• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Dalam dokumen optimalisasi pemanfaatan media video animasi (Halaman 75-108)

BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI

B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Pada Rancangan Aktualisasi dan Habituasi direncanakan 5 kegiatan yang terdiri dari:

1. Merevisi SPO pengelolaan limbah infeksius

2. Membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius 3. Melaksanakan sosialisasi pengelolaan limbah infeksius

4. Melaksanakan monitoring pengelolaan limbah infeksius 5. Melaksanakan kegiatan evaluasi

Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 21 April 2022 sampai dengan 9 Juni 2022. Semua kegiatan yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

Adapun uraian capaian masing - masing kegiatan aktualisasi-habituasi adalah sebagai berikut :

64

1. Judul Kegiatan 1 : Merevisi SPO pengelolaan limbah infeksius a. Sumber Kegiatan : SKP dan tugas pokok

b. Tanggal Pelaksanaan : 21 – 27 April 2022

c. Lokasi / Tempat : RSUD R.A.A Tjokronegoro d. Hasil / Output : SPO pengelolaan limbah

infeksius yang detail menjelaskan alur pengelolaan limbah infeksius yang disahkan pada tanggal 27 April 2022 e. Aktualisasi Habituasi Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan Peran

PNS untuk mendukung Smart Governance untuk mendukung Smart Governance :

Pada kegiatan 1 ini Saya merevisi SPO pengelolaan limbah infeksius dengan menjelaskan secara detail alur pengelolaan limbah infeksius sesuai dengan arahan dan perintah atasan yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan dan etika pemerintah.

(Kode Etik dan Perilaku ASN No.5) serta dalam penyusunan SPO dikerjakan dengan cermat dan disiplin.

(Kode Etik dan Perilaku ASN No. 2). Saat merevisi SPO, saya menggunakan perangkat lunak Microsoft Word agar informatif dan sesuai tata naskah aturan rumah sakit sebagai wujud digital Smart ASN yaitu Budaya Digital (Digital Culture).

Adapun tahapan kegiatan yang saya lakukan pada kegiatan 1 ini adalah sebagai berikut :

1) Melakukan konsultasi dengan atasan terkait draft SPO pengelolaan limbah infeksius

Saya berkonsultasi mengenai draft SPO pengelolaan limbah infeksius yang telah saya revisi

dengan menjelaskan lebih detail tentang alur pengelolaan limbah infeksius dengan ramah serta perbaikan (Beroerientasi Pelayanan) sesuai dengan masukan yang telah diberikan oleh atasan. Selain itu, saya secara konsisten menjalankan masukan dan arahan dari atasan tersebut (Akuntabel).

Dari tahapan kegiatan ini, saya memperoleh masukan diantaranya adalah pada bagian prosedur pengelolaan limbah pada tahapan pengumpulan limbah, selain itu atasan meminta agar setelah dilakukan revisi untuk segera di sahkan di bagian sekretariat.

Gambar 3.1 Melakukan konsultasi dengan atasan terkait draft SPO pengelolaan limbah infeksius

2) Melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO pengelolaan limbah infeksius

Saya melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO berdasarkan hasil arahan dari atasan dengan kualitas terbaik (Kompeten) serta dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO selaras (Harmonis) dengan tata naskah aturan rumah sakit yang berlaku.

rumah sakit.

66

Gambar 3.2 Melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO pengelolaan limbah infeksius

3) Meminta tanda tangan pengesahan SPO ke bagian sekretariat

Saya bekerja sama dengan bagian sekretariat (Kolaboratif) untuk mengesahkan SPO yang sudah saya revisi sesuai dengan arahan dari atasan dengan ramah dan cekatan (Berorientasi pelayanan). SPO yang sudah saya serahkan segera di proses oleh bagian sekretariat untuk diminta tanda tangan Direktur Rumah Sakit. SPO pengelolaan limbah infeksius disahkan oleh Direktur Rumah Sakit pada tanggal 27 April 2022.

Gambar 3.3 Melakukan penyerahan dan meminta tanda

tangan pengesahan SPO ke bagian sekretariat f. Dampak Bila Nilai-Nilai Dasar PNS Tidak Diaplikasikan dalam

kegiatan

1. Jika saya tidak menerapkan nilai Berorientasi Pelayanan dalam berkonsultasi dengan atasan, maka atasan akan merasa kurang nyaman.

