• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019

N/A
N/A
theebok

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Akhir Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019 "

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI BANTEN

“Bersama Rakyat Awasi Pemilu

Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”

Laporan Akhir Pengawasan

Pemilihan Umum Tahun 2019

(2)

SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI BANTEN Alamat: Jl. Kelapa Dua Nomor 83

Tlp. (0254) 8483482

Email. [email protected]

(3)

1

(4)

2 KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga hasil Pengawasan PemiluTahun 2019 dapat terselesaikan.

Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu wujud demokrasi sebagaimana diatur Pasal 22E ayat (2) UUD 1945. Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memiliki legitimasi penguatan kewenangan sebagai ujung tombak pengawal demokrasi sebagaimana diatur dalam Pasal 95 UU No.7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Bawaslu memiliki juga peran strategis dalam mewujudkan proses dan hasil pemilu yang langsung,umum,bebas,rahasia,jujur dan adil termasuk di wilayah Banten.

Laporan ini merupakan kewajiban yang dimiliki Bawaslu sebagaimana diamanatkan Pasal 100 huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu. Penyusunan laporan berdasarkan Surat Bawaslu RI

(5)

3 Nomor:0851 /K.Bawaslu/TU.00.01/VII/2019 tanggal 12 Juli 2019 perihal Laporan Hasil Pengawasan Pemilihan Umum DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019.

Laporan Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019 di Bawaslu Provinsi Banten merupakan wujud konkrit akuntabilitas dan transparansi Bawaslu Provinsi Banten dalam melakukan tugas, kewajiban dan kewenangannya.

Selain itu laporan ini dapat juga menjadi data dan informasi penting dalam menentukan kebijakan Bawaslu bagi peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.

Ucapan terima kasih kepada keluarga besar Bawaslu dan para pihak yang tlah berkontribusi dalam penyusunan laporan ini.

Tiada gading yang tak retak,saran dan kritik membangun sangat diharapkan.

(6)

4 BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Banten merupakan lembaga penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan pengawasan pemilu di tingkat Provinsi. Tahun 2019 adalah pemilu periode kedua Bawaslu Provinsi Banten sejak ditetapkan sebagai lembaga permanen pada 21 September 2012, mengawali proses pengawasan pelaksanaan Pemilu 2019 menjadi tantangan tersendiri bagi Bawaslu Banten sejak ditetapkannya undang-undang nomor 7 tahun 2017 sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan pemilu serentak antara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan pemilihan calon anggota legislative diseluruh tingkatan.

Selain mengkonsolidasikan teknis dalam perumusan standar tata kelola pengawasan, Bawaslu Banten yang terdiri dari tujuh divisi juga harus aktiv mengorganisir jajaran pengawas di tingkat bawah yang terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 kota serta sampai pada tingkat pengawas Add Hock, terdiri dari 155 kecamatan dan 1551 kelurahan dan 33.420 petugas PTPS untuk memberikan pemahaman yang sama terkait mekanisme cara kerja pengawasan dengan system baru sesuai dengan undang-undang 7 tahun 2017.

Bawaslu dalam melaksanakan tugasnya, belum mendapat dukungan yang settle dari sekretariat dimana dari tujuh divisi Bawaslu Banten masih ditopang oleh tiga kasubag, yang masing-masing sub bagian memiliki tanggungjawab mengurusi administrasi dua sampai

(7)

5 tiga divisi, akibatnya, kondisi ini berdampak pada kurangnya personil teknis pada tiap-tiap divisi untuk melaksanakan dan membantu tugas- tugas pimpinan dalam setiap pengawasan tahapan pemilu tahun 2019.

Kondisi ini juga ditambah dengan geografis wilayah Banten yang sebagaian diantaranya adalah kepulauan dan daerah terpencil yang aksebiltasnya kurang menunjang transportasi yang ada, namun meski demikian Bawaslu Banten tetap berusaha memaksimalkan sumberdaya demi terwujudnya pemilu yang demokratis dan menciptakan rasa adil baik bagi peserta pemilu maupun masyarakat.

Selain melakukan pengawasan pada setiap tahapan Pemilu 2019 dan mengadili setiap dugaan pelanggaran, Bawaslu juga memiliki tugas dalam mengidentifikasi untuk memastikan tidak munculnya pelanggaran yang bisa mengganggu tahapan Pemilu, yaitu dengan melaksanakan kegiatan upaya pencegahan terhadap setiap potensi pelanggaran. Pengawasan berbasis pencegahan terhadap berbagai potensi pelanggaran ini sangat penting selain untuk mengantisipasi munculnya pelanggaran juga sebagai guiden petugas pengawas dalam melaksanakan tugasnya pada setiap tahapan.

Kegiatan upaya pencegahan tersebut dioperasionalkan melalui beberapa program baik sosialisasi dengan masyarakat atau stakeholder maupun yang berbentuk pemetaan seperti Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dan pemetaan TPS rawan.

Upaya maksimal melalui kegiatan pencegahan dan dukungan sumber daya yang ada tentu ini adalah sebagai ikhtiar Bawaslu dalam menciptakan Pemilu jujur adil dan akuntable, Dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu 2019, tentu banyak potensi pelanggaran baik dari tataran teknis maupun eksternal yang sengaja tidak bertanggungjawab dalam menjalani pemilu 2019 ini. Hal itu dibuktikan masih terdapatnya sejumlah pelanggaran baik yang bersifat

(8)

6 administrasi maupun pidana. Bawaslu juga menyadari menciptakan demokrasi yang bersih dari praktek kotor dan pelanggaran bukanlah persoalan mudah, sehingga membutuhkan waktu yang tidak pendek serta membutuhkan ketepatan dan kekompakan antara penyelenggara, masyarakat dan peserta pemilu 2019.

Penyelenggaraan pemilu di Provinsi Banten secara keseluruhan telah mengalami peningkatan dari segi kualitas penyelenggaraannya.

Hal ini sebagai hasil kerja sama semua pihak yang berkompeten baik tingkat provinsi maupun kabupaten/Kota.

Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam rangka menggalang kerjasama dengan berbagai elemen mulai dengan KPU Provinsi, KPU Kab/Kota, POLRI, TNI, Pemeritah dan Unsur Eksternal lainnya seperti Partai Politik, Relawan Pengawasan, Organisasi kemasyarakatan, LSM, Pers, dalam rangka menyamakan persepsi dalam mengusung pemilu yang demokratis, aman dan lancar. Respon baik yang didapat dan kerjasama dari pihak-pihak yang berkompeten telah membawa perubahan yang nyata dalam penyelenggaraan pemilu 2019.

B. Tujuan Laporan

Tujuan Laporan Pengawasan Pemilu 2019 di Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran pelaksanaan Pengawasan penyelenggaraan Pemilu 2019 di Provinsi Banten;

2. Menganalisa dan Mengevaluasi hasil pelaksanaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Provinsi Banten;

3. Memberikan pemahaman mengenai tata cara pengawasan dan alur penanganan pelanggaran dalam Pemilu 2019;

4. Mewujudkan prinsip akuntabilitas dan transparansi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai peraturan perundang- undangan.

