• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARIWISATA BARU VS PARIWISATA LAMA (NEW VS OLD TOURISM) 1. Pariwisata Lama (Old Tourism)

Dalam dokumen MODUL PARIWISATA BERKELANJUTAN (Halaman 42-56)

PARIWISATA BARU VS PARIWISATA LAMA

D. PARIWISATA BARU VS PARIWISATA LAMA (NEW VS OLD TOURISM) 1. Pariwisata Lama (Old Tourism)

Merupakan Bentuk Pariwisata yang sudah ada sejak dahulu kala, turun- temurun di wariskan dari generasi-ke generasi. Adapun Yang termasuk Pariwisata Lama Yaitu :

 Heritage /peninggalan Berupa Bangunan Bersejarah

 Wisata Budaya

 Wisata Alam

Pariwisata lama pada dasarnya sangat menarik dan mempunyai filosofi tersendiri jika di bandingkan dengan pariwisata modern melalui pariwisata lama kita dapat belajar banyak tentang sejarah di masa lampau.

Melalui Suistanable tourism atau pariwisata berkelanjutan di harapkan mampu membuat pariwisata lama dapat bertahan hingga kedepannya, Banyak potensi dari pariwisata lama yang terabaikan dan tidak terawat terbukti dengan banyaknya gedung-gedung tua yang sebenarnya mempunyai sejarah namun di biarkan terlantar begitu saja tanpa ada memperdulikan, ada yang di gunakan sebagai tempat ternak, dan yang paling miris adalah di gunakan sebagai sarang penjahat seperti copet dan sebagainya.

Adanya sinergi antara masyarakat dan pemerintah sangat di perlukan disini mengingat pariwisata lama merupakan citra atau cikal bakal dari sebuah

Modul Pariwisata Berkelanjutan 42 tempat.Pada dasarnya Indonesia merupakan kota sejarah namun karena sering di abaikan bangunan bersejarah tersebut hanya menjadi sebuah gedung tua yang menyeramkan dan tidak terawat sama sekali.Wisata sejarah juga sangat di minati oleh wisatawan khususnya mancanegara karena sarat akan ilmu pengetahuan lalu mengapa kita sebagai bangsa sendiri tidak mau merawatnya , kita lebih suka berbelanja ataupun ke tempat pariwisata yang lebih modern seperti ancol.Sebagai contoh ada beberapa bangunan berikut yang keadaanya kini sangat memprihatinkan padahal tempat-tempat tersebut mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi.

TakTerurus : Salah satu peninggalan sejarah Aceh, Benteng Indra Patra, kondisinya sangat memprihatinkan.

Kerusakan yang tak pernah selesai diperbaiki, sampah yang berserakan, pamflet yang berkarat hingga kotoran ternak menjadi pemandangan umum.

Modul Pariwisata Berkelanjutan 43 Gambar diatas hanya beberapa dari sekian banyak tempat yang ada di indonesia yang keadaanya sangat memprihatinkan dan tidak adanya perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah setempat.

Pariwisata lama pada dasarnya merupakan aset terpenting dan berharga bagi bangsa indonesia sendiri jika lebih perhatian untuk menjaganya,Masyarakat di berikan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaaya.Dewasa ini kaum muda pada khususnya sudah sangat jarang di temui yang masih peduli dengan pariwisata lama warisan nenek moyang kita, pengunjung museum rata-rata adalah orang asing atau turis mancanegara dan untuk kaum muda sendiri sangat jarang di temui.

Menumbuhkan kesadaran akan cinta tanah air,budaya beserta peninggalan sejarah memang tidak mudah namun hal tersebut harus segera di lakukan demi keberlangsungan hidup sebuah sejarah yang merupakan jati diri bangsa indonesia.

2. Pariwisata Baru (New Tourism)

Benteng Belanda Riwayatmu Kini

3 buah benteng Belanda yang berada di kaki gunung Tangkuban Perahu, Subang. Senin (4/1) tak terurus, bahkan 2 benteng sudah tidak bisa di sambangi para wisatawan karena keadaannya yang tak terawat.

