BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darussalam Kota Bengkulu. Peneliti di sini menyebarkan angket skala kepada semua siswa/siswi kelas VIII MTs Darussalam Kota Bengkulu tahun ajaran 2019/2020 dengan cara membagikan skala angket kepada siswa/siswi kelas VIII yang berjumlah 44 anak. Proses penelitian dalam penyebaran angket skala dilakukan selama kurang lebih 7 hari atau seminggu.
78 C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada pengelolahan data menggunakan deskriptif dan inferenisa. Pada penelitian dengan menggunakan deskriptif data dapat di olah sebagai berikut:
Jumlah data angket self-control dalam pencapaian pada tiap-tiap indikator dapat dilihat pada diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1
Jumlah pada setiap indikator self-control
Keterangan :
Indikator pada aspek Behavioral Control (Mengontrol Perilaku) yaitu:
1) Kontrol perilaku berdasarkan faktor dari dalam diri, 2) kemampuan mengontrol stimulus, 3) kemampuan mengontrol perilaku berdasarkan faktor lingkungan, 4) kemampuan mengontrol situasi yang tidak dikehendaki.
Indikator pada aspek Cognitive Control (Mengontrol kognitif) yaitu: 1) kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian,2) kemampuan
153 149 165
239
166 165
147
166 173
138
161 161
0 50 100 150 200 250 300
behavioral control (mengontrol perilaku)
cognitive control (mengontrol kognitif)
decisional Control (mengontrol
keputusan)
79
menafsirkan peristiwa dan kejadian, 3) kemampuan memodifikasi keadaan, 4) mampu menilai sesuatu keadaan lingkungan dengan baik. Indikator pada aspek Decisional Control (mengontrol keputusan) yaitu: 1) kemampuan mengambil keputusan, 2) kemampuan memilih tindakan, 3) pertimbangan sebelum mengambil suatu tindakan, 4) kemampuan mengendalikan diri dalam menyikapi masukan dari orang lain. Jika nilai dibawah 200 maka indikator pencapaian data angket siswa kurang baik dan sebaliknya, karna jumlah pada data yang baik itu harus di atas nilai 200, nilai 200 di dapat dengan cara menjumlahkan seluruh angket dengan skor nilai skala likert yaitu: 50 soal angket self-control × 4 dari skor skala likert tertinggi dan ddidapatkan sebesar 200.
Berdasarkan gambar grafik di atas, Pada aspek Behavioral Control (Mengontrol Perilaku) terdapat indikator-indikator dengan jumlah 153, 239, 147 dan 138. Padda aspek Cognitive Control (Mengontrol kognitif) terdapat indikator-indikator dengan jumlah 149, 166, 166 dan 161. Dan pada aspek Decisional Control (mengontrol keputusan) terdapat indikator-indikator dengan jumlah 165, 165, 173dan 161. Dapat disimpulkan bahwa pada setiap indikator-indikator pada aspek tersebut memiliki hasil yang sama pada setiap indikator kecuali pada indikator di aspek mengontrol perilaku yang jumlahnya paling tinggi dengan data dengan peningkatan baik. Selanjutnya data pada self-esteem bisa dilihat pada gambar grafik sebagai berikut:
80 Gambar 4.2
Jumlah pada setiap indikator self-esteem Keterangan :
Indikator pada aspek Sense Of Identity yaitu: 1) keberanian dalam berbicara, 2) menunjukkan kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya, 3) menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya layak, 4) Adanya perhatian dari orang lain. Indikator pada aspek Sense Of Purpose yaitu: 1) menunjukkan rasa bangga terhadap hasil yang dicapainya, 2) mampu meraih hasil belajar yang bagus, 3) kepatuhan terhadap peraturan, 4) memiliki keyakinan sebagai pemandu perilakunya. Indikator pada aspek Sense Of Belonging yaitu: 1) k pengakuan dari orang sekitar, 2) penghargaan dari orang sekitar, 3) mampu beradaptasi terhadap lingkungan, 4) mampu berhubungan baik. Indikator pada aspek Sense Of personal Competence yaitu:
1) mudah memikul tanggung jawab, 2) kemampuan dalam menahan tekanan
155 158
148
79
150 146 146
163 146
65
75
157 158
144
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
sense of identity sense of purpose sense of belonging sense of personal competence
81
dan stres sehingga tidak kehilangan kontrol diri.Seperti halnya pad data self- control. Jika nilai dibawah 200 maka indikator pencapaian data angket siswa kurang baik dan sebaliknya.