(9)

7 Landasan Hukum

Landasan Hukum penyusunan Laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum 2. Perbawaslu Nomor 21 tahun 2018 tentang pengawasan

penyelenggaraan Pemilihan umum

3. Peraturan KPU Nomor 10 tahun 2019 tentang peraubahan ke empat atas peraturan KPU nomor 7 tahun 2017 tentang tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu tahun 2019

4. Surat Edaran Nomor 1085 tahun 2019 tentang penyusunan laporan akhir pelaksanaan pengawasan pemilu 2019

C. Sistematika Laporan BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum B. Tujuan Laporan C. Landasan Hukum D. Sistematika Laporan

BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILIHAN

A. Pengawasan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih

1. Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan penutakhiran data pemilih dan daftar pemilih

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawasan dalam tahapan dan subtahapan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih

a. Pencegahan

(10)

8 b. Aktivitas Pengawasan

3. Hasil-Hasil Pengawasan dalam tahapan dan subtahapan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih

a. Temuan b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan permasalahan tahapan dan subtahapan pemuktahiran data dan daftar pemilih

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan pemuktahiran data dan daftar pemilih.

B. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Politik 1. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan SubVerifikasi

Partai Politik

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawaan dalam tahapan dan Subtahapan Verifikasi Partai Politik

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan

3. Haisl-Hasil Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan Verifikasi Partai Politik

a. Temuan b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan SubTahapan Verifikasi Partai Politik

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Verifikasi Partai Politik

(11)

9 C. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD

Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

1. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan

3. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

a. Temuan b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPD/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/Kota

D. Pelaksanaan Tahapan Kampanye

1. Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan kampanye a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP

b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawasan dalam tahapan dan subtahapan kampanye

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan

3. Hasil-Hasil Pengawasan tahapan dan subtahapan kampanye a. Temuan

(12)

10 b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan tahapan dan subtahapan kampanye

5. Evalusai Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan subtahapan kampanye

E. Pelaksanaan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

1. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan Pengadaan dan

Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan

3. Hasil-Hasil Pengawasan dalam Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

a. Temuan b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan dalam Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan

(13)

11 F. Pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye

1. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan

2. Kegiatan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan

3. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye

a. Temuan b. Rekomendasi

c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye

G. Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan, Perhitungan, dan Rekapitulasi Suara

1. Pelaksanaan Pengawasan

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP b. Perencanaan Pengawasan 2. Kegiatan Pengawasan

a. Pencegahan

b. Aktivitas Pengawasan 3. Hasil-hasil Pengawasan

a. Temuan b. Rekomendasi

(14)

12 c. Tindaklanjut Rekomendasi

4. Dinamika dan Permasalahan

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. REKOMENDASI

LAMPIRAN-LAMPIRAN : 1. Dokumen Pendukung

(15)

13 BAB II

PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN PEMILIHAN

A. Pengawasan Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih

1. Pelaksanaan Pengawasan tahapan dan Subtahapan pemutakhiran data pemilih dan daftar pemilih

Pemutakhiran data dan daftar pemilih adalah salah satu tahapan paling krusial pada setiap pemilu termasuk pemilu 2019. Mengingat, salah satu elemen utama dalam setiap pemilihan adalah keberadaan pemilih itu sendiri. Kualitas daftar pemilih menentukan juga kualitas penyelenggaraan pemilihan umum. Untuk menjaga hak pilih warga Negara dalam pemilu 2019 Bawaslu Banten melakukan serangkaian kegiatan persiapan pengawasan, mulai koordinasi dengan KPU Banten terkait data awal yang akan digunakan pada pelaksanaan Coklit oleh petugas, supervisi ke Bawaslu Kab/kota guna memberikan penguatan pemahaman dan arahan dalam melaksanakan pengawasan coklit, membangun penguasaan terhadap berbagai peraturan yang melandasi setiap pelaksanaan tahapan serta melakukan pemetaan kerawanan dalam penyusunan data dan daftar pemilih. Bawaslu berupaya memaksimalkan proses penyusunan daftar pemilih dengan meluncurkan program secara nasional yang diberi nama “Gerakan Menjaga Hak Pilih”. Upaya ini sebagai perwujudan nyata Bawaslu dalam mengawasi proses penyusunan daftar pemilih.

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP

Kerawanan dalam Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih pada Pemilu Tahun 2019 yang merupakan isu strategis berkaitan dengan daftar pemilih diantaranya :

1) Pencocokan dan Penelitian Tidak dilakukan sesuai SOP;

2) Masih terdapat kegandaan dalam daftar pemilih;

(16)

14 3) Munculnya pemilih yang tidak memenuhi syarat;

4) Pemilih baru yang belum terakomodir dalam DPT;

5) 31 juta pemilih yang diturunkan Kemendagri.

Pemetaan TPS rawan dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan kecurangan di hari pemungutan suara, menyediakan data basis TPS untuk menyusun strategi pencegahan dugaan pelanggaran ditahapan tungsura dan mengukur tingkat pengetahuan dan kesiapan pengawas TPS dalam melaksanakan pengawasan Tungsura.

Instrumen penyusunan peta TPS rawan ini disusun Bawaslu sebagai panduan bagi Jajaran Pengawas Pemilu dalam melakukan identifikasi TPS rawan pada Pemilu Tahun 2019. Identifkasi dan pemetaan TPS rawan pada Pemilu Tahun 2019 mengacu pada 5 (lima) fokus pengawasan pada Tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

Adapun Kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Indikator TPS Rawan

(17)

15

TPS RAWAN PEM ILU 2019 D I PROVI NSI BANTE N

437 437

874

48

84 0

590

1,339

304

- - - 12 82

458 572

128 12 8 256 18 3 8

1,378

64 4

2,608

24 3

7 7 14 66 116 239

494

- - - 133 23

40 8

154

1 ,226

1 16

PANDEGLANG T ANG SEL CILEG ON KO TA

T ANG ERANG

KAB TA NGER ANG LEBAK KAB SER ANG KOT A SER ANG

indikator DPT LO GISTIK POL ITIK UANG ASN PENYELENG GAR A

#REF!

Adapun jumlah TPS Rawan di Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

Gambar 2 : TPS Rawan di Provinsi Banten Tahun 2019

Berdasarkan data tersebut di atas untuk indikator DPT jumlah TPS Rawan terbanyak berada di Kabupaten Serang berjumlah 1.339 TPS dan terendah berada di Kota Tangerang berjumlah 48 TPS rawan.

Indikator Logistik, TPS Rawan dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Serang berjumlah 572 TPS dan terendah berada di Kab.

Pandeglang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon dengan jumlah 0. Indikator Politik Uang TPS Rawan terbanyak berada di Kabupaten Serang berjumlah 2.608 TPS dan terendah berada di Kab.

Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan berjumlah 128 TPS.

Indikator Netralitas ASN jumlah terbanyak berada di Kabupaten Serang berjumlah 494 TPS dan terendah berada di Kab. Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan berjumlah 7 TPS. Indikator penyelenggara terbanyak berada di Kab. Lebak berjumlah 1226 TPS dan terendah berada di Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan berjumlah 0.

(18)

16 b. Perencanaan Pengawasan

Pasal 3 ayat (1) dan (2) Perbawaslu No.21 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pemilu, Bawaslu melakukan pengawasan meliputi persiapan penyelenggaraan pemilu yang didalamnya mengatur tentang bagaimana perencanaan pengawasan dilakukan. Dan mengatur juga pengawasan pelaksanaan tahapan pemilu.

