• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) MP-ASI

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna oleh bayi. MP-ASI yang diberikan mudah dikonsumsi dan dicerna oleh bayi. MP-ASI yang diberikan harus menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan harus menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang sedang bertumbuh. (Husna & Farisni,

gizi bayi yang sedang bertumbuh. (Husna & Farisni, 2022)2022)  Anak

 Anak balita balita yang yang diberikan diberikan ASI ASI eksklusif eksklusif dan dan MP-ASI MP-ASI sesuaisesuai dengan dengan kebutuhannya dapat mengurangi risiko terjadinya dengan dengan kebutuhannya dapat mengurangi risiko terjadinya stunting. Pada usia 6 bulan anak balita diberikan MP-ASI dalam stunting. Pada usia 6 bulan anak balita diberikan MP-ASI dalam  jumlah

 jumlah dan dan frekuensi frekuensi yang yang cukup cukup sehingga sehingga anak anak balita balita terpenuhiterpenuhi keb

kebutuutuhan han zat zat gizgizinyinya a yanyang g dapdapat at menmengurgurangangi i risrisiko iko terterjadjadinyinyaa

 Anak dengan

 Anak dengan pola asuh pola asuh yang baik yang baik terutama pola terutama pola makan yaitumakan yaitu pe

pembmbereriaian n MPMP-A-ASI SI yayang ng tetepapat, t, ananak ak akakan an tutumbmbuh uh sesehahat t dadann op

optitimamal. l. HaHal l inini i kakarerena na gigizi zi memerurupapakakan n fafaktktor or ututamama a yayangng mendukung terjadinya proses metabolisme di dalam tubuh. Oleh mendukung terjadinya proses metabolisme di dalam tubuh. Oleh karena itu semakin banyak ibu yang memberikan MP-ASI dengan karena itu semakin banyak ibu yang memberikan MP-ASI dengan tepat, maka semakin sedikit balita yang mengalami stunting.

tepat, maka semakin sedikit balita yang mengalami stunting.

b. Akses Terhadap Makanan b. Akses Terhadap Makanan

Ke

Ketatahahananan n papangngan an adadalalah ah sisitutuasasi i didimamana na sesemumua a rurumamahh ta

tangngga ga memempmpununyayai i akakseses s babaik ik fifisisik k mamaupupun un ekekononomomi i ununtutukk me

mempmpeeroroleleh h papangngan an babaggi i seselulururuh h ananggggotota a kkeleluuarargaganynya.a.

Ke

Kemimiskskininan an dadan n kukurarangngnynya a pependndapapatatan an akakan an memenynyebebababkakann kurangnya kemampuan keluarga untuk menyediakan pangan yang kurangnya kemampuan keluarga untuk menyediakan pangan yang cuk

cukup up dan dan berbergizgizi i bagbagi i selseluruuruh h anganggotgota a kelkeluaruarga ga ataatau u disdisebuebutt kerawanan pangan (Anderson dalam Aritonang, 2020).

kerawanan pangan (Anderson dalam Aritonang, 2020).

Ketah

Ketahanan anan pangpangan an merupmerupakan akan suatu suatu kondkondisi isi terpeterpenuhinnuhinyaya pan

pangan gan bagbagi i negnegara ara samsampai pai perperseoseoranrangangan, , yanyang g tertercercermin min dardarii terse

tersedianydianya a pangpangan an yang cukup, baik yang cukup, baik jumlajumlah h maupumaupun n mutunmutunya,ya, am

amanan, , beberaragagam, m, bebergrgizizi, i, memerarata ta dadan n teterjrjanangkgkau au sesertrta a titidadakk bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup, sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

untuk dapat hidup, sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

Pen

Pentintingnygnya a ketketahaahanan nan panpangan gan dikdikarearenaknakan an ketketahaahanan nan panpangangan mempengaruhi status gizi masyarakat itu sendiri. Jika ketahanan mempengaruhi status gizi masyarakat itu sendiri. Jika ketahanan pan

pangan gan kurkurang ang makmaka a stastatus tus gizgizi i otootomatmatis is menmenjadjadi i kurkurang ang dandan

men

menyebyebabkabkan an turturunnunnya ya derderajaajat t keskesehaehatan tan (Wu(Wundenderlicrlich h daldalamam  Aritonang, 2020).

