• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grfaik 7 Data Ganda II

D. Pelaksanaan Tahapan Kampanye

Pasal 267 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyebutkan Kampanye Pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab. Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh calon atau tim kampanye/pelaksana kampanye/petugas kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi dan program calon secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat. Untuk mewujudkan Pemilu yang demokratis, jujur, adil dan berkualitas tentu diperlukan peran serta seluruh elemen masyarakat dalam pelaksanaan penyelenggara Pemilu agar mendapatkan output dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar menjadi harapan masyarakat serta memperjuangkan aspirasi rakyat.

1. Perencanaan Pengawasaan

Pengawasan Kampanye penyelenggaraan Pemilu menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Pengawasan Kampanye terdiri atas:

a. Pengawasan Tim Kampanye;

b. Pengawasan materi dan/atau ujaran Kampanye;

c. Pengawasan Kampanye yang dilarang; d. pengawasan Kampanye di luar jadwal;

d. Pengawasan pemberitaan dan penyiaran Iklan Kampanye;

e. Pengawasan Kampanye oleh pihak yang dilarang keterlibatannya;

f. Pengawasan praktik politik uang dalam Kampanye;

g. Pengawasan pertemuan terbatas, tatap muka, dialog, rapat umum dan debat kandidat; dan h. Pengawasan pemasangan Alat Peraga Kampanye dan penyebaran Bahan Kampanye.

Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Banten sesuai tahapan sebagaimana dalam PKPU No.10 Tahun 2019 tentang Tahapan program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu tahun 2018. Bawaslu Provinsi Banten melakukan pengawasan proses kegiatan Kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu tahapan penyelenggaraan pemilu yang dimulai pada tanggal 23 september 2018-13 April 2019. Strategi pengawasan kampanye dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Banten yaitu:

69 Preventif, Pencegahan dan Penindakan. Utamanya memang strategi yang dikedepankan adalah preventif/pencegahan dimana titik-titik potensial yang diindikasikan akan terjadi pelanggaran, namun demikian apabila langkah-langkah tersebut masih saja terjadi pelanggaran tentu strategi selanjutnya akan dilakukan penindakan atau penegakan perundangan, dengan demikian pengawasan kampanye lebih terarah.

a. Kerawanan pada tahapan Kampanye

Beberapa potensi kerawanan yang timbul saat pelaksanaan tahapan kampanye diantaranya :

1. Mobilisasi ASN dalam kampanye.

2. Penggunaan Fasilitas Negara dalam berkampanye.

3. Kampanye dilakukan ditempat di tempat ibadah dan lembaga pendidikan 4. Kampanye di luar jadwal.

5. Pemberian materi saat berkampanye (Politik Uang) 6. Materi/konten kampanye yang dilarang dalam UU.

7. Issu hoax dan SARA.

8. Pelaksana dan/atau Tim tidak melibatkan orang-orang yang dilarang dalam UU No.7 tahun 2017.

b. Perencanaan Pengawasan

Fokus pengawasan tahapan kampanye yang menjadi fokus/obyek pengawasan Pemilu2019 yaitu :

1. Larangan Kampanye 2. Politik Uang

3. Netralitas Penyelenggara.

4. Tim Kampanye 5. Petugas Kampanye

6. Orang-perorangan dan relawan 7. Alat peraga kampanye

8. Pertemuan terbatas.

9. Kampanye tatap muka dan dialog 10. Kampanye dalam bentuk kegiatan lain 11. Kampanye dimedia massa

70 12. Ketentuan bagi pejabat yang ikut dalam kampanye

13. Larangan bagi pejabat, ASN, Kepala Desa/Lurah.

Bawaslu Banten melakukan rencana pengawasan pada tahapan kampanye pada Pemilu Tahun 2019 yang meliputi:

1. Melakukan pengawasan pemasangan alat peraga kampanye dengan berkoordinasi dengan Dinas Perizinan Kota Serang terkait Pemasangan alat peraga kampanye.

2. Pengawasan melekat pada setiap kegiatan kampanye yang dilakukan oleh peserta Pemilu di wilayah pengawasan Bawaslu Banten.

2. Kegiatan Pengawasan.

a. Pencegahan.

Strategi pengawasan kampanye yang dilakukan oleh Bawaslu Banten dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu, yaitu: Preventif (sosialisasi), pencegahan dini dan penindakan.

