Dana Perimbangan Dana Perimbangan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Lain-lain pendapatan daerah yang sah
59
PAD PAD
1.1.
PAD mencakup : Pajak, Retribusi, Hasil PAD mencakup : Pajak, Retribusi, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan,
Lain-lain PAD yang sah;
Lain-lain PAD yang sah;
2.2.
Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan dengan UU; Pajak dan Retribusi Daerah ditetapkan dengan UU;
3.3.
Daerah dilarang melakukan pungutan atau Daerah dilarang melakukan pungutan atau sebutan lain diluar yang ditetapkan UU.
sebutan lain diluar yang ditetapkan UU.
Dana Perimbangan Dana Perimbangan
1.1. Dana Perimbangan mencakup : Dana Bagi Hasil (Pajak dan Dana Perimbangan mencakup : Dana Bagi Hasil (Pajak dan Sumber Daya Alam), DAU, dan DAK;
Sumber Daya Alam), DAU, dan DAK;
2.2. Penetapan daerah penghasil sumber daya alam oleh MDN Penetapan daerah penghasil sumber daya alam oleh MDN berdasarkan pertimbangan dari menteri teknis terkait;
berdasarkan pertimbangan dari menteri teknis terkait;
3.3. Dasar perhitungan bagian daerah dari Daerah penghasil SDA Dasar perhitungan bagian daerah dari Daerah penghasil SDA ditetapkan oleh Menteri Teknis setelah memperoleh
ditetapkan oleh Menteri Teknis setelah memperoleh pertimbangan MDN;
pertimbangan MDN;
4.4. Formula dan penghitungan DAU ditetapkan sesuai UU;Formula dan penghitungan DAU ditetapkan sesuai UU;
5.5. Ketentuan lain mengenai DAK diatur dengan PP;Ketentuan lain mengenai DAK diatur dengan PP;
6.6. Pedoman penggunaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi dana Pedoman penggunaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi dana perimbangan diatur dalam Peraturan MDN.
perimbangan diatur dalam Peraturan MDN.
61
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
1.1. Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencakup hibah Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencakup hibah (barang atau uang dan/atau jasa), dana darurat, dan (barang atau uang dan/atau jasa), dana darurat, dan
lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah;
lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah;
2.2. Dana darurat diberikan pada daerah yg digolongkan Dana darurat diberikan pada daerah yg digolongkan
mengalami keadaan tertentu (ditetapkan oleh peraturan mengalami keadaan tertentu (ditetapkan oleh peraturan
Presiden) dan krisis keuangan;
Presiden) dan krisis keuangan;
3.3. Tata cara pengajuan, evaluasi, dan pengalokasian dana Tata cara pengajuan, evaluasi, dan pengalokasian dana darurat diatur dalam PP (Pasal 166 ayat 2).
darurat diatur dalam PP (Pasal 166 ayat 2).
Belanja Belanja
1.1.
Prioritas belanja daerah terkait dengan Prioritas belanja daerah terkait dengan
peningkatan pelayanan dasar,pendidikan, peningkatan pelayanan dasar,pendidikan,
kesehatan, fasos dan fasum yang layak, kesehatan, fasos dan fasum yang layak,
serta jaminan sosial psl 167 ayat 1 dan 2);
serta jaminan sosial psl 167 ayat 1 dan 2);
2.2.
Belanja KDH, Wkl. KDH dan belanja Belanja KDH, Wkl. KDH dan belanja
pimpinan dan anggota DPRD berpedoman pimpinan dan anggota DPRD berpedoman
pada PP (psl 168 ayat 1 dan 2).
pada PP (psl 168 ayat 1 dan 2).
63
Pembiayaan Pembiayaan
1.1. Daerah dapat melakukan pinjaman dan menerbitkan Daerah dapat melakukan pinjaman dan menerbitkan obligasi daerah (psl 169 ayat 1 dan 2);
obligasi daerah (psl 169 ayat 1 dan 2);
2.2. Daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari Daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari
penerusan pinjaman LN dari Menkeu setelah memperoleh penerusan pinjaman LN dari Menkeu setelah memperoleh
pertimbangan MDN;
pertimbangan MDN;
3.3. Ketentuan mengenai pinjaman dan obligasi daerah diatur Ketentuan mengenai pinjaman dan obligasi daerah diatur dengan PP;
dengan PP;
4.4. Daerah dapat membentuk dana cadangan yang Daerah dapat membentuk dana cadangan yang
pengaturannya ditetapkan berpedoman pada PP (psl 172 pengaturannya ditetapkan berpedoman pada PP (psl 172
ayat 1 dan 2).
ayat 1 dan 2).