Benteng peninggalan Belanda yang berada di kaki gunung Tangkuban Perahu kini tersia-sia. Padahal nilai wisata dan sejarah yang ditawarkan sebenarnya cukup menarik.

Terowongan Wilhelmina/Terowongan Sumber (1208 m) Terowongan Wilhelmina yang di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m.

terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar- Cijulang,

Modul Pariwisata Berkelanjutan 44 Merupakan Pariwisata Yang di buat sedemikian rupa, mengikuti perkembangan zaman dan menggunakan tehnologi yang semakin canggih.Hiburan yang di sajikan lebih bervariasi .Adapun yang termasuk kedalam pariwisata baru :

Wisata Belanja

Wisata Keluarga : Water park,Sea World,Ancol,Dufan,Trans Studio dll.

Dewasa ini perkembangan Pariwisata Modern sangat berkembang pesat, melalui berbagai media di psarkan untuk menarik minat para pengunjung atau wisatawan, Pada dasarnya pariwisata modern merupakan adopsi dari luar negeri.Sehingga keberadaanya sering kali mengancam kelestarian pariwisata lama.

Pariwisata baru sangat di minati karena fasilitas yang di berikan juga rirancang sangat apik dan modern ,memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap pengunjung atau wisatawan, misalnya saja wisata belanja, di bandingkan dengan pasar tradisional yang panas, kumuh dan kotor serta bau tentu para pengunjung atau wisatawan lebih suka berbelanja di mall karena lebih bersih, sejuk karena adanya fasilitas pendingin udara atau AC , dan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Jika di bandingkan pariwisata lama yang benar-benar sangat ketinggalan zaman terlebih lagi jika tidak terurus maka pariwisata baru lambat laun akan menggantikan yang lama orang akan lebih cenderung mengkonsumsi hal-hal baru yang dianggapnya lebih memudahkan.

Saat ini sudah banyak di bangun pariwisata modern seperti sea world ,Dufan ancol dan lain sebagainya. Pertumbuhannya pun semakin pesat dan semakin sulit di kendalikan.Dengan adanya pariwisata berkelanjutan maka di harapkan antara pariwisata baru dan lama dapat bersinergi dan berkembang bersama-sama tanpa merugikan satu sama lain.

Manfaat dari Pariwisata modern sendiri cukup banyak namun kerugian yang di timbulkan juga tidak kalah banyak sehingga perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat sangat di perlukan bagi kelangsungan sebuah kebudayaan.

Modul Pariwisata Berkelanjutan 45 E. PARIWISATA BARU YANG DIMINATI DAN PARIWISATA LAMA YANG

TERLUPAKAN

Ada beberapa alasan orang atau wisatawan menyukai pariwisata yang modern jika di bandingkan dengan pariwisata lama.

Pariwisata Baru Pariwisata lama

Wisata Belanja

Mall : Bersih, Harum,Sejuk,Fasilitas lengkap, Aman dan pelayanan yang ramah

Wisata Belanja

Pasar Tradisional : Bau, Kotor,Panas,Kurang aman dan pelayanan yang kurang ramah.

Wisata Keluarga (Hiburan)

Trans Studio : Permainan lebih bervariasi,aman,banyak aktivitas yang bisa di lakukan,fasilitas lengkap dan cenderung lebih ramai.

Wisata Keluarga (Hiburan)

Museum : Sepi, aktivitas terbatas, hanya mendengarkan tour guide menjelaskan, berdebu, kadang- kadang tampilannya menakutkan.

Agar pariwisata lama dapat tetap bersaing dengan pariwisata baru maka harus di benahi tampilanya di buat semenarik mungkin fasilitas umum di perbaiki dan juga pelayanan yang di berikan juga harus di tingkatkan, karena terkadang untuk Pariwisata lama pelayanan yang di dapat pengunjung biasa-biasa saja, tidak ada senyuman sapaan ramah dan sebagainya namun jika di bandingkan dengan pariwisata baru yang sudah jelas mempunyai standart pelayanan tentu berbeda mereka cenderung lebih ramah siap membantu dan fasilitas yang di berikan jauh lebih memadai jika di bandingkan dengan pariwisata lama.