 Aritonang, 2020).

c. Akses Terhadap Layanan Kesehatan c. Akses Terhadap Layanan Kesehatan

Ke

Ketetersrsedediaiaanan, , keketeterjrjanangkgkauauanan, , dadan n keketetepapatatan n asaskekess pelay

pelayanan anan kesekesehatan hatan merupmerupakan akan dasadasar r sistesistem m kesekesehatan untukhatan untuk men

menyelyelesaesaikaikan n berberbagbagai ai masmasalaalah h keskesehaehatan tan dan dan menmencipciptaktakanan kes

kesehaehatan tan yanyang g mermerata ata bagbagi i semsemua ua oraorang ng (No(Notoatoatmotmojo, jo, 2012012).2).

Salah satu cara agar balita tetap sehat dan terhindar dari penyakit Salah satu cara agar balita tetap sehat dan terhindar dari penyakit adalah dengan melakukan imunisasi secara lengkap.

adalah dengan melakukan imunisasi secara lengkap.

a) Imunisasi a) Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus ata

atau u bakbakterteri i yanyang g sudsudah ah dildilemaemahkahkan, n, dibdibunuunuh, h, ataatau u bagbagianian-- bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi (Kemenkes, bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi (Kemenkes, 2022).

2022).

Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem perta

pertahanahanan n tubutubuh h akan akan bereabereaksi ksi membemembentuk ntuk antibantibodi. odi. TuTujuanjuan dar

dari i imuimunisnisasi asi untuntuk uk menmendapdapatkatkan an imuimunitnitas as ataatau u kekkekebaebalanlan secara individu dan eradikasi atau

secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakitpembasmian sesuatu penyakit dari penduduk suatu daerah atau negeri. Menurut Kemenkes RI dari penduduk suatu daerah atau negeri. Menurut Kemenkes RI sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus

RI, vaksin yang di wajibkan untuk anak dapat dilihat pada tabel RI, vaksin yang di wajibkan untuk anak dapat dilihat pada tabel 2.4

2.4

Tabel 2.4 Jenis-Jenis Vaksin untuk Anak Tabel 2.4 Jenis-Jenis Vaksin untuk Anak Jenis

Jenis VVaksin aksin KeterangKeteranganan BCG

BCG

Vaksin BCG (

Vaksin BCG (Bacillus Calmette GuerinBacillus Calmette Guerin) untuk) untuk me

membmbererikikan an kekekekebabalalan n tutububuh h teterhrhadadapap penyakit tubercolocis (TBC).

penyakit tubercolocis (TBC).

Hepatitis

Hepatitis B B VVaksin aksin Hepatitis Hepatitis B B untuk untuk mencegah mencegah penyakitpenyakit Hepatitis B.

Hepatitis B.

Polio Polio

Imu

Imunisnisasi asi PolPolio io dibdiberierikan kan untuntuk uk menmencegcegahah p

poolliioommiieelilittiis s yyaanng g bbiissa a mmeennyyeebbaabbkkaann kelumpuhan

kelumpuhan DPT

DPT

V

Vaksiaksin n DPT adalah DPT adalah vaksvaksin in kombkombinasi inasi untuuntukk men

mencegcegah ah penpenyakyakit it difdifterteri, i, perpertustusis is (ba(batuktuk rejan), dan tetanus.

rejan), dan tetanus.

Campak

Campak VVaksiaksin n CampCampak ak diberdiberikan ikan untuk untuk mencmencegahegah penyakit campak

penyakit campak Sumber: Kementerian Kesehatan RI Sumber: Kementerian Kesehatan RI

B

Bilila a iimmuunniissaassi i ddiillaakkuukkaan n sseeccaarra a bbeennaarr, , mmaakka a aakkaann menurunkan morbiditas (angka kesakitan), menurunkan mortalitas menurunkan morbiditas (angka kesakitan), menurunkan mortalitas (angka kematian), terhindar dari kecacatan, dan eradikasi penyakit (angka kematian), terhindar dari kecacatan, dan eradikasi penyakit di suatu daerah atau negeri.

di suatu daerah atau negeri.

Berikut jadwal imunisasi bayi yang dapat diikuti oleh

Berikut jadwal imunisasi bayi yang dapat diikuti oleh orangtua:orangtua:

a)

a) Bayi berusia kurang dari 24 jam: Bayi berusia kurang dari 24 jam: imunisasi Hepatitis B (HB-0)imunisasi Hepatitis B (HB-0)  b)

 b) Bayi usia 1 bulan: BCG dan Polio 1Bayi usia 1 bulan: BCG dan Polio 1 c)

c) Bayi usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, Polio 2, dan RotavirusBayi usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1, Polio 2, dan Rotavirus d)

d) Bayi usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3Bayi usia 3 bulan: DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 e)

e) Bayi usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV atau Polio suntik,Bayi usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV atau Polio suntik, dan

dan

f)

f) Bayi usia 9 bulan: Campak atau MR.Bayi usia 9 bulan: Campak atau MR.