2. Jika saya tidak menerapkan nilai Akuntabel dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO, maka tidak akan ada konsistensi dalam melakukan kegiatan dari arahan atasan.

3. Jika saya tidak menerapkan nilai Kompeten dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO, maka tidak akan ada kinerja terbaik sehingga hasil perbaikan dan penyempurnaan SPO tidak maksimal.

4. Jika saya tidak menerapkan nilai Harmonis dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan SPO, maka tidak akan hasil perbaikan dan penyempurnaan SPO yang selaras dengan tata naskah rumah sakit.

5. Jika saya tidak menerapkan nilai Loyal dalam berkonsultasi dengan atasan, maka saya tidak mampu menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan atasan.

6. Jika saya tidak menerapkan nilai Adaptif dalam perbaikan dan penyempurnaan SPO, maka tidak ada SPO pengelolaan limbah infeksius yang inovatif menjelaskan dengan detail alur pengelolaan limbah infeksius.

7. Jika saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif dalam meminta tanda tangan pengesahan SPO ke bagian sekretariat, maka SPO tidak akan disahkan dengan segera.

68

g. Kontribusi / manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai organisasi

Kegiatan merevisi SPO pengelolaan limbah infeksius bermanfaat bagi :

1) Petugas sanitarian yang dapat menambah pedoman dan referensi sehingga dapat menjalankan tanggung jawab dengan optimal.

2) Rumah Sakit yaitu memenuhi standar akreditasi dan kelengkapan administrasi pokja MFK, komite K3RS dan komite PPI serta Instalasi Sanitasi.

Terwujudnya kegiatan merevisi SOP Pengelolaan limbah infeksius yang detail menjelaskan alur pengelolaan limbah infeksius akan memberikan kontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya”. Selanjutnya kegiatan merevisi SOP Pengelolaan limbah infeksius yang detail menjelaskan alur pengelolaan limbah infeksius juga mendukung pencapaian misi rumah sakit nomor 1 yaitu memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas.

Selain itu, kegiatan tersebut juga mendukung tujuan organisasi yaitu meningkatkan literasi dan memperkuat nilai organisasi yaitu inovatif dan profesional.

2. Judul Kegiatan 2 : Membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius

a. Sumber Kegiatan : Inovasi

b. Tanggal Pelaksanaan : 25 April – 14 Mei 2022 c. Lokasi / Tempat : RSUD R.A.A Tjokronegoro

d. Hasil / Output : Video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius dengan durasi 6 menit 28 detik e. Aktualisasi Habituasi Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan

Peran PNS untuk mendukung Smart Governance :

Pada kegiatan 2 ini saya membuat video animasi pengelolaan limbah infeksius dilakukan dengan inovatif, semenarik mungkin dan memperhatikan keselarasan antara konten dengan warna dan materi serta melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. (Kode Etik dan Perilaku ASN No.1). Dalam membuat video animasi pengelolaan limbah infeksius pada Filmora agar desain bisa dibuat secara kreatif, menarik dan sebagai wujud digital Smart ASN yaitu Budaya Digital (Digital Culture).

Adapun tahapan kegiatan yang saya lakukan pada kegiatan 2 ini adalah sebagai berikut :

1) Menyusun rancangan dan mencari referensi video animasi

Saya dalam mencari referensi dilakukan dengan cekatan (Berorientasi pelayanan) serta memastikan sumber yang jelas sebagai bahan referensi saya agar informasi yang didapatkan valid.

Referensi dicari dalam berbagai sumber, dengan berinovasi mencari dari Channel Youtube sehingga mengikuti perkembangan (Adaptif). Dalam menyusun rancangan video animasi, dilakukan dengan selaras (Harmonis) dengan materi yang akan disampaikan didalam video animasi saya.

70

Gambar 3.4 Mencari referensi di internet untuk pembuatan video

2) Melakukan konsultasi dengan atasan terkait rancangan video animasi

Saya pada saat menyerahkan konsep video animasi yang sudah saya buat kepada atasan dilakukan dengan ramah. Atasan memberikan saran yang membangun dan saya dengan cekatan melakukan perbaikan yang tiada henti hasil arahan dari atasan (Berorientasi Pelayanan). Selain itu, saya secara konsisten menjalankan masukan dan arahan dari atasan tersebut (Akuntabel).

