• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODERATOR: DR. SRI WIDYASTUTI

NAMA INSTANSI JUDUL PENELAAH

Yayah Atmajawati, SE., M.Si STIESIA Surabaya Strategi Pengembangan Agribisnis Perikanan

Industri Kecil Dan Rumah Tangga Otak-Otak Bandeng Berbasis Potensi Daerah Di Kabupaten Gresik

Rino Armida

Listinawati Haditama Rhohil Artalia

Pembiayaan Sukuk Korporasi Berbasis Fundamental Analysis Pada Perusahaan Go Public Di BEI

Dr.Mutamimah,SE,MSi

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Sultan Agung Jl.Kaligawe Raya Km 4, Semarang

(Email:[email protected]) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis faktor makro dan mikro yang merupakan analisis fundamental dalam mempengaruhi pembiayaan sukuk korporasi bagi perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling dengan kriteria perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan pembiayaan sukuk dengan skim ijarah mulai tahun 2011-2015. Dengan kriteria tersebut diperoleh 10 perusahaan dengan periode 5 tahun, sehingga ada 50 observasi.

Analisis statistiknya menggunakan Multiple Regression Analysis dengan e-views, karena panel data. Hasilnya menunjukkan bahwa 1). Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap sukuk korporasi, risiko sukuk mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap sukuk korporasi, inflasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap sukuk korporasi, sedangkan perubahan nilai kurs mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap sukuk korporasi. 2).Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, risiko sukuk mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan inflasi, perubahan nilai kurs maupun sukuk korporasi tidak mempengaruhi kinerja keuangan, 3). Sukuk korporasi tidak dapat memediasi pengaruh pertumbuhan perusahaan, risiko sukuk, inflasi, perubahan nilai kurs terhadap kinerja keuangan.

Keyword : Sukuk korporasi, fundamental analysis, dan kinerja keuangan

Abstract

This study aims to examine and analyze macro and micro factors which are fundamental analyzes in influencing the financing of corporate sukuk for companies going public on the Indonesia Stock Exchange. The population in this study companies went public on the Indonesia Stock Exchange. The sampling technique uses purposive sampling with the criteria of

companies going public on the Indonesia Stock Exchange that use sukuk financing with an ijarah scheme starting in 2011- 2015. With these criteria obtained 10 companies with a period of 5 years, so there are 50 observations. The statistical analysis uses the Multiple Regression Analysis with e-views, because of the data panel. The results show that 1). The company's growth has a significant positive effect on corporate sukuk, the risk of sukuk has a significant negative influence on corporate sukuk, inflation has a significant positive effect on corporate sukuk, while changes in exchange rates have a significant negative effect on corporate sukuk. 2). The growth of the company has a significant positive effect on financial performance, the risk of sukuk has a positive influence on financial performance, while inflation, changes in exchange rates and corporate sukuk do not affect financial performance, 3). Corporate sukuk cannot mediate the influence of company growth, the risk of sukuk, inflation, changes in exchange rates on financial performance.

Keyword: Corporate sukuk, fundamental analysis, and financial performance

Pendahuluan

Salah satu komponen yang digunakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan adalah dana untuk operasional perusahaan, disebut struktur modal.

Struktur modal merupakan perimbangan antara utang dengan modal sendiri.

Dalam perkembangan nya perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia menerbitkan sukuk atau obligasi syariah. Sukuk merupakan produk pembiayaan yang berbasis syariah yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia.

Sukuk yang dikeluarkan oleh perusahaan - perusahaan manufaktur di

Indonesia mengalami fluktuasi. Dari tahun 2010 sampai 2015 penerbitan sukuk

mengalami kenaikan dari 7.815,0 menjadi 16.114,0 miliar. Namun nilai

outstanding sukuk mengalami penurunan sebesar 2.5% pada tahun 2014. Dari

7.553 miliar pada tahun 2013 menjadi 7.100,0 miliar pada tahun 2014 dan tahun

2015 kembali mengalami peningkatan sebesar 9% yaitu 9.902 milyar. Hal ini

berarti juga bahwa sukuk menjadi salah satu sumber pembiayaan menarik bagi

perusahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Grafik 1

Perkembangan sukuk korporasi

Sumber: direktorat pasar modal syariah, otoritas jasa keuangan, 2015 Sukuk mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya adalah karena sukuk berbasis bagi hasil yang tentunya tidak memberatkan bagi perusahaan penerbit sukuk. Selain itu, sukuk dapat mendorong perkembangan sektor riil serta dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Pembiayaan sukuk mempunyai beberapa jenis akad, yaitu akad mudharabah, akad ijarah dan akad

