• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Khusus

Dalam dokumen Buku Panduan Guru English for Nusantara (Halaman 43-47)

Buku Panduan Guru ini bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bagian ini menggambarkan secara singkat tentang cara menyajikan setiap bab yang ada pada peserta didik, dimana hal ini merupakan kegiatan yang bersifat alternatif. Guru disarankan untuk menciptakan gagasan- gagasan kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran yang menyesuaikan konteks pengajaran masing-masing. Penggunaan metode dan pendekatan lain sangat dimungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan kondisi yang berlaku.

Setiap bab dalam Panduan Khusus ini menyajikan kalimat- kalimat instruksi dalam Bahasa Inggris yang dapat digunakan oleh guru sebagai contoh Bahasa pengantar dalam proses pembelajaran di kelas.

Kalimat-kalimat ini dapat digunakan sebagai Classroom Language atau Bahasa Guru, untuk memfasilitasi guru yang belum terbiasa menggunakan Bahasa Inggris untuk berinteraksi di kelas. Merujuk pada penggunaan kalimat-kalimat instruksi dalam Bahasa Inggris yang disajikan, guru berarti telah menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Dengan demikian, Guru dapat membangun lingkungan berbahasa Inggris yang aktif dan dinamis dengan menggunakan input bahasa yang sangat berharga bagi peserta didik.

Sebelum memulai dan sesudah proses pembelajaran, peserta didik diajak untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing guna menyadarkan peserta didik akan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang berTuhan. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan kompetensi spiritual peserta didik. Meskipun kegiatan berdoa ini tidak disajikan eksplisit dalam Buku Siswa, guru diharapkan memandu seluruh peserta didik untuk melakukan kegiatan tersebut.

Kegiatan yang dirancang pada setiap bab terdiri dari tiga unit yang berbeda yang menyediakan kegiatan scaffolding (Bruner, 1978), guna mendukung peserta didik dalam mempelajari pengetahuan baru sehingga mereka dapat menggunakannya secara mandiri di masa yang akan datang.

Setiap materi pada masing-masing bab disajikan secara bertahap dan dirancang dengan menghadirkan pengulangan materi dengan kegiatan bervariasi. Hal ini ditujukan agar peserta didik mendapatkan message abundancy (Gibbons, 2009), yaitu menyajikan

materi kunci pembelajaran bahasa dengan berbagai macam kegiatan belajar. Dengan demikian, peserta didik yang belajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa asing dapat memiliki kesempatan yang banyak untuk mengembangkan kompetensi yang diamanatkan kurikulum. Dalam menyediakan message abundancy, buku ini merancang berbagai kegiatan untuk menyajikan materi tertentu secara berulang dalam porsi kecil yang dapat digunakan sebagai pijakan untuk kegiatan selanjutnya dengan mempertimbangkan kemampuan dan karakteristik peserta didik Indonesia yang beragam.

Dalam konteks buku ini, materi dirancang untuk dapat mengakomodasi peserta didik yang belum mendapatkan Bahasa Inggris di sekolah dasar dan berasal dari daerah yang kesulitan menemukan sumber belajar. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam buku ini ada yang dianggap mudah dan sudah dikuasai oleh peserta didik di suatu daerah, dan karenanya mereka bisa mengerjakan bagian tersebut dalam tempo singkat dan melanjutkan ke tahapan berikutnya. Namun, ada pula kemungkinan satu kegiatan dapat dilakukan dengan waktu yang lebih lama sehingga seluruh peserta didik mampu melakukan kegiatan tersebut.

Isi dan pengalaman belajar dalam Buku peserta didik dibagi ke dalam lima bab yang berbeda yaitu Chapter 1, Chapter 2, Chapter 3, Chapter 4, dan Chapter 5. Selain kelima bab utama, Buku ini juga memiliki Chapter 0. Tujuan dari penulisan Chapter 0 adalah untuk menunjang proses belajar peserta didik, khususnya yang belum memiliki pengalaman belajar Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Materi yang disajikan dalam bab ini meliputi: alphabets, numbers, time, family members, colours, dan simple instructions. Penyajian materi disertai dengan pranala sumber belajar bagi peserta didik yang memiliki akses Internet. Bila tidak, contoh pelafalan dapat ditanyakan pada guru Bahasa Inggris di sekolah.

Masing-masing bab memiliki tiga unit di dalamnya. Keenam keterampilan berbahasa diintegrasikan pada seluruh unit, akan tetapi terdapat penekanan di tiap unit untuk salah satu keterampilan.

Pada Unit 1, keterampilan berbahasa difokuskan pada kemampuan bahasa lisan (listening dan speaking), untuk Unit 2 difokuskan pada kemampuan membaca (reading), sedangkan pada Unit 3 difokuskan pada kemampuan menulis (writing). Pemetaan keterampilan berbahasa yang diawali dengan bahasa lisan bergerak ke tulisan melalui membaca

dan menulis berdasarkan apa yang disarankan Linse (2005) untuk pengembangan literasi Bahasa Inggris bagi penutur asing pemula usia muda.