Dari hasil konsultasi dengan atasan didapatkan beberapa kalimat dalam script rancangan video animasi yang direvisi. Masukan dari atasan setelah dilakukan revisi agar segera melakukan tahapan kegiatan berikutnya, mengingat pembuatan video animasi membutuhkan ketelitian dan waktu yang lebih lama daripada video biasa.

Gambar 3.5 Berkonsultasi dengan atasan mengenai rancangan konsep video animasi

3) Melakukan kegiatan rekam suara

Saya melakukan kegiatan rekam suara menggunakan aplikasi perekam suara di ponsel. Saya pada saat melakukan rekam suara dengan kinerja terbaik (Kompeten) dan transparan (Akuntabel) didalam penyampaian materinya.

Gambar 3.6 Proses rekam suara menggunakan aplikasi perekam suara di ponsel

72

4) Melakukan proses editing video animasi

Dalam proses editing video animasi, saya menggunakan konsep keseimbangan antara menyuguhkan video yang menarik dan mengandung edukasi. Saya telah membuat video animasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang mudah dimengerti. Saya membuat videografis dengan kreatif, menarik, inovatif (Adaptif), memperhatikan keselarasan antara konten dengan warna dan materi serta mengoptimalkan teknologi sehingga informasi menjangkau ke seluruh karyawan rumah sakit dan masyarakat secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.

Gambar 3.7 Proses editing video menggunakan Aplikasi Filmora

5) Mengkaji dan menyempurnakan hasil editing video dengan rekan sejawat

Saya mengkaji dan menyempurnakan hasil editing video animasi saya dengan rekan sejawat sesama sanitarian. Pada saat melakukan kajian dan penyempurnaan hasil editing video animasi, saya

memperhatikan kualitas terbaik (Kompeten) dan dalam melakukan diskusi dengan rekan sejawat saya bekerja sama (Kolaboratif) dengan baik dan menerima masukan dari rekan sejawat demi terciptanya video animasi yang berkualitas, menarik dan edukatif serta bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Video animasi yang telah disempurnakan dengan durasi 6 menit 28 detik.

Gambar 3.8 Mengkaji dan menyempurnakan hasil editing video bersama rekan sejawat

f. Dampak Bila Nilai-Nilai Dasar PNS Tidak Diaplikasikan dalam kegiatan

1. Jika saya tidak menerapkan nilai Berorientasi Pelayanan dalam berkonsultasi dengan atasan, maka atasan akan merasa kurang nyaman.

2. Jika saya tidak menerapkan nilai Akuntabel dalam melakukan rekam suara, maka tidak akan ada hasil rekam suara yang konsisten.

3. Jika saya tidak menerapkan nilai Kompeten dalam melakukan proses editing video animasi, maka tidak akan ada kinerja terbaik sehingga hasil video animasi tidak maksimal.

74

4. Jika saya tidak menerapkan nilai Harmonis dalam melakukan perbaikan dan penyempurnaan hasil editing video, maka tidak akan hasil perbaikan dan penyempurnaan hasil editing video yang selaras dengan materi yang akan disampaikan.

5. Jika saya tidak menerapkan nilai Loyal dalam berkonsultasi dengan atasan, maka saya tidak mampu menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan atasan.

6. Jika saya tidak menerapkan nilai Adaptif dalam perbaikan dan penyempurnaan hasil editing video, maka tidak ada video animasi yang inovatif menjelaskan dengan tentang pengelolaan limbah infeksius.

7. Jika saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif dalam mengkaji dan menyempurnakan hasil editing video dengan rekan sejawat, maka tidak akan ada kerja sama dalam melakukan kajian dan penyempurnaan hasil editing video.

g. Kontribusi / manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai organisasi.

Kegiatan membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius bermanfaat bagi :

1) Petugas sanitarian yang dapat mendukung program kerja dari instalasi sanitasi yaitu memberikan komunikasi, edukasi dan informasi kepada karyawan dan masyarakat di sekitar rumah sakit.

2) Petugas di ruang perawatan akan lebih meningkat pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan

limbah infeksius terutama pada tahapan pemilahan limbah di ruang kerjanya.

3) Masyarakat umum yaitu akan teredukasi saat melihat video animasi tersebut pada media sosial (Youtube) RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo.

