dan penilaian juga dilengkapi dengan kolom terdapat masukan dan saran terhadap produk yang dikembangkan, dapat disampaikan pada kolom saran dan masukan.

Selanjutnya peneliti akan mengolah data dengan rumus validasi ahli setelah penilaian dari validator selesai. Data yang diperoleh melalui lembar angket untuk mengetahui kelayakan produk merupakan penilaian dari ahli materi, ahli media dan guru fisika SMA, dilakukan berdasarkan data masukan berupa lembar penilaian menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 4 dan dijadikan dasar untuk memperbaiki … sebelum dilakukan uji coba.

II. Indikator/ kisi-kisi instrumen untuk validasi dan penialian ahli media terdiri dari aspek…. (sebutkan). Sedangkan untuk ahli materi …dan guru…

JJ.

KK. Instrumen Respon Peserta Didik

LL.Instrumen respon peserta didik yang digunakan berupa kuesioner atau angket dan dibagikan kepada peserta didik kelas X MIPA SMA Kolombo, Sleman. Pada tahap ini peserta didik memberikan check list pada jawaban yang dianggap sesuai.

MM. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran NN.

OO. Secara umum instrumeninstrumen t yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 Aspek Penilaian dan Instrumen Penelitian.

PP. Tabel 3. 1 Aspek Penilaian dan Instrumen Penelitian

QQ.

No

RR.Review er

SS. Komponen / aspek yang diharapkan

TT. Inst ru me n

UU.Anal isa Data

VV.1 WW.

Ahli Materi

XX.Kelayakan isi,

Kelayakan kebahasaan, Aspek penyajian, Aspek pembelajaran

YY.Ang ket

ZZ. Desk riptif Kuali tatif:

data kualit atif diuba h menj adi kuant itaif AAA.

2

BBB.

Ahli Media

CCC. Keterbacaan teks, Pemilihan background, Kualitas desain media, Kemudahan pengguna, Pengelolaan program

DDD.

Angket

FFF.

3

GGG.

Guru Fisika

HHH. Aspek

penggunaan media, Aspek komunikasi visual, Aspek pembelajaran

III. Ang ket

KKK.

4

LLL.

Peserta Didik

MMM. Aspek

penggunaan media, Aspek komunikasi visual, Aspek pembelajaran

NNN.

Angket

PPP.

QQQ. Teknik Analisis Data

RRR. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi analisis data hasil angket validasi dan analisis data hasil angket respons peserta didik.

Berikut adalah penjabaran dari teknik analisis data:

SSS. Data proses pengembangan media pembelajaran mofis untuk peserta didik berupa data deskriptif kualitatif dengan prosedur pengembangan produk.

TTT. Data Tingkat Kualitas Produk

UUU. Untuk mengetahui penilaian kualitas produk, penilaian dari ahli materi, ahli media, guru, dan peserta didik dilakukan berdasarkan data masukan berupa lembar penilaian menggunakan skala Likert dengan skor 1, 2, 3, dan 4 kemudian diubah dari bentuk kualitatif menjadi kuantitatif.

VVV. Penggunaan skor dengan jumlah genap adalah untuk menghilangkan nilai tengah. Jenis jawaban tengah mempunyai arti ganda, bisa belum memberikan jawaban, netral atau ragu-ragu. Karena kategori yang memiliki arti ganda tidak diharapkan dalam instrumen (Widoyoko, 2012).

WWW. Tabel 3. 2 Skala Likert

XXX. Nilai YYY. Skor

ZZZ. Sangat Baik (SB)

AAAA. 4

BBBB. Baik (B) CCCC. 3

DDDD. Kurang (K) EEEE. 2

FFFF. Sangat Kurang (SK)

GGGG. 1

HHHH.

IIII. Kemudian data dihitung skor rata rata setiap aspek kriteria yang dinilai dengan rumus (Sudjana, 2010) sebagai berikut:

JJJJ. X = ❑

❑ KKKK. Keterangan : X = Skor rata-rata LLLL. ∑x = Jumlah skor MMMM. N = Jumlah penilai NNNN. n = Jumlah pertanyaan OOOO.

PPPP. Skor rata rata aspek penilaian kualitas yang diperoleh diubah menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian (Widoyoko, 2012). Mengacu pada ketentuan tersebut, maka setelah memperoleh data kuesioner tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik maka dapat diketahui bobot nilai dari setiap item-item pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Setelah itu, jawaban dari responden dapat dihitung untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti, tingkat pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, dan selanjutnya disajikan dalam bentuk table untuk di hitung dari rata-rata tersebut.