Misalnya saja Dufan dan TMII, merupakan wisata modern, dan „agak‟

meninggalkan budaya Jakarta. TMII sendiri masih dalam kreatifitas Indonesia, tetapi Dufan, merupakan tempat bersenang-senang saja artinya, tempat itu merpakan bukan tempat yang spesifik Jakarta dan meninggalkan budaya asli dari jakata sendiri.

Modul Pariwisata Berkelanjutan 46 Obyek Wisata Indonesia

Wisata alam

Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di dunia dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 3.000 spesies ikan, 590 jenis karang batu, 2.500 jenis moluska, dan 1.500 jenis udang-udangan. Kekayaan biota laut tersebut menciptakan sekitar 600 titik selam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke Raja Ampat di Provinsi Papua Barat adalah taman laut terbesar di Indonesia yang memiliki beraneka ragam biota laut dan dikenal sebagai lokasi selam scuba yang baik karena memiliki daya pandang yang mencapai hingga 30 meter pada siang hari. Hasil riset lembaga Konservasi Internasional pada tahun 2001 dan 2002 menemukan setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang dan 700 jenis kerang di kawasan Raja Ampat. Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara memiliki 25 titik selam dengan kedalaman hingga 1.556 meter. Hampir 70% spesies ikan di Pasifik Barat dapat ditemukan di Taman Nasional ini. Terumbu karang di taman nasional ini disebut tujuh kali lebih bervariasi dibandingkan dengan Hawaii. Beberapa lokasi lain yang terkenal untuk penyelaman antara lain: Wakatobi, Nusa Penida, Karimunjawa, Derawan dan Kepulauan Seribu.[30]

Terdapat 50 taman nasional di Indonesia, 6 di antaranya termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Taman Nasional Lorentz di Papua memiliki sekitar 42 spesies mamalia yang sebagian besar hewan langka. Mamalia yang ada di kawasan ini antara lain: kangguru pohon, landak irian, tikus air,walabi, dan kuskus.

Taman nasional ini memiliki lebih dari 1.000 spesies ikan, di antaranya adalah ikan koloso. Di taman ini terdapat salju abadi yang berada di puncak Gunung Jayawijaya. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang dikenal karena hewan Badak jawa bercula satu yang populasinya semakin menipis. Pengamatan satwa endemik komodo serta satwa lainnya seperti rusa, babi hutan dan burung dapat dilakukan di Taman Nasional Komodo. Taman Nasional Kelimutu yang berada di Flores memiliki danau kawah dengan tiga warna yang berbeda.

Modul Pariwisata Berkelanjutan 47 Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Gunung Bromo di Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai lokasi wisata pegunungan untuk melihat matahari terbit maupun penunggangan kuda. Pada bulan-bulan tertentu, terdapat upacara kebudayaanYadnya Kasada yang dilakukan oleh masyarakat Gunung Bromo. Lokasi wisata lain yang terkenal di daerah Jawa Barat adalah Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Subang. Gunung aktif ini menghasilkan mata air panas yang terletak di kaki gunung yang dikenal dengan nama Ciater dan sering dimanfaatkan untuk spa serta terapi pengobatan.

Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di seluruh nusantara menjadikan Indonesia cocok untuk pengembangan agrowisata.Kebun Raya Bogoryang terletak di Bogor merupakan lokasi agrowisata populer yang telah berdiri sejak abad 19 dan merupakan yang tertua di Asia dengan koleksi tumbuhan tropis terlengkap di dunia.