Lanjutan….
Lanjutan….
5.5. Daerah dapat melakukan penyertaan modal (investasi) pada Daerah dapat melakukan penyertaan modal (investasi) pada
badan usaha pemerintah atau swasta dan sebaliknya (dikurangi badan usaha pemerintah atau swasta dan sebaliknya (dikurangi
atau dijual) yang dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan atau dijual) yang dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan
(pasal 173 ayat 1,2, dan 3);
(pasal 173 ayat 1,2, dan 3);
6.6. Surplus dan defisit anggaran ditetapkan dalam Perda tentang Surplus dan defisit anggaran ditetapkan dalam Perda tentang APBD. Bila surplus dapat digunakan untuk cicilan pokok utang APBD. Bila surplus dapat digunakan untuk cicilan pokok utang
yang jatuh tempo, penyertaan modal, dan transfer ke rekening yang jatuh tempo, penyertaan modal, dan transfer ke rekening
dana cadangan. Sedangkan bila defisit sumber pembiayaan yang dana cadangan. Sedangkan bila defisit sumber pembiayaan yang
dapat digunakan berasal dari sisa lebih PA tahun lalu, transfer dari dapat digunakan berasal dari sisa lebih PA tahun lalu, transfer dari dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan dari pinjaman daerah (Pasal 174 ayat 1,2, dan 3);
dan dari pinjaman daerah (Pasal 174 ayat 1,2, dan 3);
7.7. MDN melakukan pengendalian defisit anggaran dan daerah wajib MDN melakukan pengendalian defisit anggaran dan daerah wajib melaporkan posisi defisit/surplus anggaran setiap semester
melaporkan posisi defisit/surplus anggaran setiap semester kepada MDN dan Menkeu (pasal 175 ayat 1 dan 2)
kepada MDN dan Menkeu (pasal 175 ayat 1 dan 2)
65
Lain-lain Lain-lain
1.1. Daerah dapat memberikan insentif atau kemudahan kepada Daerah dapat memberikan insentif atau kemudahan kepada masyarakat/swasta/investor dalam meningkatkan
masyarakat/swasta/investor dalam meningkatkan perekonomian daerah sesuai peraturan perundang- perekonomian daerah sesuai peraturan perundang-
undangan (Pasal 176);
undangan (Pasal 176);
2.2. Daerah dapat membentuk BUMD yang ditetapkan dengan Daerah dapat membentuk BUMD yang ditetapkan dengan Perda dan berpedoman pada peraturan perundang-
Perda dan berpedoman pada peraturan perundang- undangan (Pasal 177);
undangan (Pasal 177);
3.3. Pengaturan pengelolaan barang daerah baik pengadaan Pengaturan pengelolaan barang daerah baik pengadaan maupun penghapusan berpedoman pada peraturan
maupun penghapusan berpedoman pada peraturan perundang-undangan (Pasal 178 ayat 1,2,3, dan 4) perundang-undangan (Pasal 178 ayat 1,2,3, dan 4)
Mekanisme Penyusunan, Perubahan, dan Mekanisme Penyusunan, Perubahan, dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Serta Pertanggungjawaban Pelaksanaan Serta
Evaluasinya (Pasal 179
Evaluasinya (Pasal 179 s.d. s.d. 191) 191)
1.1. Mekanisme penyusunan mulai dari Kebijakan Umum, Mekanisme penyusunan mulai dari Kebijakan Umum,
Prioritas dan Plafon Anggaran, RKA, RAPBD, APBD (Pasal Prioritas dan Plafon Anggaran, RKA, RAPBD, APBD (Pasal
180, 181,182) 180, 181,182)
2.2. Prinsip perubahan APBD terkait dengan pertimbangan dan Prinsip perubahan APBD terkait dengan pertimbangan dan waktunya (Pasal 183 ayat 1,2, dan3)
waktunya (Pasal 183 ayat 1,2, dan3)
3.3. Prinsip pertanggungjawaban terkait dengan waktu, cakupan Prinsip pertanggungjawaban terkait dengan waktu, cakupan laporan, dan standar pelaporan (Pasal 184 ayat 1,2, dan 3);
laporan, dan standar pelaporan (Pasal 184 ayat 1,2, dan 3);
4.4. Mekanisme evaluasi APBD baik untuk provinsi maupun Mekanisme evaluasi APBD baik untuk provinsi maupun kabupaten dan kota serta pengaturan bilamana RAPERDA kabupaten dan kota serta pengaturan bilamana RAPERDA
APBD tidak disetujui DPRD (Pasal 185 s
APBD tidak disetujui DPRD (Pasal 185 s..dd.. 191) 191)
67