Berdasarkan gambar grafik di atas, Pada aspek Sense Of Identity terdapat indikator-indikator dengan jumlah 153, 150, 146 dan 157. Pada aspek Sense Of Purpose terdapat indikator-indikator dengan jumlah 158, 146, 65 dan 158. pada aspek Sense Of Belonging terdapat indikator-indikator dengan jumlah 148, 146, 75 dan 144. Dan pada aspek Sense Of personal Competence terdapat indikator-indikator denan jumlah 79 dan 163 Dapat disimpulkan bahwa pada setiap indikator-indikator pada aspek tersebut memiliki hasil yang sama pada setiap indikator dan ada 3 indikator yang yang pengingkatannya sangat jauh dari standar .
Untuk menjawab rumusan masalah, data hasil penelitian diolah dengan uji inferansial dengan menggunakan analisis regresi linier berganda adapun sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
82
biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2
= Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) Data-data yang di dapat berupa data rasio dan ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel. 4.4 Tabulasi Data
Hasil belajar Self-control Self-esteem
90 90 84
100 100 100
100 100 103
90 99 83
40 68 58
100 99 97
100 100 100
95 100 98
80 93 88
100 100 100
90 99 97
85 80 74
85 89 68
100 100 100
100 100 99
90 99 89
100 99 94
100 101 97
95 90 79
90 99 87
90 78 92
75 71 80
83
85 102 98
80 79 67
93 100 103
75 87 86
75 80 78
75 63 90
85 94 74
75 74 83
80 78 56
35 71 84
75 71 63
50 58 67
90 73 76
45 69 59
85 73 80
100 131 96
90 101 124
75 74 85
88 99 69
75 88 82
80 80 68
65 70 92
maka hasil output yang didapat pada kolom Coefficients dan Casewise diagnostics adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.597 10.810 .333 .741
self_control .698 .140 .632 4.974 .000
self_esteem .217 .142 .195 1.534 .133
84
Casewise Diagnosticsa Case
Number Std. Residual Hasil_belajar
Predicted
Value Residual
1 .506 90 84.62 5.377
2 .464 100 95.07 4.926
3 .402 100 95.73 4.275
4 -.064 90 90.68 -.684
5 -2.224 40 63.63 -23.629
6 .591 100 93.72 6.276
7 .464 100 95.07 4.926
8 .034 95 94.64 .361
9 -.714 80 87.58 -7.584
10 .464 100 95.07 4.926
11 -.351 90 93.72 -3.724
12 .896 85 75.48 9.525
13 .428 85 80.45 4.550
14 .464 100 95.07 4.926
15 .484 100 94.86 5.144
16 -.187 90 91.99 -1.987
17 .652 100 93.07 6.927
18 .459 100 95.12 4.880
19 1.079 95 83.54 11.463
20 -.146 90 91.55 -1.553
21 1.130 90 77.99 12.011
22 .424 75 70.50 4.500
23 -1.039 85 96.03 -11.034
24 .635 80 73.26 6.743
25 -.256 93 95.73 -2.725
26 -.750 75 82.96 -7.964
27 -.126 75 76.34 -1.344
28 .744 75 67.09 7.909
29 -.023 85 85.24 -.241
30 .165 75 73.24 1.756
85
31 .925 80 70.17 9.829
32 -3.423 35 71.37 -36.369
33 .771 75 66.81 8.192
34 -.810 50 58.61 -8.608
35 1.786 90 71.03 18.974
36 -1.839 45 64.54 -19.544
37 1.233 85 71.90 13.105
38 -1.490 100 115.83 -15.830
39 -1.034 90 100.98 -10.984
40 .124 75 73.68 1.321
41 .034 88 87.64 .357
42 -.733 75 82.79 -7.793
43 .549 80 74.17 5.828
44 -.697 65 72.41 -7.408
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Y’ = 3.597 + 0.698 X1 + 0.217 X2
Keterangan:
Y’ = Hasil belajar
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi X1 = self-control X2 = self-esteem
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta sebesar 3.597; artinya jika self-control (X1) dan self- esteem (X2) nilainya adalah 0, maka hasil belajar (Y’) nilainya adalah 3.597.
