• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGAWAS PEMILU 2019 DI PROVINSI BANTEN DIVISI PENINDAKAN PELANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGAWAS PEMILU 2019 DI PROVINSI BANTEN DIVISI PENINDAKAN PELANGGARAN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i fgt

n

Bersama Rakyat Awasi

Pemilu

Bersama Bawaslu

Tegakkan Keadilan

Pemilu

Sekretariat Bawaslu Provinsi Banten

Jl. Kelapa Dua No. 83. Kecamatan Serang. Kota Serang-Banten

Telp/fax : 0254-8483482

LAPORAN AKHIR PENGAWAS PEMILU

2019 DI PROVINSI BANTEN

(2)

1

SAMBUTAN KETUA BAWASLU PROVINSI BANTEN

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas karunia- Nya, sehingga proses pengawasan dan penindakan pelanggaran penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019 dapat diselesaikan dengan baik. Sebagai Ketua Bawaslu saya menyambut gembira dan memberikan apresiasi atas pembuatan laporan akhir Bawaslu Provinsi Banten karena sebagai bentuk tanggung jawab atas tugas dan wewenang yang telah diamanatkan kepada kami.

Pelaksanaan Pemilu yang berintegritas dan berkualitas merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dari praktik demokrasi. Namun, seperti kita ketahui bersama bahwa pendalaman demokrasi di sebuah negara termasuk di Indonesia tidak selamanya berjalan mulus. Secara teoritis dan empiris masih banyak ditemui hambatan-hambatan yang mengganggu proses dan hasil Pemilu. Akibat dari adanya gangguan tersebut, substansi atau kualitas demokrasi menjadi tidak atau belum terwujud dengan ideal.

Untuk itu, agar demokrasi substanstif yang termanifestasi dalam Pemilu yang berintegritas dapat dicapai, diperlukan langkah-langkah serius dari berbagai pihak dalam menjaga dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Bawaslu sebagai salah satu penyelenggara Pemilu, bertugas untuk mengawasi proses Pemilu agar harapan rakyat Indonesia terhadap terciptanya Pemilu yang demokratis bisa terpenuhi. Oleh karena itu, pembuatan laporan akhir divisi penindakan pelanggaran ini merupakan wujud pencapaian pengawasan bawaslu provinsi Banten dalam pencegahan potensi pelanggaran dan penindakan dugaan pelanggaran pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2019.

Laporan akhir ini disusun dengan maksud dan tujuan dapat memberikan gambaran informasi terkait penanganan pelanggaran yang telah ditangani oleh Bawaslu Provinsi Banten dimulai dari bentuk penanganan pelanggarannya yang sudah ditangani, tren pelanggaran yang terjadi serta bentuk pencegahan dan sosialisasi apa saja yang telah dilaksanakan.

(3)

2

Terakhir, kami berharap semoga laporan akhir ini dapat menambah keilmuan dan wawasan kita dalam bidang kePemiluan khususnya penanganan pelanggaran. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan akhir dari divisi penindakan pelanggaran tahun 2019 ini.

“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”

DIDIH M. SUDI

(4)

3

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KETUA BAWASLU PROVINSI BANTEN ... 1

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR TABEL ... 5

DAFTAR DIAGRAM ... 7

BAB I PENDAHULUAN ... 8

A. LATAR BELAKANG ... 8

B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN ... 9

C. RUANG LINGKUP ... 10

D. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN ... 10

BAB II TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU PROVINSI ... 11

A. TUGAS ... 11

B. WEWENANG ... 11

C. KEWAJIBAN ... 12

BAB III GAKKUMDU ... 14

A. KELEMBAGAAN ... 14

a. Latar Belakang Pembentukan Gakkumdu ... 14

b. Asas dan Prinsip Gakkumdu ... 15

c. Tujuan Pembentukan Sentra Gakkumdu ... 15

B. STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU ... 15

C. TUGAS DAN FUNGSI GAKKUMDU ... 20

BAB IV PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019 ... 22

A. PENGUATAN KAPASITAS DALAM PENINDAKAN PELANGGARAN 22 B. RAPAT KOORDINASI ... 22

C. RAPAT KERJA TEKNIS ... 23

D. PELATIHAN PENYIDIK PELANGGARAN PEMILU ... 24

E. PELATIHAN JAKSA ... 24

(5)

4

BAB V PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGGARAAN

PEMILU TAHUN 2019 ... 25

A. TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU ... 26

1. Pelanggaran Administrasi Pemilu ... 28

2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ... 28

3. Tindak Pidana Pemilu ... 29

4. Pelanggaran Hukum Lainnya ... 35

B. LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU ... 36

1. Pelanggaran Administrasi Pemilu ... 42

2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ... 46

3. Tindak Pidana Pemilu ... 48

4. Pelanggaran Hukum Lainnya ... 52

C. Pelimpahan Temuan/Laporan dugaan pelanggaran Pemilu ... 53

D. Pengambil Alihan Temuan/Laporan dugaan pelanggaran Pemilu 54 E. Supervisi dan Pendampingan Penanganan Dugaan Pelanggaran Pemilu ... 55

F. Tindak Lanjut Penindakan Pelanggaran Pemilu ... 59

BAB VI HAMBATAN DAN CAPAIAN PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019 ... 60

A. HAMBATAN DAN KENDALA PENINDAKAN PELANGGARAN DI BAWASLU PROVINSI BANTEN PADA PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019 ... 60

a. Regulasi ... 61

b. Sumber Daya Manusia ... 63

c. Gakkumdu ... 64

B. KEBERHASILAN (CAPAIAN) PENINDAKAN PELANGGARAN OLEH BAWASLU PROVINSI BANTEN PADA PEMILU 2019 ... 64

VII PENUTUP ... 66

A. KESIMPULAN ... 66

(6)

5

DAFTAR TABEL

Table 1 Struktur Gakkumdu Provinsi Banten ... 19

Table 2 Jumlah Temuan dugaan Pelanggaran Pemilu ... 26

Table 3 Jumlah temuan dugaan pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi, serta Kabupaten/Kota berdasar tahapan Pemilu ... 27

Table 4 Temuan pelanggaran kode etik oleh Bawaslu Provinsi ... 29

Table 5 Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota tentang Tindak Pidana Pemilu 2019 ... 30

Table 6 Kecenderungan Pelaku tindak Pidana Pemilu ... 32

Table 7 Temuan Tindak Pidana Pemilu yang paling banyak ... 32

Table 8 Kategori Terlapor Tindak Pidana Pemilu yang paling banyak ... 33

Table 9 Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten, serta Kab/Kota tentang pelanggaran hukum lainnya ... 35

Table 10 Bawaslu Kabupaten/Kota yang paling banyak temuan pelanggaran hukum lainnya ... 36

Table 11 Jumlah Laporan dugaan Pelanggaran Pemilu yg diterima oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota ... 37

Table 12 Laporan dugaan pelanggaran yang diterima oleh Bawaslu Provinsi, serta Kabupaten/Kota berdasar tahapan Pemilu ... 38

Table 13 Terlapor pada laporan dugaan pelanggaran Pemilu ... 39

Table 14 Pihak yang paling banyak menjadi Pelapor dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana Pemilu ... 40

Table 15 Kabupaten/Kota yang paling banyak menerima Laporan pelanggaran Pemilu ... 40

Table 16 Jumlah Laporan Pelanggaran administrasi Pemilu yang diterima oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota secara keseluruhan ... 42

Table 17 Bawaslu Kabupaten/Kota yang paling banyak menerima laporan pelanggaran Adm Pemilu. ... 44

Table 18 jumlah laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang diproses melalui pemeriksaan acara cepat ... 45

Table 19 Laporan pelanggaran kode etik yang diterima oleh Bawaslu Provinsi, serta Bawaslu Kabupaten/Kota ... 46

Table 20 Jumlah Laporan oleh Bawaslu Provins Banten, serta Kabupaten/Kota tentang Tindak pidana Pemilu ... 48

Table 21 Kecenderungan Pelaku tindak pidana Pemilu yang dilaporkan baik dalam kaitan pilpres dan pileg ... 50

Table 22 Laporan Tindak pidana Pemilu yang paling banyak di Kab/Kota ... 50 Table 23 Katagori Terlapor terbanyak dalam Laporan Tindak Pidana Pemilu . 51

(7)