d. Sanitasi Lingkungan d. Sanitasi Lingkungan

 Akses

 Akses air air bersih bersih dan dan sanitasi sanitasi keluarga keluarga memilikimemiliki peranan

peranan penting penting pada pada kesehatan kesehatan anggota anggota keluarga. keluarga. ApabilaApabila air

air yang yang diperoleh diperoleh kurang kurang bersih bersih maupun maupun sanitasi sanitasi yang yang tidaktidak baik

baik maka maka akan akan menymenyebabkebabkan an anggoanggota ta keluakeluargarga disek

disekitarnyitarnya a mudamudah h terseterserang rang penypenyakit. akit. TTerleberlebih ih lagi lagi pada pada bayibayi maupun anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum maupun anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sekuat

sekuat orang orang dewasa dewasa (Supariasa, (Supariasa, 2019).2019).

Faktor sanitasi lingkungan yang buruk meliputi akses air bersih Faktor sanitasi lingkungan yang buruk meliputi akses air bersih yang tidak memadai, penggunaan fasilitas jamban yang tidak sehat yang tidak memadai, penggunaan fasilitas jamban yang tidak sehat dan

dan perperilailaku ku highigieniene e menmencuccuci i tantangan gan yanyang g burburuk uk berberkonkontribtribusiusi terhadap peningkatan penyakit infeksi seperti diare, Environmental terhadap peningkatan penyakit infeksi seperti diare, Environmental En

Enteteriric c DyDysfsfununctctioion n (E(EEDED), ), cacacicingnganan. . KoKondndisisi i tetersrsebebut ut dadapapatt me

menynyebebaabkbkan an gganangggguauan n pepertrtumumbubuhahan n lilinneaear r sesertrta a ddapapatat meningkatkan kematian pada balita (Bappenas & UNICEF, 2017).

meningkatkan kematian pada balita (Bappenas & UNICEF, 2017).

Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5

Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumahrumah tangga di Indonesia masih Buang Air Besar (BAB) diruang terbuka, tangga di Indonesia masih Buang Air Besar (BAB) diruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih (Eka Puji Lestari & Siwiendrayanti, 2021).

bersih (Eka Puji Lestari & Siwiendrayanti, 2021).

C.

C. KarKaraktakterierististik Bak Balitalita 1. Berat Badan Lahir 1. Berat Badan Lahir

Berat badan lahir adalah berat bayi baru lahir yang pertama Berat badan lahir adalah berat bayi baru lahir yang pertama kali ditimbang setelah lahir (Fikawati et.al., 2015). Berat lahir dapat kali ditimbang setelah lahir (Fikawati et.al., 2015). Berat lahir dapat dik

dikateategorgorikaikan n menmenjadjadi i duadua, , yaiyaitu tu renrendah dah dan dan nornormalmal. . DisDisebuebutt dengan berat lahir rendah (BBLR) jika berat lahirnya < 2500 gram dengan berat lahir rendah (BBLR) jika berat lahirnya < 2500 gram (Kementerian Kesehatan, 2010). Dampak BBLR akan berlangsung (Kementerian Kesehatan, 2010). Dampak BBLR akan berlangsung antar generasi. Seorang anak yang mengalami BBLR kelak juga antar generasi. Seorang anak yang mengalami BBLR kelak juga akan mengalami defisit

akan mengalami defisit pertupertumbuhambuhan n (ukur(ukuran an antroantropometpometri ri yangyang kurang) di masa dewasanya. Bagi perempuan yang lahir BBLR, kurang) di masa dewasanya. Bagi perempuan yang lahir BBLR, besar risikonya bahwa kelak ia juga akan menjadi ibu yang stunting besar risikonya bahwa kelak ia juga akan menjadi ibu yang stunting sehingga berisiko melahirkan bayi yang BBLR seperti dirinya pula.

sehingga berisiko melahirkan bayi yang BBLR seperti dirinya pula.

Ba

Bayi yi yayang ng didilalahihirkrkan an BBBBLR LR tetersrsebebut ut akakan an kekembmbalali i memenjnjadadii per

perempempuan uan dewdewasa asa yanyang g jugjuga a stustuntinting, ng, dan dan begbegitu itu setseteruerusnysnyaa (Semba dan Bloem dalam Rahayu, 2018).

(Semba dan Bloem dalam Rahayu, 2018).