Upaya pencegahan yang dilakukan Bawaslu Banten meliputi:

1. Bawaslu Banten melakukan rapat koordinasi persiapan menghadapi tahapan kampanye bertempat di Bawaslu Banten dengan Pemeritah Daerah, Polda Banten, Satpol PP, LO Parpol tingkat Provinsi dan KPU Banten. Kegiatan ini sebagai upaya pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Banten agar dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran Pemilu, mekanisme pelaksanaan kampanye, perizinan dan pemasangan alat peraga kampanye serta menghimbau Pemerintah untuk membuat himbauan kepada ASN di Provinsi Banten untuk bersikap netral.

2. Mengeluarkan surat himbauan kepada peserta Pemilu memasang APK di lokasi yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

3. Melakukan sosialisasi berkaitan dengan netralitas ASN maupun Perbawaslu sebagai produk hukum Bawaslu.

Pada tahapan pengawasan menghadapi persiapan masa kampanye Bawaslu Banten melakukan,diantaranya :

1. Penertiban Alat Peraga Kampanye (APK )

Pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa Pengawasan penyebaran Bahan Kampanye dilakukan dengan memastikan:

71 a. Bahan Kampanye yang dicetak dan disebarkan dalam bentuk dan ukuran sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. desain dan materi Bahan Kampanye yang dicetak dan disebarkan oleh Peserta Pemilu sesuai dengan desain dan materi Bahan Kampanye yang diserahkan kepada KPU;

c. setiap Bahan Kampanye yang dicetak dan disebarkan tidak melebihi nilai konversi dalam bentuk uang sebesar Rp60.000,00 (enam puluh ribu rupiah) yang disesuaikan dengan nilai harga pasar; dan

d. Bahan Kampanye tidak disebarkan atau ditempelkan di tempat umum sebagai berikut:

Bawaslu Banten berupaya untuk memaksimalkan peran dan fungsi Pengawasan Pemilu dilakukan dengan metode mengawasi seluruh proses tahapan untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai dengan ketentuan dan mengarah kepada kualitas penyelenggaraan oleh KPU. Tak terkecuali pengawasan terhadap pemasangan alat raga kampanye. Bahan kampanye hasil pengawasan dan penertiban APK oleh Bawaslu Banten dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Grafik 11

Gambar 7 Penertiban APK

72 3. Dinamika dan Permasalahan

a. Dinamika

Berbagai dinamika mewarnai pelaksanaan kampanye pada Pemilu 2019. Bawaslu Banten memastikan pelaksanaan Kampanye dilakukan dengan jujur, terbuka, dan dialogis, serta mengawasi pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum sebagai perwujudan pendidikan politik.

Pelaksanaan Kampanye pemilu 2019 menimbulkan beberapa dinamika yang meliputi : prosedur tindak lanjut APK yang di luar ketentuan dan penegasan instansi yang berwenang dalam melakukan rekomendasi penerbitan APK. pembatasan jumlah akun kampanye di media sosial dan juga pengaturan mengenai sosialisasi iklan bakal calon, iklan layanan petahana dan SKPD atau penggunaan fasilitas/anggaran daerah hibah/bansos.

b. Permasalahan

Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan metode Kampanye yang dilaksanakan pada:

1) 3 (tiga) Hari setelah ditetapkan Daftar Calon Tetap Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD;

dan

2) Setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai dengan dimulainya Masa Tenang pemilu 2019.

Pengawas Pemilu memastikan pelaksanaan Kampanye dilaksanakan selama 21 (dua puluh satu) Hari sampai dengan 1 (satu) Hari sebelum dimulainya Masa Tenang. Dan Pengawas Pemilu memastikan Peserta Pemilu tidak melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun pada Masa Tenang.

Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan kampanye diantaranya : 1) Terlambatnya penyediaan logistik alat peraga kampanye oleh KPU 2) Jadwal kampanye yang dilaporkan mendadak oleh tim kampanye

3) Kesadaran hukum dari peserta pemilu untuk taat asas dan taat hukum. Seperti untuk tidak melakukan pemasangan APK ditempat terlarang, pemasangan Bahan kampanye di dinding milik orang lain, pelibatan anak-anak, pengunaan bak terbuka, serta peserta kampanye menggunakan kendaraan roda dua tanpa memakai helm.

73 4) Kurangnya kesadaran dan pemahaman dari Aparatur Sipil Negara terhadap aturan,

sehingga masih ada ASN yang terlibat kampanye.

5) Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengawal dan menciptakan Pemilu yang bersih dari politik uang dan berintegritas.

E. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan

Dokumen terkait