Hingga Maret 2010, Kebun Raya Bogor memiliki koleksi 3.397 spesies jenis koleksi umum, 550 spesies tumbuhan anggrek, serta 350 tumbuhan non-anggrek yang berada di rumah kaca. Taman Wisata Mekarsari merupakan taman buah tropis terbesar dan terlengkap di dunia. Koleksi taman ini mencapai 100.000 tanaman buah yang terdiri dari 78 famili, 400 spesies, dan 1.438 varietas.

Wisata belanja

Wisata belanja di Indonesia dibagi menjadi dua jenis:

pusat perbelanjaan tradisional dengan proses tawar- menawar antara pembeli dan penjual dan pusat perbelanjaan modern. Pasar tradisional umumnya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang berlokasi dalam satu gedung atau jalan tertentu. Beberapa daerah dengan relief sungai-sungai panjang memiliki pasar terapung seperti Pasar Terapung Muara Kuin di Sungai Barito, Banjarmasin dan Pasar Terapung Lok Baintan di Banjar, namun adapula yang khusus menjual barang - barang seni atau benda khas setempat seperti Pasar Sukawati di Gianyaryang menjual berbagai kerajinan tangan dan barang seni khas Bali, Pasar Klewer di Solo yang menjual kain - kain batik, Kotagede dengan hasil

Modul Pariwisata Berkelanjutan 48 kerajinan perak, dan kawasan Malioboro di Yogyakarta yang menjajakan kerajinan khas Yogya

Pusat perbelanjaan modern dapat ditemukan di kota-kota metropolitan

terutama yang terletak di Pulau

Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung danSemarang. Kebanyakan pusat perbelanjaan modern dapat ditemukan di kota Jakarta yang memiliki lebih dari 170 pusat perbelanjaan. Jakarta merupakan kota dengan jumlah pusat perbelanjaan terbanyak di dunia. Pusat perbelanjaan tertua yang pernah dibangun di Jakarta yaitu Pasar Baruyang dibangun pada tahun 1820. Pusat perbelanjaan di Jakarta, Semarang, dan Surabaya umumnya mengadakan diskon besar pada masa ulang tahun kota untuk meningkatkan daya tarik wisata belanja. Jakarta secara rutin mengadakan pesta diskon Festival Jakarta Great Sale, Semarang dengan namaSemarang Great Sale, sementara Surabaya mengadakan Surabaya Shopping Festival.

Wisata budaya

Berdasarkan data sensus 2010, Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. Keberagaman suku bangsa tersebut mengakibatkan keberagaman hasil budaya seperti jenis tarian, alat musik, dan adat istiadat di Indonesia. Beberapa pagelaran tari yang terkenal di dunia internasional misalnya Sendratari Ramayana yang menceritakan tentang perjalanan Rama dan dipentaskan di kompleks Candi Prambanan. Desa Wisata Batubulan yang terletak di Sukawati, Gianyar merupakan desa yang sering dikunjungi untuk pentas Tari Barongan, Tari Kecak dan Tari Legong.

Beberapa tahun belakangan ini beberapa kota di Pulau Jawa mulai mengembangkan konsep karnaval fesyen Jember Fashion Carnaval secara rutin diadakan sejak tahun 2001 di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval fesyen

Modul Pariwisata Berkelanjutan 49 lainnya namun memfokuskan tema pada batik adalah Karnaval Batik Solo yang pertama kali diadakan pada tahun 2008. Selain karnaval fesyen, adapula karnaval yang diadakan untuk memperingati hari jadi kota seperti yang diadakan di kota Yogyakarta dengan nama Jogja Java Carnaval dan di kota Jakarta dengan nama Jak Karnaval yang diadakan secara rutin setiap bulan Juni.

Sejarah kebudayaan Indonesia dari zaman prasejarah hingga periode kemerdekaan dapat ditemukan di seluruh museum yang ada di Indonesia.

Total jumlah museum di Indonesia berjumlah 80 museum yang tersebar dari Aceh hingga Maluku Sejumlah museum terletak dalam satu kawasan seperti Kota Tua Jakartayang memiliki enam museum merupakan daerah yang dikenal sebagai pusat perdagangan pada Zaman Batavia dan Taman Mini Indonesia Indah yang menjadi pusat rekreasi dengan jumlah taman dan museum terbanyak dalam satu kawasan di Indonesia.