Koefisien regresi variabel self-control (X1) sebesar 0.698; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan self-control mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar (Y’) akan mengalami
86
penurunan sebesar 0.698. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara self-control dengan hasil belajar, semakin naik self-control maka semakin turun hasil belajar.
Koefisien regresi variabel self-esteem (X2) sebesar 0.217; artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan self-esteem mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar 0.217. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara self-esteem dengan hasil belajar, semakin naik self- esteem maka semakin meningkat hasil belajar.
Nilai hasil belajar yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara hasil belajar dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual) adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi.
2. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai
87
semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat
0,80- 1,000 = sangat kuat
Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut:
Tabel. 4.6
Hasil analisis korelasi ganda kelas VIII Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .768a .589 .569 10.625
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0.768. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat.
3. Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
88
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddel summary dan disajikan sebagai berikut
Tabel. 4.7
Hasil analisis determinasi Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .768a .589 .569 10.625
Berdasarkan tabel di atas untuk kelas VIII diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0.589 atau (58%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (self-control dan self-esteem) terhadap variabel dependen (hasil belajar) sebesar 58%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (self-control dan self-esteem) mampu menjelaskan sebesar 58% variasi variabel dependen (hasil belajar). Sedangkan sisanya sebesar 42% dipengaruhi
89
atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut Santoso bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi untuk kelas VIII di dapat nilai 10.625, hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam prediksi hasil belajar sebesar 10.625.
3. sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan..
Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji F kekas VIII
ANOVAb Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6636.392 2 3318.196 29.394 .000a
90
Residual 4628.404 41 112.888
Total 11264.795 43
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara self-control dan self-esteem secara bersama-sama terhadap hasil belajar.
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara v secara bersama-sama terhadap hasil beajar.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) 3. Menentukan F hitung
Berdasarkan tabel diperoleh F hitung sebesar 29.394 4. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 44-2-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,47 (Lihat pada lampiran).
5. Kriteria pengujian
- Ho diterima bila F hitung < F tabel - Ho ditolak bila F hitung > F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Nilai F hitung > F tabel (29.394> 3,47), maka Ho ditolak.
91 7. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (29.394 > 3,47), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara self-control (X1) dan self-esteem (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa self-control dan self-esteem secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar.
4. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,…..Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).Dari hasil analisis regresi output dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel. 4.9 Uji t kelas VIII
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.597 10.810 .333 .741
self_control .698 .140 .632 4.974 .000
self_esteem .217 .142 .195 1.534 .133
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Pengujian koefisien regresi variabel self-control 1. Menentukan Hipotesis
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara self-control dengan hasil belajar.
92
Ha: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara self-control dengan hasil belajar.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan = 5%
3. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 4.974 4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 44-2-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,100 (Lihat pada lampiran).
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika, t hitung < t tabel Ho ditolak jika , t hitung > t tabel 6. Membandingkan thitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (4.974 > 2,080) maka Ho ditolak 7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4.974 > 2,080) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara self- control dengan hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial self-control berpengaruh terhadap hasil belajar.
93
Pengujian koefisien regresi variabel self-esteem a. Menentukan Hipotesis
Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara self-esteem dengan hasil belajar.
