Bab IV Analisis dan Pembahasan
4.2. Hasil Analisis dan Pembahasan
4.2.6. Pengujian Hipotesis
4.2.6.3. Model Persamaan Penelitian
Dikarenakan nilai Sig. sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak.
Hal ini memiliki arti bahwa Kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Konsumen.
kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk. Hal tersebut tergambar jelas pada Gambar 4.12. berikut;
Gambar 4.12. Price-Perceived Value Model Sumber : Monroe (2003)
Berdasarkan gambar 4.12., dapat dijelaskan bahwa informasi harga aktual yang diperoleh akan dibandingkan dengan persepsi harga yang ada di benak konsumen, hal ini menghasilkan persepsi nilai terhadap produk atau jasa tersebut. Selanjutnya konsumen akan memutuskan, apakah akan membeli produk atau jasa tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh dua dimensi utama, yaitu persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan. Konsumen cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal ketika informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama merek, nama toko, garansi yang diberikan (after sale services), dan negara yang menghasilkan produk tersebut. Pada hasil regresi dapat dilihat bahwa variabel kualitas memiliki urutan kedua terbesar pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen sesudah variabel harga.
1. Persepsi kualitas
a. Persepsi nama merek
The Goods Dept menjual beberapa merek yang sudah terkenal di dunia fashion, yang banyak di minati oleh anak muda walaupun harganya relatif mahal, seperti Nudie Jeans, Ksubi Jeans, Cheap Monday, Obey dan Melissa Shoes. Harga celana jeans merek Nudie, Ksubi dan Cheap Monday rata-rata diatas Rp.1.500.000 semua, Actual
price
Perceived price
Perceived quality
‐ Perceived brand name
‐ Perceived store name
‐ Perceived warranty
‐ Perceived country of origin
Perceived monetary sacrifice
Perceived value
Willingness to buy
bagi sebagian orang menilai harga tersebut mahal hanya untuk celana jeans, namun brand tersebut adalah brand yang paling banyak di beli oleh konsumen The Goods Dept. Karena walaupun harganya cenderung mahal, kualitas jeans tersebut memang dikenal di dunia paling bagus dan awet daripada merek-merek jeans lainnya.
Selain jeans yang dijual, ada sepatu dengan brand Melissa, yang memiliki bentuk dan karakter unik. Sepatu Melissa mempunyai wangi seperti permen karet, walaupun sepatu tersebut sering digunakan, namun wanginya tetap menempel di sepatunya.
Karena keunikan tersebutlah banyak orang yang mencari sepatu Melissa ini, walaupun harganya diatas Rp.1.000.000, karena sepatu ini hanya dijual di 4 toko di Indonesia, termasuk di The Goods Dept.
b. Persepsi nama toko
Walaupun toko ritel The Goods Dept masih terbilang baru di industri fashion di Indonesia, namun bagi yang mengikuti perkembangan fashion designer muda di Indonesia pasti mengetahui The Goods Dept, apalagi yang selalu datang ke event Brightspot Market, dimana mereka harus menunggu selama kurang lebih 3 bulan untuk berbelanja di Brightspot Market. Namun dengan berdirinya The Goods Dept sebagai bentuk toko permanen dari Brightspot Market, mereka tidak harus menunggu lama untuk berbelanja.
Mayoritas merek yang dijual, hanya dijual eksklusif di The Goods Dept, maka ada sebagian produk yang dicantumkan label “exclusive for The Goods Dept”, produk yang dijual pun sangat terbatas, maka banyak yang mencari barang tersebut dari luar kota, dan mereka langsung mengunjungi The Goods Dept untuk membeli produk tersebut.
c. Persepsi garansi
Salah satu kelebihan jasa yang diberikan The Goods Dept adalah Garansi yang diberikan dalam jangka waktu tertentu. Contoh yang dimaksud adalah konsumen diberikan jangka waktu tertentu untuk penukaran ukuran dengan barang yang sama jenis apabila ternyata barang yang dibeli oleh konsumen mempunyai ukuran yang terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Persepsi negara yang menghasilkan produk tersebut
Mayoritas dari produk-produk yang dijual oleh The Goods Dept adalah produk karya hasil anak bangsa yang dijual secara premium. salah satu pemasaran yang dilakukan oleh The Goods Dept adalah dengan melakukan pemasaran secara online
shopping dimana online shopping tersebut dapat memberikan informasi tentang ketersediaan barang yang ada dengan akurat. Hal ini merupakan salah satu yang dapat dibanggakan dari The Goods Dept karena penjualan produk dalam negeri yang dijual secara berkelas dengan teknis pemasaran secara modern adalah baru pertama kali dipelopori oleh The Goods Dept. Dengan berdirinya The Goods Dept, secara perlahan dapat menstimulasi rasa cinta dan bangga terhadap produk dalam negeri pada generasi sekarang dan diharapkan dapat terus berkembang pada generasi- generasi seterusnya.
2. Persepsi biaya yang dikeluarkan a. Persepsi terhadap pajak
The Goods Dept tidak mengenakan biaya pajak tambahan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen, karena harga yang sudah ditentukan oleh The Goods Dept sudah termasuk pajak yang dikenakan.
b. Persepsi terhadap kewajaran harga
Sampai saat ini, harga yang sudah ditentukan oleh The Goods Dept belum mengalami kenaikan walaupun jumlah permintaan konsumen terhadap merek dan produk tertentu juga meningkat. Sehingga konsumen akan memiliki persepsi bahwa harga yang ditawarkan The Goods Dept masih wajar.
c. Persepsi terhadap ekuitas merek
Merek produk fashion yang di jual di The Goods Dept seperti Nudie Jeans, Ksubi, Tsubi, Melissa Shoes, Cheap Monday, Obey, dan merek premium lainnya adalah merek yang memiliki harga yang relatif tinggi, namun konsumen tidak mempertimbangkan hal tersebut karena merek-merek tersebut memiliki kualitas dan citra merek yang sangat baik di seluruh dunia. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), konsumen akan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh produk yang berkualitas dan memiliki citra merek yang lebih superior.
Dengan penjelasan model nilai persepsi harga yang telah di deskripsikan diatas, dapat diketahui bahwa alasan-alasan tersebutlah yang menyebabkan konsumen tidak peka terhadap harga tinggi yang ditawarkan The Goods Dept. Semakin harga yang ditetapkan tinggi, konsumen memiliki persepsi bahwa kualitas produk yang dijual juga sangat baik.
Ketiga, yang terakhir adalah dalam hal variabel kualitas yang memiliki nilai koefisien sebesar 0,233, yang artinya setiap penambahan satu satuan variabel kualitas
maka akan menambah loyalitas konsumen di The Goods Dept sebesar 0,233. Dalam penelitian ini, indikator dalam variabel kualitas yang diteliti adalah desain produk fashion yang tidak pasaran, produk selain produk fashion di The Goods Dept yang tidak kalah menarik, produk fashion yang di tawarkan bisa dipakai dalam keadaan formal dan tidak formal, karakteristik produk yang dijual The Goods Dept sudah sesuai standar, keawetan produknya, pertanggung jawaban dari The Goods Dept mengenai kerusakan barang, produk yang dijual di The Goods Dept sesuai dengan karakteristik pelanggan, dan kualitas produk sudah sesuai harapan konsumen.