Secara individual, BBLR merupakan prediktor penting dalam Secara individual, BBLR merupakan prediktor penting dalam ke

kesesehahatatan n dadan n kekelalangngsusungngan an hihidudup p babayi yi yayang ng babaru ru lalahihir r dadann ber

berhubhubungungan an dendengan gan risrisiko iko tintinggi ggi padpada a anaanak. k. BerBerat at lahlahir ir padpadaa umumnya sangat terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan umumnya sangat terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan  jangka

 jangka panjang. panjang. Sehingga, Sehingga, dampak dampak lanjutan lanjutan dari dari BBLR BBLR dapatdapat berupa gagal tumbuh (grouth faltering). Seseorang bayi yang lahir  berupa gagal tumbuh (grouth faltering). Seseorang bayi yang lahir  de

dengngan an BBBBLR LR akakan an susulilit t ddalalaam m memengngejejar ar kketeteertrtiningggagalalann pertumbuhan awal. Pertumbuhan yang tertinggal dari yang normal pertumbuhan awal. Pertumbuhan yang tertinggal dari yang normal

akan

akan menymenyebabebabkan kan anak anak tersetersebut but menjamenjadi di stunstunting ting (Keme(Kementerianteriann Kesehatan, 2020).

Kesehatan, 2020).

2. Panjang Badan Lahir 2. Panjang Badan Lahir

Panja

Panjang ng badabadan n lahir lahir mengmenggambagambarkan rkan pertupertumbuhmbuhan an linier bayilinier bayi se

selalama ma dadalalam m kakandndunungagan. n. UkUkururan an lilinenear ar yayang ng rerendndah ah bibiasasananyaya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat

menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dankekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampu (

protein yang diderita waktu lampu (WHO, 2022b).WHO, 2022b).

Bayi yang dilahirkan memiliki panjang badan lahir normal bila Bayi yang dilahirkan memiliki panjang badan lahir normal bila panjang badan lahir bayi tersebut berada pada panjang 48-52 cm panjang badan lahir bayi tersebut berada pada panjang 48-52 cm (Kementerian Kesehatan, 2020).

(Kementerian Kesehatan, 2020).

D.

D. KarKaraktakterierististik k IbuIbu 1. Tinggi Badan Ibu 1. Tinggi Badan Ibu

Faktor genetik merupakan penentu sifat yang diturunkan dari Faktor genetik merupakan penentu sifat yang diturunkan dari ked

kedua ua oraorang ng tuatuanyanya. . SifSifat-at-sifsifat at yanyang g ditdituruurunkankan n daldalam am gengenetietikk setiap individu berbeda dan tergantung sifat bawaannya. Individu setiap individu berbeda dan tergantung sifat bawaannya. Individu yan

yang g memmempunpunyai yai oraorang ng tua tua yanyang g ukuukuranrannya nya tubtubuhnuhnya ya penpendekdek,, maka kemungkinan mempunyai tinggi badan yang tidak optimal, maka kemungkinan mempunyai tinggi badan yang tidak optimal, walaupun dengan asupan gizi yang baik. Ibu dikatakan pendek jika walaupun dengan asupan gizi yang baik. Ibu dikatakan pendek jika memiliki tinggi<150 cm (Kementerian Kesehatan, 2020)

memiliki tinggi<150 cm (Kementerian Kesehatan, 2020) T

Tinginggi gi badbadan an ibu ibu mermerupkupkan an indindikaikator tor yanyang g berberfunfungsi gsi untuntukuk me

mempmpreredidiksksi i ananak ak teterkrkenena a gigizi zi bubururuk. k. PoPoststur ur tutububuh h ibibu u jujugaga mencerminkan tinggi badan ibu dan lingkungan awal yang akan mencerminkan tinggi badan ibu dan lingkungan awal yang akan mem

memberberikaikan n konkontribtribusi usi terterhadhadap ap tintinggi ggi badbadan an anaanaknyknya. a. NamNamunun

dem

demikiikian an masmasih ih banbanyak yak fakfaktor tor linlingkugkungangan n yanyang g memmempenpengargaruhiuhi tinggi badan anak. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki tinggi badan anak. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki postur tubuh pendek memiliki hubungan terhadap kejadian stunting postur tubuh pendek memiliki hubungan terhadap kejadian stunting pa

pada da ananakaknynya. a. InInililah ah yayang ng didisesebubut t sisiklklus us gagagagal l tutumbmbuh uh anantatar r  generasi, dimana IUGR, BBLR, dan stunting terjadi turun temurun generasi, dimana IUGR, BBLR, dan stunting terjadi turun temurun dari generasi ke

dari generasi ke satu generasi selanjutnya (Amantafani,2019).satu generasi selanjutnya (Amantafani,2019).