musyarakah. Namun di pasar modal Indonesia, hanya ada dua jenis akad, yaitu:

akad ijarah dan akad mudharabah. Sukuk dengan akad ijarah mengunakan sistem sewa dimana return yang diperoleh oleh pemegang sukuk akan tetap. Namun sukuk mudharabah melakukan pembagian keuntungan antara pemilik modal (pemegang sukuk) dan tenaga ahli (perusahaan yang menerbitkan sukuk), sehingga akan mengurangi kecurangan antar pihak karena pihak pemberi modal mengawasi kinerja tenaga ahli secara langsung (nugroho, 2013).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan penerbit sukuk,

disebut juga faktor fundamental. Faktor fundamental ini terbagi menjadi dua,

yaitu faktor makro dan faktor mikro. Penelitian Mamoru Nagano (2010)

menjelaskan bahwa pengaruh pendanaan internal dalam perusahaan tidak

berpengaruh terhadap penerbitan sukuk. Namun menurut penelitian Mohammed Hisyam Hanifa et al (2015) menunjukkan bahwa ada sebagian perusahaan dalam membiayai operasionalnya menggunakan dana internal dulu, baru menggunakan dana eksternal seperti utang dan saham. Fenomena ini mendukung Pecking Order

Theory.

Leo Herlambang dan Rinda Ajeng Ardiyanti Putri (2015) meneliti pengaruh penerbitan sukuk terhadap kinerja keuangan perusahaan dan dampaknya terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Sukuk tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Demikian juga Earning

per Share tidak berpengaruh terhadap penerbitan sukuk. Leo Herlambang (2015)

menunjukkan bahwa penerbitan sukuk berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Leo Herlambang (2015) menyarankan dalam penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel kinerja keuangan yaitu variabel current assets. Demikian juga Mamoru Nagano (2010) dan Mohammad Hisyam Hanifa (2015) dalam hasil penelitiannya menyarankan agar menambahkan variabel makro ekonomi perusahaan ke dalam penelitian selanjutnya. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Pembiayaan Sukuk Korporasi Berbasis Fundamental Analysis.

Kajian Teori dan Hipotesis

Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory

Ketika membahas sukuk sebagai pilihan pembiayaan bagi perusahaan, maka

dapat dijelaskan dari dua teori struktur modal, yaitu: Pecking Order Theory dan

Trade-Off Theory. Myers dan Majluf (1984), Myers (1984), Lucas dan McDonald

(1990) mengembangkan

Pecking Order Theory yang mendasarkan adanya asymmetric information antara manajer dan investor. Di mana manajer

mempunyai informasi tentang nilai perusahaan yang riil serta risikonya dibanding

investor. Pecking Order Theory (Myers, 1984) menyatakan bahwa perusahaan

lebih memilih mendanai operasionalnya dengan menggunakan dana internal dulu,

namun jika tidak cukup baru menggunakan utang, saham preferen dan terakhir

saham biasa. Trade-off Theory menjelaskan hubungan antara struktur modal

dengan kinerja keuangan perusahaan. Teori Trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak karena menggunakan utang dengan biaya utang. Esensi Trade-Off Theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Jika manfaat utang lebih besar, maka tambahan utang masih diperkenankan. Namun jika sudah mencapai titik tertentu dan ternyata tambahan penggunaan utang justru timbul adanya agency problem maka sebaiknya utang dikurangi. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal telah mempertimbangkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress).