Bawaslu Banten dalam melakukan Pengawasan Pemutakhiran Daftar Pemilih serangkaian agenda dilakukan mulai dari rapat koordinasi dan konsolidasi, rapat kerja teknis, dan rapat lainnya baik bersama Bawaslu Kabupaten/Kota se Banten juga KPU Banten, Pemerintah daerah Provinsi Banten (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) dan Stakeholders; selain itu, untuk menunjang kerja- kerja pengawasan, Bawaslu Provinsi Banten menyerahkan alat kerja pengawasan sebagai kontrol pengawasan dan sebagai penunjang data Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih.

2. Kegiatan Pengawasan a. Pencegahan

Bawaslu Provinsi Banten melakukan berbagai upaya pencegahan dalam proses pemutakhiran data dan daftar pemilih. Upaya ini dilakukan guna memperoleh legitimasi sebuah pemilu, dimana semakin baik kualitas daftar pemilih, semaikin legitimate sebuah Pemilu. Adapun pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Banten adalah sebagai berikut :

1. Audit terhadap daftar pemilih di setiap sub tahapan mulai dari sinkronisasi DP4 dengan DPT Pemilu sebelumnya, (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten) pencermatan dan analisa terhadap pemilih Non DPT;

(19)

17 2. Rapat Koordinasi Hasil Pengawasan DPS, hasil pengawasan pengumuman dan pencermatan DPS oleh Bawaslu Banten disampaikan melalui Rapat Koordinasi tahapan DPS hasil perbaikan antara Bawaslu Banten dan KPU Banten.

Selanjutnya KPU menindaklajuti hasil pengawasan Bawaslu Banten.

3. Rapat Koordinasi Pengawasan DPSHP

4. Intruksi Pencermatan dan Pengawasan DPT, Bawaslu Banten mengintruksikan Bawaslu Kab/Kota untuk membuka Posko Pengaduan Daftar Pemilih Pemilu diwilayah kerja masing- masing.

5. Rapat Koordinasi Penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP-1)

6. Intruksi Penyelesaian Penyempurnaan DPTHP-2

7. Pengawasan DPTHP-3, Bawaslu Banten memerintahkan Bawaslu Kab/Kota untuk melakukan pengawasan dengan cara menganalisa dan mencermati DPTHP-3 terhadap pemilih yang TMS.

8. Pengawasan DPTb : Bawaslu Banten mengintruksikan kepada Bawaslu Kab/Kota untuk segera melaksanakan Pengawasan terhadap Penyusunan DPTb, DPK dan Perbaikan DPT.

(20)

18 Grafik 1 : Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu 2019 di Provinsi Banten

Sumber : Diolah Bawaslu Banten,2019.

b. Aktifitas Pengawasan

Pemutakhiran daftar pemilih adalah fase dimana tahapan Pemilu dimulai, tahapan awal pemutakhiran daftar pemilih dimulai dengan melakukan sinkronisasi antara DP4 dengan Non DPT pemilih dalam DPT. Dalam melakukan pengawasan petugas menggunakan metode ;

a) Mengumpulkan bahan DP4, DPT Pemilu dan Pilkada terakhir b) Menganalisis data DPS, DPSHP, DPT, DPTHP dan DPTb

dengan melakukan pecermatan

c) Melakukan audit dengan mendatangi pemilih terdaftar di DPT yang disusun oleh KPU

d) Berkoordinasi dengan KPU dan pengurus partai politik peserta Pemilu

3709083 3759610 3764991

3644453 3682666 3687971

7353536 7442336 7452971

D P S D P S H P D P T

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(21)

19 Adapun tahapan pengawasan pada tahap pemutakhiran daftar pemilih secara detail dilakukan dengan sub tahapan sebagai berikut:

a. Pencermatan Kegandaan b. Pengawasan Pleno DPS c. Pengawasan Pleno DPSHP d. Pengawasan Pleno DPT e. Pengawasan Pleno DPTHP-1

f. Pencermatan Data 31 JT dan Anomali g. Pengawasan Pleno DPTHP-2

h. Pengawasan Pleno DPTHP-3 i. Pengawasan Pleno DPTb

a) Pengawasan Pelaksanaan Coklit

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas PKPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019 bahwa jadwal penyusunan daftar pemilih adalah salah satu tahapan Pemilu, dan menjadi instrumen penting dari semua tahapan. Dan jadwal tahapan penyusunan daftar pemilih pada Pemilu Legislatif dimulai tanggal 15 Desember 2017 dengan diserahkannya DP4 oleh Mendagri ke KPU.

Pada penyusunan daftar pemilih, KPU terlebih dahulu menyusun jadwal serta perencanaan pelaksanaan pemuktahiran data dan pendaftaran pemilih melalui PPDP (Petugas Pemuktahiran Data Pemilih) dan menganalisi daftar pemilih tetap berkelanjutan (DPT) bagi daerah yang baru melaksanakan Pilkada 2018, sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan.

Dalam melaksanakan tugasnya PPDP pada pemutakhiran data dan pendaftaran pemilih, PPDP membawa data pemilih model A-KPU,

(22)

20 dengan cara mendatangi rumah tempat tinggal pemilih. Petugas juga membuat laporan hasil pencoklitan dengan menuangkan dalam Model AA-KPU hasil pemutakhiran.

Pada pemutakhiran tersebut meliputi, penambahan pendaftar pemilih, penghapusan dan pengurangan data pemilih, yang ditemukan tidak sesuai dengan ketentuan atau ditemukan pemilih ganda, sesuai dengan Peraturan KPU No 11 tahun 2018 tentang penyusunan daftar pemilih.

Tahapan Pemilihan Umum serentak tahun 2019 dengan memilih calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota telah memasuki tahap coklit atau pencocokan dan penelitian data pemilih.

Tahapan coklit berlangsung dari tanggal 17 April sampai dengan tanggal 17 Mei Tahun 2018. Untuk memutakhirkan data pemilih berupa DP4 atau Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu dari Pemerintah di delapan wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten.

Dalam proses pengawasan pencocokan dan penelitian daftar pemilih, Bawaslu Provinsi bersama Bawaslu Kab/Kota melakukan pengawasan monitoring terhadap Panwaslu Kecamatan dan Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa. Bawaslu Kab/Kota wajib mendapatkan akses data formulir model A-KPU sebagai basis data untuk dilakukan pencoklitan oleh Pantarlih.

Bawaslu Provinsi bersama dengan Bawaslu Kabupaten dan Kota melakukan analisis dokumen fomulir model A-KPU untuk mengidentifikasi adanya kesalahan dalam elemen data pemilih dan katagori kesalahannya lainnya seperti.:

1. Pemilih yang tidak memenuhi syarat masuk kedalam daftar pemilih 2. Pemilih yang memenuhi syarat tidak masuk kedalam daftar pemilih 3. Pemilih belum memiliki E-KTP

4. Pemilih yang data dalam Formulir A-KPU bermasalah

(23)

21 5. Pemilih yang dalam Formulir A-KPU berada jauh dari TPS yang

bersangkutan.

Gambar 3 : Pengawasan Coklit di Kec. Baros Kab. Serang

Dok.Bawaslu Kab. Serang, 2019

Sementara 4 Kabupaten dan Kota lainnya yaitu Kota Serang, Kab.