2. Jarak Kehamilan 2. Jarak Kehamilan

Jarak kelahiran mempengaruhi pola asuh orangtua terhadap Jarak kelahiran mempengaruhi pola asuh orangtua terhadap ana

anaknyknya. a. JarJarak ak kelkelahiahiran ran dekdekat at memmembuabuat t oraorang ng tua tua cencenderderungung lebih kerepotan sehinga kurang optimal dalam merawat anak. Hal lebih kerepotan sehinga kurang optimal dalam merawat anak. Hal ini

ini disdisebaebabkabkan n karkarena ena anaanak k yanyang g leblebih ih tua tua belbelum um manmandirdiri i dandan mas

masih ih memmemerlerlukaukan n perperhathatian ian yanyang g sansangat gat besbesarar. . ApaApalaglagi i padpadaa kelua

keluarga rga dengdengan an statustatus s ekonekonomi omi kurankurang g yang tidak yang tidak mempmempunyaunyaii pem

pembanbantu tu ataatau u penpengasgasuh uh anaanak. k. PerPerawaawatan tan anaanak k sepsepenuenuhnyhnyaa han

hanya ya dildilakuakukan oleh kan oleh ibu ibu seoseoranrang g dirdiri, i, padpadahaahal l ibu ibu jugjuga a masmasihih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain. Selain itu, harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain. Selain itu,  jarak

 jarak kelahiran kelahiran kurang kurang dari dari dua dua tahun tahun juga juga menyebabkan menyebabkan salahsalah satu anak, biasanya yang lebih tua tidak mendapatkan ASI yang satu anak, biasanya yang lebih tua tidak mendapatkan ASI yang cuk

cukup up karkarena ASI ena ASI leblebih ih diudiutamtamakaakan n untuntuk uk adiadiknyknya. a. AkiAkibat bat tidtidakak mem

memperperoleoleh h ASI ASI dan dan kurkurangangnya nya asuasupan pan makmakanaanan, n, anaanak k akaakann menderita malnutrisi yang bisa menyebabkan stunting (Chandra, menderita malnutrisi yang bisa menyebabkan stunting (Chandra, 2020).

2020).

Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan ba

bayi yi yayang ng didilalahihirkrkanan. . SeSeororanang g ibibu u yayang ng jajararak k kekehahamimilalannnnyaya dik

dikataatakan kan berberisiisiko ko apaapabilbila a hamhamil il daldalam am janjangka gka kurkurang ang dardari i duadua tahun, dan hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil tahun, dan hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, ataujanin lahir dengan berat badan lahir rendah

ataujanin lahir dengan berat badan lahir rendah (Kemenkes, 2022)(Kemenkes, 2022) 3. LiLA Ibu

3. LiLA Ibu  Asupan

 Asupan energi energi dan dan protein protein yang yang tidak tidak mencukupi mencukupi pada pada ibuibu ham

hamil il dapdapat at menmenyebyebabkabkan an kurkurang ang eneenergi rgi krokronis nis (KE(KEK). K). WaWanitnitaa ham

hamil il berberisiisiko ko menmengalgalami ami KEK KEK jikjika a memmemiliiliki ki linlingkagkar r lenlengan gan ataatass

<23,5 cm. Ibu hamil KEK berisiko melahirkan bayi berat badan lahir 

<23,5 cm. Ibu hamil KEK berisiko melahirkan bayi berat badan lahir  re

rendndah ah yayang ng jikjika a titidadak k tetertrtanangagani ni dedengngan an babaik ik akakan an beberirisisikoko mengalami stunting (Kementerian Kesehatan, 2020)

mengalami stunting (Kementerian Kesehatan, 2020) Lin

Lingkagkar r lenlengan gan ataatas s (Li(LiLA) LA) mermerupaupakan kan gamgambarbaran an keakeadaadaann  jaringan

 jaringan otot otot dan dan lapisan lapisan lemak lemak bawah bawah kulit. kulit. LiLA LiLA mencerminkanmencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh ol

oleh eh cacairiran an tutububuh. h. UkUkururan an LiLiLA LA didigugunanakakan n ununtutuk k skskririniningng kekurangan energi kronis yang digunakan untuk mendeteksi ibu kekurangan energi kronis yang digunakan untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko melahirkan BBLR. Pengukuran LiLA ditujukan hamil dengan risiko melahirkan BBLR. Pengukuran LiLA ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) untuk mengetahui apakah ibu hamil atau wanita usia subur (WUS) menderita kurang energi kronis (KEK). Ambang batas LiLA WUS menderita kurang energi kronis (KEK). Ambang batas LiLA WUS dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 dengan risiko KEK adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm

cm, , aartrtininya ya wawannitita a tetersrseebubut t mmememppununyayai i ririsisikko o KKEKEK, , ddanan

Dokumen terkait