6

Table 24 Gakkumdu kab/kota yang paling banyak meghentikan penangnan

Laporan tindak pidana Pemilu tahun 2019 ... 51

Table 25 Jumlah pelanggaran hukum lainnya yang diterima oleh Bawaslu

Provinsi Banten, serta Kabupaten/Kota tentang pelanggaran Hukum lainnya . 52

Table 26 Bawaslu Kabupaten/Kota yang paling banyak laporan pelanggaran

hukum lainnya ... 53

Table 27 Temuan atau Laporan pelanggaran Pemilu yang dilimpajkan

penangannya kepada Pengawas Pemilu dibawahnya ... 53

Table 28 Jenis pelanggaran yang dilimpahkan baik dari Bawaslu Provionsi

kepada Bawaslu Kab/Kota, maupun dari Bawaslu Kab/Kota kepada Panwas Kecamatan ... 54

Table 29 Jumlah Temuan atau Laporan pelanggaran Pemilu yang

Temuan/Laporannya di Pengawas Pemilu tingkat Bawahnya yang diambil alih oleh tingkat diatasnya ... 54

(8)

7

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Kabupaten/Kota yang paling banyak menerima Laporan

pelanggaran Pemilu ... 41

Diagram 2 Laporan Pelanggaran administrasi Pemilu yang diterima oleh

Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota secara keseluruhan ... 43

Diagram 3 Laporan dan Temuan Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu ... 67 Diagram 4 Laporan dan Temuan Dugaan Pelanggaran Administrasi Pemilu .. 68 Diagram 5 Temuan dan Laporan Dugaan Pelanggaran Kode Etik Pemilu ... 69 Diagram 6 Temuan dan Laporan Pelanggaran Hukum Lainnya ... 70

(9)

8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Pemilu dilaksanakan oleh Negara Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

Mekanisme demokrasi melalui pemilihan secara langsung, diharapkan dapat menentukan calon Presiden dan calon anggota legislatif yang bukan saja merupakan representasi kehendak rakyat namun secara kualitas juga memiliki kompetensi, integritas serta komitmen kuat untuk membangun bangsa Indonesia menuju bangsa yang semakin besar, maju dan sejahtera. Untuk itu, kita semua harus memiliki pemahaman yang sama bahwa pemilihan umum harus diterjemahkan sebagai mekanisme demokrasi yang krusial, yang menentukan masa depan kehidupan bangsa dan negara, oleh karenanya harus dapat terselenggara dengan aman, tertib dan lancar.

Undang-Undang Pemilu telah memberikan Kewenangan dan tugas pada pelaksana Penyelenggaraan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat dengan KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu, sedangakan Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat dengan Bawaslu adalah Lembaga penyelenggaraan Pemilu yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Repubblik

(10)

9

Indonesia. Adapun Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu yang selanjutnya disingkat DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.

Yurisdiksi Bawaslu Provinsi Banten mencakup 8 (delapan) wilayah Kabupaten/Kota, yaitu Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang yang biasa dipanggil dengan sebutan Serang Raya, kemudian ada Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang yang biasa dipanggil dengan sebutan Tangerang Raya, dan terakhir adalah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

Dalam penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, salah satu fungsi Bawaslu Provinsi Banten adalah menangani kegiatan pelaporan dan registrasi pelanggaran Pemilu, penyusun petunjuk teknis penanganan pelanggaran serta dukungan administrasi pelanggaran Pemilu, fasilitator persiapan administrasi penerimaan temuan dan laporan pelanggaran Pemilu, pengelola sistem informasi penerimaan temuan dan laporan pelanggaran Pemilu, dan fasilitator pembinaan dan supervisi terhadap pelaksanaan tugas penerimaan laporan dan registrasi pelanggaran.

B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN

1. Berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pasal 100 huruf c menyebutkan Bawaslu Provinsi berkewajiban,

“menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan”.

2. SE Bawaslu RI Nomor : 0303/K.Bawaslu/TU.00.01/VII/2019 tentang Laporan Komprehensif Hasil Pengawasan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2019.

(11)

10

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup laporan akhir penindakan pelanggaran yaitu mencakup tugas, wewenang dan kewajiban, serta persiapan dan penanganan dugaan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Banten dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dan laporan dari hasil penanganan pelanggaran Pemilu pada setiap tahapan Pemilu baik yang bersumber dari temuan pengawasan Pemilu maupun dari laporan masyarakat serta dari peserta Pemilu.

Selain itu laporan akhir divisi penindakan pelanggaran bawaslu Provinsi Banten ini juga mencakup laporan penanganan dugaan pelanggaran Pemilu bawaslu Kabupaten/Kota yang menjadi yurisdiksi dari bawaslu Provinsi Banten, penanganan dugaan pelanggaran Pemilu tersebut bisa berasal dari temuan maupun dari laporan pada tiap tahapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2019.

Setiap Kabupaten/Kota memiliki kecenderungan pelanggaran Pemilu yang berbeda-beda, sebagai contoh untuk kota Serang kecenderungan pelanggaran yang terjadi di beberapa kecamatan di wilayah yurisdiksi kota serang mengarah pada pelanggaran tindak pidana Pemilu, meski setelah melakukan proses pengkajian dan diputuskan statusnya tidak memenuhi unsur pidana Pemilu. Di Kabupaten Pandeglang kecenderungan pelanggaran Pemilu mengarah kepada pelanggaran netralitas ASN, hampir sama dengan kota Tangerang Selatan yang memiliki kecenderungan pelanggaran Pemilu adanya keterlibatan ASN dalam tahapan pendaftaran partai politik dan pada masa kampanye. Trend pelanggaran Pemilu di Bawaslu kota Cilegon dan Bawaslu kabupaten Serang mengarah pada pelanggaran hukum lainnya.

D. MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk menyampaikan hasil penanganan dugaan pelanggaran Pemilu pada setiap tahapan Pemilu. Dan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai wujud dari pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi Banten khususnya Divisi Penindakan Pelanggaran dalam setiap kegiatan yang telah dilaksanakan dan sebagai

(12)

11

bahan evaluasi dalam proses penanganan pelanggaran Pemilu pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2019.

BAB II

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN BAWASLU PROVINSI

A. TUGAS

Dalam melakukan penindakan pelanggaran Pemilu, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 94 dan Pasal 98, Bawaslu bertugas:

a. Menerima, memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaran Pemilu; b. Menginvestigasi dugaan pelanggaran Pemilu;

c. Menentukan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu, dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara dan/atau dugaan tindak pidana Pemilu; dan

d. Memutus pelanggaran administrasi Pemilu.

e. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi;

f. Mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi;

g. Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan

h. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah provinsi.

B. WEWENANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, diatur dalam pasal 99, wewenang Bawaslu Provinsi yaitu:

a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pemilu;

(13)

12

merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yang diatur dalam Undang-Undang ini;

c. Merekomendasikan hasil pengawasan di wilayah provinsi terhadap pelanggaran netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;

d. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang berkaitan dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;

C. KEWAJIBAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, diatur dalam pasal Pasal 100 huruf (e), Kewajiban Bawaslu Provinsi yaitu: “menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat provinsi”.

Berdasarkan Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Penanganan Pelanggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan pedoman teknis penanganan pelanggaran Pemilu, penanganan tindak pidana Pemilu, dan teknis persidangan pelanggaran Pemilu;

b. Penerimaan pelaporan penanganan pelanggaran dan tindak pidana Pemilu; c. Penyiapan koordinasi temuan pengawas Pemilu terkait pelanggaran dan

tindak pidana Pemilu;

d. Fasilitasi pelaksanaan investigasi dan penyusunan kajian pelanggaran dan tindak pidana Pemilu;

(14)

13

Pemilu;

f. Fasilitasi dan penyiapan koordinasi administrasi tindak pidana Pemilu; g. Fasilitasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana Pemilu; h. Fasilitasi dan dukungan administrasi dan teknis terhadap penerimaan

koreksi rekomendasi dan putusan Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota dalam proses penanganan pelanggaran dan tindak pidana Pemilu;

i. Fasilitasi, koordinasi, dan pembinaan penanganan pelanggaran dan tindak pidana Pemilu di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota;

j. Fasilitasi koordinasi terhadap tindak lanjut pelanggaran dan tindak Pemilu; k. Penyiapan koordinasi serta pengelolaan data dan dokumentasi

pelanggaran dan tindak Pemilu;

l. Fasilitasi koordinasi dan pembinaan terhadap pengelolaan data penanganan pelanggaran di lingkungan Bawaslu.