Lebak, Kab. Tangerang dan Kota Tangerang tidak melaksanakan coklit karena, menggunakan data pemilih berkelanjutan yang diambil dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) hasil Pilkada tahun 2018, ke empat daerah tersebut langsung menetapkan DPT ke DPS Pemilu 2019.

b) Pengawasan Penetapan dan Pengumuman DPS

Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten menetapkan daftar pemilih sementara (DPS) Provinsi Banten untuk Pemilu 2019 sebanyak 7.437.777, terdiri dari pemilih laki laki 3.757.082 dan pemilih perempuan 3.680.695.

Penetapan jumlah DPS ini berdasarkan hasil rekapitulasi DPS yang sebelumnya dilakukan di KPU kabupaten/kota, penetapan ini telah melalui proses pencocokan dan penelitian pemilih yang dilakukan oleh Panitia Pendaftaran Pemilih (Pantarlih) di kabupaten/kota dan rekapitulasi secara berjenjang mulai di PPS, PPK dan di Kabupaten/Kota.

(24)

22 c) Penetapan DPSHP

Setelah dilakukan penetapan terhadap DPS Pemilu 2019, Bawaslu dan KPU bersama masyarakat lewat posko pengaduan Bawaslu dalam gerakan menjaga hak pilih, menemukan sejumlah kejanggalan terhadap data pemilih sementara, diantaranya masih terdapat kegandaan dan adanya pemilih yang belum masuk dalam daftar pemilih.

Atas pencermatan bersama tersebut KPU Provinsi Banten melakukan penyempurnaan terhadap daftar pemilih dengan menetapkan kembali DPS menjadi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan, berikut DPSHP hasil pleno yang dilakukan berjenjang dari mulai Kabupaten sampai Provinsi.

d) Penetapan dan Pengumuman DPT

Terhadap daftar pemilih sementara, KPU Kemudian menetapkan menjadi DPT. Proses penetapan DPT tentu juga menyita waktu dan perhatian publik terlebih partai politik peserta pemilu tahun 2019 yang menemukan sejumlah temuan terkait pelanggaran dalam penyusunan DPS, sehingga ada perubahan kembali dari jumlah DPS 7.442.336 menjadi 7.452.971.

e) Penetapan DPTHP

Bawaslu Provinsi Banten, pasca penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada pemilu tahun 2019, melakukan pencermatan ulang dna penyandingan terhadap DPT yang ditetapkan dengan data pemilih hasil pengawsan di setiap jenjang penyelenggara pemilu. Dari hasil pencermatan di 8 Kabupaten dan Kota, Bawaslu menemukan 65,235 kegandaan data pemilih dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.Dari jumlah tersebut, data pemilih tersebut langsung diremkomendasikan untuk dilakukan penghapusan agar keluar dari daftar pemilih yang sudah ditetapkan.

(25)

23 Sebelumnya, Bawaslu menyampaikan hasil analisis kegandaan bersama dengan hasil pengawasan terkait pemilih Tidak Memenuhi Syarat (TMS) yang masih terdaftar di DPT dan pemilih Memenuhi Syarat (MS) yang tidak terdaftar di DPT. Hasil pencermatan bersama tersebut terbukti dengan perubahan di Berita Acara seluruh Provinsi.

Meski demikian, Bawaslu mengidentifikasi masih terdapat pemilih dengan informasi yang invalid sebanyak data.Pemilih tersebut terdaftar di DPT dengan tidak memenuhi unsur akurasi dalam informasi elemen pemilih.Terdapat pula penduduk yang belum melakukan perekaman kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el).

Tabel 2

Kegandaan Daftar Pemilih

N

O KAB/

KOTA

JUM LAH DESA

JUML AH

TPS DPT GANDA

BAWAS LU

HASIL PENY ANDIN GAN

GAN DA KPU

GA ND A PARP OL

TMS LAIN NYA MS

DPT HASIL PERBAIKAN KPU LAKI -

LAKI PEREM

PUAN TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KOTA

SERANG 66 1,769 431,553 751 346 218,587 212,769 431,356 2 KAB

SERANG 326 4,562 1,119,848 15,811 6,214 614 637 562,909 549,474 1,112,383 3 KOTA

CILEGON 43 1,204 276,136 918 213 72 138,828 137,023 275,851 4 KAB

PANDEG

LANG 339 3,904 905,447 1,636 587 2,553 2,2

96 765 565 460,044 439,767 899,811 5 KAB

LEBAK 345 3,973 941,789 8,371 1,754 162 294 17 479,791 459,771 939,562 6 TANGER

ANG

SELATAN 54 3,781 841,194 5,762 1,879 149 416,048 423,416 839,464 7 KOTA

TANGER

ANG 104 5,063 1,061,880 5,175 2,197 760 178 530,058 529,043 1,059,101 8 KAB

TANGER

ANG 274 8,851 1,875,124 26,811 3,526 431 946,414 924,753 1,871,167 TOTAL 1,551 33,10

7 7,452,971 65,235 10,965 8,192 3,6

96 1,827 1,5

29 3,752,67

9 3,676,01

6 7,428,695

(26)

24 f) DPTHP Penyempurnaan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten menetapkan 8.112.477 pemilih tingkat Provinsi Banten untuk Pemilu Serentak 2019 dalam Rapat Pleno Terbuka Penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHP-2). Jumlah pemilih tersebut hasil koreksi kedua dari data pemilih sebelumnya yang jumlahnya lebih banyak di banding hasil penyempurnaan ke-2.

Upaya penyempurnaan ini dilakukan semua pihak terkait antara KPU, Bawaslu dan peserta pemilu, yang merupakan tindak lanjut dari rekomendasi Bawaslu untuk dilakukannya penyempuraan DPTHP-2.

Bawaslu juga mengapresiasi KPU yang tanggap atas rekomendasi tersebut, sehingga DPTHP penyempurnaan bisa ditetapkan dengan hasil maksimal, berkiut DPTHP Penyempurnaan :

Tabel 2

DPTHP-2 Penyempurnaan

Data diolah Bawaslu Banten, 2019

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa daftar pemilih di Provinsi Banten dimulai saat penyusunan DPT setelah dilakukan

NO KAB/ KOTA

DPTHP-2 PENYEMPURNAAN

JUMLAH DESA JUMLAH TPS L+P

1 KOTA SERANG 66 1,828 461,340

2 KAB SERANG 326 4,611 1,180,789

3 KOTA CILEGON 43 1,214 290,571

4 KAB PANDEGLANG 339 3,906 930,761

5 KAB LEBAK 345 3,992 987,511

6 KOTA TANGERANG SELATAN 54 3,819 948,571

7 KOTA TANGERANG 104 5,067 1,194,369

8 KAB TANGERANG 274 8,983 2,118,565

TOTAL 1,551 33,420 8,112,477

(27)

25 penyempurnaan maka diperoleh jumlah sebanyak 8.112.477 mengalami kenaikan sebesar 659.506 pemilih.