4) Rumah Sakit yaitu menambah instrumen media edukasi berupa video animasi yang telah diunggah di media sosial milik Rumah Sakit dan sebagai media edukasi untuk mahasiswa praktik dan atau pegawai baru.

Terwujudnya kegiatan membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius akan memberikan kontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya”. Selanjutnya kegiatan membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius juga mendukung pencapaian misi rumah sakit nomor 2 yaitu mengembangkan pelayanan berbasis teknologi. Selain itu, kegiatan tersebut juga mendukung tujuan organisasi yaitu meningkatkan inovasi daerah dan memperkuat nilai organisasi yaitu sigap dan inovatif.

3. Judul Kegiatan 3 : Melaksanakan sosialisasi pengelolaan limbah infeksius

a. Sumber Kegiatan : SKP b. Tanggal

Pelaksanaan

: 17 Mei - 20 Mei 2022 c. Lokasi / Tempat : RSUD R.A.A Tjokronegoro

d. Hasil / Output : Peningkatan pemahaman peserta sosialisasi yang terdiri dari perawat dan bidan

76

e. Aktualisasi Habituasi Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung Smart Governance :

Pada kegiatan 3 ini saya dalam melaksanakan sosialisasi menguasai materi yang akan disosialisasikan kepada rekan sejawat sesuai dengan kompetensi sanitarian dan memberi waktu untuk diskusi serta menerima masukan dari rekan sejawat serta memegang teguh nilai dasar ASN dan slalu menjaga reputasi dan integritas ASN. (Kode Etik dan Perilaku ASN No.11) dan memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. (Kode Etik dan Perilaku ASN No.9). Saya dalam melaksanakan sosialisasi menggunakan media video animasi agar informatif dan lebih menarik sebagai wujud digital Smart ASN yaitu Budaya Digital (Digital Culture)..

Adapun tahapan kegiatan yang saya lakukan pada kegiatan 3 ini adalah sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi dengan unit promkes untuk mengunggah video animasi ke youtube rumah sakit

Saya melakukan koordinasi dengan rekan sejawat di unit promkes untuk mengunggah video animasi ke youtube rumah sakit. Pada saat melakukan koordinasi saya menyampaikan maksud dan tujuan saya dengan ramah (Berorientasi pelayanan).

Diskusi berjalan dengan lancar, hal ini sebagai bentuk menggerakkan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (Kolaboratif) yaitu mengunggah video animasi ke youtube rumah sakit untuk bahan edukasi dengan sasaran tidak hanya untuk pegawai di

rumah sakit saja namun juga masyarakat luas.

Gambar 3.9 Koordinasi permintaan mengunggah video animasi ke youtube Rumah Sakit dengan unit Promkes

Gambar 3.10 Screen shoot (SS) video yang telah terupload di youtube RS

2) Melakukan konsultasi dengan atasan terkait pelaksanaan sosialisasi

Saya melakukan konsultasi dengan atasan mengenai pelaksanaan sosialisasi. Saat berkonsultasi, saya bersikap proaktif (Adaptif) saat melakukan diskusi dengan atasan, saya menjelaskan dengan

78

detail tentang pelaksaaan sosialisasi yang akan saya lakukan dan persiapan apa saja yang sudah saya lakukan (lokasi pertemuan, undangan, susunan acara sosialisasi). Saya bersikap ramah pada saat menyampaikan maksud saya serta perbaikan yang tiada henti (Beroerientasi pada Pelayanan) hasil arahan dari atasan.

Gambar 3.11 Konsultasi dengan atasan terkait pelaksanaan sosialisasi

3) Melakukan persiapan pelaksanaan sosialisasi

Saya melakukan persiapan pelaksanaan sosialisasi dengan memperhatikan kualitas terbaik (Kompeten) yaitu diantaranya melakukan koordinasi dengan bagian umum untuk booking ruangan yang digunakan untuk sosialisasi, menyiapkan undangan, daftar hadir, notulen, membuat soal pre test dan post test menggunakan aplikasi google form serta video animasi yang akan digunakan untuk media sosialisasi.