QQQQ.

RRRR. Jarak Interval =

SSSS. Lebar Skala =

= 0,75 TTTT. Indeks Minimum : 1

UUUU. Indeks Maksimum : 4 VVVV. Interval : 4-1 = 3

WWWW. Jarak Interval : (4-1) / 4 = 0,75 XXXX.

YYYY. Berdasarkan jarak interval di atas dapat disusun klasifikasi

ZZZZ. Tabel 3. 3 Rentang Skor Penilaian

AAAAA. BBBBB. Rentang CCCCC. Katego

PPPPP.

QQQQQ. Data Respon Peserta Didik dan Keterlaksanaan Produk

RRRRR. Data yang diperoleh dari angket respon peserta didik selanjutnya dianalisis dengan Langkah-langkah berikut:

SSSSS. Pemberian skor pada pernyataan yang digunakan dibuat bervariasi antara positif dengan negative agar responden membaca dengan cermat untuk setiap pernyataan yang ada.sehingga, kecenderungan responden untuk menjawab pada kolom tertentu dapat dikurangi (Widoyoko, 2012).

Jawaban peserta didik dikategorikan ke dalam pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Cara memberi skor pada angket respon peserta didik adalah dengan mengubah kategori penilaian yang diberikan peserta didik terhadap produk menjadi skor dengan ketentuan dalam Tabel 3.4.

TTTTT. Tabel 3. 4 Ketentuan Pengubahan Skor untuk Respon Peserta Didik

UUUUU. Nilai Kualitatif

VVVVV. Nilai Kuantitatif XXXXX. P

ernyata an Positif

YYYYY.

Pernyata an Negat

if ZZZZZ. Sangat

Setuju (SS)

AAAAAA.

4

BBBBBB.

1 CCCCCC. Setuju (S) DDDDDD.

3

EEEEEE.

2 FFFFFF. Tidak

Setuju (TS)

GGGGGG.

2

HHHHHH.

3 IIIIII. Sangat

Tidak Setuju (STS)

JJJJJJ. 1 KKKKKK.

4

LLLLLL.

MMMMMM. Skor rata-rata dari hasil respon peserta didik dihitung dengan menggunakan persamaan :

NNNNNN. X = ❑

❑ OOOOOO.

PPPPPP. Keterangan : X = Skor rata-rata

QQQQQQ. ∑x = Jumlah skor RRRRRR. N = Jumlah penilai SSSSSS. n = Jumlah pertanyaan TTTTTT.

UUUUUU. Skor rata-rata hasil respon peserta didik terhadap produk diubah menjadi nilai kualitatif dengan mengacu pada klasifikasi penilaian yang telah dibuat (Widoyoko, 2012).

VVVVVV. Mengacu pada ketentuan tersebut, maka setelah memperoleh data kuesioner tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik maka dapat diketahui bobot nilai dari setiap item-item pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Setelah itu, jawaban dari responden dapat dihitung untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti, tingkat pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, dan selanjutnya disajikan dalam bentuk table untuk di hitung dari rata-rata tersebut.

WWWWWW. Jarak Interval =

XXXXXX. Lebar Skala =

= 0,75 YYYYYY. Indeks Minimum : 1 ZZZZZZ. Indeks Maksimum : 4 AAAAAAA. Interval : 4-1 = 3

BBBBBBB. Jarak Interval : (4-1) / 4 = 0,75 CCCCCCC.

DDDDDDD. Berdasarkan jarak interval di atas dapat disusun klasifikasi:

EEEEEEE.

FFFFFFF. Tabel 3. 5 Klasifikasi Respon Peserta Didik

GGGGGGG. Rentan g Skor Rata-Rata

HHHHHHH. Kate gori

IIIIIII. 3,25<X≤4,00 JJJJJJJ. Sangat Setuju (SS) KKKKKKK. 2,50<

X≤3,25

LLLLLLL. Setuj u (S)

MMMMMMM. 1,75<X

≤2,50

NNNNNNN. Tidak

Setuju (TS) OOOOOOO. 1,00≤X

≤1,75

PPPPPPP. Sangat Tidak Setuju (STS) Uji keterlaksanaan produk dilakukan pada tahap uji luas. Tahap ini dilakukan dengan cara melaksanakan proses pembelajaran dalam satu kelas dengan jumlah peserta didik 20 sampai 30. Data hasil keterlaksanaan produk berupa lembar observasi yang dibuat dalam bentuk tabel deskripsi.