3. Hasil Pengawasan dalam tahapan dan subtahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih

a. Temuan

Proses pemutakhiran daftar pemilih pada pemilu tahun 2019 konsentrasinya dilakukan pada saat pencocokan dan penelitian hingga pada penetapan DPS. Baik hasil analisa dan pengawasan langsung Bawaslu maupun laporan dari peserta pemilu, berikut hasil temuan atas data pemilih di Provinsi Banten yaitu:

Tabel 3

Temuan Kegandaan DPS

No KATAGORI DATA JUMLAH YANG DITURUNKAN

1 Tanggal Lahir 01/01 124.752

2 Tanggal Lahir 01.07 195.037

3 Tanggal Lahir 31/12 25.798

4 Usia >90 Tahun 4.245

TPS COKLIT TERBATAS 1 Jumlah Kabupaten/ Kota 5

2 Jumlah TPS 200

3 Jumlah Pemilih 10.102

Bawaslu Provinsi Banten telah melakukan pengawasan pendataan yang dilakukan KPU Provinsi Banten dengan data sebagai berikut:

Tabel 4

HASIL COKTAS DATA BPN 02 TERHADAP 200 TPS SE PROVINSI BANTEN

No Kecamatan Kelurahan TPS Jumlah yang dipersoalkan

Sesuai/

MS Diperbaiki TMS

Yang tidak ditemui

1 22 58 200 10.102 4.437 2.348 240 3.077

(28)

26 Tabel 5

KATEGORI DATA TANGGAL LAHIR 01/01

Grafik 2 Data BPN 02

Tabel 6

KATEGORI DATA TANGGAL LAHIR 01/07

No Data Tanggal Lahir 01/07 Jumlah

1 Data diterima 195.037

2 Memenuhi syarat 194.828

3 Diperbaiki 4.526

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 209 Jumlah 124752 50%

Jumlah 124281 49%

Jumlah 2642 1%

Jumlah 471 0%

Data diterima Memenuhi Syarat Diperbaiki TMS

No Data Tanggal Lahir 01/01 Jumlah

1 Data diterima 124.752

2 Memenuhi syarat 124.281

3 Diperbaiki 2.642

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 471

(29)

27 Grafik 4

Data Tanggal Lahir 01/07

Tabel 7

KATAGORI DATA TANGGAL LAHIR 31/12

No Data Tanggal Lahir 31/12 Jumlah

1 Data diterima 25.798

2 Memenuhi syarat 25.686

3 Diperbaiki 623

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 112 Sales memenuhi

syarat

diperbaiki

TMS/dicoret

Data diterima memenuhi syarat diperbaiki TMS/dicoret

(30)

28 Grafik 4

Kategori Data Tanggal Lahir 31/12

Tabel 8

KATEGORI DATA USIA <17

No Data Usia <17 Jumlah

1 Data diterima 444

2 Memenuhi syarat 391

3 Diperbaiki 131

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 53

Grafik 4

Data Tanggal Lahir <17

Data diterima 25.798 MS 25.686

Diperbaiki 623 TMS 112

Data diterima 444 MS 391

Diperbaiki 131 TMS 53

(31)

29 Tabel 9

KATEGORI DATA USIA >90

No Data Usia >90 Jumlah

1 Data diterima 4.245

2 Memenuhi syarat 3.950

3 Diperbaiki 664

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 295

Grafik 5

Data Tanggal Lahir >90

Tabel 10

KATEGORI DATA GANDA 1

No Data Ganda 1 Jumlah

1 Data diterima 388.330

2 Memenuhi syarat 365.821

3 Diperbaiki 320

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 22.509 Data diterima

4.245 MS 3.950

Diperbaiki 664 TMS 295

(32)

30 Grafik 6

Data Ganda 1

Tabel 11

KATEGORI DATA GANDA II

No Data Ganda II Jumlah

1 Data diterima 35.647

2 Memenuhi syarat 1.595

3 Diperbaiki 1.077

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret 518

Grfaik 7 Data Ganda II

Data diterima 388.330 MS 365.821

Diperbaiki 320 TMS 22.509

Data diterima

35.647 MS 1.595Diperbaiki

1.077

TMS 518

(33)

31 Tabel 12

KATAGORI DATA INVALID

No Data Invalid Jumlah

1 Data diterima 1.419.512

2 Memenuhi syarat 1.419.512

3 Diperbaiki 78.350

4 Tidak memenuhi syarat/ dicoret -

Grafik 8 Data Invalid

Bawaslu Banten berupaya secara maksimal melakukan pengawasan Pemutakhiran daftar pemilih dengan melakukan pencermatan dan menganalisa kegandaan. Pencermatan dan penganalisaan tersebut menggunakan Aplikasi Microsoft Access yang berfungsi untuk mengantisipasi kegandaan dalam data pemilih yang ganda. Aplikasi ini bagian dari alat kerja pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi kegandaan dalam daftar pemilih.

b. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan jajaran Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) secara berjenjang mulai dari

Data diterima 1.419.512 MS 1.419.512

Diperbaiki 78.350

TMS 0

(34)

32 tingkat Kecamatan hingga ditingkat Kabupaten/kota pada pelaksanaan tahapan penyusunan data pemilih Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Provinsi Banten menyampaikan :

1. Berdasarkan hasil pleno DPTb di tingkat kabupaten/kota ditemukan kendala teknis dalam penginputan DPTb di SIDALIH.

2. Hasil audit sampling pengawasan di 8 Kabupaten/Kota, pasca pleno rekapitulasi penetapan DPTb di tingkat PPS pada tanggal 15 Februari 2019, Bawaslu menemukan masih terdapat pemilih potensi DPTb yang belum terlayani melalui A5, kelompok pemilih potensi tersebut diantaranya, Pondok Pesantren, Kampus, RS baik swasta maupun milik pemerintah daerah, perusahaan serta komplek-komplek yang baru berdiri.

3. Dalam operasional mengidentifikasi pemilih potensi DPTB, KPU cenderung pasif sehingga banyak pemilih potensi DPTB yang tidak terakomodir, dan berpotensi kehilangan hak pilihnya.

Berdasarkan catatan di atas, Bawaslu Merekomendasikan:

1. Pleno rekapitulasi penetapan DPTB tahap pertama harus melalui SIDALIH sesuai PKPU no 11 tahun 2018 pasal 40 ayat (1). “KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam menyusun data pemilih, DPS, DPSHP, DPSHP Akhir, DPT dan DPTb menggunakan Sidalih”.

2. Dalam Penetapan DPTb sesuai SIDALIH didasarkan pada waktu pelaksanaan pleno.

KPU harus segera melakukan sosialisasi dan pendataan aktif dengan mendirikan posko pelayanan dilokasi strategis yang berpotensi terdapat pemilih DPTb khususnya Di lokasi sebagaimana terlampir

(35)

33 b. Tindak Lanjut Rekomendasi

Tindak lanjut rekomendasi Bawaslu Banten KPU Banten mengeluarkan intruksi untuk melakukan pencermatan ulang dibeberapa daerah yang terindentifikasi serta melakukan penghapusan potensi ganda daftar pemilih tetap pada pemilu 2019, diantaranya melalui BA. No.305/PP.09.2.BA/01.1/Prov/IX/2018 tentang Hasil penghapusan bersama potensi ganda daftar pemilih tetap pemilu 2019 dari partai politik dan Bawaslu. Berikut penghapusan data ganda dimaksud.