Ha: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara self-esteem dengan hasil belajar.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan = 5%
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 1.534 d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 44-2-1 = 21 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,100 (Lihat pada lampiran).
e. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika, t hitung < t tabel Ho ditolak jika , t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung < t tabel (1.534 < 2,080) maka Ho ditolak g. Kesimpulan
94
Oleh karena nilai t hitung < t tabel (1.534 < 2,080) maka Ho ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara self-esteem dengan hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial self-esteem tidak berpengaruh terhadap hasil belajar.
D. Pembahasan hasil penelitian
1. self-control terhadap hasil belajar
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara self-control dengan hasil belajar untuk kelas VIII MTs Darussalam Kota Bengkulu. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung > t tabel (4.974
> 2,080) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara self-control dengan hasil belajar. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh May Vista skripsinya yang berjudul pengaruh self-esteem dan self-control terhadap prokrastinasi akademik siswa-siswi MTs. Salafiyyah tebuireng jombang. Dari hasil dalam penelitiannya bahwa nilai dari self-control dengan melakukan uji t dengan signifikan atau sig bernilai 0,00.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan goldfried dan merbaum dalam Lazarus yang menyatakan bahwa kontrol diri (self- control) dapat meningkatkan menyatukan perilaku tertentu untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan. Jika siswa memiliki self-control yang baik maka akan meningkatkan kemampuan siswa dalam bergaul yang mengarah pada hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Hal ini membuktikan bahwa self-control
95
berkorelasi positif dengan hubungan guru, teman-teman dan berkorelasi negatif dengan konflik pertemanan, guru serta hasil belajar. Self-control yang tinggi akan berkorelasi dengan kualitas hubungan yang lebih baik, meningkatkan empati, kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain serta mampu meningkatkan pengendalian diri terhadap ketingkatan untuk berkonsentrasi dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Jika siswa memiliki self-control yang rendah Maka siswa akan susah mengontrol dirinya ketika dalam keadaan emosi. Siswa akan mudah mengarah ke hal yang negatif ketimbang hal yang positif. karena self- control dibentuk pada masa kanak-kanak dan peran orang tua yang utama dalam pembentukan self-control anaknya, yang nantinya akan menjadi kebiasaan siswa dalam menjalankan proses dibidang akademik maupun non-akademik serta dalam hal positif ataupun negatif.
2. self-esteem terhadap hasil belajar
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara self-esteem dengan hasil belajar untuk kelas VIII Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 1.534 < 2,080.
ada juga yang penelitiannya tidak mempunyai pengaruh karena Pada hakekatnya bahwa self-esteem individu tidak sama dengan individu yang lainnya, karena setiap individu memiliki self-esteem yang berbeda, karena ada individu yang memliki self-esteem yang tinggi dan ada yang rendah, jadi tidak semua individu memiliki self-esteem yang sama.
96
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori Menurut Coopersmith dalam Ghufron bahwa pembentukan self-esteem dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Keberanian individu Keberanian diri menyangkut seberapa besar individu percaya bahwa dirinya mampu, berarti, dan berharga menurut standar nilai pribadi. Penghargaan inilah yang dimaksud dengan keberartian diri.
b. Keberhasilan seseorang Keberhasilan yang berpengaruh terhadap pembentukan harga diri adalah keberhasilan yang berhubungan dengan kekuatan dan kemampuan individu dalam mempengaruhi dan mengendalikan diri sendiri maupun orang lain.
c. Kekuatan individu Kekuatan individu terhadap aturan-aturan, norma, dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam masyarakat.
Maka, semakin besar kemampuan individu untuk dapat dianggap sebagai panutan masyarakat. Oleh sebab itu, semakin tinggi pula penerimaan masyarakat terhadap individu bersangkutan. Hal ini mendorong harga diri tinggi.
Performasi individu yang sesuai dalam mencapai prestasi yang diharapkan Apabila individu mengalami kegagalan, maka harga dirinya akan menjadi rendah. Sebaliknya apabila performansi seseorang sesuai dengan tuntutan dan harapan, maka akan mendorong pembentukan harga diri yang tinggi
3. Pengaruh self-control dan self-esteem terhadap hasil belajar
97
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara self-control dan self-esteem terhadap hasil belajar untuk kelas VIIIA.
