BAB 4 KEBIJAKAN UMUM
F. Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Berikut hubungan kerja pihak-pihak dalam proses pengadaan.
94 Pengadaan Barang dan Jasa
Gambar 58 Hubungan Kerja Pihak-Pihak dalam Proses Pengadaan 1. PA/KPA
Pengguna Anggaran (PA) adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada insitusi lain pengguna APBN/APBD. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. PA/KPA mempunyai tugas pokok:
a. Menetapkan dan mengumumkan RUP
b. Menetapkan PPK, PP, PPHP, Tim Teknis, dan Tim Juri
c. Menetapkan pemenang pengadaan:
Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya lebih dari Rp 100 miliar
Jasa konsultasi lebih dari Rp 10 miliar d. Mengawasi pelaksanaan anggaran e. Pelaporan keuangan
f. Menyelesaikan perselisihan pihak yang diangkat g. Menyimpan seluruh dokumen
Pengadaan Barang dan Jasa
95
2. PPK
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Tugas pokok PPK adalah:
a. Menetapkan rencana pelaksanaan PBJ (spesifikasi teknis, HPS, rancangan kontrak)
b. Menerbitkan SPPBJ dan penandatanganan kontrak c. Melaksanakan dan mengendalikan kontrak
d. Melaporkan kemajuan pekerjaan dan hambatannya
e. Melaporkan pelaksanaan dan menyerahkan hasil pekerjaan f. Menyimpan seluruh dokumen pelaksanaan
Persyaratan PPK yaitu:
a. Memiliki integritas b. Memiliki disiplin tinggi
c. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas. Persyaratan manajerial sebagai berikut:
Minimal S1 (apabila jumlah PNK yang S1 terbatas, maka dapat dijabat oleh pegawai dengan golongan minimal setara dengan IIIa)
Punya pengalaman/terlibat aktif di PBJ minimal 2 tahun
Mampu bekerja secara kelompok
d. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas, dan memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN e. Menandatangani pakta integritas
f. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau bendahara. Persyaratan tidak menjabat sebagai PPSPM dikecualikan untuk PA/KPA yang bertindak sebagai PPK g. Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa. Dalam hal tidak ada
personil yang memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai PPK, persyarat “memiliki sertifikat” dikecualikan untuk:
PPK yang dijabat oleh pejabat eselon I dan II di K/L/D/I
PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.
3. ULP/PP
Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan
96 Pengadaan Barang dan Jasa
barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Pejabat Pengadaan (PP) adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan langsung, penunjukan langsung, dan e- purchasing.
Tugas pokok Kepala ULP adalah:
a. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan ULP b. Menyusun program kerja dan anggaran ULP
c. Mengawasi seluruh kegiatan PBJ di ULP dan melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan
d. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan PBJ kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi e. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia
ULP
f. Menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota Pokja sesuai dengan beban kerja
g. Mengusulkan pemberhentian anggota Pokja yang ditugaskan di ULP kepada PA/KPA/Kepala Daerah.
Tugas ULP dan PP yaitu:
a. Mengusulkan perubahan perencanaan teknis b. Menyusun rencana pemilihan
c. Menetapkan dokumen pengadaan d. MengusulkanTenaga Ahli
e. Melakukan proses pemilihan
f. Membuat laporan proses dan hasil pengadaan kepada Menteri/Kepala Daerah (PP kepada PA/KPA)
g. Membuat pertanggung-jawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan kepada PA/KPA
Tugas Pokja ULP:
a. Wajib Melaksanakan Proses Pemilihan:
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya di atas Rp 200 juta
Jasa Konsultasi di atas Rp 50 juta b. Menetapkan Penyedia:
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya s.d Rp 100 Milyar
Jasa Konsultasi s.d Rp 10 Milyar
Pengadaan Barang dan Jasa
97
c. Menjawab Sanggah I Tugas Pejabat Pengadaan:
a. Dapat Melaksanakan Proses Pemilihan:
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya s.d Rp 200 Juta
Jasa Konsultasi s.d Rp 50 Juta b. Menetapkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya s.d Rp 200 Juta
Jasa Konsultasi s.d Rp 50 Juta
Menetapkan Penyedia c. Melakukan proses e-purchasing
d. Melakukan penunjukan langsung s.d Rp 200 Juta
Anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan harus paham akan pekerjaan yang akan diadakan, jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugasnya, serta isi dokumen, metode, dan prosedur pengadaan. Perangkat organisasi ULP mengacu pada peraturan perundang-undangan di bidang kelembagaan (KemenPAN). Pejabat pengadaan ditetapkan sebanyak 1 (satu) orang.