Wisata keagamaan

Sejarah mencatat bahwa

agama Hindu dan Buddha pernah masuk dan memengaruhi kehidupan spiritual di Indonesia dengan

adanya peninggalan sejarah

seperticandi dan prasasti di beberapa lokasi. Jejak- jejak peninggalan agama Buddha yang terbesar adalah Candi Borobudur yang terletak di Magelang dan merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1991. Pada abad ke-13 hingga ke-16 Islam masuk ke nusantara menggantikan era kerajaan Hindu-Buddha. Pada masa ini, banyak ditemukan masjid yang merupakan akulturasi kebudayaan antara Hindu-Buddha-Jawa dengan agama Islam seperti terlihat pada Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus

Modul Pariwisata Berkelanjutan 50 F. DAMPAK PENGEMBANGAN OBYEK WISATA : DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF

Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini dikatakan oleh Gee (1989) dalam bukunya yang berjudul “The Travel Industry”, mengatakan bahwa “as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and negative impacts”. (Gee mengatakan adanya dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif karena adanya pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat). Dampak dampak akibat adanya tempat wisata tentu mempengaruhi ke lingkungan sekitarnya dan menurut Lerner (1977) yang dikutip oleh Allister Mathieson and Geoffrey Wall (1982) dalam „Tourism: Social, Economic, Environment Impacts” siapa saja didalam lingkungan tersebut. Lerner menulis seperti berikut “ Environment now includes not just only land, water and air but also encompass to people, their creation, and the social, economic,and cultural condition that affect their lives.

Sehingga yang terkena dampak positif dan negatifnya adalah sesuai yang dikatakan oleh Lerner adalah masyarakat, lingkungan,

G DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL.

Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Joseph D. Fritgen, 1996). Menurut Prof.Ir Kusudianto Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf , kualitas dan pola hidup komunitas setempat, teapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Menurut Mill dalam

Modul Pariwisata Berkelanjutan 51 bukunya yang berjudul “The Tourism, International Business” (2000, p.168-169), menyatakan bahwa : “pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf hidup melalui keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut”.

Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan di daerah tersebut, misalnya bertindak sebagai tuan rumah yang ramah, penyelanggara atraksi wisata dan budaya khusus (tarian adat, upacara-upacara agama, ritual, dan lain-lain), produsen cindera mata yang memiliki ke khasan dari obyek tersebut dan turut menjaga keamanan lingkungan sekitar sehingga membuat wisatawan yakin, tenang, aman selama mereka berada di obyek wisata tersebut.

Akan tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Menurut Prof Ir Kusudianto Hadinoto (1996) suatu tempat wisata apabila tidak direncanakan dengan baik maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, barang-barang sejarah, dan menimbulkan ketidaksukaan penduduk sekitar terhadap wisatawan maupun obyek wisata tersebut dimana pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi pengelola tempat wisata tersebut.

Penulis mengutip pernyataan Coccossis (1996) yang terdapat dalam buku “ Sustainable Tourism Management” karangan Swarbrooke, J (1999) yang tertulis “An important characteristic of interaction between tourism and environment is the existence of strong feedback mechanism : tourism often has adverse effects on quantity and quality of natural and cultural resources”.