Gambar 3.12 Persiapan sosialisasi

4) Melaksanakan pre test sebelum pelaksanaan sosialisasi

Setelah acara dibuka, dan kepala instalasi sanitasi memberikan sambutan, kemudian dilanjutkan para peserta mengisi pre test terlebih dahulu sebelum pelaksanaan sosialisasi. Saya didalam mengirimkan link pre test ke grup whatsapp Rumah Sakit dilakukan dengan cekatan dan bersikap ramah (Berorientasi pelayanan) pada saat meminta rekan sejawat mengisi.

Selain itu, saya berkomunikasi dengan baik demi membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis).

Gambar 3.13 Screenshot (SS) pembagian link pre test kepada peserta melalui aplikasi Whatsapp

80

Gambar 3.14 Kegiatan pengisian soal pre test

5) Menyampaikan materi sosialisasi melalui media video animasi

Saya melaksanakan sosialisasi bersinergi bersama rekan sejawat dengan penambahan materi lainnya untuk hasil yang lebih baik (Kolaboratif).

Saya menyampaikan materi sosialisasi melalui media video animasi dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Kompeten) dengan menguasai materi yang akan disosialisasikan kepada peserta yang terdiri dari bidan dan perawat yang bertugas di ruang perawatan.

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan mendedikasikan waktu dan pikiran agar tercapai hasil yang maksimal (Loyal). Pada sosialisasi pengelolaan limbah infeksius, materi utama yang dijelaskan adalah tentang tahapan pengelolaan limbah infeksius dimulai dari ruang perawatan hingga sampai penyimpanan di TPS LB3. Yang paling difokuskan adalah penjelasan di tahapan pemilahan limbah di ruang perawatan yang dilakukan oleh petugas di ruang perawatan harus sesuai dengan jenis limbahnya.

Gambar 3.15 Pelaksanaan sosialisasi

6) Melaksanakan post test setelah pelaksanaan sosialisasi

Setelah pelaksanaan sosialisasi kemudian dilanjutkan para peserta mengisi post test. Saya didalam mengirimkan link post test ke grup whatsapp Rumah Sakit dilakukan dengan cekatan dan bersikap ramah (Berorientasi pelayanan) pada saat meminta rekan sejawat untuk mengisi link yang sudah saya bagikan. Selain itu, saya berkomunikasi dengan baik kepada seluruh peserta sosialisasi demi membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis).

Gambar 3.16 Screenshot (SS) pembagian link post test kepada peserta melalui aplikasi Whatsapp

82

Gambar 3.17 Kegiatan pengisian soal post test

7) Mengolah data dan menganalisis hasil pre dan post test

Saya dalam mengolah data dan menganalisis hasil pre test dan post test dilakukan dengan cekatan (Berorientasi pelayanan). Setelah dilakukan olah data dari jawaban pre test dan post test para peserta, hasil dari pelaksanaan sosialisasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta sosialisasi tentang pengelolaan limbah infeksius yang baik dan benar. Rata-rata para peserta mengalami peningkatan antara 10 – 40 poin. Dalam hal ini terjadi peningkatan pemahaman peserta dengan kenaikan nilai rata-rata dari nilai rata-rata pre test sebesar 74 menjadi 99 untuk nilai rata-rata post test. Dari 20 peserta, sebanyak 18 peserta (90%) menjawab betul semua pertanyaan yang diberikan.

Gambar 3.18 Kegiatan pengolahan data hasil pre & post test f. Dampak Bila Nilai-Nilai Dasar PNS Tidak Diaplikasikan

dalam kegiatan

1. Jika saya tidak menerapkan nilai Berorientasi Pelayanan dalam berkonsultasi dengan atasan, maka atasan akan merasa kurang nyaman.

2. Jika saya tidak menerapkan nilai Akuntabel dalam melaksanakan sosialisasi, maka kegiatan sosialisasi dan hasil olah data tidak saya laporkan secara jujur dan transparan.

3. Jika saya tidak menerapkan nilai Kompeten dalam melaksanakan sosialisasi, maka tidak dapat berhasil dalam menyampaikan materi kepada peserta sosialisasi.

4. Jika saya tidak menerapkan nilai Harmonis dalam melaksanakan sosialisasi, maka pelaksanaan sosialisasi tidak akan tercipta suasana yang kondusif.

5. Jika saya tidak menerapkan nilai Loyal dalam melaksanakan sosialisasi, maka saya tidak berdedikasi dalam melaksanakan sosialisasi.