Hal ini ditunjukkan oleh F hitung > F tabel (29.394 > 3,47), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara self-control (X1) dan self-esteem (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa self-control dan self-esteem secara bersama- sama berpengaruh terhadap hasil belajar.
Hal ini sejalan dengan penenlitian yang dilakukan oleh may vista yaitu sama-sama berpengaruh dengan nilai sebesar 32,3%. Berdasarkan data yang ditunjukkan dengan nilai signifikan f bernilai 0,00 yang artinya lebih kecil dari 0,05. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
a. Faktor luar
1) Lingkungan: alami dan sosial budaya
2) Instrumental: kurikulum, program, sarana atau fasilitas, guru b. Faktor dalam
1) Fisiologis: kondisi fisiologis,dan kondisi pancaindra
2) Psikologis: minat, kecerdasan (kecerdasan emosional yang mencakup self-control, kecerdasan spiritual dan kecerdasan kognitif), bakat, motivasi, kemampuan kognitif.
Sumber lain mengatakan mengenai faktor-faktor kesulitan belajar yang juga mempengaruhi hasil belajar:
3) Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) meliputi:
faktor fisiologi (sakit, kurang sehat, cacat tubuh) dan faktor
98
psikologi(inteligensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan mental, tipe khusus seorang pelajar).
4) Faktor eksternal (faktor dari luar manusia), meliputi: faktor nonsosial dan faktor sosial.
99 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis pada BAB sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara self-control dengan hasil belajar untuk kelas VIII MTs Darussalam Kota Bengkulu.
Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung > t tabel (4.974 > 2,080) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara self-control dengan hasil belajar.
2. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara self- esteem dengan hasil belajar untuk kelas VIII Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 1.534 < 2,080.
3. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa bahwa ada pengaruh antara self-control dan self-esteem terhadap hasil belajar untuk kelas VIII. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung > F tabel (29.394 > 3,47), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara self-control (X1) dan self- esteem (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa self-control dan self-esteem secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti melalui penyebaran angket, observasi, dan dokumentasi dengan judul
100
“Pengaruh Self-control dan Self-esteem Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Pada Siswa Kelas VIII Di MTs Darussalam Kota Bengkulu”, maka akan diberikan saran yang mungkin dapat dijadikan acuan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Yaitu:
1. Kepala sekolah
Apabila kepala sekolah menginginkan peserta didik di MTs Darussalam Kota Bengkulu bisa mencapai visi, misi, dan tujuan madrasah, hendaknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan siswa.
Seperti memaksimalkan program-program unggulan dan melengkapi sarana dan prasarana. Agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal.
2. Waka kurikulum
Sebagai waka kurikulum maka tanggung jawab penuh adalah mengatur semua program yang telah direncanakan dengan sebaik- baiknya. Manajemen dan penataan yang baik juga merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan kegiatan atau program agar pembentukan dari self-control ataupun self-esteem dapat meningkat sesuai dengan pencapaian nilai sikap.
3. Tenaga pengajar
a. Untuk meningkatkan kedisiplinan dalam kerja, guru sebagai pendidik dan pembimbing harus memiliki semangat kerja yang tinggi dan menetapkan atas keyakinan bahwa mengajar adalah ibadah bukan karena materi.
101
b. Dalam kegiatan mengajar guru sebaiknya melakukan persiapan dan memberikan pengajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung serta memberikan penghargaan atau apresiasi kepada siswa ketika siswamampu menjawab pertanyaan bahkan berani untuk maju ke depan kelas.
c. Para guru sebaiknya melakukan mentoring berupa bimbingan, Tanya jawab, dan memotivasi ketika para siswa mengikuti pembelajaran serta melakukan pendekatan agar siswa dapat aktif ketika proses pembelajaran tersebut.
4. Peserta didik
Hendaklah peserta didik meningkatkan pengendalian diri dan kepercayaan diri, agar tidak ada lagi siswa yang berada di bawah standar ketuntasan dan menghasilkan hasil belajar yang meningkat.