Hear a word before you can say it Say a word before you can read it Read a word before you can write it

(Linse, 2005)

Meskipun ada penekanan pada empat keterampilan berbahasa, penyajian materi di setiap unit diintegrasikan dengan keterampilan viewing dan presenting melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis multimodal. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung perkembangan literasi multimodal peserta didik dalam melangsungkan proses pembelajaran. Peserta didik perlu dipandu untuk mengkonstruksi dan memahami makna tidak hanya melalui teks verbal (teks lisan dan tulis dengan kata-kata) tetapi juga non-verbal seperti gambar, gestur, dan intonasi.

Kegiatan tersebut disajikan secara bertahap dan dalam porsi kecil yang disebut Section. Beberapa kegiatan Section merupakan langkah alternatif di mana peserta didik yang dirasa telah mampu melakukan Section tertentu dapat melewati bagian tersebut dan melanjutkan ke Section berikutnya. Kegiatan-kegiatan porsi kecil ini ditujukan khususnya bagi peserta didik yang belum pernah belajar menggunakan Bahasa Inggris sebelumnya untuk membantu peserta didik dalam memahami materi yang disajikan pada setiap unit. Selain itu, kegiatan yang dibagi ke dalam Section yang berbeda-beda berperan sebagai penopang dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya.

Setiap unit selalu diawali dengan Section: Say What You Know.

Section ini bertujuan sebagai diagnostic assessment yang memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi apa yang diketahui oleh mereka, atau biasa disebut dengan initial understanding, sebelum mulai mempelajari hal baru. Bagian ini berfungsi untuk mengaitkan pengalaman dan pengetahuan peserta didik terkait topik yang akan dipelajari. peserta didik dapat menggunakan Bahasa Indonesia ketika melakukan kegiatan ini. Dengan bantuan guru, kosakata Bahasa Inggris yang belum diketahui oleh peserta didik dapat diberikan pada saat itu.

Selain kegiatan pembelajaran, Section juga memuat kegiatan untuk asesmen di setiap unitnya. Apabila ditujukan untuk asesmen, maka Section tersebut diberi instruksi Your Turn. Artinya, kegiatan tersebut dilakukan sebagai asesmen. Rubrik penilaian kegiatan tersebut disajikan dalam buku guru. Tentu saja, asesmen yang disajikan

pada buku ini merupakan alternatif. Guru dapat melakukan kegiatan asesmen lainnya apabila diperlukan.

Selain itu, buku ini menyediakan Progress Check yang diberikan setelah penyelesaian materi Chapters 1-3 dan setelah Chapters 4-5.

Pelaksanaan Progress Check setelah tiga atau dua bab ini bukan indikasi ketercapaian materi untuk satu semester. Merujuk pada Kurikulum Merdeka, hal yang menjadi sorotan bukanlah ketercapaian seluruh materi, tetapi ketercapaian pembentukan kompetensi peserta didik. Dengan demikian satu bab dapat diselesaikan dalam beberapa pertemuan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing yang berbeda di setiap sekolah.

Buku peserta didik juga memiliki bagian yang disebut ‘Did You Know?’. Bagian ini memberikan informasi tambahan dan membuka wawasan peserta didik yang terkait dengan konteks global. Setiap bab diakhiri dengan Relection untuk peserta didik yang menggambarkan kemampuan mereka dalam memahami bab tersebut. Kegiatan releksi ini dapat dijadikan salah satu kegiatan asesmen. Apabila hasil releksi menunjukkan bahwa peserta didik perlu mempelajari lagi bagian tertentu dalam bab tersebut, guru dapat menawarkan bantuan di luar jam pelajaran.

Pembagian alokasi waktu pembelajaran Bahasa Inggris didasarkan pada asumsi berikut:

a. Waktu yang diakumulasikan selama satu tahun untuk jam pelajaran Bahasa Inggris adalah 108 jam pelajaran.

b. Jam pelajaran Bahasa Inggris per minggu adalah 3x40 menit JP/

minggu.

c. Dalam buku ini terdapat lima (5) bab. Dengan demikian, secara umum, satu bab dapat diselesaikan dalam tujuh (7) pertemuan atau setara 22 JP (disesuaikan dengan kondisi di kelas).

Sebagai penaian, asumsi pembagian waktu di atas tidaklah bersifat baku. Guru memiliki kemerdekaan untuk melakukan improvisasi atau modiikasi pembelajaran serta materi ajar sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didiknya. Metode atau teknik mengajar tertentu yang digunakan oleh guru dapat berpengaruh terhadap asumsi pembagian waktu di atas.

Dalam dokumen Buku Panduan Guru English for Nusantara (Halaman 43-47)

Dokumen terkait