Sehingga teori ini memperkuat teori dari Prof Ir Kusudianto Hadinoto tentang hubungan tempat wisata dan lingkungan dimana bila ditangani dengan baik maka akan terjadi peningkatan lingkungan ke arah yang lebih baik tetapi apabila tidak ditangani dengan baik bisa merusak. Berikut adalah dampak-dampak dari

Modul Pariwisata Berkelanjutan 52

pengembangan suatu obyek wisata,

yaitu :

a. Dampak Positif terhadap ekonomi

 Meningkatnya Devisa negara

 Dapat mengurangi pengangguran

b. Dampak positif pada lingkungan

 Konservasi Alam

 Konservasi dari segi Arkeologi dan Sejarah

 Perbaikan Lingkungan

 Perbaikan Infrastruktur

 Peningkatan Tentang kesadaran lingkungan

c. Dampak negatif pada lingkungan

 Polusi Lingkungan

 Pencemaran Lingkungan

 Merusak nilai arkeologi dan sejarah karena di adakannya perbaikan

d. Dampak positif pada sosial

 Konservasi benda-benda bersejarah

 Menghilangkan perbedaan budaya

e. Dampak negatif pada sosial

 Overcrowding and loss of amenities for residents

 Berakibat Buruk bagi kelangsungan Budaya

 Menimbulkan masalah sosial

Modul Pariwisata Berkelanjutan 53 Seperti yang tertera di atas bahwa di setiap pengembangan obyek wisata akan mempunyai dampak-dampak. Pada makalah ini penulis akan memperdalam dampak ekonomi dan sosial saja, dengan penjelasan di bawah ini :

a. Dampak ekonomi dapat bersifat positif maupun negatif dalam setiap pengembangan obyek wisata.

Untuk segi positif dampak ekonomi ini ada yang langsung dan ada juga yang tidak langsung. Dampak positif langsungnya adalah : membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, baik itu sebagai pegawai bagian kebersihan, kemananan, ataupun yang lainnya yang sesuai dengan kemampuan, skill dari masyarakat sekitar yang bisa dipergunakan oleh pihak PIM, atau dengan berjualan, seperti : makanan, minuman atau voucher hp di sekitar PIM sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan peningkatan taraf hidup yang layak.

Selain untuk masyarakat lokal, dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah daerah yang akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak langsung adalah kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu obyek wisata, adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa bekerja. Suatu pengembangan obyek wisata apabila diatur, ditata dan dipantau dengan baik tidak akan menghasilkan dampak negatif bagi sektor ekonominya, tetapi apabila tidak dilakukan, diatur, ditata dengan baik maka akan menimbulkan kerugian baik bagi pihak pengembang obyek itu sendiri maupun pihak komunitas lokal daerah setempat.

b. Dampak positif sosial

- Conservation of Cultural Heritage : adanya perlindungan untuk benda-benda kuno, bangunan sejarah, seni traditional seperti musik, drama, tarian, pakaian, upacara adat. Adanya bantuan untuk perawatan museum, gedung theater, dan untuk dukungan acara-acara festival budaya.

- Renewal of Cultural Pride : dengan adanya pembaharuan kebanggaan budaya

Modul Pariwisata Berkelanjutan 54 maka masyarakat dapat memperbaharui kembali rasa bangga mereka terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah ataupun budaya.

- Cross Cultural Exchange : pariwisata dapat menciptakan pertukaran budaya dari wisatawan dengan masyarakat setempat, sehingga membuat para wisatawan mengerti tentang budaya setempat dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi masyarakat setempat begitu pula sebaliknya masyarakat lokal pun bisa tahu tentang budaya dari para wisatawan tersebut baik yang domestik maupun internasional.

c. Dampak negatif sosial :

- Overcrowding and loss of amenities for residents : setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun internasional, tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak.

- Cultural impacts : karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang seharusnya

bernilai religius. Contoh : upacara

agama yang seharusnya dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, tetapi untuk menyuguhkan apa yang diingini oleh wisatawan maka mereka mengkomersialkan upacara tersebut untuk wisatawan sehingga upacara agama yang dulunya khidmat dan khusyuk makin lama makin berkurang. Yang ke 2 adanya kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi, budaya, dan nilai agama yang dapat mengakibatkan sebuah konflik.

- Social Problems : adanya percampuran budaya negatif antara wisatawan dengan

Dalam dokumen MODUL PARIWISATA BERKELANJUTAN (Halaman 42-56)

Dokumen terkait