(15)

14

BAB III GAKKUMDU

A. KELEMBAGAAN

GAKKUMDU merupakan bagian dari penegakanan hukum Pemilu yang ada di Indonesia. Pembentukan Gakkumdu merupakan amanat Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Pasal 486 dan Peraturan Bawaslu Nomor 31 tahun 2018 tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu Pasal 4.

a. Latar Belakang Pembentukan Gakkumdu

Perkembangan politik di Indonesia sebagai akibat tuntutan dan kebebasan dalam berdemokrasi, rumusan tindak pidana yang berhubungan dengan tindak pidana Pemilu di dalam KUHP dirasakan sudah tidak relevan, dari berbagai pengalaman penyelenggaraan Pemilu yang telah dilakukan, dan dengan perkembangan kehidupan berdemokrasi yang terjadi selamaini, tatacara dan mekanisme Pemilu juga ikut mempengaruhi perubahan perilaku baik peserta, pelaksana, penyelenggaran Pemilu maupun beberapa lembaga pemerintah dan peradilan yang menjadi objek rumusan tindak pidana Pemilu sebagaimana dirumuskan di dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, yang secara garis besar dikelompokan dalam beberapa perbuatan, seperti:

1. Perbuatan pidana yang dilakukan oleh setiap orang;

2. Perbuatan pidana yang dapat dilakukan oleh petugas KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan PPLN;

3. Perbuatan pidana yang ditujukan pada pelaksana kampanye;

4. Perbuatan pidana yang ditujukan pada peserta Pemilu yang terbukti menerima sumbangan dan/atau bantuan;

5. Perbuatan pidana yang ditujukan pada pejabat negara/pejabat pemerintah dan lembaga peradilan;

(16)

15

b. Asas dan Prinsip Gakkumdu

Penanganan tindak pidana Pemilu terbatas dengan waktu sehingga penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan dalam satu atap secara terpadu oleh Gakkumdu. Asas penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan berdasarkan:

1. Keadilan 2. Kepastian 3. Kemanfaatan

4. Persamaan di muka hukum 5. Praduga tidak bersalah 6. Legalitas.

Prinsip penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan berdasarkan: 1. Kebenaran

2. Cepat 3. Sederhana 4. Biaya murah 5. Tidak memihak.

c. Tujuan Pembentukan Sentra Gakkumdu

Berdasarkan Pasal Undang – undang Nomor 7 tahun 2017 Pasal 486 ayat (1) Gakkumdu dibentuk untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, antara Bawaslu, Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung.

B. STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU

Keanggotan Gakkumdu terdiri dari a. Pengawas Pemilu

b. Penyidik c. Jaksa

(17)

16

STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU

Pusat

Struktur organisasi Gakkumdu pusat terdiri atas: a. Penasihat Gakkumdu; 1) Ketua Bawaslu; 2) Kapolri; 3) Jaksa Agung. b. Pembina Gakkumdu; 1) Bawaslu;

2) Kepala Badan Reserse Kriminal Polri; 3) Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum. c. Koordinator Gakkumdu

1) Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu sebagai Ketua Koordinator Gakkumdu;

2) Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri dari unsur Polri; dan

3) Direktur Tindak Pidana terhadap Keamanan Negara, Ketertiban Umum dan Tindak Pidana Umum Lainnya dari unsur Kejaksaan.

d. Anggota Gakkumdu berasal dari Bawaslu, Penyidik pada Badan Reserse Kriminal Polri dan Jaksa Penuntut Umum pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan ditetapkan dengan Keputusan Ketua Bawaslu. Provinsi

Struktur organisasi Gakkumdu Provinsi terdiri atas: 1. Penasihat Gakkumdu Provinsi

a. Ketua Bawaslu Provinsi; b. Kapolda;

c. Kepala Kejaksaan Tinggi. 2. Pembina Gakkumdu Provinsi

a. Anggota Bawaslu Provinsi; b. Direktur Kriminal Umun Polda;

(18)

17

c. Asisten Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi. 3. Koordinator Gakkumdu Provinsi

a. Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Provinsi sebagai Ketua Koordinator Gakkumdu Provinsi;

b. Kepala Sub Direktorat Keamanan Negara pada Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah dari unsur Polri;

c. Koordinator pada Kejaksaan Tinggi dari unsur Jaksa;

4. Anggota Gakkumdu Provinsi berasal dari Bawaslu Provinsi, Penyidik pada Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah dan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi ditetapkan dengan Keputusan Ketua Bawaslu Provinsi.

STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU PROVINSI BANTEN PADA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 berdasarakan SK NOMOR :

05056.2/K.Bawaslu/PM.06.00/IV/2019 IV/2018

TENTANG

PEMBENTUKAN SENTRA PENEGAKKAN HUKUM TERPADU (GAKKUMDU) PEMILIHAN UMUM 2019

No NAMA JABATAN KEDUDUKAN

DALAM TIM

1. DR. Didih M. Sudi, M.Sc. Ketua Bawaslu Banten Penasehat

2. Irjen Pol.Drs.Tomsi Tohir,

M.Si Kapolda Banten Penasehat 3. Happy Hadiastuty, SH.CN Kejati Banten Penasehat

4. Ali Faisal, S.H.,M.H.,M.E. Koordinator Divisi

Penyelesaian Sengketa Pembina 5. Novri Turangga E, MH.,M.Si Dirreskrimum Polda

Banten Pembina 6. Setiawan Budi C.SH.M.Hum Aspidum Kejati Banten Pembina 7.

Badrul Munir, S.Ag.,SH.,MH, CLA. Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Ketua Koordinator

8. Kompol Nur Rahman, S.IK.,MM

Kasubdit I Kamneg

Polda Banten Koordinator 9. Mustaqpirin, S.H.,M.H. Asisten Tindak Pidana Koordinator

(19)

18

Umum Kejati Banten

Tim Pelaksana : 1. DR. Nuryati Solapari, S.H.,M.H. Koordinator Divisi Pengawasan dan Pencegahan Anggota

2 Muhamad Nasehudin. M.Pd Koordinator Divisi SDM Anggota 3 Sam'ani, S.Sos Koordinator Divisi

Humas dan Hubal

Anggota

4 N.Abdurossid Sidiq, S.Ag Koordinator Divisi Organisasi

Anggota

5 Didi Hadiyatna, S.E.,M.M. Plt. Kepala Sekretariat Anggota 6 H. Ade Wawan D.,S.E.,M.M. Kasubag H2AL Anggota 7 Haer Bustomi, S.H. Staf Bagian H2AL Anggota 8 Bahtiar Rifai,SH Staf Bagian H2AL Anggota 9 Samsul Bachri, S.HI. Staf Bagian H2AL Anggota 10 Ferry Purnawan, S.Pd. Staf Bagian H2AL Anggota 11 Adin Setiadin, S.Pd. Staf Bagian H2AL Anggota 12 Abdul Holid, S.Pd Staf Bagian H2AL Anggota 13 E.Nurfaridoh Staf Bagian H2AL Anggota 14

Ganda Jaya Saputra, S.E.

Kanit 1 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten Banten Banten

Anggota

15 Yana Permana Banit 2 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

16 Sulung Setiawan, S.Psi. Kanit 3 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

17 Buce Sinay, SH Banit 3 Subdit 2 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

18 Eko Sulistyono, SH Banit 2 Subdit 2 Ditreskrimum Polda Banten

(20)

19

19 Tirta Irwan, SH Banit 2 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

20 Erwanadi Basuki, SH Banit 1 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

21 Tommy Lambok M.Sihite Banit 2 Subdit 2 Ditreskrimum Polda Banten

Anggota

22 Najiullah, S.H. Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota 23 M. Maelan, SH Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota 24 Zaini, S.H. Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota 25 Khalid Sardi Hatapayo,SH Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota 26 Khalid Sardi Hatapayo,SH Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota 27 Devy Suryani, S.H. Jaksa Penuntut Umum

Kejati Banten Anggota

Table 1 Struktur Gakkumdu Provinsi Banten

Kabupaten/ Kota

Struktur organisasi Gakkumdu Kabupaten/Kota terdiri atas: 1. Penasihat Gakkumdu Kabupaten/Kota

a. Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota;

b. Kapolres Metro/Kapolres Kota Besar/Kapolres Kota/Kapolres; c. Kepala Kejaksaan Negeri.