Dan modul yang telah direspon oleh peserta didik selanjutnya akan menjadi tolak ukur kelayakan produk, produk dikatakan baik dan layak sebagai media

pembelajaran apabila respon peserta didik Sangat Setuju (SS) atau Setuju (S).

Apabila respon peserta didik Tidak Setuju (TS) atau Sangat Tidak Setuju (STS) maka produk perlu direvisi kembali sehingga menjadi produk yang layak digunakan sebagai media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

(Depdiknas. (2003). Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.

Amory, A., & Seagram, R. (2001). Educational game models : conceptualization and evaluation. 27(0), 206–217.

Anitasia, A. (2017). Pengaruh Media Spelling Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Di MTS Negeri Prabumulih Pada Materi Shalat Fardhu. 22–30.

Arifin, E. G., Akhdinirwanto, R. W., & Fatmaryanti, S. D. (2013). Penggunaan Permainan Monopoli Fisika Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT ) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. 4(1), 81–85.

Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.

Chiappetta, E.L., & Koballa, T. . (2010). Science Instruction in The Middle And Secondary Schools Developing Fundamental Knowledge and Skills. Pearson Inc.

Dasar, S. (2021). Jurnal basicedu. 5(2), 1027–1038.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).

Fisika, J., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., & Alam, P. (2020). Universitas negeri semarang 2020.

Harmita, P. L., & Mufit, F. (2022). Navigation Physics : Journal of Physics Education Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Education Game pada Pembelajaran Fisika Abstrak. 4, 150–157.

Hasil, M., & Siswa, B. (2018). Kata Kunci : 03, 171–187.

Kustiawan, U. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Penerbit Gunung Samudera.

Kusumawati, T. R. (2023). Meningkatkan Hasil Belajar Momentum dan Impuls melalui Permainan Mono-Fisika. 8(1), 99–105.

Lestari, I. (2014). No Title. 0–10.

Media, P., Monopoli, P., Tema, I. P. A., Kehidupan, O., Sumber, S., Untuk, B., & Smp, S.

(2014). Unnes Science Education Journal. 3(2), 468–475.

Meirita, C., Nasir, M., & Ernidawati, E. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Game

“an Intel’S Science Missions” Berbasis Borland Delphi 7 Pada Materi Listrik Statis Untuk Siswa Kelas Ix Smp. JURNAL PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 6(3), 656.

https://doi.org/10.33578/pjr.v6i3.8642 Miftah, M. (n.d.). No Title. 95–105.

Minat, M., & Geografi, B. (2016). No Title.

Mundilarto. (2010). Penilaian Hasil Belajar Fisika. P2IS UNY.

Nabila, S. A., Leksono, S. M., & Resti, V. D. A. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Low Carbon Poly Berbasis Science Edutainment Pada Tema Jejak Si Karbon. PENDIPA Journal of Science Education, 6(3), 651–657. https://doi.org/10.33369/pendipa.6.3.651- 657

Noemí, P.-M., & Máximo, S. H. (2014). Educational Games for Learning. Universal Journal of Educational Research, 2(3), 230–238. https://doi.org/10.13189/ujer.2014.020305 Paino, M., & Chin, J. (2011). MONOPOLY and Critical Theory Gaming in a Class on the Sociology of Deviance. Simulation & Gaming, 42, 571–588.

https://doi.org/10.1177/1046878110391022

Peranti, P., Purwanto, A., & Risdianto, E. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Mofin (Monopoli Fisika Sains) Pada Siswa Sma Kelas X. Jurnal Kumparan Fisika, 2(1), 41–48. https://doi.org/10.33369/jkf.2.1.41-48

Prameswari, G., Apriana, R., & Wahyuni, R. (2018). Pengaruh Model Inquiry Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada Materi Fungsi Kuadrat Kelas X Sma Negeri 3 Singkawang. JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 3(1), 35.

https://doi.org/10.26737/jpmi.v3i1.522

Purwoko dan Fendi. (2009). Physics 1 for Senior High School Year X. Yudistira.

Santu, R. F. (2017). Pengembangan Media Papan Penjumlahan Pada Materi Pokok Penjumlahan Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar.

Universitas Sanata Dharma.

SETYAWAN, H. (2020). Modul Pembelajaran SMA FISIKA. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Siregar, L. M. (n.d.). MENGEMBANGKAN SUMBER DAN MEDIA. 1–10.

Smp, I. P. A. D. I. (2009). PENGEMBANGAN MEDIA EDUCATIONAL GAME “ MONOPOLI FISIKA ASIK ( MOSIK )” PADA MATA PELAJARAN. 235–245.

Dokumen terkait