Tabel 13

Hasil Penghapusan Potensi Data Ganda Daftar Pemilih tetap pemilu 2019

Potensi Data Ganda Hasil Penghapusan Data Ganda

Parpol 2.968.530 Parpol 4.782

Bawaslu 66.338 Bawaslu 14.311

KPU 72.345 KPU 10.118

Sumber: Bawaslu Banten,2019.

4. Dinamika dan Permasalahan

Dinamika dan permasalahan pada tahap pemutakhiran data pemilih diantaranya :

1. Upaya mendeteksi permasalahan data pemilih pada PemiluTahun 2019 sangat kesulitan karena Bawaslu tidak dibekali dengan alat kerja berupa aplikasi seperti sidalih, sehingga menyulitkan pencermatan kegandaan pemilih, untuk menyiasati kendala tersebut Bawaslu menggunakan aplikasi microsoft access.

(36)

34 Belum maksimalnya kinerja Pantarlih dalam melakukan Pemutakhiran data pemilih sehingga masih ditemukan TNI/Polri yang terdaftar di DPT atau veteran TNI/Polri tidak masuk dalam DPT, yang meninggal dunia tapi masih masuk dalam daftar pemilih.

Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan 1. Pelaksanaan Pengawasan

a. Kerawanan-Kerawanan dan IKP

Tahapan verifikasi partai politik adalah tahapan yang paling krusial dari semua tahapan, karena verifikasi adalah salah satu tahapan penting dari semua tahapan penyelenggaraan Pemilu, atas dasar itu Bawaslu Banten melakukan pengawasan secara intensif disetiap sub tahapan pengawasan verifikasi partai politik.

Pasal 3 Perbawaslu No. 3 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pendaftaran, Verifikasi, Dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menyebutkan bahwa : “pengawas Pemilu memastikan Partai Politik calon Peserta Pemilu memperoleh hak, kesempatan, serta perlakuan yang adil dan setara dalam Verifikasi, penetapan dan pengundian nomor urut Partai Politik Peserta Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Pengawasan Verifikasi bertujuan untuk memastikan :

a. Pendaftaran, Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu, dan penetapan Peserta Pemilu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. keterpenuhan, kebenaran, dan keabsahan syarat Partai Politik sebagai Peserta Pemilu yang ditetapkan sebagai Peserta Pemilu;

(37)

35 c. Keterpenuhan kebutuhan kepemilikan dokumen dalam setiap proses tahapan pelaksanaan pendaftaran, Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu, dan penetapan Peserta Pemilu, untuk kepentingan dokumentasi Bawaslu; dan

d. Partai Politik calon Peserta Pemilu yang ditetapkan oleh KPU telah memenuhi syarat menjadi Peserta Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam mengawasi tahapan pencalonan adalah dengan melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan yang dimungkinkan terjadi pada tahapan pencalonan. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran yang mengakibatkan terganggunya proses Pemilu 2019. Beberapa potensi kerawanan yang berhasil dipetakan oleh Bawaslu Banten dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 14

Peta Kerawanan Pada Tahapan Pendaftaran Partai Politik

Peta Kerawanan Pada Tahapan Pendaftaran Partai Politik

Pengumuman Pendaftaran Partai

Politik

• Pengumuman tidak menjangkau seluruh wilayah kerja KPU

• KPU tidak mengumumkan pendaftaran partai politik

Penyerahan &

Penerimaan Dokumen Partai Politik

• Jumlah dukungan

• Pendaftaran diluar jadwal yang telah ditetapkan

Verifikasi adinistrasi dokumen

• Dukungan ganda

• Jumlah minimal dukungan

• Analisis dukungan ganda dari dari kerkas partai politik

Verifikasi Faktual

Penetapan

b. Perencanaan Pengawasan

(38)

36 Pengawasan pendaftaran, Verifikasi, dan penetapan Partai Politik Peserta Pemilu berpedoman kepada prinsip mandiri; jujur; adil;

berkepastian hukum; tertib; terbuka; proporsional; profesional;

akuntabel; efektif; efisien; dan integritas.

Perencanaan Pengawasan Bawaslu dalam melakukan pengawasan pelaksanaan pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu meliputi:

1. Memastikan kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan kelengkapan partai politik peserta pemilu 2019;

2. Tata cara pendaftaran Partai Politik, meliputi pengajuan parpol, tata cara verifikasi dukungan keanggotaan.

3. Tata cara penelitian dan verifikasi persyaratan keanggotaan meliputi pengawasan terhadap penelitian persyaratan administrasi dengan melakukan klarifikasi kepada instansi pemerintah yang berwenang, dan menerima masukan dari masyarakat terhadap Anggota Partai.

4. penetapan dan pengumuman Bacaleg, meliputi pengawasan terhadap, proses penetapan Bacaleg yang telah memenuhi syarat sebagai Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kab/Kota, proses pengumuman terhadap hasil penetapan Calon Dewan Perwakilan Daerah Provinsi, nomor urut Bacaleg yang telah ditetapkan sebagai peserta.

(39)

37 Gambar 3: Penyampaian Hasil Verifikasi Faktual Kepengurusan Partai Politik pemilu 2019

Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu dengan cara:

a. Mendapatkan salinan dokumen persyaratan dan akses ke dalam sistem informasi Partai Politik; dan

b. Memeriksa kesesuaian data salinan dokumen yang dimasukkan ke dalam sistem informasi Partai Politik dengan dokumen persyaratan yang diserahkan Partai Politik calon peserta Pemilu pada saat pendaftaran.

Perencanaan Pengawasan oleh Bawaslu Banten dimulai dengan menentukan focus pengawasan, diantaranya :

1. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang meliputi:

a. Ketaatan terhadap prosedur.

b. Kelengkapan dan kebenaran data.

c. Keabsahan dokumen persyaratan.

d. Transparansi proses pencalonan dan perlakuan yang adil dan setara kepada semua pasangan calon.

(40)

38 2. Strategi Pengawasan:

a. Pencegahan pelanggaran (memperingatkan dan menyampaikan).

b. Pengawasan melekat pada semua sub tahapan pencalonan c. Koordinasi dengan pihak terkait.

Bawaslu Banten melaksanakan tugas pengawasan pendaftaran dan verifikasi dan penetapan partai politik sesuai dengan Perbawaslu No.3 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Pendaftaran, Verifikasi, Dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

2. Kegiatan Pengawasan Dalam Tahapan a. Pencegahan

Pasal 7 ayat (1) Perbawaslu No.3 Tahun 2018 menyebutkan Pengawasan proses tahapan pelaksanaan pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik calon Peserta Pemilu dilaksanakan melalui pencegahan dan penindakan. Pencegahan dilaksanakan dengan melakukan tindakan, langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran serta pengawasan secara langsung. Pencegahan dilakukan oleh Bawaslu Banten melalui Sosialisasi Pengawasan Tahapan Pendaftaran dan Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu 2019. Selain itu juga dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas pengawas pemilu.

2. Melakukan pengawasan secara melekat ditataran pengawas.

3. Membekali pengawas dengan alat kerja yang simple sesuai dengan fokus pengawasan.

4. Membuat titik fokus yang akan diawasi agar pengawasan berjalan dengan maksimal.

(41)

39 b. Aktivitas Pengawasan

a) Pengawasan Penyerahan Keanggotaan Partai Politik.

