• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Perkerasan

Dalam dokumen Laporan PBTS Jalan Kelompok 11 (Halaman 173-180)

3. Diagram Tikungan 3

7.1 Metode Kerja

7.1.4 Pekerjaan Perkerasan

163 - Jika semua konsistensi tanah sudah sesuai, maka tinggal dipadatkan

saja menggunakan mesin pemadat.

- Jika permukaan tanah sudah padat, langkah selanjutnya adalah menggelar geotextile dengan posisi yang disesuaikan

- Pastikan tidak ada bagian dari geotextile yang bergelombang atau terlipat. Semuanya harus terpasang rapi

- Penyambungan geotextile dilakukan dengan cara saling melewati saling tumpang tindih,

- Setelah menentukan jarak saling melewati, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penjahitan pada bagian yang saling tumpang tindih - Proses penjahitan pada cara pemasangan geotextile dapat dilakukan

menggunakan mesin jahit portable agar lebih praktis dan mudah.

- Setelah proses penjahitan, berikutnya adalah penempatan agregat yang berupa material granular di atas geotextile. Pastikah cara penempatannya dengan didorong maju agar roda truk pengangkut tidak merusak geotextile.

- Proses terakhir adalah pemadatan agregat menggunakan alat berat, misalnya adalah mesin giling,vibrator roller, dan lain sebagainya.

- Pemasangan Geotextile dilakukan secara bertahap dengan ketebal per 30cm, dan dilakukan tahapan secara berulang hingga mencapai elevasi sesuai dengan DED.

7.1.4 Pekerjaan Perkerasan

164 Metode kerja pada pekerjaan Tanah dasar, yaitu :

- Memadatkan Kembali tanah yang masih belum padat menggunakan Vibro Roller

- Menimbun kembali area yang masih belum padat dengan tanah baru agar area yang akan dilaksanakan pekerjaan perkerasan maksimal.

B. Perkerasan Berbutir

Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat pecah diatas permukaan yang telah disiapkan. Lapis pondasi atas agregat kelas A untuk pelaksanaan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan bawah dengan lapisan permukaan.

C. Lapis Perkerasan Pondasi Agregat Kelas A

LPA (Lapis pondasi agregat kelas A) terletak diatas tanah dasar atau sub-grade sebagai pondasi perkerasan jalur utama.

Komposisi lapis pondasi agregat kelas A yaitu : Fraksi 1 (20 – 37,5mm) = 38%

Fraksi 2 (10 – 20mm) = 19 % Fraksi 3 (0 – 10mm) = 25%

Fraksi 4 (Pasir) = 18 %

Metode kerja atau tahapan pelaksanaan agregat kelas A seperti berikut :

- Pengankutan material yang sudah deblending farksi 1,2,3,dan 4 seusai dengan komposisi JMF menggunakan alat blending plant atau excavator maupun wheel loader menuju lokasi penghamparan menggunakan Dump Truck.

- Pengankutan menuju lokasi penghamparan menggunakan dump truck

- Proses pemadatan menggunakan vibro roller. Pada saat pemadatan perlu menjaga kadar air, oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water tank.

- Selama penyiraman dan pemadatan vibrator rollers dan tandem rollers dengan beberapa lintasan agar mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan di dalam dokumen lelang (100% padat). Selama

165 pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu atau Baby Roller.

- Pengujian ketebalan LPA atau tes spit

- Sesuai dengan kriteria desain ketebalan LPA kelas A setebal 300mm. atau 30cm.

- Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone dengan tingkat kepadatan sampai 100%.

- Pengujian CBR lapangan dan CBR laboratorium dengan nilai CBR minimal 90%.

D. Lapisan Perkerasan AC Base

Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).

Metode Kerja atau tahapan pada pekerjaan lapisan AC Base ini mencakup :

a. Metode Kerja penghamparan Material AC Base - Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar - Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik

- Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan

- Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah

- Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.

166 - Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/

baik, penebaran merata.

- Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lapisanPondasi.

b. Metode Kerja Pemadatan Awal (Breakdown Rolling)

- Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton Murni atau Modifikasi)

- Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).

- Roda penggerak saat pemadatan berada didepan

- Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam

- Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.

c. Metode Kerja Pemadatan Antara

- Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi

- Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)

- Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan - Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam

- Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

d. Metode Kerja Pemdatan Akhir

- Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi.Peralatan pemadatan

167 Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi.

- Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.

- Tebal Lapisan AC Base sesuai kontrak kerja yaitu 80mm atau 8cm.

E. Lapisan AC-BC

Lapis aspal dengan nama AC-BC (Asphalt Concrete – Binder Course). Lapisan ini merupakan bagian dari lapis permukaan diantara lapis pondasi atas (Base course) dengan lapis aus (Wearing course) yang bergradasi aggregat gabungan rapat/menerus.

Metode kerja dalam pekerjaan lapisan AC-BC ini mencakup : - Setelah tiba di lokasi penghamparan material Aspal AC-BC,

material dituangkan ke dalam Aspahal Finisher dengan menggunakan Dump Truck

- Aspal dihamparkan diatas permukaan Ac Base yang telah disiram Prime Coat.

- Ketebalan material yaitu 60mm atau 6cm.

- Setelah AC-BC dihamparkan dilakukan pemadatan awal dengan Tadem Roller

- Lalu dilakukan pemadatan antara dengan Pneumatic Tire Roller - Dilakukan pemadatan penutup menggunakan Tandem Roller.

- Terakhir dilakukan pengujian core drill dengan tujuan mengambil sampel perkerasan untuk mengetahui tebal dan kepadatan aspal.

F. Lapis AC-WC

Laston Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course), merupakan lapisan perkerasan perkerasan beraspal yang berada pada lapisan paling atas atau berfungsi sebagai lapisan aus.

Walaupun bersifat non struktural, namun AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan jalan beraspal, sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan jalan. Laston Lapis Aus (AC-WC) mempunyai tekstur yang paling halus dan kadar aspalnya paling banyak dibandingkan dengan jenis laston lainnya.

168 Sebagau lapis aus, Laston Lapis Aus (AC-WC) dihampar dengan ketebalan 5 cm padat pada permukaan jalan yang sebelumnya telah dilapisi dengan konstruksi Lapis Pondasi Agregat Klas A (LPA) tebal 30 cm, Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tebal 8 cm serta Laston Lapis Antara (AC-BC) tebal 6 cm.

Metode Kerja dalam pekerjaan Lapisan AC-WC ini mencakup :

a. Metode Penghamparan Lapisan AC-WC - Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar - Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik

- Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan

- Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.

- Pastikan kecepatan penghamparan konstan.

- Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan - Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0

meter toleransi 4 mm utk Laston Lapis Aus (AC-WC)

b. Metode Kerja Pemadatan Awal.

- Suhu pemadatan awal antara 125°C-145°C (Aspal Pen), dan 130°C- 150°C (Asbuton Murni atau Modifikasi)

- Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).

- Roda penggerak saat pemadatan berada didepan

- Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam

- Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipadatkan.

c. Metode Kerja Pemadatana antar (Intermediate Rolling)

169 - Suhu pemadatan antara 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95°C-

130°C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.

- Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)

- Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan - Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam

- Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.

d. Pemadatran Akhir

- Suhu pemadatan akhir 90°C-125°C untuk Aspal Pen dan 95° C-130°

C untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi, Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).

atau sesuai dengan instruksi direksi

- Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.

170

Dalam dokumen Laporan PBTS Jalan Kelompok 11 (Halaman 173-180)

Dokumen terkait