2. Pembina Gakkumdu Kabupaten/Kota. 3. Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota;

4. Wakil Kapolres Metro/Wakil Kapolres Kota Besar/Wakil Kapolres Kota/Wakil Kapolres;

(21)

20

Koordinator Gakkumdu Kabupaten/Kota

1. Koordinator Divisi Penindakan Pelanggaran Bawaslu Kabupaten/Kota sebagai Ketua Koordinator Gakkumdu Kabupaten/Kota;

2. Kepala Satuan Reserse Kriminal pada Polres Metro/Polres Kota Besar/ Polres Kota/Polres;

3. Kepala Subseksi prapenuntutan tindak pidana umum pada Kejaksaan Negeri;

Anggota Gakkumdu Kabupaten/Kota berasal dari Bawaslu Kabupaten/Kota, Penyidik pada Satuan Reskrim Polres Metro/Polres Kota Besar/Polres Kota/Polres dan Jaksa pada Kejaksaan Negeri ditetapkan dengan Keputusan Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota.

Gakkumdu Luar Negeri

Gakkumdu Luar Negeri terdiri atas: a. Gakkumdu pusat

b. Panwaslu LN

c. Atase Polri atau staf teknis Polri

d. Kepala Bidang Kejaksaan di Luar Negeri atau Atase Kejaksaan dan/atau Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri pada Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan.

Untuk melaksanakan tugasnya Gakkumdu luar negeri membentuk Kelompok Kerja Gakkumdu luar negeri yang terdiri atas:

a. Gakkumdu luar negeri;

b. Pejabat terkait di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan di luar negeri; c. Pejabat terkait di Divisi Hubungan Internasional Polri;

d. Pejabat terkait di Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri pada Jaksa Agung Muda Pembinaan Kejaksaan.

C. TUGAS DAN FUNGSI GAKKUMDU

Tugas Sentra Gakkumdu adalah melakukaan proses penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana Pemilu sedangkan Fungsi Sentra

(22)

21

Gakkumdu adalah sebagai forum koordinasi dalam proses penanganan setiap pelanggaran tindak pidana Pemilu, pelaksanaan pola tindak pidana Pemilu itu sendiri, pusat data, peningkatan kompetensi, monitoring evaluasi. Sementara mengenai pola penanganan tidak pidana Pemilu telah dirinci dalam Standar Operasional dan Prosedur (SOP) tentang Tindak Pidana Pemilu pada Sentra Gakkumdu. Hal itu diharapkan dapat menciptakan sistem pemilihan umum yang baik dan efektif.

Menurut SOP Sentra Gakkumdu, penanganan tindak pidana Pemilu dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap yaitu:

a. Penerimaan, pengkajian dan penyampaian laporan/temuan dugaan tindak pidana Pemilu kepada Pengawas Pemilu; dalam tahap ini Pengawas Pemilu berwenang menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran Pemilu yang diduga mengandung unsur tindak pidana Pemilu, selanjutnya dugaan pelanggaran itu dituangkan dalam Formulir Pengaduan. Setelah menerima laporan/temuan adanya dugaan tindak pidana Pemilu, Pengawas Pemilu segera berkoordinasi dengan Sentra Gakkumdu dan menyampaikan laporan/temuan tersebut kepada Sentra Gakkumdu dalam jangka waktu paling lama 24 Jam sejak diterimanya laporan/temuan.

b. Tindak lanjut Sentra Gakkumdu terhadap laporan/temuan dugaan tindak pidana Pemilu; dalam tahap ini dilakukan pembahasan oleh Sentra Gakkumdu dengan dipimpin oleh anggota Sentra Gakkumdu yang berasal dari unsur Pengawas Pemilu.

c. Tindak lanjut Pengawas Pemilu terhadap rekomendasi Sentra Gakkumdu, Dalam tahap ini disusun rekomendasi Sentra Gakkumdu, yang menentukan apakah suatu laporan/temuan merupakan dugaan tindak pidana Pemilu atau bukan, atau apakah laporan/temuan tersebut perlu dilengkapi dengan syarat formil/syarat materiil.

(23)

22

BAB IV

PERSIAPAN PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019

A. PENGUATAN KAPASITAS DALAM PENINDAKAN PELANGGARAN

Sebelum menghadapi penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019 tim Divisi Penindakan Pelanggaran melaksanakan banyak persiapan dan penguatan kapasitas dalam penindakan pelanggaran, karena penyelenggaraan pemilihan umum dilaksanakan secara serentak maka persiapan yang dilaksanakan harus sangat mendetail karena ada kemungkinan banyaknya pelanggaran yang muncul. Selain hal tersebut banyak pula regulasi-regulasi baru dan kebijakan-kebijakan baru yang berhubungan dengan pelaksanaan penindakan pelanggaran yang harus dipahami dan dipelajari oleh tim Divisi Penindakan Pelanggaran dan oleh tim Gakkumdu.

Banyak kegiatan yang dilakukan guna menunjang persiapan dan penguatan kapasitas Divisi Penindakan Pelanggaran, agar dapat mewujudkan Pemilu yang jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia, sesuai dengan cita-cita undang-undang dasar 1945.

Selain kegiatan yang dikemas dalam bentuk Rakor, Rakernis dan RDK tim Divisi Penindakan Pelanggaran juga mengadakan supervisi ke seluruh Kabupaten/Kota dalam hal administrasi penanganan pelanggaran Pemilu, sebagai contoh form-form yang dipakai dalam penerimaan laporan, pembuatan format buku penerimaan laporan dan buku register laporan dan hal-hal yang berhubungan dengan penerimaan dan penyelesaian dugaan pelanggaran Pemilu, agar setiap bawaslu Kabupaten/Kota yang menjadi bagian dari yurisdiksi Bawaslu Provinsi Banten memiliki keseragaman format dalam penanganan pelanggaran Pemilu.

B. RAPAT KOORDINASI

Kegiatan rapat koordinasi (rakor) yang dilaksanakan oleh divisi penindakan pelanggaran antara lain sebagai berikut:

(24)

23

1. Rakor Sentra Gakkumdu yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2018; 2. Rakor Sentra Gakkumdu yang dilaksanakan di Horison Forbis Cilegon pada

tanggal 21 September 2019;

3. Rakor Penanganan Pelanggaran Pemilu yang dilaksanakan di Hotel Marbella Anyer pada tanggal 25 s.d 27 Oktober 2019;

4. Rakor Penanganan Pelanggaran Pemilu yang dilaksanakan di Horison Forbis Cilegon pada tanggal 8 s.d 10 November 2019.

C. RAPAT KERJA TEKNIS

Divisi Penindakan Pelanggaran juga mengadakan kegiatan rapat kerja teknis (Rakernis) diantaranya sebagai berikut :

1. Rakernis Sentra Gakkumdu pada tanggal 7 Juni 2018;

2. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu pada tanggal 5 Juni 2018;

3. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu pada tanggal 2 Juli 2018;

4. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu pada tanggal 5 Oktober 2018;

5. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu pada tanggal 8 Oktober 2018;

6. Rakernis Sentra Gakkumdu pada tanggal 9 Oktober 2018; 7. Rakernis Sentra Gakkumdu pada tanggal 11 Oktober 2018;

8. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu di Hotel Le Dian Serang pada tanggal 29 Oktober 2018;

9. Rakernis Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu di Hotel Le Dian Serang pada tanggal 5 November 2018.

(25)

24

D. PELATIHAN PENYIDIK PELANGGARAN PEMILU

Untuk kegiatan latihan penyidik pelanggaran Pemilu hanya dilakukan satu kali yang diadakan di Hotel Horison pada tahun 2018.

E. PELATIHAN JAKSA

Untuk kegiatan pelatihan jaksa di Bawaslu Provinsi Banten tidak ada.

F. KEGIATAN LAINNYA

Selain mengadakan kegiatan rakor dan rakernis divisi penindakan pelanggaran juga melaksanakan beberapa kegiatan lainnya yang diharapkan dapat memperkuat kinerja dari divisi penindakan pelanggaran, diantara lain: 1. RDK Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Pemilu pada

tanggal 5 Januari 2018;

2. RDK Pelanggaran Administratif dan Pelanggaran Administratif TSM pada tanggal 12 Januari 2018;

3. RDK Fasilitasi Sentra Gakkumdu pada tanggal 17 Januari 2018;

4. RDK Pelanggaran Administratif dan Pelanggaran Administratif TSM pada tanggal 17 Januari 2018;

(26)

25

BAB V

PENINDAKAN PELANGGARAN PADA PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019

Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten menangani laporan dugaan pelanggaran Pemilu yang dilaporkan oleh masyarakat, peserta Pemilu dan pemantau Pemilu sebanyak 82 (delapan puluh dua) laporan selain itu Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten menindaklanjuti temuan dugaan pelanggaran Pemilu sebanyak 82 (delapan puluh dua) temuan.