Penyerahan dokumen keanggotaan partai politik calon peserta pemilu 2019 Bawaslu Provinsi Banten melakukan pengawasan melekat untuk memeriksa struktur kepengurusan partai politik, memastikan kesesuaian dokumen syarat administrasi (SK kepengurusan, badan hukum, dan keterangan domisili sektretariat), memastikan jumlah syarat keanggotaan partai politik di kabupaten/kota sesuai dengan system informasi partai politik (sippol) dan memastikan ketepatan waktu penyerahan dokumen.

Dalam ketentuan penyerahan dan pendaftaran Partai Politik dengan jumlah keanggotaan Partai Politik peserta Pemilu adalah 1000 atau 1/1000 yang harus dipenuhi oleh partai politik memenuhi dukungan keanggotaan minimal. Adapun Partai Politik yang melakukan pendaftaran di Kantor KPU Banten adalah sebagai berikut :

Tabel 15

Nama-Nama Partai Politik Peserta Pemilihan Umum 2019 Nama Parta Politik

No No

1 PERINDO 10 Partai DEMOKRAT

2 PSI 11 Partai Indonesia Kerja (PIKA)

3 PDI Perjuangan 12 PARSINDO 4 Partai BERKARYA 13 PERINDO

5 PAN 14 PSI

6 Partai Gerindra 15 Partai Gerindra 7 Partai GOLKAR 16 Partai Republik 8 Partai HANURA 17 Partai Garuda

9 PKB 18 PPP

19 PKPI

b) Pengawasan Verifikasi Administrasi Dokumen Keanggotaan Partai Politik

(42)

40 Pengawasan Verifikasi administrasi dukungan keanggotaan partai politik yang dilakukan di kantor KPU Banten, dilakukan dengan metode pengawasan melekat, pengawasan pertama memastikan KTP/suket sebagai syarat dukungan pencalonan memenuhi syarat adminitrasi dan jumlah dukungan.

(43)

41 c) Pengawasan Verifikasi Faktual Syarat Dukungan Keanggotaan

Partai Politik

Tabel 16

Verifikasi Faktual Syarat Dukungan Keanggotaan Parpol

Provinsi No. Partai

JML Kab/

Kota

JML 75%

dr Kab/

Kota

JML Kab/Kota

yg diajukan

Kepengur usan

Keterwakilan perempuan

brp %

Dom isili Kant or Teta

p

BANTEN

1 PDIP 8 6 8 Ada 30% √

2 GOLKAR 8 6 8 Ada 30% √

3 DEMOKRAT 8 6 8 Ada 30% √

4 PAN 8 6 8 Ada 30% √

5 HANURA 8 6 8 Ada 30% √

6 GERINDRA 8 6 8 Ada 30% √

7 NASDEM 8 6 8 Ada 30% √

8 PKS 8 6 8 Ada 30% √

9 PBB 8 6 8 Ada 30% √

10 PKPI 8 6 8 Ada 30% √

11 PKB 8 6 8 Ada 30% √

12 PPP 8 6 8 Ada 30% √

13 PSI 8 6 8 Ada 30% √

14 PERINDO 8 6 8 Ada 30% √

15 BERKARYA 8 6 8 Ada 30% √

16 GARUDA 8 6 8 Ada 30% √

17 PIKA

18 PARSINDO

19 REPUBLIK

(44)

42 Gambar 4: Penyampaian Hasil Verfikasi Faktual Syarat Dukungan Partai politik

Pasal 19 Bawaslu melakukan pengawasan Verifikasi kepengurusan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang telah memenuhi persyaratan.

Untuk membuktikan keabsahan dan kebenaran persyaratan Partai Politik calon Peserta Pemilu. Dilakukan dengan memastikan KPU mendatangi kantor tetap pengurus Partai Politik calon Peserta Pemilu sesuai dengan tingkatannya.

Tabel 17

Kepengurusan Partai Politik

No. Partai

JML Kab/

Kota

JML 75% dr

Kab/

Kota

JML Kab/Kota yg diajukan

Kepeng urusan

Keterwakilan perempuan

brp %

1 PDIP 8 6 8 ada 30%

2 GOLKAR 8 6 8 ada 30%

3 DEMOKRA

T 8 6 8 ada 30%

4 PAN 8 6 8 ada 30%

5 HANURA 8 6 8 ada 30%

6 GERINDRA 8 6 8 ada 30%

(45)

43

7 NASDEM 8 6 8 ada 30%

8 PKS 8 6 8 ada 30%

9 PBB 8 6 8 ada 30%

10 PKPI 8 6 8 ada 30%

11 PKB 8 6 8 ada 30%

12 PPP 8 6 8 ada 30%

13 PSI 8 6 8 ada 30%

14 PERINDO 8 6 8 ada 30%

15 BERKARY

A 8 6 8 ada 30%

16 GARUDA 8 6 8 ada 30%

17 PIKA

18 PARSINDO

19 REPUBLIK

3. Hasil-Hasil Pengawasan Tahapan Pendaftaran Partai Politik a. Temuan

Dari proses pengawasan terhadap tahap pendaftaran partai politik Bawaslu menemukan persoalan baik secara administrasi lainnya, yang perlu untuk diklarifikasi baik oleh parpol maupun KPU yang telah menerima berkas dan melakukan penelitian secara administrasi maupun faktual. Temuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut;

• Tidak sama jumlah dukungan antara KTA/KTP

• Pendukung partai politik tidak bisa ditemui

• Pengurus partai politik yang tidak ada di tempat saat diverifikasi.

• Ketidak sesuaian data dalam SIPOL dengan jumlah dan Nama anggota Partai Politik.

• Kegandaan anggota partai politk dalam satu partai ataupun antar Partai Politik.

• Adanya satu nama anggota Partai Politik yang diunggah beberapa kali kedalam SIPPOL.

(46)

44 b. Rekomendasi

Berkaitan dengan kebenaran struktur pengurus Partai Politik calon pesera pemilu, Bawaslu Banten merekomendasikan sebagai berikut : 1) Memperbaiki kekurangan jumlah kepengurusan 30% keterwakilan

perempuan pada tatanan kepengurusan Partai Politik.

2) Terhadap ditemukanya beberapa anggota Partai Politik yang tidak bisa menunjukan KTP elektronik dan Kartu Tanda Anggota Parpol maka dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS).

3) Terhadap Perbedaan lokasi kantor tetap parpol antara yang tercantum di SIPOL dengan lokasi kegiatan verifikasi faktual atas hal tersebut Bawaslu Banten merekomendasikan agar proses verifikasi faktual dilaksanakan sesuai lokasi yang tercantum di SIPOL.

c. Tindak Lanjut Rekomendasi.

Rekomendasi yang diberikan oleh Bawaslu Banten dalam hal ini direspon dengan baik sehingga yang menjadi catatan dari hasil pengawasan segera direspon oleh KPU Banten sebagai bentuk saran untuk melakukan suatu perbaikan.

4. Dinamika dan Permasalahan

Dinamika dan permasalahan yang terjadi saat melakukan pengawasan di tahap ini adalah sebagai berikut :

1) Dihari pertama penyerahan Berkas persyaratan kurang antusiasme dari Partai Politik.

2) Sering terjadi eror system pada saat upload dokumen.