Persyaratan untuk Kepala ULP/Pokja ULP/PP:
a. Memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggung jawab b. Memahami keseluruhan pekerjaan
c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas yang bersangkutan
d. Memahami isi dokumen, metode, dan prsedur pengadaan e. Memiliki sertifikat keahlian, dikecualikan untuk Kepala ULP f. Menandatangani pakta integritas setelah ditetapkan.
Kepala ULP dan anggota Pokja ULP dilarang untuk duduk sebagai PPK, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), bendahara, serta APIP (kecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Pokja ULP untuk PBJ yang dibutuhkan instansinya. Lembaga atau instansi yang memiliki keterbatasan PNK dapat mengangkan pegawai tetap non-PNS. Jumlah Pokja ULP disesuaikan dengan rentang kendali dan kebutuhan. Untuk pekerjaan yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian khusus, Pokja ULP dapat dibantu oleh tenaga ahli, baik yang berasal dari pegawai negeri atau swasta.
98 Pengadaan Barang dan Jasa
4. PPHP
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) adalah panita/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Tugas pokok PPHP adalah:
a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan kontrak
b. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui pemeriksaan/
pengujian
c. Membuat atau menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
Dalam hal pemeriksaan barang dan jasa, dapat dibentuk tim/tenaga ahli jika dalam hal itu diperlukan keahlian teknis khusus. Dalam hal pengadaan jasa konsultasi, pemeriksaan pekerjaan dilakukan setelah berkoordinasi dengan pengguna jasa konsultasi yang bersangkutan.
Persyaratan PPHP antara lain:
a. Memiliki integritas, disiplin, dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas
b. Memahami isi kontrak c. Memiliki kualifikasi teknis d. Menandatangani pakta integritas
e. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan bendahara.
5. Penyedia Barang/Jasa
Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya. Syarat penyedia antara lain:
1. Memiliki ijin usaha;
2. Memiliki pengalaman/kemampuan teknis;
3. Memperoleh sekurangnya satu pekerjaan dalam kurun waktu empat tahun terakhir (dikecualikan bagi yang baru berdiri kurang dari tiga tahun);
4. Memiliki sumber daya yang diperlukan dalam pengadaan;
5. Dalam hal kemitraan, harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi;
Pengadaan Barang dan Jasa
99
6. Memiliki kemampuan pada bidang/subbidang pekerjaan yang sesuai;
7. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) bagi usaha non-kecil untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya;
8. Sisa Kemampuan Paket (SKP) hanya untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya;
9. Tidak dalam pengawasan pengadilan dan tidak pailit;
10. Sebagai wajib pajak sudah memiliki NPWP dan memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (syarat ini dikecualikan untuk pengadaan langsung dengan menggunakan bukti pembelian/kuitansi).
11. Khusus untuk pelelangan dan pemilihan langsung pengadaan pekerjaan konstruksi memiliki dukungan keuangan dari bank;
12. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak;
13. Tidak masuk dalam daftar hitam;
14. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan
15. Menandatangani Pakta Integritas.
Sementara itu, bagi penyedia asing, SKP dan persyaratan perpajakan tidak diberlakukan, namun penyedia asing wajib berpengalaman meski baru berdiri kurang dari tiga tahun.