Berikut adalah tabel rekap penindakan pelanggaran yang terjadi di Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

Jumlah Temuan Jumlah Laporan Registrasi 1 Banten 1 16 17 2 Kota Cilegon 14 14 3 Kota Tangerang 4 1 5 4 Kabupaten Serang 14 15 4 25 5 Kabupaten Tangerang 8 7 7 8 6 Kota Serang 4 6 10 7 Kabupaten Lebak 7 7 14

8 Kota Tangerang Selatan 25 21 8 38

9 Kabupaten Pandeglang 5 9 3 11 TOTAL KESELURUHAN TM/LP 82 82 22 142 164 164 Tidak diregistrasi / dilimpahkan TOTAL NO PROVINSI

(27)

26

A. TEMUAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU

a. Jumlah Temuan dugaan Pelanggaran Pemilu oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

No Provinsi/Kabupaten/Kota Temuan Temuan yang dilimpahkan Temuan yang ditangani 1 Provinsi Banten 1 - 1 2 Kota Cilegon 14 - 14 3 Kota Tangerang 4 - 4 4 Kab. Serang 14 - 14 5 Kab. Tangerang 8 - 5 6 Kota Serang 4 - 4 7 Kab. Lebak 7 - 7 8 Kab. Pandeglang 5 - 5 9 Kota Tangsel 25 - 25 Total 82 - 82

(28)

27

b. Jumlah temuan dugaan pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten berdasar tahapan Pemilu

NO TAHAPAN TEMUAN Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel

1 Pendaftaran dan Verifikasi Peserta

Pemilu - 1 - 6 1 - - - 13 8

2 Pembentukan Badan Penyelenggara - - - - 4 -

3 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih dan

Penyusunan Daftar Pemilih - 2 - - - 2 - - - 4

4

Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden

- 4 - - - 1 1 - - 6

5

Kampanye Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden

1 6 4 7 5 2 6 4 8 43

6 Masa Tenang - 1 - - - - 1 1 - 3

7 Distribusi Logistik - - - - -

8 Pemungutan dan Penghitungan Suara - - - 1 1 1 2 - - 5

9 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara - - - - -

10

Penyelesaian sengketa hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota

- - - - -

11

Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

- - - - -

(29)

28

c. Dilihat dari tabel temuan pada setiap tahapan Pemilu 2019 di tingkat provinsi ada satu temuan yang di tangani oleh Bawaslu Provinsi Banten, dimana temuan tersebut ada pada tahapan Kampanye Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden begitu juga ditingkat Kabupaten/Kota sebagian besar terjadi di tahapan kampanye.

d. Kencenderungan terlapor pada Pemilu 2019 ini baik di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten/Kota adalah banyaknya Calon Legislatif yang berkampanye tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

e. Temuan pelanggaran Pemilu 2019 dalam pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden, atau dalam pemilihan Calon Anggota Legislatif hasil proses penanganan pelanggaran sebagian besar terjadi pada bidang Hukum lainnya.

1. Pelanggaran Administrasi Pemilu

Temuan Pelanggaran Administrasi Pemilu baik Bawaslu Provinsi Banten atau Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten atau temuan Pelanggaran Administrasi Pemilu Bawaslu Kabupaten/Kota yang disampaikan ke Bawaslu Provinsi di wilayah Provinsi Banten sejak dimulainya tahapan Pemilu 2019 sampai pada penetapan calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden terpilih tidak ada temuan Pelanggaran Administrasi.

2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

a. Temuan pelanggaran kode etik oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

No Provinsi/ Kabupaten/Kota

Temuan Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran Kode Etik Diteruskan ke DKPP Terbukti Bersalah (Putusan DKPP)

Tidak terbukti dalam Putusan DKPP 1 Provinsi Banten - - - - 2 Kota Cilegon 2 - - - 3 Kota Tangerang - - - - 4 Kab. Serang 2 - - - 5 Kab. Tangerang - - - - 6 Kota Serang - - - - 7 Kab. Lebak - - - - 8 Kab. Pandeglang - - - - 9 Kota Tangsel 3 - - -

(30)

29

Total 7 - - -

Table 4 Temuan pelanggaran kode etik oleh Bawaslu Provinsi

b. Kencenderungan temuan dugaan penanganan pelanggaran etik pada Pemilu 2019 ini di Kabupaten/Kota banyaknya di tahapan masa kampanye, dengan dugaan penyelenggara Pemilu tidak netral.

c. Untuk temuan di wilayah Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tidak ada yang sampai direkomendasikan ke DKPP.

(31)

30

a. Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tentang Tindak Pidana Pemilu 2019

No Tindak Pidana Pemilu

Temuan Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel 1 Temuan 1 1 3 1 - 2 - 1 - 9

2 Tidak dapat ditingkatkan ke

Penyidikan 1 1 3 - - 1 - 1 - 7

3 Ditingkatkan ke penyidikan - - - 1 - 1 - - - 2

4 SP3 - - - -

5 Diteruskan ke penuntutan - - - 1 - 1 - - - 2

6 Dihentikan oleh JPU - - - -

7 Dilimpahkan ke PN - - - 1 - 1 - - - 2

8 Diputus bersalah - - - 1 - 1 - - - 2

9 Diputus bebas - - - -

10 Tidak melakukan upaya hukum

banding - - - 1 - 1 - - - 2

11 Menggunakan upaya hukum

banding - - - -

12 Putusan banding yang menguatkan

putusan PN - - - -

13

Putusan Banding yang menyatakan putusan PN salah dalam

penerapan hukum dan mengadili sediri

- - - -

14 Putusan yang dengan hukuman

percobaan - - - 1 - 1 - - - 2

15

Putusan yang terdakwa dengan hukuman kurungan dan denda (menjalani hukuman)

- - - -

(32)

31

b. Temuan dugaan pelanggaran pidana Pemilu baik oleh Bawaslu ataupun panwascam yang terjadi pada masa kampanye dan pada masa penghitungan surat suara terdapat 2 (dua) temuan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang ditingkatkan ke penyidikan dan diputus bersalah oleh Pengadilan Negeri, yang pertama adalah temuan dugaan pelanggaran pidana Pemilu oleh panwascam di wilayah Bawaslu Kabupaten Serang dalam peristiwa pungut hitung suara yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 354 Ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 2017, yang diduga dilakukan oleh KPPS. Setelah dilakukan proses penyelidikan, ternyata pelaku tindak pidana Pemilu adalah pengurus badan permusyawaratan desa yang merugikan seseorang hingga kehilangan hak pilihnya, kasus tersebut diputus bersalah oleh Pengadilan Negeri Serang dengan putusan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan denda sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) subsider 1 (satu) bulan, dengan masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan. Kedua adalah dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang ditemukan oleh panwascam di wilayah Bawaslu kota Serang, dalam peristiwa pencoblosan sisa surat suara oleh ketua, anggota KPPS dan saksi peserta Pemilu, sehingga menguntungkan dan/atau merugikan salah satu Calon Presiden, kasus tersebut diputus bersalah oleh Pengadilan Negeri Serang Pidana dengan Putusan 4 (empat) bulan penjara dengan denda Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) subsider 7 (tujuh) hari dengan masa percobaan 8 (delapan) bulan.

c. Temuan dugaan pelanggaran pidana Pemilu dalam penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota banyak ditemukan ditahapan masa kampanye.

d. Semua temuan dugaan pidana Pemilu di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota terhenti ditahap pembahasan SG 2 dikarenakan tidak cukup bukti.

e. Kecenderungan Pelaku tindak Pidana Pemilu

No Provinsi/Kabupaten/Kota Kecenderungan Temuan Tindak Pidana Pemilu Pileg Pilpres 1 Provinsi Banten 1 - 2 Kota Cilegon 1 - 3 Kota Tangerang 2 1 4 Kab. Serang - 1 5 Kab. Tangerang - -

(33)

