• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PARIWISATA BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PARIWISATA BERKELANJUTAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Pengembangan pariwisata di Indonesia dilakukan melalui konsep pembangunan yang berlandaskan prinsip hidup berkelanjutan. Modul 8 Pariwisata Berkelanjutan Sedangkan kekuatan penting untuk mendorong pembangunan pariwisata nasional adalah gabungan kekuatan (sinergi) yang terdiri dari unsur dunia usaha, masyarakat (termasuk LSM, akademisi, media massa dan pekerja) dan pemerintah. Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa menempatkan nilai-nilai keagamaan sebagai nilai tertinggi dalam pengembangan pariwisata nasional.

Segala upaya dan kegiatan pengembangan pariwisata didorong dan dipandu oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral, dan etika pariwisata nasional. Penduduk Indonesia yang beradab dan ramah serta terdiri dari berbagai suku bangsa dengan keanekaragaman budaya yang sangat berpengaruh bagi upaya pembangunan nasional yang secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan pariwisata di Indonesia.

KESIMPULAN

Melalui pengembangan pariwisata yang menyeluruh dan integral dengan memanfaatkan sumber daya alam, budaya, dan kondisi geografis, akan tercipta kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi seluruh masyarakat Indonesia, yang pada akhirnya mampu mendorong terciptanya bangsa kuat yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan daya tarik wisata yang diwujudkan antara lain berupa kekayaan alam yang indah, keanekaragaman flora dan fauna, keanekaragaman tradisi budaya dan seni serta peninggalan sejarah dan barang antik. Pengembangan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan pengembangan usaha pariwisata, seperti usaha perjalanan wisata, usaha penyediaan akomodasi dan angkutan wisata, akan mampu meningkatkan daya tarik bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan juga mendukung pengembangan daya tarik wisata. atraksi awan wisata.

Kekuatan kunci penggerak roda pembangunan pariwisata dilakukan oleh para pelaku utama yaitu dunia usaha pariwisata, masyarakat dan pemerintah. Peran pemerintah hanya sebagai fasilitator atau trigger, sedangkan pihak swasta dan masyarakat merupakan pelaku langsung dalam kegiatan pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA

Selain itu, sumber daya manusia yang merupakan pelaku utama pengembangan pariwisata harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Melestarikan manfaat pengembangan atau pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang mempunyai manfaat jangka panjang atau berkelanjutan lintas generasi. Faktor pertama menyangkut alasan moral, generasi sekarang menikmati barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan hidup, oleh karena itu secara moral perlu memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang. Kewajiban moral ini mencakup tidak mengambil sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama.

Faktor kedua, kaitannya dengan alasan ekologis, misalnya keanekaragaman hayati mempunyai nilai ekologis yang sangat tinggi, oleh karena itu kegiatan ekonomi tidak boleh hanya diarahkan pada eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi. Pariwisata Berkelanjutan Modul 15 Eksploitasi sumber daya alam sebaiknya direkomendasikan pada sumber daya alam yang bersifat replaceable atau dapat digantikan sehingga ekosistem atau sistem lingkungan hidup dapat tetap terjaga.

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Konsep ini diyakini masih sangat normatif sehingga aspek operasional dari konsep keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala. Perman et al., (1997) mencoba menguraikan lebih jauh konsep keberlanjutan dengan mengajukan 5 alternatif makna: Sejalan dengan pengertian di atas, Daly (1990) menambahkan beberapa aspek mengenai definisi operasional pembangunan berkelanjutan, antara lain:

Pariwisata Berkelanjutan Modul 17 Selain definisi operasional di atas, Haris (2000) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat dipecah menjadi tiga aspek pemahaman. Konsep ini juga berkaitan dengan pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk dalam kategori sumber daya ekonomi.

STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pariwisata berkelanjutan Modul 18 mengacu pada pembangunan berkelanjutan, yaitu perspektif generasi mendatang yang tidak dapat terancam oleh aktivitas generasi saat ini. Melestarikan keanekaragaman hayati merupakan prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk saat ini dan di masa depan. Hal ini dapat dicapai dengan: mencegah pencemaran lingkungan; rehabilitasi dan pemulihan ekosistem dan sumber daya alam yang rusak; meningkatkan kapasitas produksi ekosistem alam dan buatan.

Para ekonom harus mengidentifikasi sumber daya dan memperlakukannya sebagai sumber daya terbarukan, tidak terbarukan, dan ramah lingkungan. Sutamihardja, 2004 Perubahan Lingkungan Global; Program studi Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam; IPB.