Biaya lain dari tingginya utang adalah peningkatan biaya keagenan (agency cost) antara pemegang utang dengan pemegang saham karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang utang dalam meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Tingkat utang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax

shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan

(costs of financial distress).

Sukuk berasal dari kata sukuk yang merupakan bentuk jamak dari sak yang berarti dokumen, surat berharga, akte atau cek. Definisi sukuk menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) nomor 32/DSN/MUI/2002 yang di maksud dengan obligasi syariah (sukuk) adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi syariah pada saaat jatuh tempo.

Jenis-jenis sukuk berdasarkan akad antara lain (Kurniawati, 2014): a).

Sukuk mudharabah, yaitu sukuk yang di terbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan modal dan pihak lain

menyediakan tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerja sama tersebut akan

dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui sebelumnya. kerugian yang

timbul akan di tangung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal. b). Sukuk

musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

musyarakah dimana dua pihak atau lebih berkerja sama menggabungkan modal

untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing. c).

Sukuk ijarah, yaitu sukuk yang di terbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau

menyewakan hak atas manfaat suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan priode sewa yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan asset.

Jenis sukuk ijarah berdasarkan akad menurut fatwa AAOFI dibagi menjadi tiga, yaitu: a). Sukuk ijarah Milkiyah al-A’yan al-Mujarah atau certificates of

ownership in leased asset yaitu sukuk ijarah yang melambangkan kepemilikan atas

aset yang bertujuan untuk disewakan. Contohnya: investor membeli mesin penggiling padi kemudian disewakan kepada pemesan. b). Sukuk ijarah

Manafi’ al- A’yan al-Musta’jarah

atau certificates of owership of usufructs of exsiting assets yaitu suku ijarah yang melambangkan kepemilikan atas manfaat dari aseet (bukan wujud aseet). Contohnya: investor menyewa gedung kemudian di sewakan lagi pada toko sembako. c). Sukuk ijarah Milkiyah al-A’mal al-Mujarah atau

Certificates or ownership of services of a specificated supplier. Contohnya: warung

internet, pelayanan perbaikan sistem administasi kantor, perusahaan penerbangan.

Hipotesis Penelitian

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Sukuk

Pertumbuhan perusahaan ditandai oleh meningkatnya asset perusahaan secara terus menerus. Menurut Trade-off Theory menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan semakin tinggi, maka investor semakin tertarik untuk investasi sukuk. Artinya bahwa pertumbuhan aset perusahaan dapat dijadikan jaminan sebagai underlying

aset dalam penerbitan sukuk. Hipotesisnya:

H1 : Pertumbuhan Perusahaan Mempunyai Pengaruh Positif Terhadap Sukuk

Pengaruh Risiko Terhadap Sukuk

Dalam setiap investasi selalu mempertimbangkan risiko dan return. Risiko merupakan penyimpangan antara harapan dengan kenyataan. Trade off Theory menyatakan bahwa semakin tinggi risiko, maka pembiayaan sukuk semakin rendah,

dan sebaliknya. Priska dan Tri Gunarsih (2012) menemukan adanya perilaku pembiayaan di Pasar Modal Indonesia sesuai dengan Trade-Off Theory.

Hipotesisnya:

H2: Risiko Mempunyai Pengaruh Negative Terhadap Sukuk

Pengaruh Inflasi Terhadap Sukuk

Inflasi ditandai oleh meningkatnya harga-harga barang. Jika inflasi terus menerus meningkat, sementara komponen lain tetap, maka minat investor terhadap sukuk turun. Berarti pula bahwa semakin tinggi inflasi, maka pembiayaan sukuk turun. Hipotesisnya:

H3: Inflasi mempunyai pengaruh negative terhadap sukuk

Pengaruh Perubahan Nilai Kurs terhadap Sukuk

Danila (2010) dalam penelitiannya mendukung peran pemerintah dalam melakukan penganggaran pembiayaan domestik melalui sukuk. Lalu dengan adanya pengaruh kurs berdampak pada tingkat pengembalian pada pembiayaan

mudharabah (Danila & Malangkucecwara, 2010). Penelitian Ibrahim dan Minai

(2009) menjelaskan bahwa kurs berpengaruh signifikan dalam penerbitan sukuk yang menyebabkan meningkatnya risiko yang harus ditanggung, khususnya emiten yang menerbitkan pada mata uang non domestik (Ibrahim & Minai M.S, 2009).