32 6 Kota Serang 1 1 7 Kab. Lebak - - 8 Kab. Pandeglang 1 - 9 Kota Tangsel - - Total 6 3

Table 6 Kecenderungan Pelaku tindak Pidana Pemilu

f. Temuan Tindak Pidana Pemilu yang paling banyak

No Kabupaten/Kota Temuan Tindak Pidana Pemilu 1 Kota Cilegon 1 2 Kota Tangerang 3 3 Kab. Serang 1 4 Kab. Tangerang - 5 Kota Serang 2 6 Kab. Lebak - 7 Kab. Pandeglang 1 8 Kota Tangsel - Total 8

(34)

33

g. Kategori Terlapor Tindak Pidana Pemilu yang paling banyak

No Katagori Terlapor

Temuan Tindak Pidana Pemilu

Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel 1 Tim Kampanye - - - - 2 Calon Legislatif - 1 2 - - - 3 3 Calon Presiden - - - - 4 Calon Wakil Presiden - - - - 5 Pasangan Calon - - - - 6 Masyarakat/Relawan - - 1 - - 1 - - - 2 7 ASN - - - - 8 Pejabat Pemerintahan 1 - - - 1 9 Penyelenggara Pemilu - - - 1 - 1 - 1 - 3

(35)

34

h. Kategori Gakkumdu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang paling banyak menghentikan penanganan temuan tindak pidana Pemilu tahun 2019

Diagram 1 Gakkumdu kabupaten/kota yang paling banyak menghentikan penanganan temuan tindak pidana Pemilu tahun 2019

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten

Tangerang

Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten

Pandeglang

Kota Tangsel

Temuan Tindak Pidana Pemilu yang berhenti di Sentra Gakkumdu

Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang

(36)

35

4. Pelanggaran Hukum Lainnya

a. Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tentang pelanggaran Hukum lainnya No Provinsi/ Kabupaten/Kota Temuan Temuan yang berdasarkan kajian di rekomendasi kan kepada institusi terkait Rekomendasi pelanggaran hukum lainnya yang tidak ditindaklanjuti oleh institusi terkait Rekomendasi yang ditindklanjuti oleh institusi terkait 1 Provinsi Banten - - - - 2 Kota Cilegon 11 11 - 11 3 Kota Tangerang 1 1 1 - 4 Kab. Serang 10 10 - 10 5 Kab. Tangerang 4 4 - 4 6 Kota Serang 4 4 - 4 7 Kab. Lebak 6 6 - 6 8 Kab. Pandeglang 5 5 - 5 9 Kota Tangsel 23 21 - 21 Total 64 62 1 61

Table 9 Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten, serta Kab/Kota tentang pelanggaran hukum lainnya

b. Temuan dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya pada Pemilu 2019 ini yang terjadi di Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, hasil dari proses penanganan pelanggaran banyak merekomendasikan kepada pemerintah daerah/kepala daerah, 24 (dua puluh empat) direkomendasikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

c. Sejauh ini rekomendasi yang disampaikan oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten sepenuhnya di tindaklanjuti oleh instansi terkait, hanya proses penanganannya yang lama karena prosedur administrasi dan perlu mempelajari rekomendasi netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut.

d. Institusi/Lembaga yang mendapatkan rekomendasi dari temuan pelanggaran hukum lainnya oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten terdiri dari Kepala

(37)

36

Daerah, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). e. Temuan dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya pada Pemilu 2019 di

Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten banyak terjadi di tahapan masa kampanye.

f. Terlapor pada temuan Pelanggaran Hukum Lainnya oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten didominasi (24 temuan) adalah Aparatur Sipil Negara.

g. Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang terdapat temuan dugaan Pelanggaran Hukum Lainnya.

No Kabupaten/Kota Temuan Pelanggaran Hukum lainnya 1 Kota Cilegon 11 2 Kota Tangerang 1 3 Kab. Serang 10 4 Kab. Tangerang 4 5 Kota Serang 4 6 Kab. Lebak 6 7 Kab. Pandeglang 5 8 Kota Tangsel 23 Total 64

Table 10 Bawaslu Kabupaten/Kota yang paling banyak temuan pelanggaran hukum

lainnya

B. LAPORAN DUGAAN PELANGGARAN PEMILU

1. Jumlah Laporan dugaan Pelanggaran Pemilu yg diterima oleh Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.

No Provinsi/Kabupaten/Kota Laporan Laporan yang dilimpahkan Laporan yang ditangani 1 Provinsi Banten 16 4 16 2 Kota Cilegon - - - 3 Kota Tangerang 1 - 1 4 Kab. Serang 15 - 11 5 Kab. Tangerang 7 - 3 6 Kota Serang 6 - 4 7 Kab. Lebak 7 - 7

(38)

37

8 Kab. Pandeglang 9 1 6

9 Kota Tangsel 21 - 13

Total 82 62

Table 11 Jumlah Laporan dugaan Pelanggaran Pemilu yg diterima oleh Bawaslu Provinsi dan

(39)

38

2. Jumlah laporan dugaan pelanggaran yang diterima oleh Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten berdasar tahapan Pemilu NO TAHAPAN LAPORAN Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel

1 Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu - - - 6 1 1 - - - 8

2 Pembentukan Badan Penyelenggara 4 - - - 4 8

3 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih dan

Penyusunan Daftar Pemilih - - - -

4

Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota Serta Pencalonan Presiden Dan Wakil Presiden

1 - - - 1 2

5

Kampanye Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden

7 - 1 2 5 2 4 2 - 23

6 Masa Tenang - - - 1 1

7 Distribusi Logistik - - - -

8 Pemungutan dan Penghitungan Suara - - - 1 - - - 3 3 7

9 Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara 4 - - 8 2 1 - 4 8 24

10

Penyelesaian sengketa hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

- - - -

11

Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

- - - -

(40)

39

3. Berdasarkan tabel Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu, pelanggaran Pemilu terbanyak di Bawaslu Provinsi Banten maupun Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten ada pada tahapan Kampanye Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden sejumlah 23 (dua puluh tiga) laporan dan tahapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara sejumlah 24 (dua puluh empat) laporan.

4. Berdasarkan tabel dibawah ini terlapor pada Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2019 di Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten banyak pada Penyelenggara Pemilu.

No Provinsi/ Kabupaten/Kota

Terlapor dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana Pemilu Peserta Pemilu

Penyelenggara

Pemilu ASN Masyarakat Calon DPD Calon DPR/ DPRD Capres dan Cawaspres Kepala Daerah/ Kepala Desa 1 Provinsi Banten 1 1 3 5 4 1 2 2 Kota Cilegon - - - - 3 Kota Tangerang - - - 1 4 Kab. Serang - 4 - 6 - 2 - 5 Kab. Tangerang - 4 - 4 - - 1 6 Kota Serang - 1 - 1 - 1 - 7 Kab. Lebak - 3 1 2 - 1 - 8 Kab. Pandeglang - 1 - 3 2 1 - 9 Kota Tangsel - 2 - 7 - 5 - Total 1 16 4 28 6 11 4

Table 13 Terlapor pada laporan dugaan pelanggaran Pemilu

5. Laporan pelanggaran Pemilu 2019 dalam konteks pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden, atau dalam konteks pemilihan Calon Anggota Legislatif hasil proses penanganan pelanggaran kategorinya banyak di Hukum lainnya.