KONSEP PARIWISATA BERKELANJUTAN

  • PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
  • ASPEK YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
    • Aspek Ekonomi
    • Aspek Sosial
  • PRINSIP – PRINSIP PARIWISATA BERKELANJUTAN
  • STUDI KASUS

Pembangunan pariwisata berkelanjutan pada dasarnya berkaitan dengan upaya untuk menjamin bahwa sumber daya alam, sosial, dan budaya yang digunakan untuk pengembangan pariwisata pada generasi ini dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan, artinya pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang. Pembangunan pariwisata berkelanjutan, sebagaimana tercantum dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995), adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis namun layak secara ekonomi, serta adil secara etika dan sosial bagi masyarakat.

Masyarakat lokal harus memantau dan mengendalikan pengembangan pariwisata dengan terlibat dalam mendefinisikan visi pariwisata, mengidentifikasi sumber daya yang akan dilestarikan dan ditingkatkan, dan mengembangkan tujuan dan strategi untuk pengembangan dan pengelolaan atraksi wisata. Pariwisata Berkelanjutan Modul 30 Pelaku yang berpartisipasi dalam pembangunan pariwisata antara lain kelompok dan lembaga LSM (lembaga swadaya masyarakat), kelompok relawan, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, asosiasi dunia usaha dan pihak-pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan yang akan menerima dampak dari kegiatan pariwisata. Pembangunan pariwisata harus mampu memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan, artinya kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat diubah secara berlebihan.

Pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan pariwisata berkelanjutan meliputi pengembangan pedoman, evaluasi dampak kegiatan pariwisata, serta pengembangan indikator dan batasan untuk mengukur dampak pariwisata. Pengembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan bisnis, kejuruan, dan profesional. Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga mencakup promosi penggunaan lahan dan kegiatan yang meningkatkan karakter lanskap, kesadaran akan tempat, dan identitas penduduk lokal.

Pariwisata berkelanjutan Modul 33 3) Pembangunan pariwisata harus melibatkan pemangku kepentingan, dan dengan melibatkan lebih banyak pihak maka akan tercapai kontribusi yang lebih baik. Meningkatnya suhu di Bali, erosi pantai, meningkatnya kasus demam berdarah, memburuknya kualitas air dan udara di Pulau Bali merupakan akibat dari kelalaian investor, pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata di pulau tersebut. . Bali. Kemampuan sumber daya alam baik kualitas maupun kuantitas mempengaruhi pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan alam dan manusia.

PARIWISATA BARU VS PARIWISATA LAMA

  • SEJARAH PARIWISATA INDONESIA
  • PARIWISATA BERKELANJUTAN
  • PARIWISATA BARU VS PARIWISATA LAMA (NEW VS OLD TOURISM) 1. Pariwisata Lama (Old Tourism)
  • KESIMPULAN

Pariwisata berkelanjutan sendiri merupakan suatu proses dan sistem pengembangan pariwisata yang dapat menjamin keberlangsungan atau keberadaan sumber daya alam, kehidupan sosial budaya dan ekonomi bagi generasi yang akan datang. Pada dasarnya pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian lokal tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Wisata lama pada dasarnya sangat menarik dan memiliki filosofi tersendiri, dan dibandingkan dengan wisata modern, kita bisa belajar banyak tentang sejarah di masa lalu melalui wisata lama.

Sinergi antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan di sini mengingat wisata purbakala merupakan gambaran atau pendahulunya. Modul Pariwisata Berkelanjutan 43 Gambar-gambar di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak tempat di Indonesia yang kondisinya sangat genting dan kurang mendapat perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah setempat. Pariwisata berkelanjutan Modul 44 merupakan pariwisata yang dibuat sedemikian rupa, mengikuti perkembangan zaman dan menggunakan teknologi yang semakin canggih. Hiburan yang disuguhkan lebih bervariasi. Dari segi apa saja yang termasuk dalam pariwisata baru.

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat atau wisatawan lebih menyukai wisata modern dibandingkan dengan wisata zaman dahulu. Pariwisata Berkelanjutan Modul 47 Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi, 130 di antaranya merupakan gunung berapi aktif. Modul Pariwisata Berkelanjutan 48 kerajinan perak, dan kawasan Malioboro di Yogyakarta yang menjual kerajinan tangan dari Yogya.