H

4

= Perubahan Nilai Kurs berpengaruh positif terhadap Sukuk

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan

Pertumbuhan perusahaan ditandai dengan kenaikan aset dan laba perusahaan secara terus menerus. Kenaikan ini akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Pertumbuhan perusahaan akan dapat mendorong perusahaan untuk memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Hipotesisnya:

H5 = Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Keuangan

Tingkat inflasi ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumen yang

merepresentasikan tingginya pergerakan harga barang dan jasa secara keseluruhan

yang nantinya berpengaruh terhadap pasar saham atau pasar modal (Geetha et al,

2011). Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga jual,

maka profitabilitas perusahaan akan turun. Jika profit yang diperoleh perusahaan

turun, hal ini akan mengakibatkan para investor enggan menanamkan dananya di

perusahaan tersebut sehingga harga sukuk turun. Ni Wayan Lindayani dan Sutrisna Dewi (2016) menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif signifikan tingkat inflasi terhadap kinerja keuangan.

H

6

= Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan

Pengaruh Perubahan Kurs terhadap Kinerja Keuangan

Kurs mata uang berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Febriana Dwijayanthy dan Prima Naomi dimana pada hasil pengujian pengaruh kurs terhadap nilai perusahaan menunjukan kurs berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (Dwijayanthy & Naomi, 2009) . Penelitian Dwijayanthy sejalan dengan penelitian Evans dimana adanya pengaruh negatif signifikan kurs terhadap nilai perusahaan (Kiganda, 2014).

H

7

= Perubahan nilai kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuanga

Pengaruh Sukuk terhadap Kinerja Keuangan

Penelitian yang di lakukan oleh Lihan Rini dan Anas (2010) menunjukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan dasar apabila pendanaan di danai oleh utang maka peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat dari efek tax deductable sehingga mengurangi penghasilan kena pajak. Dengan demikian dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Namun jika peningkatan pendanaan di lakukan dengan modal internal, maka risiko perusahaan akan semakin kecil (Lihan & wibawa, 2010).

H

8

= Sukuk berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan explanatory research untuk menguji hipotesis

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public di

Bursa Efek Indonesia. Dengan purposive sampling, yaitu perusahaan go public di

Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan sukuk tahun 2011-2015 dimana

penerbitan sukuk tersebut meliputi penerbitan sukuk

ijarah dan sukuk

mudharabah, sehingga diperoleh 50 perusahaan. Analisis regresi data panel

dilakukan untuk menguji hipotesis hipotesis yang telah dikemukaan sebelumnya

agar mengetahui pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian.

Regresi panel dalam penelitian ini melalui tahapan pengujian model. Pemilihan model yang layak digunakan dalam regresi panel menggunakan pengujian yang dilakukan berurutan yaitu uji Chow test, hausman test dan brusche pagan. Model regresi panel yang digunakan adalah common effect, fixed effect dan random

effect. Common Effects Model merupakan pendekatan model data panel dengan

mengkombinasikan data Time series dan cross section dalam bentuk pool, dan menggunakan teknik kuadrant terkecil atau leas square untuk estimasi koofisiennya (midesia, basri, & abdul majid, 2016).

Hasil Analisis dan Pembahasan

Deskripsi Statistik

Tabel 1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GROWTH 50 -9,46 127,49 23,2760 22,26492

RISK 50 ,26 7,87 2,2332 1,86529

INFLASI 50 3,35 8,38 5,6360 2,27534

KURS 50 -3,36 13,65 8,2580 6,32696

SUKUK 50 ,20 54,69 14,5542 14,31565

KK 50 -6,58 14,46 3,5576 4,32933

Valid N (listwise)

50

Dokumen terkait