6. Pihak yang paling banyak menjadi Pelapor dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana Pemilu.

No Provinsi/Kabupaten/Kota

Pelapor dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana Pemilu Masyarakat Relawan Tim Hukum Calon Calon Legislatif 1 Provinsi Banten - 3 2 2 Kota Cilegon

(41)

40 3 Kota Tangerang - 1 4 Kab. Serang 2 5 1 3 5 Kab. Tangerang - 1 6 Kota Serang 1 1 1 7 Kab. Lebak 2 3 1 8 Kab. Pandeglang 1 3 9 Kota Tangsel 1 4 1 2 Total 7 21 4 7

Table 14 Pihak yang paling banyak menjadi Pelapor dugaan pelanggaran dan/atau tindak pidana

Pemilu

7. Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang paling banyak menerima Laporan pelanggaran Pemilu No Provinsi/Kabupaten/Kota Laporan 1 Provinsi Banten 16 2 Kota Cilegon - 3 Kota Tangerang 1 4 Kab. Serang 15 5 Kab. Tangerang 7 6 Kota Serang 6 7 Kab. Lebak 7 8 Kab. Pandeglang 9 9 Kota Tangsel 21 Total 82

(42)

41

Diagram 1 Kabupaten/Kota yang paling banyak menerima Laporan pelanggaran Pemilu

0 5 10 15 20 25

Kota Tangerang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Serang Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kota Tangsel

16

(43)

42

1. Pelanggaran Administrasi Pemilu

a. Jumlah Laporan Pelanggaran administrasi Pemilu yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten secara keseluruhan

NO Pelanggaran Administrasi Pemilu

LAPORAN Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel 1

Jumlah seluruh laporan pelanggaran Adm Pemilu yang diterima Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota

3 - - - 2 5

2 Jumlah laporan yang tidak di registrasi - - - -

3 Jumlah laporan yang diregistrasi 3 - - - 2 5

4

Jumlah yang tidak diteruskan pada sidang pemeriksaan, berdasar Putussan

Pendahuluan

2 - - - 2

5

Jumlah laporan yang diteruskan pada sidang pemeriksaan berdasar putusan pendahuluan

1 - - - 1

6 Jumlah Putusan yang amarnya menyatakan

terbukti dan Terlapor bersalah - - - 2 2

7 Jumlah putusan yang amarnya menyatakan

Terlapor tidak terbukti bersalah 1 - - - 1

8

Jumlah Putusan Penyelesaian Pelanggaran Adm Pemilu Provinsi, yang tidak ditindak lanjuti

- - - -

9 Jumlah Putusan yang ditindaklajuti - - - -

10

Jumlah putusan penyelesaian pelanggaran Adm Pemilu yang dimintakan koreksi kepada Bawaslu RI

- - - -

11 Jumlah Putusan koreksi yang amarnya

menyatakan permintaan koreksi ditolak - - - -

12

Jumlah putusan koreksi Bawaslu yang amarnya menyatakan Putusan Bawaslu Provinsi, dinyatakan salah dalam

penerapan hukum, dan megkoreksi putusan

- - - -

13 Jumlah putusan koreksi yang tidak

ditindaklanjuti - - - -

14 Jumlah putusan koreksi yang ditindaklanjuti - - - -

(44)

43

Diagram 2 Laporan Pelanggaran administrasi Pemilu yang diterima oleh Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota secara keseluruhan

31% 0% 31% 13% 6% 13% 6% 0% 0% 0% 0%0%0% 0%

Jumlah seluruh laporan pelanggaran Adm Pemilu yang diterima Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota Jumlah laporan yang tidak di registrasi

Jumlah laporan yang diregistrasi

Jumlah yang tidak diteruskan pada sidang pemeriksaan, berdasar Putussan Pendahuluan Jumlah laporan yang diteruskan pada sidang pemeriksaan berdasar putusan pendahuluan Jumlah Putusan yang amarnya menyatakan terbukti dan Terlapor bersalah

Jumlah putusan yang amarnya menyatakan Terlapor tidak terbukti bersalah

Jumlah Putusan Penyelesaian Pelanggaran Adm Pemilu Provinsi, yang tidak ditindak lanjuti Jumlah Putusan yang ditindaklajuti

(45)

44

b. Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang menerima laporan pelanggaran Administrasi Pemilu.

No Kabupaten/Kota Laporan 1 Kota Cilegon - 2 Kota Tangerang - 3 Kab. Serang - 4 Kab. Tangerang - 5 Kota Serang - 6 Kab. Lebak - 7 Kab. Pandeglang - 8 Kota Tangsel 2 Total 2

Table 17 Bawaslu Kabupaten/Kota yang paling banyak menerima laporan pelanggaran Adm

Pemilu.

c. Bawaslu Provinsi Banten menangani 3 (tiga) laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu, 2 (dua) laporan tidak ditindaklanjuti ketahap sidang pemeriksaan karena tidak terpenuhinya syarat formil. Sedangkan 1 (satu) laporan ditindaklanjuti sampai putusan.

“Ada yang menarik dalam proses laporan kedua dan ketiga karena yang melaporkan seorang calon legislatif dengan partai yang sama namun dengan dapil yang berbeda, keduanya tidak diteruskan pada sidang pemeriksaan berdasarkan putusan pendahuluan karena tidak memenuhi syarat formil lebih tepatnya tidak memberikan KTP padahal sudah diinformasikan oleh staf penerima, baik lewat telepon atapun sms tapi tidak di respon, singkat cerita masuk ke hari putusan sidang pendahuluan dan pelaporpun datang ketika dibacakan putusan bahwa laporannya tidak bisa ditindaklanjuti, akhirnya pelapor (perempuan) bertanya tanya “apa yang kurang dari laporan saya sehingga tidak bisa ditindaklanjuti, perasaan saya semuanya sudah di penuhi” dengan nada yang emosi, kamipun memberi tahu bahwa pelapor tidak memberikan KTP, nah disitulah pelapor marah-marah “kenapa ga bilang dari awal kalau Cuma KTP ajamah banyak ni” sambil ngeluarin foto copy KTP dari dompet, diberikanlah KTP tersebut ke kami tapi kami menolak karena sidang sudah selesai, dan akhirnya pelaporpun keluar dengan sikap yang emosi

(46)

45

sambil menepuk-nepuk pantatnya (menunggingi kami) sambil berseru “ni ni KTP taro disini ni biar ga hilang”.

d. Jumlah laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang diproses melalui pemeriksaan acara cepat

No Provinsi/Kabupaten/Kota Administrasi pemeriksaan acara cepat 1 Provinsi Banten 3 2 Kota Cilegon - 3 Kota Tangerang - 4 Kab. Serang 1 5 Kab. Tangerang - 6 Kota Serang - 7 Kab. Lebak - 8 Kab. Pandeglang - 9 Kota Tangsel 1 Total 5

Table 18 jumlah laporan dugaan pelanggaran administrasi Pemilu yang diproses melalui pemeriksaan

acara cepat

e. Untuk laporan penanganan proses penyelesaian pelanggaran Administrasi Pemilu dengan Acara cepat ada 3 (tiga) laporan ke Bawaslu Provinsi Banten ketika Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara tingkat KPU Provinsi, tiga laporan tersebut keberatan dan berdalih bahwa suranya hilang diambil oleh caleg lain sehingga kehilangan kursi, maka pada waktu Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara tingkat KPU Provinsi, Bawaslu Provinsi Banten melakukan Pleno untuk penyelesaian pelanggaran Administrasi Pemilu dengan Acara cepat dengan mengeluarkan Rekomendasi kepada KPU Provinsi Banten untuk membuka Kotak Suara dan mencocokan C1, DAA1 dan C1 Plano punya pelapor dengan C1, DAA1 dan C1 Plano punya KPU dan Bawaslu, hasilnya dari proses penanganan itu dalil laporan pelapor tidak terbukti. Selain itu ada terdapat satu penyelesaian melalui Bawaslu Kota Tangerang Selatan yaitu penindakan pelanggaran Adminstrasi cepat dengan tindak lanjut memberikan rekomendasi ke KPU Kota Tangerang Selatan untuk melakukan penghitung ulang di pleno PPK Ciputat pada waktu itu juga.

f. Tindak lanjut terkait penanganan proses penyelesaian pelanggaran Administrasi dengan Acara cepat di Di Bawaslu Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota semuanya sudah di tindak lanjuti dan sesuai peraturan

(47)

46

perundang-undangan sehingga tidak ada hal berkelanjutan dari tindak lanjut tersebut.

2. Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

a. Laporan pelanggaran kode etik yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

No Provinsi/ Kabupaten/Kota

Laporan Pelanggaran Kode Etik

Pelanggaran Kode Etik

Diteruskan ke DKPP Terbuti Bersalah Putusan DKPP Tidak terbukti dalam Putusan DKPP Ditangani Bawaslu Rekomendasi ke KPU 1 Provinsi Banten 5 - - - - 2 Kota Cilegon - - - - - 3 Kota Tangerang - - - - - 4 Kab. Serang 6 - - - - 5 Kab. Tangerang 4 - - - - 6 Kota Serang 1 - - - - 7 Kab. Lebak 2 1 - - - 8 Kab. Pandeglang 3 1 - - - 9 Kota Tangsel 7 - 1 1 - Total 28 2 1 1 -

Table 19 Laporan pelanggaran kode etik yang diterima oleh Bawaslu Provinsi, serta Bawaslu

Kabupaten/Kota

b. Laporan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu ada pada tahapan pencalonan anggota legislatif yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu yang dianggap tidak netral.

c. Ada satu laporan yang sampai diteruskan ke (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) DKPP dan diputus bersalah oleh (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) DKPP yaitu salah satu anggota (Komisi Pemilihan Umum) KPU Tangerang Selatan dalam Putusan (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) DKPP terlapor dijatuhi sanksi Peringatan Keras karena terbukti ketika mencalonkan menjadi anggota (Komisi Pemilihan Umum) KPU Tangerang Selatan tidak jujur dalam hal biodata diri sehingga menimbulkan ketidak netralan.

d. Laporan pelanggaran kode etik bagi teradu Penyelenggara Pemilu Ad-hoc banyak terjadi karena mereka dianggap tidak netral, dengan dugaan laporan

(48)

47

ikut serta mengkampanyekan salah satu calon anggota Legislatif dan/atau calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.