84

6. Jika saya tidak menerapkan nilai Adaptif dalam melaksanakan sosialisasi, maka saya tidak dapat berinovasi untuk cara penyampaian materi sosialisasinya.

7. Jika saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif dalam melaksanakan sosialisasi, maka tidak akan tercipta kerja sama yang baik selama pelaksanaan sosialisasi.

f. Kontribusi / manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai organisasi

Kegiatan membuat video animasi tentang pengelolaan limbah infeksius bermanfaat bagi :

1) Petugas sanitarian yang dapat mendukung program kerja dari instalasi sanitasi yaitu memberikan komunikasi, edukasi dan informasi kepada karyawan dan masyarakat di sekitar rumah sakit.

2) Petugas di ruang perawatan akan lebih meningkat pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan limbah infeksius terutama pada tahapan pemilahan limbah di ruang kerjanya.

3) Masyarakat umum yaitu akan teredukasi saat melihat video animasi tersebut pada media sosial (Youtube) RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo.

4) Rumah Sakit yaitu menambah instrumen media edukasi berupa video animasi yang telah diunggah di media sosial milik Rumah Sakit dan sebagai media edukasi untuk mahasiswa praktik dan atau pegawai baru.

Terwujudnya kegiatan melaksanakan sosialisasi pengelolaan limbah infeksius akan memberikan kontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya”.

Selanjutnya kegiatan melaksanakan sosialisasi pengelolaan limbah infeksius juga mendukung pencapaian misi rumah sakit nomor 1 yaitu memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas. Selain itu, kegiatan tersebut juga mendukung tujuan organisasi yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat nilai organisasi yaitu sigap dan akuntabel.

4. Judul Kegiatan : Melaksanakan monitoring pengelolaan limbah infeksius

a. Sumber Kegiatan : Inovasi

b. Tanggal Pelaksanaan : 21 Mei - 5 Juni 2022

c. Lokasi / Tempat : RSUD R.A.A

Tjokronegoro

d. Hasil / Output : Terlaksananya monitoring pengelolaan limbah infeksius e. Aktualisasi Habituasi Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan

Peran PNS untuk mendukung Smart Governance :

Pada kegiatan 4 ini saya melaksanakan monitoring pengelolaan limbah infeksius dengan sebaik-baiknya, sesuai kondisi di ruang perawatan dan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. (Kode Etik dan Perilaku ASN No.1). Saya melaksanakan monitoring pengelolaan limbah infeksius menggunakan lembar monitoring yang saya buat menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel agar desain bisa dibuat secara kreatif, menarik dan

86

interaktif sebagai wujud digital Smart ASN yaitu Budaya Digital (Digital Culture).

Adapun tahapan kegiatan yang saya lakukan pada kegiatan 4 ini adalah sebagai berikut :

1) Melakukan konsultasi dengan atasan

Saya melakukan konsultasi dengan atasan mengenai pelaksanaan monitoring pengelolaan limbah infeksius. Saat berkonsultasi, saya bersikap proaktif (Adaptif) dan ramah saat melakukan diskusi dengan atasan serta bersedia melakukan perbaikan yang tiada henti (Berorientasi Pelayanan) hasil arahan dari atasan.

Gambar 3.19 Konsultasi dengan atasan

2) Mencari dan mengumpulkan referensi lembar monitoring

Saya mencari dan mengumpulkan referensi lembar monitoring dilakukan dengan kinerja terbaik (Kompeten) serta memastikan sumber referensi yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Referensi dicari dalam berbagai sumber, dengan berinovasi mencari dari Channel Youtube sehingga mengikuti perkembangan (Adaptif).

Gambar 3.20 Mencari referensi lembar monitoring 3) Membuat lembar monitoring pengelolaan limbah

infeksius

Saya membuat lembar monitoring pengelolaan limbah infeksius bekerjasama (Kolaboratif) dengan rekan sejawat untuk memberikan masukan atau saran dilembar monitoring. Pada saat pembuatan lembar monitoring, saya berkomitmen (Loyal) untuk melaksanakan monitoring sesuai dengan lembar monitoring yang telah saya buat.

Gambar 3.21 Pembuatan lembar monitoring pengelolaan limbah infeksius

Dalam dokumen optimalisasi pemanfaatan media video animasi (Halaman 75-108)

Dokumen terkait