3) Tidak sesuainya lampiran Model F2 PARPOL daftar nama anggota Partai Politik yang terdapat dalam SIPOL dengan Lampiran KTP elektronik dan KTA.

4) Terbatasnya personil pengawas dalam mengawasi penelitian administrasi dan verifikasi factual.

(47)

45 5) Pada saat penelitian adminstrasi dokumen keanggotaan Partai Politik KPU kurang personil dalam melakukan pelayanan pendaftaran.

5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan

Bawaslu Banten menyadari masih banyak kekurangan selama proses pengawasan dan tentunya ke depan akan menjadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan proses pengawasan baik dari sumberdaya manusia maupun dari perangkat alat kerja pengawasan.

C. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Calon DPRD Provinsi Banten.

1. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan

Tahapan pencalonan adalah tahapan inti dari semua tahapan penyelenggaraan Pemilu 2019. KPU Provinsi Banten menetapkan Daftar Calon Sementara (DCS).

a. Kerawanan dan IKP

Lemahnya analisa terhadap potensi kerawanan, memicu terjadinya pelanggaran, oleh karenanya Bawaslu Banten dapat melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan yang akan terjadi sebagai upaya pencegahan pada setiap tahapan. Tidak terkecuali potensi pelanggaran yang dapat terjadi pada tahap pencalonan.

b. Perencanaan Pengawasan

Bawaslu Provinsi Banten dalam melakukan pengawasan pencalonan berpedoman pada Perbawaslu No. 23 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(48)

46 Kabupaten/Kota. Pengawasan pencalonan Peserta Pemilu Anggota DPRD Provinsi yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu meliputi:

1) persyaratan pengajuan bakal calon;

2) persyaratan bakal calon;

3) pengumuman dan tata cara pengajuan bakal calon;

4) penelitian persyaratan bakal calon;

5) verifikasi;

6) penyusunan dan pengumuman DCS; dan 7) penyusunan dan pengumuman DCT.

2. Kegiatan Pengawasan Tahapan a. Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Banten pada saat proses tahapan pencalonan yaitu melakukan koordinasi denga KPU Provinsi Banten dan Peseta Pemilu, terkait pemenuhan syarat administrasi, keabsahan doukumen calon dan ketaatan waktu pencalonan serta menerjunkan tim pengawas untuk melakukan pengawasan melekat pada setiap sub tahapan Pencalonan Anggota Dewan yang dilakukan oleh peserta Pemilu 2019 maupun penyelenggara oleh KPU Banten menetapkan Daftar Calon Sementara (DCS).

b. Aktifitas pengawasan

Bawaslu Provinsi Banten dalam melakukan pengawasan tahapan pendaftaran bacaleg dilakukan dengan cara:

1. Pengawasan langsung;

2. Pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan;

(49)

47 3. Penelusuran terhadap kelengkapan, kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan; dan Pelaksanaan tahapan pencalonan Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi, dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan pelaksanaan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bawaslu Banten melakukan pengawasan melekat terhadap proses Penyerahan dan Penelitian Berkas Pendaftaran Pencalonan Calon Anggota DPRD Provinsi Banten. Fokus pengawasan dalam proses ini adalah :

a. Memastikan Partai politik Mengajukan berkas Pendaftaran Pencalonan tidak melebihi batas waktu yang ditentukan.

b. Memastikan Partai Politik Memenuhi kuota 30%

keterwakilan perempuan dalam Daftar calon anggota DPRD Provinsi Banten, untuk tiap daerah pemilhan. c. Memastikan proses Penyerahan berkas pencalonan dilakukan oleh KPU Banten sesuai dengan tatacara dan prosedur yang berlaku.

c. Memastikan KPU Banten melakukan sosialisasi penerimaan pendaftaran pencalonan secara maksimal.

d. Memastikan Partai Politik tidak melakukan upaya Pemberian uang atau materi lainnya kepada KPU Banten dalam proses penerimaan dan pemeriksaan berkas pencalonan.

e. Memastikan Partai Politik mengunggah data daftar calon kedalam Sistem Informasi Pencalonan (SILON).

(50)

48 Gambar 5 : Pengawasan Pendaftaran Bakal Calon Legislatif Provinsi Banten, 2019.

(51)

49 GRAFIK 1 : Bakal Calon Anggota Legislatif DPRD Banten

(52)

50

52 33 85

PA RTAI NASDEM

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

15 12 27

PA RTAI GARUDA

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

45 33 78

PARTAI BERKA RYA

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

54 30 83

PARTA I KEADILAN SEJA HTERA

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(e)

(g) (h)

(f)

Berdasarkan data tersebut di atas maka keterwakilan perempuan pada pendaftaran Bacaleg pemilu 2019 di Provinsi Banten dengan jumlah tertinggi yaitu Partai Hanura sebanyak 39 perempuan dan terendah adalah partai Garuda yaitu 12 perempuan. Berikut disajikan syarat pengajuan daftar calon Legislatif DPRD Provinsi Banten tahun 2019.

(53)

51 Tabel 18

Kelengkapan Syarat Daftar Calon dan Syarat Calon DPRD Provinsi Banten Pemilu 2019.

3. Pengawasan Penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) DPRD Provinsi Banten

Bawaslu Provinsi Banten melakukan pengawasan terhadap penetapan Daftar Calon Sementara (DCS) Anggota DPRD provinsi Banten yang ditetapkan pada 7 Agustus 2018. Pengawasan dilakukan dengan metode penelitian terhadap berkas Berita Acara DCS, dengan fokus pengawasan sebagai berikut :

a. Caleg yang ditetapkan dalam DCS adalah Caleg yang seluruh dokumen Persyaratan Pencalonannya telah diteliti dan dinyatakan Memenuhi Syarat.

b. Caleg yang ditetapkan bukan merupakan Mantan narapidana dengan hukuman diatas 5 tahun sesuai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Gambar

Gambar 1: Indikator TPS Rawan
Gambar 2 : TPS Rawan di Provinsi Banten Tahun 2019
Gambar 3 : Pengawasan Coklit di Kec. Baros Kab. Serang
Grafik 2  Data BPN 02
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bawaslu merupakan lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki tugas pengawasan Pemilu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu,

Bawaslu merupakan lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki tugas pengawasan Pemilu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu,

Selama ini subyek sengketa masih belum jelas, seperti belum menetapkan secara tegas bahwa apakah penyelenggara Pemilu baik KPU sebagai penyelenggara Pemilu maupu Bawaslu

melekat dalam Bawaslu adalah karena amanat dari undang-undang, sedangkan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat timbul karena kesadaran untuk mewujudkan pemilu

Faktor-faktor yang mempegaruhi pengawasan Provinsi NTB dalam aspek menangani pelanggaran administrasi Pemilu Bawaslu NTB dapat dilihat dari 2 aspek yaitu

meneruskan dokumen hasil pengawasan Bawaslu terhadap Verifikasi Administrasi Partai Politik calon Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c kepada

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum pada Pasal 468 ayat (1) menyatakan bahwa “Bawaslu, Bawaslu Provinsi Bawaslu Kabupaten/Kota berwenang

Dengan begitu, semua susunan warga ikut serta dalam pengawasan pemilu dalam semua tahapannya Sesudah penerapan sekolah kandidat Bawaslu menginginkan komitmen dari seluruh alumni SKPP