(49)

48

3. Tindak Pidana Pemilu

1. Jumlah Laporan oleh Bawaslu Provins Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tentang Tindak pidana Pemilu

No Tindak Pidana Pemilu

Laporan Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel 1 Laporan 4 1 11 4 3 4 5 15 32

2 yang tidak di register - 1 - - 1 6 2

3 laporan tindak pidana yang diregister 4 - 1 11 3 3 4 4 9 30

4 Laporan tinak pidana Pemilu yang Tidak dapat ditingkatkan ke Penyidikan 4 - 1 10 3 3 4 4 9 29

5 Laporan tindak pidana Pemilu yang ditingkatkan ke penyidikan - - - 1 - - - 1

6 laporan tindak pidana yang di SP3 oleh penyidik - - - - - - - - - -

7 yang dilimpahkan ke penuntutan - - - 1 - - - - - 1

8 Laporan tindak pidana yang dihentikan oleh JPU - - - - - - -

9 Laporan tindak pidana Pemilu yang di limpahkan ke PN - - - 1 - - - 1

10 tindak pidana Pemilu yang di putus bersalah - - - 1 - - - - - 1

11 yang di putus bebas - - - - - - - - - -

12 yang tidak melakukan upaya hukum banding - - - -

13 yang meggunakan upaya hukum banding - - - - - - - - - -

14 putusan banding yang menguatkan putusan PN - - - - - - - - -

15

putusan Banding yang menyatakan putusan PN salah dalam penerpan hukum dan mengadili sediri

- - - -

16 putusan yang dengan hukuman percobaan - - - 1 - - - 1

17 putsan yang terdakwa dengan hukuman kurungan dan denda (menjalani hukuman) - - - -

(50)

49

2. Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang terjadi pada masa kampanye yang tidindaklanjuti sampai dengan proses pengadilan dan diputus bersalah dengan hukuman penjara 3 (tiga) bulan dengan denda Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) subsider 1 (satu) bulan dengan masa percobaan 6 (enam) bulan oleh Pengadilan Negeri Serang atas nama saudara Abdul Gofur calon anggota DPRD Kabupaten Serang dari Partai Kebangkitan Bangsa. Dengan peristiwa sebagai berikut, laporan di wilayah Bawaslu Kabupaten Serang pada Tanggal 12 Maret 2019, melihat story Whatsapp dari saudara Abdul Gofur yang didalamnya dianggap melakukan pelanggaran kampanye karena dilakukan ditempat ibadah selanjutnya ditelusuri dimedia sosial facebook dan ditemukan Video Rekaman yang diunggah oleh akun Abdul Gofur sendiri, kejadian tersebut dianggap melanggar undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Tahun 2019 pasal 280 ayat 1 huruf h yang kemudian di laporkan oleh saudara aliman setelah di proses melalui sentra gakkumdu laporan ditingkatkan ke penyidikan dan limpahkan ke Pengandilan Negeri dan diputus bersalah.

3. Laporan dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu 2019 yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten banyak terjadi ditahapan masa Kampanye Calon Anggota DPR, DPD dan DPRD Serta Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden dan pada tahapan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

4. Sebagian besar Laporan dugaan pelanggaran pidana Pemilu yang diterima oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Bawaslu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten terhenti di SG 2 dikarenakan tidak terpenuhi unsur atas dugaan pasal yang disangkakan.

5. Kecenderungan Pelaku tindak pidana Pemilu yang dilaporkan baik dalam kaitan Pilpres dan Pileg

No Provinsi/Kabupaten/Kota Kecenderungan Laporan Tindak Pidana Pemilu Pileg Pilpres 1 Provinsi Banten 1 3 2 Kota Cilegon - - 3 Kota Tangerang - 1 4 Kab. Serang 11 - 5 Kab. Tangerang 4 -

(51)

50 6 Kota Serang 3 - 7 Kab. Lebak 2 2 8 Kab. Pandeglang 5 - 9 Kota Tangsel 15 - Total 41 6

Table 21 Kecenderungan Pelaku tindak pidana Pemilu yang dilaporkan baik dalam kaitan pilpres dan

pileg

6. Laporan Tindak pidana Pemilu di Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

No Provinsi/Kabupaten/Kota Laporan Tindak Pidana Pemilu 1 Kota Cilegon - 2 Kota Tangerang 1 3 Kab. Serang 11 4 Kab. Tangerang 4 5 Kota Serang 3 6 Kab. Lebak 4 7 Kab. Pandeglang 5 8 Kota Tangsel 15 Total 43

(52)

51

7. Kategori Terlapor terbanyak dalam Laporan Tindak Pidana Pemilu

No Katagori Terlapor

Laporan Tindak Pidana Pemilu

Jumlah Provinsi Banten Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel 1 Tim Kampanye 1 - - - 1 2 2 Calon Legislatif 1 - - 3 2 1 2 - 3 12 3 Calon Presiden - - - 0 4 Calon Wakil Presiden 1 - - - 1 5 Pasangan Calon - - - 1 - - 1 6 Masyarakat/Relawan - - - 2 1 1 - 2 6 12 7 ASN 1 - - - 1 8 Pejabat Pemerintahan - - 1 - - - 1 9 Penyelenggara Pemilu - - - 6 1 1 1 3 4 16

Table 23 Katagori Terlapor terbanyak dalam Laporan Tindak Pidana Pemilu

8. Gakkumdu Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang paling banyak meghentikan penanganan Laporan tindak pidana Pemilu tahun 2019

No Laporan Tindak Pidana Pemilu

Kota Cilegon Kota Tangerang Kabupaten Serang Kabupaten Tangerang Kota Serang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang Kota Tangsel Jumlah 1

Temuan Tindak Pidana Pemilu yang berhenti di Sentra Gakkumdu

- 1 10 3 3 4 4 9 34

Gambar

Table 1 Struktur Gakkumdu Provinsi Banten
Table 2 Jumlah Temuan dugaan Pelanggaran Pemilu
Table 3 Jumlah temuan dugaan pelanggaran oleh Bawaslu Provinsi, serta Kabupaten/Kota berdasar tahapan Pemilu
Table 5 Jumlah temuan oleh Bawaslu Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota tentang Tindak Pidana Pemilu 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan

- Bahwa terhadap laporan dugaan pelanggaran administratif Pemilu yang disampaikan oleh Sdr.Dr.Ronald Engko, M.Si kepada Bawaslu RI, Pengadu telah keliru

Tugas dan wewenang kabupaten/kota termuat dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Adapun tugas dan wewenang bawaslu kabupaten/kota dalam melakukan pencegahan

Dalam penanganan dugaan pelanggaran tindak pidana Pemilu dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 Bawaslu Kabupaten Buleleng tergabung dalam Sentra Gakkumdu yang

Bahwa terkait dalil Pengadu tersebut di atas, Para Teradu dan/atau Bawaslu Kota Tangerang Selatan dalam penanganan laporan dugaan pelanggaran sebagaimana Formulir Model A.1

Pengawas Pemilu menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran yang diduga mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu (dituangkan dalam Formulir). Pengawas Pemilu segera

Tujuannya untuk mengetahui pelanggaran administrasi dan kelalaian penyelenggara pemilu yaitu KPPS sehingga timbulnya rekomendasi dari Bawaslu Kabupaten Bangka Tengah untuk

Tabel 1.8 Data Pelaporan Masyarakat dan Temuan Bawaslu Kota Tanjungpinang Tentang Dugaan Pelanggaran Pidana Politik Uang pada Pemilu 2019 No Tanggal Lokasi Dugaan Pelanggaran Status