Modul Pariwisata Berkelanjutan 49 lainnya yang mengangkat tema batik adalah Solo Batik Carnival yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Pariwisata Berkelanjutan Modul 53 Seperti yang telah disampaikan di atas, setiap pembangunan fasilitas pariwisata pasti mempunyai pengaruh. Pariwisata Berkelanjutan Modul 54 agar masyarakat dapat memperbarui rasa bangga terhadap peninggalan sejarah atau budaya.

Wisata lama perlu ditingkatkan kualitasnya terutama dari segi pelayanan, dan renovasi yang dilakukan tidak mengurangi keaslian wisata lama yang sudah ada. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran bersama sangat diperlukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi budaya dan sejarah serta bangga melestarikan wisata kuno warisan nenek moyang kita.

KEBOCORAN (LEAKAGES) DALAM PARIWISATA

  • KEBOCORAN EKONOMI (ECONOMIC LEAKAGES)
  • PENGARUH NEGATIF PEMBANGUNAN PARIWISATA
  • JENIS-JENIS KEBOCORAN
  • FAKTOR MENINGKATNYA KEBOCORAN
  • STRATEGI PENGANGGULANGAN
  • KESIMPULAN

Pariwisata Berkelanjutan Modul 58 Sementara itu, Sinclair dan Sutcliffe (1988) menjelaskan bahwa mengukur pengganda pendapatan sektor pariwisata di tingkat sub-nasional memerlukan pemikiran dan data yang lebih kompleks karena seringnya terjadi “kebocoran”. Kebocoran ekonomi dinilai menjadi permasalahan yang paling sulit diatasi karena sektor pariwisata akan tumbuh dalam iklim liberalisasi yang memungkinkan orang asing berbisnis di pasar dalam negeri, sehingga kebocoran ekonomi tidak dapat dihindari. Pariwisata berkelanjutan Modul 62 dikaitkan dengan hilangnya kemandirian sosial, dan pada tingkat nasional sangat mungkin suatu negara kehilangan kemandirian dan sangat bergantung pada sektor pariwisata.

Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga dibarengi dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengimpor produk yang dianggap berstandar internasional. Hal ini membenarkan pendapat Sinclair dan Sutcliffe (1988) yang menjelaskan bahwa pengukuran manfaat ekonomi sektor pariwisata di tingkat sub-nasional harus menggunakan pemikiran dan data yang lebih kompleks untuk menghindari kebocoran. Rata-rata kebocoran internal di sebagian besar negara berkembang berkisar antara 40 hingga 50% dari total penerimaan kotor sektor pariwisata di negara-negara kecil.

Kebocoran yang tidak terlihat adalah hilangnya peluang memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata, yang nyata namun sangat sulit didokumentasikan secara riil, namun akan mempunyai dampak kumulatif. Sedangkan di negara kepulauan yang lebih besar, kapasitas produksi tidak mengalami kendala karena sudah terjalin hubungan antara sektor pariwisata dan pendukung pariwisata dalam skala ekonomi dalam negeri. Strategi untuk meminimalisir kebocoran ekonomi di sektor pariwisata sebaiknya menjadi strategi pemerintah dengan memperhatikan seluruh klaster industri yang terkait dengan struktur perekonomian daerah.

Pemerintah juga dapat meminimalisir terjadinya kebocoran eksternal dengan menetapkan model kontrak kerja sama perusahaan pariwisata dengan investor dan pemasok asing melalui perjanjian internasional atau perjanjian yang menguntungkan sektor pariwisata regional atau dalam negeri. Modul pariwisata berkelanjutan 69 Data di atas menunjukkan bahwa komponen impor mempengaruhi multiplier pada sektor pariwisata, artinya jika terjadi kebocoran yang tinggi maka multiplier pada sektor pariwisata akan rendah. Diantara sekian banyak permasalahan negatif yang dapat ditimbulkan oleh sektor pariwisata, kebocoran ekonomi dianggap sebagai permasalahan yang paling sulit untuk diatasi karena sektor pariwisata akan tumbuh dalam suasana liberalisasi yang memungkinkan orang asing untuk berbisnis di pasar dalam negeri, sehingga perekonomian akan semakin melemah. kebocoran tidak dapat dihilangkan. menghindari.

Referensi

Dokumen terkait

Sustainable Development Goals SDGs 2030 mencanangkan tujuan pembangunan berkelanjutan TPB akses air minum adalah akses universal untuk seluruh masyarakat dengan air minum yang harus